Sore harinya Dewa datang ke kontrakan Yuni sambil membawa kantong yang berisi berbagai makanan. Yuni menerimanya dan meletakkan di atas meja. Yuni hendak menata bahan makanan dan beberapa cemilan ke kulkas tapi Dewa mencegahnya. Lalu Dewa mengambil alih memasukkan bahan makanan dan cemilan itu ke kulkas.
" Kakak tidak perlu repot aku bisa beli sendiri " Yuni duduk di kursi dapur sekaligus menjadi meja makan mini.
Dewa hanya diam tak menanggapi tangannya tetap sibuk memasukkan berbagai bahan makanan dan cemilan ke dalam kulkas. Yuni mengamati pria yang dipanggilnya kakak itu sambil melamun. Andai saja suaminya ada di sini ... ah mikir apa aku ini, gumam Yuni. Aku tidak mau tahu apa pun tentang dia lagi. Aku juga tidak mau memikirkan dia lagi. Terlalu menyakitkan pengkhianatan yang dilakukan oleh suaminya itu. Aku sudah mengambil keputusan ingat Yuni kamu tidak sendiri ada kehidupan lain di perut ini yang mesti dijaga. Yuni menguatkan dirinya tak terasa bulir bening menetes tanpa ia minta. Biar bagaimanapun juga semua ini berat bagi Yuni.
Setelah selesai Dewa berbalik mendapati Yuni tengah melamun dan menangis. Dewa mendekat dan menarik kursi dan duduk di samping Yuni.
" Arti " panggil Dewa pelan.
Yuni masih tenggelam dalam lamunannya sampai Dewa memanggilnya beberapa kali. Wanita malang itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Hingga tepukan di pundaknya menyadarkan wanita itu.
" Ada apa " Yuni menggeleng.
" Apa kau masih memikirkan nya " Yuni menatap pria di samping nya dengan tatapan sendu.
Bohong kalau dia tidak memikirkan suaminya yang kini bersama wanita lain. Bohong kalau dia tidak sedih dengan kepergian pria yang mengkhianati cintanya itu. Bohong kalau saat ini dia tidak merindukan pria yang selama empat tahun ini mengarungi biduk rumah tangga bersama nya. Dan pada kenyataannya dia sendirian menanggung sakit hati karena ulah suaminya yang tega berpaling ke wanita lain. Wanita yang Yuni tidak kenal siapa dia sehingga membuat suaminya dengan mudah meninggalkan dirinya.
" Kalau kau sedih dan ingin menangis menangis lah sepuas mu tapi ingat ada anak yang ada di perutmu juga butuh makan " Dewa mengusap lembut punggung tangan Yuni.
Yuni kembali pada kesadaran nya melihat kak Dewa nya sudah duduk disampingnya.
" Sudah selesai beberesnya kak " Yuni menghapus sisa air matanya yang menetes.
" Sedari tadi " Dewa tersenyum hangat.
Membuat Yuni tertular tersenyum pada kak Dewa nya.
" Ya sudah kau mau makan apa " tanya Dewa.
" Aku mau ... makan mie kuah saja " sahut Yuni cepat.
" No, itu tidak bagus buat wanita yang sedang hamil seperti kamu Arti " sahut Dewa.
" Ya sudah kalau gitu aku nggak mau makan " Yuni bangkit berdiri namun dicegah Dewa.
" Okey gimana kalau kakak buatkan nasi goreng atau sop ayam jamur gimana " bujuk Dewa.
" Tidak mau aku maunya mie kuah kalau kakak tidak mau buatkan tidak apa-apa aku mau buat sendiri saja " Yuni bangkit dari duduknya.
Dewa mencegah Yuni dan menyuruh wanita itu duduk kembali. Dewa melangkah menuju dapur mini tak jauh dari tempat keduanya duduk. Dewa mengambil peralatan masak dan bahan untuk membuat mie kuah.
Pria tampan itu bergerak gesit hingga tak butuh waktu lama dua mangkuk mie kuah telah siap untuk disantap. Mata Yuni berbinar cerah saat Dewa memberikan mie kuah. Yuni langsung menyantap mie kuah buatan Dewa. Sementara Dewa hanya menatap wanita di depannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Satu mangkuk telah tandas tak tersisa lalu Dewa menyodorkan satu mangkuk lagi pada Yuni.
" Kakak tidak makan " Dewa menggeleng.
" Buat kamu saja " sahut Dewa.
" Beneran nih kak ' Dewa mengangguk.
Yuni mengambil mangkuk berisi mie kuah itu lalu menyantap nya. Tak butuh lama habislah mie kuah itu masuk ke perut Yuni. Lalu Dewa memberikan air minum pada Yuni. Yuni minum air pemberian Dewa.
" Uh kenyang sekali " Yuni mengusap perutnya.
Dewa tersenyum memandang wanita di depannya itu.
" Kenapa kakak tersenyum seperti itu " Yuni menatap heran pada Dewa.
" Ah tidak em gimana kalau kita nonton tv saja atau kamu mau istirahat " tawar Dewa.
" Aku mau istirahat " Yuni bangkit.
Yuni melangkah menuju kamarnya Dewa hanya berdiri di ambang pintu. Memastikan wanita itu berbaring di tempat tidur. Dewa pamit pulang dan tak lupa menutup pintu kamar Yuni dari luar. Lalu mengambil kunci cadangan yang tergantung di atas meja tv atas ijin Yuni. Dewa melangkah keluar dan mengunci kontrakan Yuni dan kembali ke kontrakan nya.
Setelah Dewa pergi Yuni kembali membuka matanya yang tadi terpejam. Yuni tak ingin kak Dewa nya khawatir pada dirinya jadi dia pura-pura tidur. Yuni bersandar pada sandaran ranjang. Lalu menoleh ke samping mengusap bantal yang kosong tanpa seseorang yang selama ini menemani tidurnya. Kembali bulir bening menetes di kedua pipi wanita malang ini. Yuni menangis sesenggukan cukup lama setelah lelah menangis Yuni merebahkan kembali tubuh lelahnya dan terlelap tidur terbuai mimpi. Dan berharap esuk pagi bisa menapaki hari-hari penuh semangat meski tanpa seseorang yang kini telah pergi meninggalkan luka di hatinya.
**************
Baru up nih nggak pa pa meski sedikit ya.
Jangan lupa beri like, komen dan vote nya.
Terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
BABY BOY R
kalo gitu lanjut lagi
2021-11-13
1