Menyebalkan

Sore harinya, Rey telah tiba di rumah Rara dengan membawa satu koper besar. Tepat di teras rumah, Rara segera menghadangnya.

"Ngapain lo kesini? Pakai bawa koper segala lagi," ucap Rara sinis.

"Gue rasa lo gak tuli tadi pagi," ucap Rey datar.

"Sialan, lo gak tau siapa gue?" Geram Rara.

"Gue gak tau dan gak mau tau," ucap Rey tetap datar.

"Belagu banget lo jadi orang," balas Rara.

"Lo senang banget ya, ngomongin diri sendiri. Bukannya yang belagu itu lo," ucap Rey dengan senyum devilnya dan berjalan meninggalkan Rara.

"Hey, siapa yang menyuruh lo masuk. Gue gak mengizinkan lo masuk apalagi tinggal di rumah gue," sergah Rara melarangnya.

"Rumah lo? Setau gue ini rumah papa lo dan gue gak harus minta izin sama lo bukan?" tanya Rey datar.

"Tapi kan gue anaknya, jadi gue berhak atas itu," ujar Rara tak mau kalah.

"Maksud lo anak pembuat onar?" balas Rey meninggalkan Rara di teras rumah.

"Brengsek!" teriak Rara mengumpat.

"Lihat aja, gue bakal buat lo menyesal sampai ke ubun-ubun karna udah berani melawan gue," ucap Rara bermonolog.

Tepat pukul 20:00 wib, Rara sudah bersiap untuk pergi bersama temannya. Dengan langkah cepat ia menuruni beberapa anak tangga. Rara segera menghampiri supirnya untuk meminta kunci mobil.

"Mana kunci mobil." Pinta Rara menengadahkan tangannya.

"Maaf Non, semua kunci mobil sudah di tangan tuan Rey," sahut supir itu.

"Ngapain lo kasih sama dia!" bentak Rara.

"Maaf Non, tuan besar yang menyuruh saya untuk menuruti semua perintah tuan Rey tanpa terkecuali," jawab supir itu lagi.

"Bedebah!" teriak Rara kembali mengumpat..

Dengan perasaan penuh kekesalan dan amarah, Rara segera menuju ke kamar Rey. Rara membuka pintu itu dan mendorongnya dengan keras. Rey yang saat itu sedang belajar, sontak terkejut. Ia langsung melihat ke arah pintu lalu kembali fokus ke bukunya setelah melihat Rara di balik pintu.

"Bedebah! Apa maksud lo mengambil semua kunci mobil? Lo mau sok berkuasa, ha?" ucap Rara dengan emosi.

Tetapi Rey tetap fokus ke bukunya tanpa melihat ke wajah Rara.

"Lo tuli ya? Lo gak dengar gue ngomong sama lo barusan," ucap Rara jengkel.

"Lo ngomong sama gue?" tanya Rey seolah tak tau. Tetapi bola matanya tetap fokus ke bukunya tanpa melihat ke arah Rara.

"Sialan! Lo kira gue ngomong sama siapa?" pekik Rara semakin bertambah kesal.

"Gue gak merasa lo manggil nama gue tadi," ucap Rey santai.

"Tapi gue ngomong sama lo barusan," balas Rara semakin geram.

"Lo bukan ngomong sama gue, tapi lo barusan ngomong sama bedebah. Gue gak jawab pertanyaan lo barusan, bukan karna gue tuli. Lo tadi kan memanggil dengan sebutan bedebah, dan itu bukan gue. Lo paham!" tegas Rey.

"Terserah lo. Mana kunci mobilnya? Gue udah telat," ucap Rara masih memasang wajah kesalnya.

"Mulai sekarang lo gak bisa keluar rumah seenak jidat lo. Gue bakal pantau lo terus. Karna mulai sekarang lo adalah tanggung jawab gue," sahut Rey.

"Gue gak suka cara lo," bantah Rara.

"Gue hidup bukan untuk menyenangkan orang lain, termasuk lo!" kata Rey.

"Gak asik lo jadi orang," balas Rara lalu beranjak pergi dan tak lupa ia membanting pintu kamar Rey dengan keras.

"Anak manja itu benar-benar menguras energi dan fikiran gue," ucap Rey bermonolog.

Di kamar Rara.

"Sialan lo Rey! Kenapa lo harus hadir di hidup gue. Kalau kayak gini terus, gue gak bisa bebas lagi kayak dulu," ucap Rara kesal dengan menghentakkan kakinya ke lantai.

"Huft ... ok tenang Ra, lo gak boleh kalah sama dia. Ini perang otak namanya. Lo harus tenang, ok tenang. Tarik nafas lalu keluarkan. Ok, sekarang lo harus fikir gimana caranya untuk menaklukan Rey supaya nurut sama lo.Semangat Rara, lo pasti bisa mengalahkan dia. Cuma Rey doang mah kecil," ucap Rara berusaha menyemangati dirinya.

Rara terus mondar-mandir memikirkan cara agar dia bebas seperti dulu. Tak lupa ia mengusap wajahnya kasar. Rara terus berfikir keras tentang strategi untuk membalas kekesalannya terhadap Rey.

"Aha, gue tau caranya. Gue mogok makan aja. Nah, kalau gue sakit pasti dia yang bakal di marahin sama papa karna gak bisa jagain gue. Dan papa ngusir dia deh dari sini. Lo memang cerdas Ra," ucap Rara senang.

Tak lama, pembantunya datang mengetuk pintu kamar Rara untuk menyuruhnya makan malam tetapi Rara menolaknya.

Pukul 20:30 Wib, Rey menuruni tangga untuk makan malam. Rey segera duduk di sebuah kursi yang berada di ruang makan. Tetapi dia tidak melihat Rara di meja makan. Hanya wanita paruh baya yang terlihat di sana. Wanita itu adalah Bi Darsih, pembantunya. Pembantu itu sibuk meletakkan beberapa jenis makanan di meja makan.

"Apa Rara sudah makan malam Bi?" tanya Rey.

"Maaf Tuan Rey, tadi saya sudah menyuruhnya untuk makan malam, tetapi non Rara menolaknya dengan tegas. Apa saya harus menyuruhnya untuk makan malam sekali lagi?" tanya Bi Darsih.

"Tidak usah, biarkan saja," ujar Rey fokus dengan makan malamnya.

"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi," ucap pembantu itu meninggalkan Rey.

"Iya," balas Rey singkat.

"Dia fikir dengan mogok makan bakal berhasil, permainan basi itu masih saja ia lestarikan," ucap Rey dengan senyum devilnya.

Setelah makan malam Rey beranjak ke kamarnya untuk melanjutkan pelajaran yang sempat ia tinggal tadi. Rey sangat fokus mengerjakan beberapa soal yang tertera di buku tugasnya. Rey tipikal orang yang serius dengan hal apapun. Apalagi jika masih berhubungan dengan sekolah dan keluarganya.

Bunyi suara pesan masuk dari ponselnya berhasil mengalihkan perhatiannya. Ia segera membuka pesan itu. Terlihat jelas nama Sesil tertera di kotak masuk.

Rey hanya membacanya tanpa berniat membalas pesan itu. Menurutnya ucapan selamat malam sama sekali tidak penting dan hanya membuang-buang waktu.

Rey kembali fokus pada tugas sekolahnya. Ia mengerjakannya dengan semaksimal mungkin. Rey tidak ingin mengecewakan para guru yang sudah bersedia mengajarinya di sekolah. Ia memutuskan untuk meneliti kembali tugas sekolahnya yang sudah selesai ia kerjakan. Ia tidak mau ada kesalahan sedikit pun. Rey termasuk orang yang profesional. Dia selalu mempersembahkan kinerja terbaiknya. Maka tak heran, hampir semua guru menyukainya. Selain wajahnya yang tampan, kecerdasan pun tak luput dari dirinya. Bisa di katakan, Rey termasuk murid terfavorit di SMA Harapan Bangsa. Hal itu sudah menjadi rahasia umum di sekolahnya. Siapa yang tak kenal dengan Rey. Hampir seluruh siswa yang bersekolah di sana sangat mengenalnya dengan baik.

Gimana guys, keren gak ceritanya??

jangan lupa tinggalin jejak like serta jadikan novel ini favorit untuk mengisi rak buku bacaan kalian semua.

Atau boleh juga kritik dan saran yang bersifat membangun. Terimakasih😊😊

Terpopuler

Comments

Wiidhy Lestari

Wiidhy Lestari

semangat kakak

2020-06-25

0

riolina johan

riolina johan

seeeeehhh...ampe bab sini..ngapah Rara ngomel mulu udh kaya MAK LAMPIR KEPLINTIR.....hahahahaha..ampe puyeengg mata sayahhh🤪🤪🤪

2020-05-31

1

Nineng Oneng

Nineng Oneng

aq padahal emak2 anak satu,,tp suka sama cerita abg ini

2020-05-27

3

lihat semua
Episodes
1 Kemarahan papa
2 Pertemuan
3 Menyebalkan
4 Rencana yang gagal.
5 Heboh
6 Pemberani
7 Serangan jantung
8 Merancang rencana kembali
9 Peraturan baru
10 Taman kota
11 Kalah telak
12 Mencurigai
13 Patuh
14 Pendekatan
15 Memori masa lalu
16 Menyesal berbuat baik
17 Rey
18 Hukuman yang gagal
19 Mencoba mendekati lagi
20 Malam bersama Rey
21 Merasa bersalah.
22 Menyesal
23 Tantangan
24 kemarahan Rey
25 Hari jadian.
26 strategi Rio dan Tesa
27 Teror
28 Musuh lama
29 Perubahan sikap Rey
30 visual pemain
31 Kekhawatiran yang tersembunyi
32 Teror kembali lagi
33 menyelidiki teror
34 Panggilan sayang
35 Pemandangan tak menyenangkan
36 Terlambat
37 bingung
38 Cubitan maut
39 Pemakaman
40 Siasat licik
41 Kakak angkat
42 Pengakuan cinta untuk Rey
43 pinokio
44 Impian yang tertunda
45 Mila
46 Kecemburuan Rio
47 Bukti yang hilang
48 Retaknya persahabatan
49 Singa betina
50 Kecemburuan Rio
51 Kekesalan Rara
52 Pasar malam
53 Pasar malam part 2
54 Pasar malam part 3
55 Jagung bakar
56 Sosok yang hilang telah kembali
57 Rasa peduli kepada Rara
58 Oom galak.
59 Psikopat
60 Si manis Rengganis.
61 Jiwa suci vs Jiwa gelap
62 Merindu lagi
63 Memaksakan kehendak.
64 visual tokoh Mila dan Rengganis.
65 First cake from Rey
66 Tiga serangkai
67 Tentang Rey.
68 Persiapan ulang tahun Rey
69 Perjuangan Mila.
70 Rencana Rara.
71 Pembelaan untuk Mila.
72 Kado ulang tahun Rey
73 Hilangnya Arga.
74 Kebun Teh
75 Tamparan keras.
76 Kejutan ulang tahun untuk Rey
77 Maaf
78 Pemaksaan.
79 Duduk di samping kutub utara.
80 kepulangan Rey
81 Terlambat bangun
82 Pembelaan Rey.
83 Teror yang mencurigakan.
84 Rara VS Sesil.
85 Kecurigaan semakin terasa
86 Surprise!
87 Gak usah galak-galak!
88 Siapa Jeslin, Rey?
89 PENGUMUMAN!
90 Entar Gue Diracun Lagi!
91 Terbongkarnya Kebusukan Arga!
92 My Heart Angel
93 Terbongkarnya Teror Palsu Sesil
94 Gue Gak Mau Pisah Sama Lo, Ra!
95 Ulang Tahun Rara
96 Gue Cinta Sama Lo, Rara
97 Cinta Abadi Rey Dan Rara Sampai Di Surga
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Kemarahan papa
2
Pertemuan
3
Menyebalkan
4
Rencana yang gagal.
5
Heboh
6
Pemberani
7
Serangan jantung
8
Merancang rencana kembali
9
Peraturan baru
10
Taman kota
11
Kalah telak
12
Mencurigai
13
Patuh
14
Pendekatan
15
Memori masa lalu
16
Menyesal berbuat baik
17
Rey
18
Hukuman yang gagal
19
Mencoba mendekati lagi
20
Malam bersama Rey
21
Merasa bersalah.
22
Menyesal
23
Tantangan
24
kemarahan Rey
25
Hari jadian.
26
strategi Rio dan Tesa
27
Teror
28
Musuh lama
29
Perubahan sikap Rey
30
visual pemain
31
Kekhawatiran yang tersembunyi
32
Teror kembali lagi
33
menyelidiki teror
34
Panggilan sayang
35
Pemandangan tak menyenangkan
36
Terlambat
37
bingung
38
Cubitan maut
39
Pemakaman
40
Siasat licik
41
Kakak angkat
42
Pengakuan cinta untuk Rey
43
pinokio
44
Impian yang tertunda
45
Mila
46
Kecemburuan Rio
47
Bukti yang hilang
48
Retaknya persahabatan
49
Singa betina
50
Kecemburuan Rio
51
Kekesalan Rara
52
Pasar malam
53
Pasar malam part 2
54
Pasar malam part 3
55
Jagung bakar
56
Sosok yang hilang telah kembali
57
Rasa peduli kepada Rara
58
Oom galak.
59
Psikopat
60
Si manis Rengganis.
61
Jiwa suci vs Jiwa gelap
62
Merindu lagi
63
Memaksakan kehendak.
64
visual tokoh Mila dan Rengganis.
65
First cake from Rey
66
Tiga serangkai
67
Tentang Rey.
68
Persiapan ulang tahun Rey
69
Perjuangan Mila.
70
Rencana Rara.
71
Pembelaan untuk Mila.
72
Kado ulang tahun Rey
73
Hilangnya Arga.
74
Kebun Teh
75
Tamparan keras.
76
Kejutan ulang tahun untuk Rey
77
Maaf
78
Pemaksaan.
79
Duduk di samping kutub utara.
80
kepulangan Rey
81
Terlambat bangun
82
Pembelaan Rey.
83
Teror yang mencurigakan.
84
Rara VS Sesil.
85
Kecurigaan semakin terasa
86
Surprise!
87
Gak usah galak-galak!
88
Siapa Jeslin, Rey?
89
PENGUMUMAN!
90
Entar Gue Diracun Lagi!
91
Terbongkarnya Kebusukan Arga!
92
My Heart Angel
93
Terbongkarnya Teror Palsu Sesil
94
Gue Gak Mau Pisah Sama Lo, Ra!
95
Ulang Tahun Rara
96
Gue Cinta Sama Lo, Rara
97
Cinta Abadi Rey Dan Rara Sampai Di Surga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!