ch.4 - Pangeran bervespa putih

“aku ingin mencintaimu dengan sederhana, dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

- Sapardi Djoko Damono-

                                    ==========

SMA Islam Nusantara mempunyai 2 kampus, yang terletak di 2 kecamatan yang berbeda.

Secara Resmi disebut sebagai kampus 1 dan kampus 2 namun kebanyakan siswa dari kampus 1 menyebut kampus mereka sebagai kampus utama, sedangkan kampus 2 disebut sebagai kampus sampingan, yang tidak dianggap penting oleh mereka, sehingga terjadi diskriminasi antar siswa, termasuk di kalangan Anggota OSIS sendiri.

 

 

Aku mengetahuinya walaupun aku bukan angota OSIS, karena keadaan ini sudah menjadi rahasia umum di kalangan siswa, lalu yang membuatku ikut kesal adalah ketika ada rapat OSIS yang sering di laksanakan di kampus utama, alhasil anggota OSIS yang berada di kampus sampingan harus mengalah, dan terpaksa harus mencari kendaraan untuk pergi ke kampus utama dimana jaraknya yang lumayan jauh, sekitar 15 menit kalau menggunakan sepeda motor, sementara kalau menggunakan angkkutan umum pasti akan memakan waktu yang lebih lama.

Yang jadi masalah adalah sedikitnya siswa yang mempunyai sepeda motor.

 

 

 

 

Yang aku tahu memang di kampus satu terdapat banyak siswa berprestasi, dari berbagai macam bidang, dan hanya aku satu-satunya siswa dari kampus 2, yang pernah ikut olimpiade sains tingkat SMA se - Jawa Tengah.

Selain itu di dominasi oleh siswa dari Kampus 1.

Itulah yang membuatku terlihat menonjol di mata guru dan membuatku sering diberi tugas yang sebetulnya bukan tugasku.

Namun aku tak pernah menganggap tugas-tugas itu sebagai beban, karena aku tahu, setiap aku menyelesaikan tugas dari guru, biasanya akan di beri reward berupa poin plus, dimana poin tersebut dapat ditukarkan dengan berbagai keuntungan, salah satunya yang menjadi favoritku adalah pembebasan biaya bulanan sekolah. Lumayan kan dapat membantu orang tua, walaupun sedikit.

 

 

 

 

***

 

 

 

 

Hari ini adalah hari pertama Pendaftaran sekolah, Banyak Anggota OSIS dari kampus sampingan yang ditugaskan di Kampus Utama, karena dapat dipastikan banyak calon siswa baru yang akan mendaftar di sana. dan di kampusku hanya ada beberapa Anggota OSIS yang tersisa.

 

 

Pagi ini aku berangkat dengan semangat dan senyum yang menghiasi wajahku, setelah berpamitan dengan kedua orang tuaku akupun berangkat menggunakan angkutan umum dan berharap akan bertemu oppa di depan terminal seperti kemarin, tiba-tiba ada perasaan aneh yang belum pernah aku rasakan sebelumnya. Apa yang harus aku katakan kalau aku bertemu dia? lalu apakah dia masih mengenaliku?

 

 

Setelah bertahun-tahun lamanya tidak bertemu, bertemu pun kita tidak salinng bicara, aku hanya masih ingat cara dia tersenyum sekarang masih sama dengan senyumnya yang dulu.

Begitu hangat dan membuatku nyaman. Dulu di Rumah Pipin, kita memang tidak sempat banyak bicara, dia hanya tersenyum dan memainkan gitar untuk membuat suasana romantis antara Sukma dan Pipin. hahaha, aku jadi teringat cerita Pipin kemarin.

 

 

Aku turun dari angkutan umum dan berjalan agak santai di depan warung itu, berharap melihat oppa sedang ngopi di sana. Dan akhirnya rasa kecewa mendatangi diriku, di warung itu yang kulihat hanya ada om om sopir angkot, terlihat ada handuk kecil yang melingkar di lehernya dan ada juga om - om kernet dengan ciri khasnya yaitu menggunakan topi yang capnya diputar kebelakang, mereka sedang bercengkrama dan menikmati kopi di pagi itu.

 

 

"Haiiishh..." Tanpa kusadari aku menghela nafas cukup keras, menandakan betapa kecewanya aku.

 

 

Akupun melenggang pergi melanjutkan perjalananku ke sekolah dengan lemas sambil menundukkan kepalaku.

 

 

[Treet... treeet... treet..] Terdengar suara klakson unik yang belum pernah aku dengar sebelumnya .

 

 

[degg] Aku tersentak kaget karena melihat seorang cowok memakai seragam OSIS SMA yang tertup jaket army berwarna coklat mengendarai Vespa dan  menghampiriku, dia menggunakan helm unik seperti helm pilot pesawat tempur lengkap dengan kaca mata hitam yang menempel diatasnya.

 

 

Aku mengatur nafaskku yang sedikit memburu karena kesal tidak bertemu oppa di terminal tadi, namun apa yang aku dapat sekarang membuatkku tidak percaya dengan penglihatanku ini, dengan sedikit malu, aku memandanginya dari atas sampai bawah. untuk memastikan kalau yang aku lihat sekarang ini tidak salah.

 

 

"Kak, mau barengan ?? masih jauh lho sekolahannya."

Tawarnya kepadaku dia membuatku hampir tertawa melihat senyuman lucu yang terbentuk bibirmya.

 

 

Aku memandanginya lagi dari atas sampai bawah. Kali ini aku ingin memastikan kalu aku sedang tidak bermimpi, ingin sekali aku mencubit pipiku sendiri, namun aku terlalu malu untuk melakukannya di depan oppa.

 

 

Tentu saja aku menjawabnya dengan senyum terindahku "Boleh, makasih lho tumpangannya."

Aku hampir pingsan saat aku menyadari kalau aku sedang dibonceng oppa, walaupun dia naik vespa, namun bagiku dia adalah pangeran berkuda putih yang menjemput sang putri.

Selama perjalanan ke sekolah, aku terlalu grogi untuk memulai percakapan dengannya, semua latihanku sia-sia. akhirnya aku hanya terdiam dan sesekali mencubit lenganku sendiri. karena aku takut ini hanyalah mimpi.

"...perjalanan ini, terasa sangat menyenangkan, karna ada kau yang bonceng dibelakang..."

 

 

"Pffft..." Aku hampir saja tertawa mendengar Akbar mengubah lirik lagu dari sang maestro Ebiet G. Ade,

Aku hanya bisa tersenyum, serasa melayang ketika mendengar dia bernyanyi, entah kenapa rasanya aku bahagia sekali dan tak ingin perjalanan ini segera berakhir.

 

 

Namun  sang waktu seolah menjawab kekhawatiranku, akupun telah sampai di parkiran sekolah, aku segera turun dari motor dan memberitahunya kalau mau daftar sekolah masuk aja ke ruang PPDB yang ada di sana, sambil mengarahkan jariku ke ruangan tersebut.

 

 

saat itu susana sekolah sudah agak ramai dengan calon siswa baru dan juga anak kelas 2 yang berada di depan kelasnya.

Parkiran motor di kampus ini memang di kelilingi oleh kelas, jadi waktu kita berdua sampai, otomatis akan menjadi pusat perhatian.

Akupun langsung berlari ke Ruang PPDB melalui pintu belakang, untuk menuju ke sana memang agak memutar dan harus melalui Aula. saat aku masuk ruang PPDB dari belakang, Wulan yang sedang piket kaget, dan aku langsung memberi kode dengan jariku agar Wulan diam. Aku bersembunyi di sebelah lemari yang cukup besar.

Akupun menguping pembicaraan Akbar dan Wulan yang ternyata pernah menjadi teman kelas di SMP.

 

 

Setelah Akbar selesai mendaftar, akupun keluar dari persembunyianku.

Lalu bertanya banyak hal tentang Akbar kepada Wulan, dan aku meminta tolong kepadanya untuk memberiku jalan agar bisa dekat dengan Akbar bagaimanapun caranya, karena aku belum pernah merasakan hal aneh ini seumur hidupku, apakah ini benar yang dinamakan jatuh cinta?

 

 

Kemudian aku menceritakan banyak hal tentang Akbar kepada Wulan, semua yang aku dengar dari Desti dan Pipin aku ceritakan kepadanya termasuk alasan kenapa Akbar terlambat 2 tahun untuk mendaftar sekolah.

Aku dan Wulan akhirnya sepakat untuk mengetes seperti apa sifat asli Akbar sekarang, karena yang wulan tahu, dulu jaman SMP pun Akbar termasuk cowok yang populer di kalangan para cewek.

Dan Akbar pernah dekat dengan beberapa cewek di kelasnya maupun di kelas lain, bahkan  pernah juga ada adik kelas  yang berani masuk ke kelas Akbar hanya untuk memberinya cokelat di hari Valentine.

 

 

Aku belum pernah mendengar cerita ini dari Pipin maupun desti, kalau aku tanya pada mereka, aku takut hanya akan jadi bahan tertawaan. Karena otomatis mereka akan mengira kalau aku terlihat sangat agresif terhadap cowok.

Padahal bukan itu yang aku maksud, aku hanya ingin tahu seperti apa sosok Akbar yang sebenarnya.

Hanya ada satu solusi untuk ini,yaitu seorang mata-mata.

 

 

"wul, aku boleh minta tolong kan?" Tanyaku pada wulan.

 

 

Dan seolah Wulan bisa membaca pikiranku...

"iya.. iyaa.. aku tau kok, besok pas malam minggu kalo si Akbar jadi maen ke rumahku, biar aku korek abis info tentang dia, eh sekalian aku comblangin kamu aja yaa? mau kaan?"

 

 

"....." aku hanya bisa terdiam dan menundukkan kepala. Aku malu banget mau jawab "iya"

"Heleh gak usah pake malu juga kali wie, aku setuju kok, kalo kamu jadian sama Akbar, dan kayaknya juga dia bukan tipe cowok yang buruk buat kamu."

Aku hanya bisa tersenyum lega mendengar kata-kata Wulan barusan.

Aku jadi nggak sabar nunggu malem minggu, padahal ini baru hari Senin hahahaha.

 

***

Author note :

Gaes,Maafin yaa author tau, pasti banyak typo di sana sini, mohon maklum ya gaes, ntar pasti author revisi kok, jadi mohon bantuannya ya, kalian komen aja di tiap chapter, ada kata apa yang belum sempat author benerin typonya.

Sekali lagi, makasih banyak atas dukungan kalian. jangan bosen ikutin petualangan si Bony ya..

Terpopuler

Comments

nEVe®_ENd

nEVe®_ENd

nggak banyak typo kok thor...
opo gak ono iki mau🤔🤔
halah emboh lali wes terbawa suasana 🤣🤣

2020-08-02

0

Sept September

Sept September

jempollll

2020-07-30

0

🎀√Ratu Preman🎁🎀

🎀√Ratu Preman🎁🎀

Lnjutt..

2020-05-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!