Chapter 4

Jhose me..no..dongkan revolver pada kepala pria yang ada di dalam mil.

"KELUAR!!."

Pria yang ada di dalam mobil keluar mengangkat tangan menyerah.

Jhose memborgol pria itu dengan tangan berada di belakang.

"Masuk!."

Jhose memaksa masuk pria itu membawa nya dengan mobil yang Ia kendarai melaju meninggalkan tempat itu.

Jhose menginjak pedal gas melesat kan mobil nya dengan kecepatan tinggi.

Menembus hening nya kota Tokyo pukul 3 dini hari.

Ciii....ttttt.....!!!!!

Jhose menginjak rem mendadak di atas jembatan yang sepi tidak ada siapapun yang melewati tempat itu di jam jam segini.

Jhose melompat menuju kursi belakang secepat itu mengeluarkan tali mengikat tubuh pria yang ter borgol dengan mulut yang ter..sumpal.

"Apa yang akan kau lakukan Jhose??? mengapa kau mengikat nya?."

Kapten Hwo meninggikan suara menelisik apa yang ada di dalam otak Jhose itu.

Jhose tidak menanggapi."Jim, Bantu aku!!."

"Dengan senang hati Jhos."

Jim dan Jhose Terus melilit pria disana dengan tali. Menyisakan tali panjang tidak untuk melilit sempurna.

Pria itu meronta ronta tidak mampu berbicara karena mulut nya ter..sum..pal kain.

Jim menarik keluar Pria dari dalam mobil yang terparkir tepat diatas Jembatan.

"Jika kau tidak buka mulut. Ku lempar kau dari sini."

Pria itu berlinangan air mata ketakutan.

3..2...1...

"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......"

Pekik Pria itu yang melayang di lem..par dari atas jembatan.

Kapten Hwo ikut syok terperangah hebat.

Seketika pekikan Pria itu berhenti. Karena Jhose dan jim masih memegang tali yang menghubungkan dengan pria yang sekarang bergelantungan di bawah jembatan.

"Jika kau tidak buka mulut, Akan aku lepas tali nya dan..."

Jhose menggantung kan kalimat nya.

"Daaarrrrr.... Kau terjatuh ke sana."

Jim menimpali menunjuk ke arah jurang.

Pria itu terlihat mengangguk.

Kemudian Jhose dan Jim menarik tali tidak jadi melepaskan tali agar pria itu masuk kedalam jurang.

Nafas Pria itu terengah engah.

"Timur tengah. salah satu pemimpin kami disana."

"Salah satu?."

Kapten Hwo berkerut dahi.

"Jika informasi tentang Big Boss, aku tidak mengetahui nya. Pergilah Timur tengah. Anda akan mendapat kan informasi tentang nya."

Berbicara ter engah engah dengan mata yang berlinang takut.

"Ada yang kau sembunyikan dari ku!!."

Jhose menarik kerah leher sambil menatap elang pada mata nya.

"Ampun tuan."

"Penyelundupan heroin dalam jumlah besar dengan menggunakan kontainer berisi pipa listrik melalui jalur darat menuju kesana. Menurut informasi sekitar satu sampai dua minggu kedepan."

Jhose melepas krah leher pria itu.

"Lindungi aku dan keluarga ku tuan."

Menangis tersendu.

"Kau aman dibawah perlindungan organisasi ICPO-INTERPOL langsung."

Tegas Jhose.

" Terimakasih tuan."

Pada ahir nya Jhose menjadapatkan informasi yang sangat penting. Untuk urusan selanjut nya Jhose harus menunggu surat tugas untuk kesana.

Pria itu mendapat perlindungan langsung dari organisasi kemudian dipindahkan ke kota lain agar lebih aman.

***

Jhose merebahkan tubuh nya di kamar hotel berbintang sebagai fasilitas untuk nya.

Seharian tidur melepas lelah hingga menjelang sore hari.

Jhose menikmati fasilitas berendam air panas dengan pijatan oleh tenaga ahli tentu nya.

E..it bukan wanita ya tenaga ahli nya..?! melainkan seorang pria.

Jhose keluar dari tempat nya berendam meraih handuk melilitkan pada pinggang nya.

Tubuh tinggi tegap, Kekar atletis terekspose disana.

(Dan Sial nya penulis membayangkan sampai jauh kesana.....Wkwkwk)

Jhose bersiap dengan stelan Jas melekat pada tubuh nya melihat arloji menunggu Kapten Hwo keluar dari kamar hotel disebelah.

"Kau siap Jhos?."

Kapten Hwo keluar dari kamar itu.

"Ayo Hwo, Tidak sopan membuat seorang Kaisar menunggu."

Kapten Hwo melangkah lebar bersama Jhose.

Keluar dari hotel dengan gaya Cool khas mereka.

Jhose menginjak pedal gas melesatkan mobil nya

Jalanan begitu padat di sekitar pusat kota Tokyo.

Mobil terus melaju hingga sampai di sebuah restoran ternama di kota ini.

Hanya orang orang khusus yang masuk ke Restoran ini. Mulai dari pengusaha hingga pejabat Negara.

Jhose masuk bersama Kapten Hwo memasuki restoran disambut sedikit membungkuk dari para penjaga. Jhose pun melakukan hal yang sama untuk menghormati.

"Kalian sudah datang?"

Pimpinan organisasi datang menghampiri.

Jhose membungkuk diikuti Kapten Hwo disana.

Pimpinan menepuk bahu Jhose disana."Kau bekerja dengan baik."

Tiga Pria bebicara sekedar beramah tamah kemudian masuk kedalam restoran tepat nya di lantai dua. Restoran dengan fasilitas Vvip disana.

Wanita cantik berpakaian Kimono membungkuk menghormati.

Kaisar beserta penasehat nya telah berada di sana.

Jhose kembali membungkuk menghormati Kaisar.

"Dari tadi membungkuk terus apa tidak sakit pinggang."

Gumam gumam.

"ようこそ。 私たちの招待に来てくれてありがとう。

Yōkoso. Watashitachi no shōtai ni kitekurete arigatō."

(Terimakasih tuan tuan. Telah memenuhi undangan dari kami).Bla...Bla..bla..

Yang intinya berterima kasih telah berhasil menggagalkan penyelundupan heroin jalam jumlah besar tempo hari.

Semua duduk melantai berhadap hadapan dengan meja kecil di hadapan mereka.

Mendengarkan secara hikmat setiap perkataan dari penasehat Kaisar.

Wanita berpakaian kimono menuangkan secangkir kecil teh hijau. Entah sudah tradisi atau semacam nya setiap acara formal pasti ada teh hijau.

Semua yang hadir bersulang menenggak teh hijau yang rasanya jauh dari kata istimewa.

"Sial Pahit..!!"

Gumam gumam.

Sebenarnya Jhose sedikit enggan berada di tempat menegang kan seperti ini.

Kaisar memberikan hadiah berupa kapal. Sejenis kapal perang yang akan digunakan untuk menjelajah samudra. Menangkap para penyelundup obat obatan terlarang yang mungkin akan datang kembali di belahan bumi yang lain.

Pada ahir nya makan malam dengan Kaisar berahir. Jhose dan para tamu undangan membungkuk berterima kasih.

"Kau bisa kembali ke London besok. Akan ada yang menjemput mu Jhose."

Ujar pimpinan organisasi.

"Terimakasih pak. Jhose memberi hormat."

Pimpinan berpamitan menaiki mobil yang lain sedangkan Jhose memilih melesatkan mobil nya kembali ke hotel tempat nya menginap.

"Jhose kita berpisah besok. Berkunjunglah kemari lain waktu."

Berbicara sambil menekan tombol lift yang akan mengantar mereka menuju lantai atas kamar hotel berbintang tempat mereka menginap.

"Aku harap kunjungan ku yang berikutnya adalah undangan pernikahan mu."

Berbicara serius sambil melihat dinding besi yang memantul kan tubuh mereka seperti cermin( Lift).

"Entahlah Jhose, Aku belum berfikir kesana."

"Mengapa?.Jangan katakan kau tak pernah jatuh cinta."

"Tutup mulut mu Jhos, Kau berisik sekali."

Melirik pada Jhose.

Hahaha kedua nya pun ahirnya tertawa bersama.

Pintu lift terbuka. Jhose dan Kapten Hwo keluar dari sana menuju kamar mereka masing masing.

"Tunggu Jhose!."

Cegah Kapten Hwo.

"Apa?."

"Mau bermain catur?."

"What?."

Jhose berkerut dahi.

"Catur. Kau takut?."

Kapten Hwo menyeringai.

"Kau akan kalah dari ku..?! Bodoh..!"

"Buktikan saja Sialan!!."

Malam semakin larut Kapten Hwo dan Jhose menghabiskan waktu dengan bermain catur hingga hampir pagi. Ditemani secangkir kopi yang entah sudah gelas ke berapa Jhose menghabiskan nya.

-

Next...

Terpopuler

Comments

Anita Vivo

Anita Vivo

semangat Thor.....

2021-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!