Usai membacakan cerita dari buku yang cukup tebal itu, Nana yang melihat putranya sudah tidur dengan dot kosong yang masih di peganginya. Langsung mengambilkan bantal agar Alif bisa tidur lebih nyaman. Sementara Nana bisa kembali mengerjakan soal-soal SBMPTN yang ia download di ponselnya. Hanya modal buku tulis dan alat tulisnya dulu Nana kembali belajar sebelum kesempatannya kuliah di perguruan tinggi negeri habis.
Sesekali Nana meninggalkan aktivitasnya untuk menerima pelanggan es atau ciloknya. Atau membantu bapaknya memotong pola kain dan mengobras tiap baju yang selesai di jahit. Baru menjelang sore setelah tukang sayur datang memberikan uang dari dagangan titipannya Nana bersiap untuk jualan lagi. Alif yang di daftarkan TPA dekat rumah juga sudah mandi dan rapi untuk berangkat sebelum adzan ashar di antar Nana.
Alif bagitu penurut terbilang mudah di atur dan tidak nakal. Alif yang tak begitu teteh berbicara juga sudah mulai di minta untuk menghafalkan surah pendek, do'a harian, dan ya selebihnya menyanyi. Sementara Nana belanja kebutuhan dagangannya. Alif juga hanya minum, dari dot yang ia bawa di tas saja sambil melihat teman-temannya yang berhamburan menghampiri tukang cilok atau pedagang mainan.
"Alif ga jajan? " tanya Arif ustadz muda yang tengah mengabdi untuk jadi pengajar di TPA.
Alif hanya menggeleng lalu duduk ikut bergabung dengan anak-anak lain yang tengah memasang lego yang baru di belinya.
"Aku mau pinjam boleh tidak? " tanya Alif sambil menunjuk lego yang ia lihat.
"TIDAK INI PUNYAKU! KAMU BELI SENDIRI! " bentak anak itu lalu mendorong Alif dan memunguti legonya untuk pindah tempat agar tidak di lihat Alif.
"Aku pinjam sebentar... " pinta Alif lagi sambil mengikuti dan membawa kardus kemasan lego milik temannya.
"TIDAK BOLEH!!! " tolaknya lagi sambil menyaut kardus bekas kemasan di tangan Alif.
"Aku mau pegang saja sebentar... " pinta Alif lagi sedikit memaksa dengan memelas.
"TIDAK BOLEH YA TIDAK BOLEH! " bentaknya lagi pada Alif.
"Kalo lihat saja boleh tidak? " Alif masih saja ingin melihat dan menyentuh lego itu.
"Alif... " panggil ustadz yang dari tadi memperhatikan Alif. "Ini... " ustadz Arif mengeluarkan sebuah wafer coklat dari baju kokonya untuk Alif.
"Trimakasih ya... " ucap Alif senang lalu kembali menyodorkan wafernya barusan pada ustadz untuk dibukakan bungkusnya.
●●●
Setelah solat maghrib Alif kembali pulang bersama kakeknya, lalu makan malam bersama di rumah. Nana hanya memasak telur dadar yang di campur dengan sayur juga sedikit tepung agar cukup di makan bertiga. Alif tampak begitu lahap tiap kali makan malam. Maklum saat yang lain ke TPA sambil di suapi ibunya Alif hanya bisa melihat.
"Mama tadi aku di kasih wafer sama ustadz..." ucap Alif lalu mengambil tas kecilnya mencari wafernya tadi.
Nana hanya menunggu sambil menyuapi Alif.
"Eh iya sudah di makan tadi... " ucap Alif malu lalu cengar-cengir tertawa bersama Nana.
"Tadi belajar apa? " tanya pak Janto pada Alif.
"Berdoa, sama menyanyi saja... Tadi temanku beli mainan susun-susun terus jadi robot gitu loh... Bagus sekali... " ucap Alif mulai bercerita dengan heboh. "Tapi aku gak beli, aku gak pengen..." sambung Alif lalu kembali membuka mulut kecilnya menerima suapan dari Nana.
"Iya sip, adek pinter! " ucap Nana menanggapi.
"Ma kapan aku belajar baca? " tanya Alif.
"Besok ya mama carikan posternya dulu... " jawan Nana. "Mam lagi? " tanya Nana yang sudah menyuapkan suapan terakhir dan langsung di angguki Alif.
Nana kembali kedapur untuk mengambilkan nasi dan lauk yang masih secuil yang harusnya ia makan.
"Mama tidak makan? " tanya Alif.
"Sudah... " jawab Nana lalu menyuapi Alif lagi.
"Kapan? " tanya Alif lagi.
"Waktu adek TPA... " jawab Nana yang di angguki Alif sambil mengunyah apa yg di suapkan mamanya.
Jelang malam setelah membacakan buku cerita dan menemani Alif bermain sebentar sambil mengecek masakannya yang bakal di titipkan besok, Nana mulai merapikan jajanan kue-kue buatannya. Beberapa kali Alif menghampiri karena sudah mengantuk dan Nana masih sibuk.
"Ma... Besok aku di kasih itu ya... " pinta Alif sambil menunjuk cilok yang tengah di tiriskan Nana.
"Iya... " jawab Nana lalu menusukkan sebutir cilok untuk Alif.
"Ma nanti kalo aku punya uang buanyak banget mau beli mainan sendiri... " ucap Alif yang menerima cilok dari mamanya.
"Iya, adek harus pinter dulu kalo mau punya uang buanyak ya... " jawab Nana yang di angguki Alif.
●●●
Anak gemesin kayak Alif gitu kok tiap TPA ga pernah bawa duit ga di samperin ibunya juga... Kasian... Batin ustadz Arif mengingat kembali soal Alif sambil melihat tunggakan bayaran infaq TPAnya.
"Aku lagi yang bayarin infaqnya ..." gumam ustadz lalu memasukkan selembar lima ribuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments
Dia_341
sabar y alif bahagia akan menjempu alif
2022-01-18
0
_sad.girls
meskipun aji bapak kandungnya alif,gw garela anjr kalo nana ujung"nya balek sama aji.. mending sama ceo yg mencintai nana dg tulus
2021-11-25
1
Mawar Bodas Berduri
bener" bikin Baper... 😭😭😭
2021-07-25
0