Secercah Harapan

Pagi-pagi sehabis olahraga ringan, Mbak Dini menelepon.

" Man, kabarnya kamu pulang kampung?" Suara Mbak Dini.

"Iya Mbak Din, tapi ini sudah di Surabaya. Sudah dua hari ini Mbak. Ada apa Mbak? Tumben"

"Oh syukur kalo gitu, ini Man aku ada lowongan kerja. Di pabrik minyak goreng. Kebetulan HRD nya ini temen kuliahku dulu. Aku sudah cerita semuanya ke dia tentang kamu. Nah kamu secepatnya bawa CV kesana. Kalo bisa hari ini lebih baik"

"Oh ya Mbak? Oke Mbak kasih aku alamatnya ya aku usahakan hari ini sudah mengumpulkan persyaratannya"

"Oke, tapi dia gak bisa kasih jabatan seperti di sini loha ya, kamu mulai dari bawah lagi. Yg dibutuhkan operator forklift, produksi sama engineering. tergantung hasil interview nanti kamu ditempatin dimana"

" Walah Mbak, saya gak muluk-muluk, pokoknya bisa makan hehehe"

" Oke, alamat sama persyaratan aku share di WA ya, nanti kalo kamu sukses jangan lupa sama aku yaa.."

"Walah, iya Mbak"

Secercah harapan untuk Lukman. Ia pun segera berbenah. Untung saja semua persyaratan yang dibutuhkan sudah lengkap hanya beberapa yang perlu fotokopi.

Semangat membuncah kembali hadir di dalam dadanya. Setelah selama beberapa pekan hampir menyerah dengan keadaan. Terbiasa bersikap tenang membuatnya mampu mengatasi dirinya sendiri. Sinar harapan mulai hadir kembali dan seharusnya disambut dengan antusias yang sepadan.

Terbiasa dislipin rupanya sangat menguntungkan. Pukul 07.30 pagi Lukman sudah berada di kantor. Lima belas menit kemudian HRD yang dimaksud Mbak Dini datang.

"Saudara Lukman?" Tanya Manager HRD mengawali.

"Betul Pak" jawab Lukman sambil berdiri dan menyodorkan tangannya untuk berjabat.

"Saya Arif, teman kuliahnya Andini. Dini sudah banyak cerita tentang saudara. Di sini saya pastikan saudara diterima" kata HRD yabg ternyata bernama Arif.

"Alhamdulillah..." Sahut Lukman senang.

" Tapi begini saudara, kondisi di tempat yang lama dengan tempat yang sekarang tentu saja berbeda. Meskipun saudara memiliki pengalaman kerja yang bagus, saya belum bisa menempatkan di posisi seperti sebelumnya saudara bekerja. Apalagi ijazah saudara hanya sampai SMA. Tentu saya harus menghargai karyawan yang lain. Anda harus buktikan dahulu prestasi dan potensi anda" jelas Pak Arif

"Oh iya Pak. Saya tidak muluk-muluk Pak. Saya mengerti."

"Kalau begitu silahkan saudara memilih posisi mana saudara yang cocok"

Lukman melongo. Ini bagaimana kok disuruh milih sendiri, batin Lukman.

"Maaf pak maksudnya?"

" Ya saudara pilih sendiri posisi yang saudara suka. Saya yakin ketiga lowongan ini saudara menguasai jika dilihat dari CV dan pengalaman kerja, saudara bisa ditempatkan dimana saja. Nah sekarang pilihlah yang saudara suka"

Entah karena Mbak Dini atau memang melihat riwayat karirnya, begitu mudahnya perjalanan hari ini.

" Ehm, saya hanya punya ijazah SMA pak, jadi saya pilih yang paling bawah saja, operator produksi"

Pak arif manggut-manggut laku mengangkat gagang telepon dan berbicara dengan seseorang di seberang sana.

" Mbul...sini sebentar" kata Pak Arif.

Tak berapa lama seorang pria gendut berkulit sawo matang masuk ke dalam ruangan. Ia tersenyum pada Pak Arif kemudian pada Lukman. Terlihat dari wajah dan gestur nya, pria ini seorang yang mudah bergaul dan ramah.

" Mbul ini karyawan baru, bantu dia ya," kata Pak Arif mengakhiri.

Benar saja, pria gendut tadi adalah orang yang ramah. Begitu mendapat perintah dari atasan, ia menunjukkan lokasi Lukman sambil terus berbicara.

" Kenalin mas, aku Wawan. Tapi orang - orang memanggilku Gembul, lihat saja badanku yang gembul ini hahahhaha"

Lukman geleng-geleng mendengar logat medok jawanya.

" Aku ini cuma satpam, tapi aku ini kaki tangannya Pak Arif. Kalo aku bilang tidak, Pak Arif juga tidak akan nerima pelamar" kata Gembul dengan bangganya sambil terus berjalan.

" Mas namanya siapa?" Tanya Gembul

" Saya Lukman, saya diterima di bagian operator produksi Mas"

" Ndak usah panggil Mas, panggil Gembul saja. Lawong sampean kelihatan tuwek gitu lo hahahhaha"

Lukman pun mau nggak mau ikut tertawa. Inilah lelaki yabg tidak pernah susah. Hidupnya akan selalu bahagia karena selalu menyempatkan diri tertawa. Betapa entengnya hidup ini di pundaknya.

Gembul mengenalkan Lukman pada leadernya. Selanjutnya dialah yang mengarahkan tugas dan tanggung jawab seorang operator produksi.

Hari ini adalah hidup baru bagi Lukman. Dia berharap semua menjadi baru sebaru barunya. Kenangan lama yang menyakitkan semoga tidak hadir kembali dalam dunia karirnya. Semoga.

***

"Wow selamat ya Man, aku bilang juga apa, gak lama pasti kamu dapat kerja lagi, kamu itu pinter, rajin, masak Tuhan gak kasih kesempatan sih" kata Wulan dengan bahagianya saat Lukman menceritakan tentang pekerjaan barunya.

" Terima kasih ya Lan, terimakasih" kata Lukman dengan sesekali mengecup tangan Wulan.

Sesaat suasana hening berteman angin malam yang semilir. Kota Surabaya tidak pernah dingin meski malam menghampiri. Lukman dan Wulan duduk di kursi panjang sambil menikmati kacang rebus. Sederhana. Karena hanya itu kemampuan Lukman. Tidak ada restoran mewah, tidak ada kafe mahal, bioskop pun jarang. Mereka lebih sering menghabiskan waktu di taman, jajanan pinggir jalan atau sekedar jalan di pertokoan.

"Tesis kamu gimana?" Tanya Lukman.

"Lancar...." Jawab Wulan sambil mengunyah kacang rebus dengan kepala bersandar di pundak Lukman.

" Oh ya man, kalau ...."

" Hmm.... Kenapa?"

" Kalau aku kulus S2 nanti, apa kamu sudah siap?" Wulan berbicara pelan dan ragu. Mungkin dia takut mengganggu perasaan Lukman

"Jika sampai nanti kamu lulus dan aku masih dalam posisi ini. Aku belum siap Lan"

Wulan menunduk. Terlihat jelas pendar kekecewaan pada matanya. Wulan memutar posisi duduknya hingga sedikit membelakangi Lukman.

Lukman tahu betapa kekasihnya kecewa mendebgar jawabannya.

"Lan,....." Lukman memutar tubuh Wulan. Berhasil namun wajahnya tetap berpaling.

" Lan denger dulu" kata Lukman halus.

Lukman merengkuh pipi Wulan. Ada sesuatu yang beda. Pipinya basah.

"Wulan kamu nangis?" Lukman terkejut.

Wulan menggeleng sambil mengusap pipinya.

"Wulan denger dulu, please...... Tatap aku"

Wulan menggeleng.

" Wulan... Please lihat aku"

"Aku gak papa Man udahlah, kayak baru kali ini aja kamu jawab gitu. Aku udah kebal nungguin kok" suara Wulan terdengar masih sewot.

Mau nggak mau Lukman memaksa wulan dengan merengkuh wajahnya menggunakan kedua tangannya.

"Dengar sayang, berapa kali aku melamarmu ke rumahmu, di depan kedua orangtuamu, kamu dengar kan bagaimana Papa kamu memberikan persyaratan? Posisiku yang sekarang belum memenuhi syarat untuk melamar kamu. Sabarlah Lan, aku sedang berusaha. Kamu bantu aku dengan doa - doamu. Aku paham kamu capek. Apalagi aku. Saat aku sudah sampai di jabatan pemimpin divisi, aku harus turun lagi karena kendala."

" Ya makanya itu, kasih tahu aku siapa orangnya, biar aku samperin, biar aku tunjukkan siapa orangtuaku. Biar aku tunjukkan kalu dia sedang menantang orang yang salah."

Lukman menenangkan dengan mengelus lengan Wulan.

" Aku sumpahin tuh orang......."

"Sssst......." Lukman membungkan mulut Wulan dengan satu jarinya. " Sudah aku bilang jangan nyumpahin orang, gak baik. Kita harus belajar ikhlas"

Ada sesuatu yang mendongkol di dada Lukman. Dia tak mungkin mengatakan yabg sebenarnya. Tak mungiin ia ceritakan bahwa orac yang menghancurkan karirnya berkali kali adalah Pak Handi Sanjaya. Papa Wulan. Dia tak mau Lukman suskse dan memejuhi syarat menikahi putri semata wayangnya. Meskipun demikian, Lukman tidak akan menceritakan ini pada putrinya yang sangat is cintai. Ia tidak ingin merusak hubungan ayah dan anak. Ia tak ingin Wulan membenci Papanya. Lukman akan bersabar. Terus bersabar.

***

Terpopuler

Comments

Yoko yu

Yoko yu

klo punya jabatan sblmnya, knp gak lanjut kuliah biar setara ?

2022-08-29

0

Rose_Ni

Rose_Ni

tinggal ditolak aja Pak Handi,beri pengertian ke putri Bapak,jgn malah mendzolimi Lukman

2022-08-20

0

Tatik Pkl

Tatik Pkl

Tuh kan bener... Apa aku bilang...

2020-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!