Hari itu aku dan Luluna duduk di kamarku untuk main shogi bisa di bilang catur juga tapi versi Jepang, permainan ini menyenangkan dan sama saja dengan catur ternyata Luluna sangat mahir bermain game serius ini. Namun Luluna lemah dalam catur. harusnya dibalikkan? Karena shogi lebih sulit dari pada catur, selain karena berbahasa Jepang juga.
"Prajurit bisa berubah di akhir kan?'' Tanyaku pada Luluna dan Luluna mengangguk, untung yang di ajak ngomong orangnya punya mata normal ya? Jadi bisa lihat dia manggut "Ok aku tukar kuda ya."
Saat setelah aku menukar prajurit terakhirku menjadi kuda, Luluna maju dan chessmate aku kalah. Oh astaga Ya Tuhan aku tak percaya dengan apa yang aku lakukan sendiri, karena apa? Karena aku lebih jago biasanya tapi ini aku kalah sama anak SD? Benar-benar menjengkelkan.
Ayah pulang dari rumah sakit dan langsung tidur di kamarnya. Padahal hari itu ayah janji pada aku dan Luluna akan ke rumah ibu bersama -sama, tapi ayah, dia mengingkari janjinya lagi untuk ke 3 kalinya.
"Lain kali ya sayang!" Itulah janji ayah dan selalu begitu. Dia selalu mengelak, mencari alasan dan sebagainya untuk menghindari ke rumah ibu, kenapa ya? Kenapa padahal kami rindu ibu kami?
Aku pun melanjutkan main Shogi dengan Luluna, hingga akhirnya aku kalah lagi, lagi dan lagi. Hingga aku mulai bosan, mengantuk lalu tertidur lelap.
Aku terbangun dari ketiduran ku tadi dan mencari Luluna ke ruang tengah, tapi tidak ada dan yang kulihat hanyalah ayah.
Beberapa menit kemudian aku mencari Luluna lagi dan ternyata tidak ada, hingga aku menerima telpon dari Luluna, Luluna menelpon? Suara siapa? Aku membuka telpon itu dan ternyata itu adalah suara dari, Pak Toni dia adalah supir ibu dulu dan sekarang.
"[Halo nona Lilani !]" Suara Pak Toni terdengar panik sekali sampai-sampai tertebak kalau ada yang gawat.
"[Pak Toni ada apa? Kok anda menelpon lewat telpon Luluna? Kok panik ada apa?]" Tanyaku bertubi - tubi.
"[Luluna, Madonna Luluna, Dia dalam bahaya!]" Apa Luluna dalam bahaya? "[Dia ada di rumah nyonya sekarang, Madonna Lilina melakukan kesalahan dan saat Luluna datang Nyonya Lisa langsung menyerang Luluna, Madonna Lilani tolonglah Luluna sekarang!]" Pak Toni menutup telpon, begitu juga aku yang lalu memberi tahu ayah.
Next....
Aku dan ayah pergi ke rumah ibu, kami mengetuk pintu tapi tak ada jawaban dan akhirnya aku putuskan untuk mendobrak pintu, yang ternyata tidak di kunci, astaga.
'' Aduh.....!'' Aku jatuh dan melihat sekitar rumah ibu. Tampak kacau. Ibu ada dimana Luluna adikku?
"Ibu apa kau ada di dalam?''Panggilku kencang.
"Hei Lisa! Keluar kau! Dimana Luluna?'' Kata ayah garang, macam macan lapar yang hendak menerkam mangsanya.
''Luluna di mana kau?'' Ujarku lantang.
Suatu suara perempuan yang aku kenal mulai terdengar dari belakang rumah dan itu adalah suara. ''Khu......khu.....khu.....Lilani sayang, apa kau bodoh? Meneriaki orang bisu yang sudah pasti tidak akan menjawab pertanyaan mu?'' Ibu. Itu suara dari Ibu.
'' Kau apakan Luluna? Dimana dia?'' Tanya ayah lagi.
'' Dia ? Hahaha sudah mati !'' Ibu menyeringai puas dan tampak dari pakaian yang ia kenakan darah Luluna adikku. '' Dan setelah ini kau mudahkan aku bunuh dan Lilani sayang kita akan hidup bahagia tanpa ayah atau pun si bisu itu khu...khu...khu...''
Yang aku pikirkan saat itu hanya satu ibu ku sudah benar-benar tidak waras lagi atau bisa di panggil gila.
Next
Ayah meminta aku untuk pergi ke halaman belakang karena ibu bilang Lilina ada di sana mengurus Luluna. Aku segera ke sana dan ku dapati Lilina yang tengah berdiri dengan pakaian yang penuh bercak darah. Oh tidak apa itu darah dari Luluna?
''Lilina katakan! Dimana Luluna?'' Kataku keras pada Lilina gila itu.
'' Aku sudah membuangnya kejurang!'' Kata Lilina tanpa ragu sedikit pun atau yang mungkin bisa disebut dengan rasa bersalah, kurasa dia tidak punya.
''TIDAK MUNGKIN! TIDAK MUNGKIN KAU MELAKUKAN ITU! " Kataku entah pada Lilina atau diriku sendiri yang coba ku tenang kan.
''Dia sudah mati dasar *****." Aku tak percaya Lilina melakukan itu semua tapi itu lah kenyataannya bahwa Lilina adalah monster yang telah membantu ibu tuk melenyapkan Luluna. '' Dan aku tidak akan sudi kau masih ada si muka bumi ini, karena kau aku jadi kehilangan Ayah dan Ibu! Semua ini salah kamu dan juga bocah tengik itu!''
''Diam kau monster! Kau sudah berani melukai adikku sekarang jika kau mau membunuhku maka aku tidak akan tinggal diam! '' Aku terkejut sendiri dengan apa yang aku katakan tapi itu lah yang aku katakan, mau apa lagi?
''Kau tidak akan selamat dariku saudariku .......
khu...khu...khu....'' Lilina menodongkan tongkat besinya kearah wajahku dan aku berhasil menghindar, tapi serangan selanjutnya sungguh tak terduga. Lilina menusuk perutku tepat di ulu hati dengan pisau yang ia bawa dari dapur dan setelah itu dia menusuk tanganku dengan pisau berkarat dari tanah yang ia temukan secara sembarangan.
''Aaaagrhk Kau gila Lilina !"seakan belum puas melihat aku meronta-ronta Lilina lalu menginjak tangan ku dengan kakinya yang bersepatu berat itu. "Argh"
Jeritanku seolah adalah musik merdu di telinganya namun lambat laun dia mulai takut jika ada orang yang mendengar jeritanku tadi, sehingga ia menyumbat mulutku dengan rumput yang jelas kotor pastinya.
*Next episode selanjutnya.
Berikan like, komen, dan dukungan lainnya darimu, terimakasih sudah menyempatkan membaca cerita Luluna.
...............................................................................................................................................................
...Terima kasih semuanya (0~0) Dadah............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
AFN🌷🌾🌷🌾🌷
menarik😍
ku tunggu next nya
semangat💪💪
2020-06-02
1