Nana mundur sambil memegangi Alif agar berada di belakangnya saat melihat Aji yang bangun dari duduknya dan mendekatinya.
"Ga jadi pak esnya... " ucap Nana lalu pergi terburu-buru sambil menggandeng Alif.
"Kok tidak jadi kenapa ma? " tanya Alif yang bingung dan terus berjalan mengikuti mamanya.
Itu anakku... Batin Aji saat melihat dan mendengar Alif yang memanggil Nana dengan sebutan mama.
Aji benar-benar tak menyangka ia akan kembali di pertemukan dengan Nana, yang lebih membuatnya tak percaya dan kembali merasa bersalah adalah ketika tau Nana tetap mempertahankan kehamilannya waktu itu hingga lahir bocah tadi.
Tapi nama besar keluarganya juga pengaruh eyangnya bagitu kuat. Rasanya begitu sulit lepas dari itu dan ya... Paling tidak bertanggung jawab minimal bocah tadi tau siapa papanya. Aji kebingungan dan malu sendiri dengan perbuatannya. Ia sudah benar-benar kelewatan apalagi saat melihat Nana yang lemah itu berani bertanggungjawab atas perbuatannya sendiri.
Mungkin kalau waktu itu aku tidak merusaknya, Nana akan bersinar di kampusnya.... Batin Aji penuh sesal.
●●●
Nana langsung menangis sambil memeluk Alif begitu cukup jauh dari pasar dan masuk kedalam gang sempit. Alif tampak bingung dengan mamanya yang menangis. Beberapa kali Alif bertanya tapi tak di jawab.
"Mama jangan nangis ma... Aku nanti sedih... " ucap Alif yang ikut menangis saat melihat Nana menangis.
Alif berusaha menghapus air mata mamanya meskipun ia malah menangis lebih kencang karena mamanya menangis. "Mama diam jangan nangis terus! " ucap Alif sambil menghentakkan kakinya berkali-kali.
Nana hanya tersenyum sambil berusaha menenangkan dirinya, berusaha tenang agar anaknya berhenti menangis. "Iya... Cup... " ucap Nana lalu memeluk Alif.
Sepanjang jalan pulang Alif hanya diam sambil menggandeng mamanya. Tangannya membawa potongan pralon yang ia temukan di tempat sampah toko bangunan.
"Nanti kalo ada yang jahatin mamaku, aku pukul pakek ini! " ucap Alif setelah lama diam.
"Adek kenapa nangis waktu mama nangis? " tanya Nana memancing kecerewetan Alif lagi.
"Ya soalnya aku sayang sama mama! " jawab Alif begitu sederhana. "Mama jangan nangis lagi ya... " sambung Alif sambil menatap Nana.
Nana hanya mengangguk sambil tersenyum. Tiap kali ia punya masalah dan merasa tersakiti bahkan remuk seperti sekarang. Alif selalu punya caranya sendiri untuk meringankan semuanya. Alif yang mau mengerti kondisinya yang jarang punya uang banyak, Alif yang tidak banyak jajan atau menuntut ini itu. Bahkan Alif juga mau belajar dengan benar di TPA meskipun tidak di awasi.
Masalahku memang besar, tapi Allah menyertaiku dan anakku... Batin Nana sambil menatap Alif.
"Ma, nanti aku kalo dah besar aku mau cari uang banyak biar bisa beli mobil kayak papanya Lila... Nanti kita naik mobil kemana-mana ya..." ucap Alif.
"Iya... " jawab Nana sambil tersenyum mendengar angan-angan anaknya. "Emang adek kalo besar mau jadi apa? " tanya Nana menanggapi.
"Tidak tau, aku maunya bekerja, punya uang buanyak sekali... Nanti bisa beli apa-apa... Rumahnya nanti besar... Nanti aku bisa main lari-lari sama Doni kalo rumahku besar... " jawab Alif senang.
"Besar seberapa? " tanya Nana kembali memancing Alif.
"Sebesar masjid... " jawab Alif yang membuat Nana tertawa terbahak-bahak.
Alif yang bingung apa yang di tertawakan mamanya hanya cengar-cengir lalu ikut tertawa.
Hanya masjid dekat rumah yang Alif anggap besar. Padahal itu masih terbilang kecil dan sempit. Bagaimana tidak parkiran saja tidak ada, tempat wudu hanya ada tiga kran air itupun airnua minta ke sumur warga. Shof sholat hanya ada delapan itupun di bagi lima depan untuk jamaah laki-laki dan tiga di belakang untuk jamaah perempuan. Kalau solat Jum'at atau Ied selalu menutup jalan. Tapi mau bagaimana lagi, hanya itu tempat besar yang kerap di kunjungi Alif selain pasar.
"Kenapa gak pasar? " tanya Nana setelah usai tertawa.
"Aku ga suka pasar, kotor... Bauk... " jawab Alif yang kembali mengundang tawa Nana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dennyanto Suryadi Siregar
😭😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-19
0
Devi Sikumbang
sedih kali bacanya
2022-08-16
0
Wahyu Beceng
semoga perempuan yg hmil luar nika. sekuat nana bisa ngejalanin smuah wlu tnpa suami. jgn ampe di gugurin /bunuh diri.
2021-12-20
0