Rara menghentakkan kakinya ke lantai dengan cukup keras. Karena tingkah jahil kedua sahabatnya itu berhasil membuatnya kesal siang ini. Tetapi, Rara di kejutkan dengan suara clackson mobil yang baru saja memasuki halaman rumahnya. Mobil itu seperti tak asing lagi bagi Rara. Mobil itu sangat mirip dengan mobil sahabatnya, Rio. Ia memperhatikan mobil itu secara intens dengan mata coklatnya. Ia takut salah menerka kali ini.
Ternyata dugaannya benar, itu memang mobil Rio. Hal itu di buktikan dengan dua orang manusia turun dari mobil itu. Siapalagi kalau bukan Rio dan Tesa, sahabat akrabnya. Tanpa buang waktu, Rara bergegas menghampiri mereka untuk membalas rasa kesalnya.
Tak butuh waktu lama, Rara sudah berada di teras rumah dan berhadapan langsung dengan mereka saat ini, tentunya tak ketinggalan dengan wajah kesalnya. Rio dan Tesa hanya melihat satu sama lain dan tak lama mereka berdua tertawa bersama. Menurut mereka tingkah Rara memang sangat lucu jika sedang kesal begini.
"Puas lo berdua!" teriak Rara yang sudah tidak bisa membendung rasa kesalnya.
"Yaelah Ra, gitu aja ngambek. Lo itu umur 16 tahun atau bocah yang masih berumur 6 tahun sih." Tesa kembali menertawainya.
"Tesa! Lo itu nyebelin banget sih." Rara segera mencubit di beberapa bagian tubuh Tesa.
"Aduh ... sakit tauk." Tesa meringis kesakitan. Ia tak henti-hentinya mengusap beberapa bagian tubuhnya akibat dari bekas cubitan Rara.
"Rasain! Emang enak?" ujar Rara menjulurkan lidahnya ke arah Tesa.
"Cubitan lo sakit banget tauk."
"Biarin! Biar tau rasa," balas Rara tanpa rasa bersalah.
"Sadis banget sih lo, sama teman sendiri juga," ujar Tesa yang masih kesal.
"Iya maaf, gue kesal banget tadi sama lo. Ini semua 'kan karna ulah lo juga," sahut Rara sedikit membela dirinya.
"Iya gue minta maaf. Gue kan cuma bercanda," timpal Tesa.
"Apaan sih lo berdua. Hal sepele seperti ini aja di ributkan. Eh Ra, lo gak menyuruh kita masuk nih?" sindir Rio secara halus.
"Eh iya gue hampir lupa. Ayo masuk," ujar Rara tertawa cekikikan.
"Benar-benar deh lo, parah banget."
Rara segera mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumahnya. Mereka pun duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Perdebatan itu ternyata tidak sampai di situ saja. Mereka melanjutkannya kembali di ruang tamu.
"Gue lupa menyuruh kalian untuk masuk. Gue kira tadi kalian orang-orangan sawah," balas Rara masih meledek mereka berdua.
"Bisa ae lu tisu toilet," timpal Rio membalasnya.
"Lah mending gue tisu toilet, nah lo toiletnya," balas Rara tak mau kalah.
"Lo itu ... bentar gue angkat telfon dulu," ujar Rio segera mengangkat telepon yang berdering dari saku bajunya.
"Halo Ma."
"Kamu di mana Nak? Kenapa jam segini belum pulang?"
"Iya, ini juga Rio udah mau pulang."
"Ya sudah, cepat kamu pulang. Antarkan Mama belanja bulanan di Supermarket."
"Iya Ma."
Tut... Tut.. (panggilan terputus)
"Gue mau balik dulu Ra. Nyokab gue udah nelfon gue suruh balik sekarang." Pamit Rio segera beranjak dari tempat duduknya.
"Yaelah, baru juga sebentar. Ya udah deh hati-hati lo," sahut Rara.
"Lo mau balik bareng gue atau naik taksi?" tanya Rio melihat ke arah Tesa.
"Ya balik sama lo lah," jawab Tesa.
"Kalau lo mau balik sama gue, kenapa lo masih diam aja di sini. Ayo buruan! Nyokab gue keburu ngomel entar," seru Rio.
"Ra, gue pulang dulu ya. Besok ketemu lagi di sekolah," ucap Tesa ikut beranjak dari tempat duduknya.
"Hmm ... ya udah deh. Hati-hati lo berdua," ujar Rara.
"Ok," jawab Rio dan Tesa serentak.
Rara mengantarkan mereka berdua sampai di teras rumahnya. Tak lupa dengan lambaian tangan mengiringi kepergian mereka.
Hari berikutnya,
Keesokan paginya, ketukan pintu mengusik Rara yang sedang tidur nyenyak. Ia terpaksa bangun dari mimpi indahnya.
Tok.. Tok.. Tok..
"Siapa sih yang berani membangunkan gue sepagi ini, malah di hari libur lagi!" seru Rara kesal. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya dan segera membuka pintu.
Krett.....
"Gak tau apa kalau ini hari minggu! Ngapain bangunin gue sepagi ini?" Rara tampak sangat kesal terhadap pembantunya.
"Maaf Non, tapi tuan besar menyuruh saya untuk segera membangunkan Non. Tuan besar juga berpesan, agar Non segera menemuinya di bawah," ujar pembantunya seraya menunduk.
Rara tak menjawabnya, ia segera menutup pintu kamarnya dengan cukup keras. Ia sangat kesal pagi ini. Ia memutuskan untuk segera mandi. Rara tidak ingin papanya semakin marah padanya karna menunggu kehadirannya terlalu lama.
Setelah selesai mandi, Rara segera menemui papanya di ruang keluarga. Terlihat seorang pria sedang berbicara sangat serius dengan papanya. Papanya yang melihat kehadiran Rara segera menyuruhnya untuk duduk di sampingnya.
"Duduk." Perintah papanya.
"Ada apa Pa?" tanya Rara penasaran.
"Kenalkan ini Rey, mulai sekarang dia yang akan mengawasi serta menjaga mu selama Papa di Prancis. Dan Rey juga akan tinggal di rumah kita untuk sementara waktu. Papa meminta kamu untuk menuruti semua perintah Rey tanpa membantahnya sama sekali," terang papanya.
"Yang ada, dia yang bakal nurut dan bertekuk lutut sama perintah gue," gumam Rara dalam hati.
"Rara, kenapa kamu diam saja?" Pertanyaan Papanya berhasil membuyarkan lamunannya.
"Baiklah Pa, Rara akan menuruti semua perintahnya dengan sangat baik, bukan begitu Rey?" ucap Rara melirik Rey dengan menaikkan salah satu alisnya.
"Pandai sekali Tikus kecil ini bersandiwara. Sudah sangat jelas dari raut wajahnya seakan tidak suka dengan kehadiran gue. Sepertinya dia akan mempersulit tugas gue untuk kedepannya," gumam Rey dalam hati.
"Tentu saja. Kita akan jadi partner yang baik bukan," balas Rey santai.
"Bukan partner, tapi musuh terbaik dan abadi pastinya," gumam Rara dalam hati.
"Baiklah, Om harap Rara bisa berubah jadi lebih baik lagi dengan bimbingan dari kamu Rey," ucap Papa Rara senang.
"Saya akan melakukannya dengan semaksimal mungkin Om," sahut Rey.
"Baiklah, Om percayakan semuanya sama kamu. Om jadi tenang meninggalkan Rara bersama kamu di sini," ujarnya.
"Maaf Om sebelumnya, Rey sedang ada janji dengan seseorang setelah ini. Kalau begitu, Rey permisi Om." Rey segera berpamitan kepada Papa Rara.
"Baiklah Nak Rey, hati-hati di jalan. Nanti kamu bisa langsung pindah ke rumah Om," timpalnya.
"Baik Om," sahut Rey beranjak dari tempat duduknya.
"Rara, tolong kamu antarkan Rey sampai ke teras rumah," ucap Papanya sembari melihat ke arah Rara yang tetap tidak bergerak pada posisinya.
"Baik Pa," sahut Rara dengan langkah malas.
Di teras rumah.
"Selamat! Lo akan jadi korban gue untuk selanjutnya," ucap Rara sinis.
"Gue harap lo gak salah target kali ini," ucap Rey menohok lalu dengan cepat memasuki mobilnya.
"Sial! Dia gak bisa di anggap remeh ternyata. Lihat saja ke depannya, gue pasti akan menang nantinya," ucap Rara bermonolog.
Siang harinya sekitar pukul 13:00 Wib, Rara mengantar papanya ke Bandara. Papanya akan melanjutkan pekerjaan proyeknya yang sempat tertunda di Prancis.
"Semoga setelah Papa kembali, kamu bisa berubah lebih baik," ujar papanya penuh harap.
"Rara akan berusaha," balas Rara.
"Jaga dirimu baik-baik, jangan sering membuat ulah yang akan membuat Rey bertambah pusing nantinya." Pinta Papanya.
"Iya Pa, Rara mengerti," ujar Rara sembari menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, Papa bisa pergi dengan nyaman setelah ini." Pamit Papanya sembari mencium dahi Rara dan memeluknya erat.
"Hati-hati Pa," ucap Rara sembari meneteskan air matanya karna kepergian Papanya.
"Baiklah," jawab Papanya singkat.
Papanya tersenyum ke arahnya dan memasuki pesawat yang akan ia tumpangi.
Setelah mengantar papanya, Rara memutuskan untuk kembali ke rumah dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Menurutnya hari ini sangat melelahkan baginya. Terlebih dia harus bertemu dengan Rey yang sama sekali tidak di sukainya.
"Gue harus segera mengatur rencana untuk membuatnya jera. Gue akan buat dia gak betah tinggal di rumah gue. Dan selanjutnya, gue akan terbebas dari peraturan yang bakal mengikat gue. Yaps, pemikiran lo cerdas banget Rara, gak salah kalau gelar otak kancil sebagai sebutan lo," ujar Rara bermonolog.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Wiidhy Lestari
keren
2020-06-25
0
Naili_clarista
hai kak,aku mampir nih.jejak dulu ya...semangat upnya.
2020-06-06
1
Sweetcatla
Udah aku masukin paforitku kak, aku sampe sini dulu bacanya nanti malem aku lanjut ya
semangaaaattttt 🥰
2020-06-06
1