3. Bertemu Renata
Sebuah kenyataan yang baru ia ketahui membuat hati seorang Gedeon Aiden Wijaya menjadi gusar selama tiga hari belakangan ini. Kepergian Deon ke Bandung dan meninggalkan Naomi sendirian di kediaman orang tuanya ternyata bukan hanya sekedar untuk mengurus masalah pekerjaan yang berada di Kota Kembang tersebut. Melainkan juga untuk mencari keberadaan ibu mertuanya.
Sudah cukup lama Deon membayar orang untuk mencari tahu keberadaan kedua orang tua Naomi sekaligus latar belakang Naomi, bahkan sebelum Deon menikahi Naomi. Semua itu Deon lakukan karena, beberapa waktu lalu ada orang yang mendatangi Naomi dan mengatakan bahwa Naomi adalah anak haram hasil dari perselingkuhan sehingga di buang ke Panti Asuhan. Naomi merasa terganggu dengan hal itu, Dan Deon melakukan itu semua semata-mata hanya ingin membuat hati Naomi tenang ketika memikirkan latar belakangnya. Deon hanya ingin membahagiakan Naomi, wanita yang sudah resmi menjadi istrinya.
Alih-alih bertemu sang ibu mertua setelah mendapat alamat tempat tinggal ibu kandung Naomi dari orang suruhannya, Deon justru kembali bertemu dengan wanita yang merupakan cinta pertamanya dan wanita yang sangat ia hindari setelah berkomitmen untuk menikahi Naomi. Ya, wanita itu tidak lain adalah Renata Wirahman.
Bohong jika Deon berkata bahwa dia sudah melupakan wanita bernama Renata itu sepenuhnya. Karena bagaimana pun juga, kebersamaan Deon dengan Renata tidak hanya terjalin setahun dua tahun meskipun status mereka tidak lebih dari sahabat. Dan tidak Deon pungkiri juga bahwa saat ini nama Renata dihatinya sudah di geser oleh sahabat Geva yang bernama Naomi Akiara.
Move on butuh proses, dan manusia lain hanya bisa protes.
Renata Wirahman, sahabat perempuan Deon satu-satunya sejak duduk di Bangku Sekolah Menengah Atas itu tidak pernah sekalipun mau menanggapi perasaan Deon padanya. Karena, Renata justru jatuh cinta pada sosok lelaki arogan yang bernama Bhumi Bramantya. Lelaki yang saat ini sudah menjadi adik ipar Deon.
Saking cintanya Renata pada Bhumi, Renata yang dari keluarga pengusaha itupun rela menjadi sekertaris Bhumi di Bramantya.Corp. Namun karena tidak kunjung mendapat balasan dari Bhumi dan mengetahui Bhumi justru menikahi wanita lain yang bernama Gevania, Renata pun berulah dan berujung dengan pemecatan. Sejak saat itulah, Renata seakan menghilang bagai di telan Bumi dan tidak menampakkan batang hidungnya lagi.
Jika tidak membutuhkan informasi mengenai ibu mertuanya, tentu Deon akan lebih memilih untuk tidak menerima ajakan Renata untuk bertemu. Pertemuan yang ketiga kalinya selama di Bandung.
Sebab, melihat kondisi Renata yang saat ini benar-benar membuat Deon menyesal atas kejadian malam itu. Apalagi permintaan Renata yang sangat berat untuknya. Deon tidak ingin komitmen yang sudah ia buat dengan Naomi rusak begitu saja karena kesalahan yang ia lakukan semalam.
“Rasanya aku ingin mati Yon! Perutku semakin membesar!” Ujar Renata dengan tubuh yang lebih kurus dari sebelumnya dan perut yang sudah membuncit. Wanita hamil tersebut beberapa kali menyeka air matanya di hadapan Deon yang sedari tadi hanya diam mematung.
“Aku mau kamu mempertanggung jawabkan kesalahan kamu Yon!” Ucap Renata lagi. Deon menelan salivanya.
"Kenapa kamu baru mengatakan kehamilan kamu sekarang Ta? Disaat aku sudah menikahi Naomi." Ucap Deon lirih membayangkan wajah sendu Naomi.
"Aku gak peduli Yon! aku mohon! Nikahin aku! Aku tahu jika di lubuk hatimu yang terdalam, kamu masih mencintaiku Yon!"
“Aku gak bisa ta. Aku gak mungkin menyakiti Naomi, bukankah sudah aku bilang bahwa aku tidak akan sanggup melihat Naomi sedih. Kalau kamu mau, aku dan Naomi akan merawat anak tersebut setelah dia lahir. Kami akan menyayanginya, aku janji itu.”
“Kamu gila yon! Kamu mau memisahkan anak dari ibu kandungnya? Memang kamu pikir enak hidup dengan ibu tiri? Aku sudah merasakan itu Yon meskipun ibu tiri ku juga bersikap baik padaku. Lagi pula kamu sendiri yang sudah berjanji akan bertanggung jawab setelah malam itu jika sampai aku hamil.” Renata nampak terbawa emosi dengan apa yang Deon tawarkan.
Deon hanya diam, kepalanya terasa ingin pecah.
“Aku tahu kamu sangat mengenalku dengan baik Yon, dan tentu kamu juga bisa memprediksi bahwa aku bisa melakukan apa saja pada Ibu Mirna, mertua kamu itu.” Ucap Renata langsung beranjak dari duduknya dan meninggalkan Deon begitu saja.
Kenapa harus seperti ini? Kenapa bisa ibu kandung Naomi bekerja di keluarga Renata bertahun-tahun?
*
Malam harinya setelah mendatangani berkas-berkas sebelum diserahkan kepada pemerintah Kota Bandung mengenai mall yang akan segera di buka, Deon tidak ingin menunda lagi kepulangannya ke Ibu Kota. Deon tidak sabar memberitahu perihal Ibu Mirna pada Naomi dan bagaimana kisah hidup Ibu Mirna berdasarkan cerita dari Renata. Karena ternyata hubungan Renata dengan Ibu Mirna cukuplah dekat.
Tapi, jika membahas persoalan yang sedang Deon alami dengan Renata, sepertinya Deon membutuhkan waktu untuk mengumpulkan keberaniannya menceritakan semuanya pada Naomi. Deon tidak ingin kehilangan Naomi karena gadis yang bertahun-tahun tidak pernah Deon anggap itu, kini sudah memenuhi hati dan pikirannya.
Deon melajukan mobilnya langsung ke Panti Asuhan dimana istrinya berada. Menatap punggung Naomi yang terdiam dalam gelap dan dinginnya malam membuat Deon merasa bersalah sudah meninggalkan wanita yang baru di nikahi-nya itu hingga berhari-hari.
Memeluk Naomi dan melihat tatapan mata Naomi yang penuh cinta terhadapnya, nyatanya membuat hati Deon menjadi jauh lebih tenang. Persetan lah dengan segala ancaman Renata, karena malam ini Deon ingin menghabiskan waktu dengan sang istri untuk mengobati rasa rindunya yang menggebu.
“Kakak mau makan apa?” Tanya Naomi melihat suaminya yang sedari tadi terdiam sambil menyetir mobil. Pasangan pengantin baru itu meninggalkan panti asuhan tepat pukul sepuluh malam setelah berpamitan dengan Bu Asih sang ibu Panti.
“Mau makan kamu boleh?” Tanya Deon sambil tersenyum saat melirik wajah yang istri yang tiba-tiba merona.
“Kakak pikir aku makanan apa!” Jawab Naomi pura-pura tidak mengerti dengan maksud ucapan sang suami.
“Ayolah sayang….. aku sudah empat hari menahannya! Aku lebih baik kelaparan ketimbang aku harus menahan sesuatu yang mendesak sejak bertemu kamu.” Ada perasaan hangat ketika Deon memanggilnya sayang.
“Kak Deon mesum ih!” Pekik Naomi sambil memukul lengan sang suami
Benar saja, Deon langsung membawa mobilnya kembali ke kediaman Wijaya tanpa ada niat sedikitpun untuk berbelok ke restoran cepat saji seperti yang Naomi sarankan tadi. Turun dari mobil, Deon berlari untuk membukakan pintu pada sang istri dan menggendong Naomi secara tiba-tiba hingga Naomi terperanjat karena kaget oleh sikap Deon.
“Kak Deon! Turunin!” Pekik Naomi.
“Kenapa memang?” Tanya Deon dengan tampang tanpa dosa mulai melangkahkan kakinya untuk memasuki kediaman orang tuanya.
“Malu di lihat sama scurity.” Cicit Naomi.
“Ngapain malu, orang kamu juga pakai baju lengkap. Bukannya kemarin kamu mandi bareng sama aku tanpa sehelai benang pun gak ada malu-malunya!” Goda Deon.
“Aaakk kak Deon! Itu beda ceritanya. Aku juga malu tapi kak Deon kan yang membuat aku lupa dengan rasa malu itu.” Ujar Naomi.
"Lupa malu karena teraangsang?" Sebuah pukulan Naomi berikan pada suami yang justru membuat sang suami tertawa terbahak-bahak.
Adegan romantis tersebut membuat scurity yang tadi membukakan pintu menjadi ikutan baper. Begitu juga dengan tiga orang ART di Kediaman Wijaya yang ternyata sedang menonton sinetron di ruang keluarga majikannya. Asisten-asisten rumah tangga tersebut memang di minta Mama Rachel untuk menempati kediaman utama apabila rumah mewah tersebut kosong. Sedangkan rumah para ART ada disamping kediaman utama dan saling terhubung.
“Den Deon sepertinya sudah tidak bisa menunda lagi..”
“Iya, gak sabar di rumah ini ada tangisan bayi.. anak non Geva dan anak non Naomi.. wah pasti nyonya Rachel sangat bahagia.”
“Semoga mereka selalu bahagia.” Ujar para ART itu.
*
Menutup pintu kamarnya menggunakan kaki, Deon segera menyatukan bibirnya ke bibir sang istri tanpa menunggu lagi untuk sampai di atas ranjang. Sebuah ciuman yang terasa sangat lembut Deon berikan pada Naomi hingga ciuman lembut tersebut menjadi semakin dalam sedalam perasaan rindu mereka.
“Aku mau kamu Nom..” Ucap Deon lembut dan kembali menyatukan bibirnya tanpa memberi kesempatan pada sang istri untuk menjawab. Deon yakin bahwa Naomi tidak akan menolaknya. Perlahan, Deon merebahkan tubuh Naomi ke ranjang yang menjadi saksi pergulatan panas sebelumnya.
“Kak. Kunci dulu pintunya.” Ucap Naomi lirih dengan nafas yang tersengal setelah ciuman panjang yang diberikan sang suami.
“Tidak akan ada yang berani mengganggu kita! Lagian di rumah ini hanya ada kita berdua dan para ART dibawah.” Ucap Deon yang enggan beranjak dari atas tubuh Naomi.
“Aku mencintaimu sayang..” Ucap Deon lirih sebelum kembali melancarkan aksinya untuk mencapai sesuatu yang sering disebut orang sebagai surga dunia.
Perlakuan lembut Deon benar-benar memabukkan untuk Naomi hingga sebuah leenguhan dan dessaahan terdengar begitu sexy di telinga Deon saat Deon memainkan dua aset yang memiliki puncak milik sang istri. Hal itu tentu membuat hasrat Deon kian menjadi-jadi.
Deon benar-benar seperti bayi yang kehausan saat menemukan sumber minuman yang dilapisi kulit halus dan sangat menggoda. Deon tidak membiarkan Naomi berhenti sedikitpun untuk mengeraang karena hisapan demi hisapan yang Deon lakukan di puncak gunung tersebut.
Bahkan tangan Deon pun enggan diam dalam satu tempat karena sudah mengabsen setiap inchi tubuh sang istri. Tubuh yang selalu hadir dalam imajinasinya dan mengganggu konsentrasinya saat berada di Bandung selama empat hari kemarin.
“Kaaakkk…” Panggil Naomi lirih yang seakan sudah tidak tahan dengan pemanasan yang Deon lakukan. Deon yang tahu kode sang istri yang menginginkan permainan inti pun segera membuka lapisan terakhir berbentuk segitiga berwarna merah menyala milik Naomi.
“Let’s play baby!” Ujar Deon yang langsung menyatukan miliknya dengan milik Naomi yang masih terasa sangat sempit sekali. Bahkan saking sempitnya, Naomi sampai memekik, mencengkram seprei sambil memejamkan mata untuk menahan rasa perih pada inti tubuhnya. Dan hal itu semakin membuat Deon menggila.
Tiga kali sudah Deon melakukannya hingga tubuh Deon tumbang tepat disamping sang istri. Wajah lelah Deon terukir jelas disana. Naomi segera meraih selimut dan menutupi tubuh polos mereka berdua.
“Kamu pasti kecapean dan kurang tidur ya beberapa hari ini.” Kata Naomi lembut sambil mengusap pipi Deon.
“Maafkan aku yang meninggalkan kamu terlalu lama.” Jawaban Deon justru melenceng dari pertanyaan Naomi, Noami hanya tersenyum. Terlebih saat Deon mengeratkan pelukannya dan mencium pundak Naomi.
“Maafkan aku juga yang sempat berpikir macam-macam, sekarang kita tidur yuk,, biar besok pagi kak Deon fresh kembali.”
“Sebelum tidur, aku mau kamu meminta sesuatu padaku sebagai permintaan maaf ku yang sudah meninggalkan kamu selama empat hari. Aku janji, apapun permintaan kamu akan aku turuti.”
“Cukup jangan pernah kecewakan dan tinggalkan aku untuk wanita lain kak.” Jawab Naomi yang langsung memeluk Deon dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Deon karena Naomi juga merasa sangat mengantuk dan kecapean.
BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH DUKUNGAN KALIAN GENGS....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Elisa Nursanti Nursanti
semangaaaat
2022-01-27
0
Riski Nurhayati
smga Renata hamil SM Alex bukan sm Deon
2022-01-06
1
NINA AMELIA SIMANGUNSONG
dari kisah keen caca, bima dan flow, bahkan si absurd geva dan bumi. kisah nom nom yg sangat menyedihkan. Udah gak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu dan ayah, diasingkan di panti. bahkan suaminya pun mengecewakan. apapun alasan deon. deonn brengsekk!! thor buat nom nom bahagia sama kaisar thor❤️
2022-01-05
1