Bab 3 Bertemu Dewa

Sepanjang perjalanan menuju perusahaan Sanjaya milik mertuanya, Aris memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi. Aris menghela nafas perlahan tak dipungkiri ada perasaan bersalah yang mendera hatinya saat ini. Perasaan bersalah pada Yuni istrinya tapi dia seorang manusia biasa yang juga mempunyai sebuah keinginan. Keinginan yang tidak didapat dari Yuni membuat Aris berpaling ke wanita lain.

Hingga tak terasa sampailah Aris di perusahaan Sanjaya. Aris memarkirkan mobilnya lalu berjalan menuju ruangan asisten presdir. Aris bisa mencapai kedudukan setinggi itu selain kepintarannya juga dia adalah menantu dari presdir Lukman Sanjaya. Sementara rumah dan mobil hadiah dari mertuanya sebagai hadiah pernikahan nya bersama Nindy.

Siapa sih yang tidak tertarik dengan Nindy selain cantik dia putri dari pewaris tunggal perusahaan Sanjaya. Beruntunglah Aris belum genap setahun bekerja di perusahaan Sanjaya sudah dipercaya menjadi asisten presdir dan juga bisa memikat gadis cantik itu. Keberuntungan juga berpihak pada Aris ketika pak Lukman merestui hubungan putrinya dengan Aris. Dan mengabaikan bahwa ada sebuah hati yang terluka karena keputusan mereka.

Kembali pada Aris yang duduk sambil memeriksa berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya. Aris ingin segera menyelesaikan pekerjaannya hari ini dan hendak menemui Yuni. Tapi seolah pekerjaannya itu sangat menyiksanya seperti hatinya saat ini begitu tersiksa dengan wajah sembab Yuni. Aris berulangkali mengusap pelipisnya pikirannya terbelah antara secepatnya menyelesaikan pekerjaannya dan memikirkan bagaimana memberi penjelasan agar Yuni menerima pernikahan nya dengan Nindy.

Akhirnya selesai sudah pekerjaannya hari ini. Aris merapikan berkas-berkas itu lalu mematikan laptopnya. Aris mengambil tas kerjanya keluar dari ruangan nya. Suasana tampak sepi karena sudah lewat jam kerja kantor. Karyawan yang lain sudah pulang dari tadi termasuk presdir dan juga sekretaris nya. Hanya Aris dan beberapa karyawan yang terlihat lembur mungkin berjumlah sekitar lima orang termasuk Aris.

Sampai di tempat parkir Aris masuk ke mobilnya dan melajukan mobilnya ke jalan raya. Aris berhenti dipinggir jalan menuju rumah kontrakannya yang ia tinggalkan tiga minggu lamanya. Sejenak Aris diam mengamati rumah yang ia tinggali bersama Yuni. Tidak ada yang berubah sama seperti tiga minggu yang lalu saat ia pamit pada Yuni. Aris membuka pintu mobil melangkah pelan menuju rumah kontrakannya. Sampai didepan pintu Aris mengetuk pintu.

Tok tok tok.

Tak ada sahutan dari dalam. Suasana di dalam rumah tampak sepi seperti tidak ada penghuni di dalamnya. Hingga ketukan yang ketiga kalinya pun pintu masih tetap tertutup.

Saat Aris akan mengetuk pintu lagi seorang tetangga kontrakan keluar kebetulan tetangganya itu hendak membeli makanan di warung. Dan melihat Aris berdiri di depan pintu kontrakan Yuni tetangga itu Melani namanya mendekat ke suami Yuni.

" Mas Aris ya em mas Aris baru pulang " tanya Melani.

" Eh, i iya mbak Mel, Yuni nya kemana ya mbak dari tadi saya ketuk pintunya nggak dibukain " tanya Aris.

" Tadi sih ada di rumah nggak tahu deh sekarang " sahut Melani.

" Ya sudah saya pergi saja nanti saya balik lagi " Aris hendak melangkah pergi.

" Lho emangnya mas Aris nggak bawa kunci cadangan " tanya Melani.

" Em gimana ya eh nggak mbak kalau begitu saya nanti ke sini lagi " Aris tersenyum canggung.

Aris pamit pada Melani lalu melangkah menuju mobilnya. Mobil Aris melesat ke jalan raya dan pulang ke rumah pemberian mertuanya.

Melani menatap Aris heran karena suami Yuni itu bukannya pulang ke kontrakan Yuni. Tapi malah masuk ke mobil lalu pergi begitu saja.

Sementara itu di sebuah rumah sakit kota di ruang rawat Yuni terbaring lemah dengan selang infus terpasang di tangan kirinya. Dan di sebelahnya duduk seorang lelaki tampan yang sedari tadi menatap wajah pucat Yuni tak berkedip.

Setelah beberapa saat lamanya ada pergerakan dari Yuni. Matanya perlahan terbuka dan tampak bingung ketika melihat sekeliling ruangan semua serba putih. Lalu melihat dirinya yang terbaring lemah Yuni mulai berpikir dan mengingat sesuatu. Terakhir dirinya bertemu dengan suaminya dan berlari menghindar dari suaminya kemudian Yuni tak ingat apa-apa lagi. Yuni menoleh ke samping betapa terkejutnya ia ketika melihat seseorang yang sangat ia kenal tersenyum padanya.

" Kak Dewa " gumam Yuni.

" Kau sudah sadar Arti " kata lelaki bernama Dewa itu.

Ya hanya Dewa yang memanggil Yuni dengan panggilan Arti. Karena nama gadis itu Yuniarti dan Dewa selalu memanggil pada Yuni dengan panggilan kesayangan yaitu Arti. Entah mengapa saat lelaki itu memanggil namanya dengan sebutan Arti ada rasa nyaman menelusup ke hatinya.

Sekian lamanya lelaki itu menghilang tak ada kabar berita dan baru hari ini Yuni bertemu dengan lelaki itu lagi. Ada rasa bahagia bertemu dengan lelaki itu.

" Kak..." lirih Yuni.

" Sssst aku panggil dokter dulu ya " Yuni mengangguk.

Lelaki itu bangkit memencet tombol untuk memanggil dokter. Beberapa saat dokter dan perawat datang, dokter lalu memeriksa Yuni. Dokter itu tersenyum pada Yuni lalu berganti menatap Dewa membuat Yuni mengernyit heran.

" Ada apa ya dok " tanya Yuni.

" Selamat ya pak bu istri anda sedang hamil lebih pastinya silahkan ibu nanti periksa ke dokter spesialis untuk memastikan usia kehamilan nya " dokter itu tersenyum.

Dewa tersenyum canggung pada dokter yang memeriksa Yuni. Sementara Yuni menutup mulutnya tak percaya ada rasa bahagia bercampur sedih di sana. Tak terasa bulir bening keluar begitu saja dari kedua pipinya.

Dewa mengusap pelan bahu Yuni lalu berterimakasih pada dokter. Setelah dokter dan perawat itu keluar semakin deras lah bulir bening itu membasahi pipi Yuni.

Apa yang harus aku lakukan, gumam Yuni bingung. Dewa melihat kebingungan di mata gadis itu. Dewa meraih tangan Yuni lalu menggenggamnya memberinya kekuatan.

" Cerita padaku siapa tahu aku bisa bantu Arti " kata Dewa lembut.

" Aku tidak mau bersamanya lagi tapi gimana dengan anak ini " Yuni berkata sendu sambil mengusap perutnya yang masih rata.

Setelah mendengar ucapan dari dokter bahwa dirinya hamil sejenak Yuni berpikir. Lalu Yuni bertekad untuk menyembunyikan kehamilannya dari suaminya. Karena terlalu sakit hati pada pengkhianatan yang dilakukan oleh Aris, Yuni telah mengambil keputusan untuk bercerai dari Aris. Yuni meminta bantuan pada Dewa untuk menyelesaikan urusannya dengan suaminya. Dewa mengangguk ragu namun dalam hati bersorak kegirangan.Dewa memandang Yuni dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Pikirkan sekali lagi Arti " kata Dewa.

" Aku yakin akan keputusanku ini kak " yakin Yuni.

" Gimana dengan anak ini nanti " Dewa sekali lagi berkata.

" Aku akan membesarkan nya sendiri " tekad Yuni bulat.

Dewa mengalah untuk sementara ia mengikuti kemauan Yuni. Untuk ke depannya Dewa akan membujuk Yuni bagaimana pun caranya. Entah apa yang ada dalam benak Dewa hanya Dewa yang tahu.

Setelah sehari di rumah sakit hari ini Yuni bersiap untuk pulang ke rumah kontrakannya. Dewa menelpon seseorang untuk mengambil mobilnya sekaligus membayar biaya rumah sakit Yuni. Kemudian Dewa menghampiri Yuni keduanya keluar dari ruang rawat itu. Yuni duduk di kursi roda dan Dewa mendorong pelan kursi roda keluar dari rumah sakit.

Dewa menyetop taksi lalu keduanya masuk ke dalam taksi. Sampai di depan kontrakan Yuni, Dewa membayar ongkos taksi lalu membantu Yuni keluar dari taksi. Dan menuntun gadis itu masuk ke rumah kontrakan nya.

" Istirahat saja aku buatkan makanan untukmu " seru Dewa tersenyum.

Dewa membantu Yuni berbaring di kasur lalu berjalan ke dapur membuat kan makanan untuk Yuni. Saat di dapur Dewa membuka kulkas ternyata kosong tidak ada bahan makanan di sana. Hanya ada botol yang berisi air mineral saja.

Dewa keluar dari kontrakan Yuni kebetulan ada pedagang yang menjual buah-buahan dan ada berbagai makanan ringan terbungkus rapi di wadah. Dewa membeli beberapa buah dan makanan ringan itu. Setelah membayar sejumlah uang Dewa masuk kembali ke kontrakan Yuni.

Dewa menata irisan buah ke mangkok dan beberapa cemilan di piring lalu membawa ke kamar Yuni.

" Ayo makan dulu kasihan baby-nya dia butuh makan juga kan " Dewa membantu Yuni bersandar.

Dewa menyuapkan potongan buah ke mulut Yuni.

" Kakak aku bisa sendiri " sahut manja Yuni.

Dewa tertawa sambil mengacak rambut Yuni.

" Kak " Yuni cemberut.

Uh, menggemaskan sekali kamu Arti, Dewa kembali mengacak rambut Yuni.

Keduanya tertawa bersama.

Setelah puas tertawa Dewa menatap Yuni sambil tersenyum.

" Arti " panggil Dewa.

" Ya kak " sahut Yuni.

" Kamu tidak apa-apa sendiri di sini " Dewa menatap Yuni.

" Ya kak " sahut Yuni.

" Aku pergi dulu kalau butuh sesuatu panggil saja. Kakak tinggal di deket sini kok " Dewa mengusap lembut pucuk rambut Yuni.

" Di mana kak " tanya Yuni.

" Samping kiri tiga pintu dari sini dan ini nomor kakak sudah ada di hp mu, kakak juga sudah menyimpan nomor mu " seru Dewa menyerahkan ponsel Yuni yang tadi sempat Dewa ambil dari tas Yuni.

Dewa melangkah keluar kamar Yuni saat di depan pintu kamar Yuni memanggil Dewa.

" Kak Dewa " Dewa berbalik.

" Terimakasih " sahut Yuni tulus.

Dewa melangkah pelan dan duduk di pinggir ranjang.

" Jangan sedih kakak akan selalu ada buat mu " Dewa mengusap lembut punggung tangan Yuni.

" Sekali lagi terimakasih kak " Yuni tersenyum.

Dewa tersenyum dan mengacak pelan rambut Yuni.

Dewa bangkit dan melangkah keluar dari kontrakan Yuni lalu menutup pintunya.

Dewa berjalan memasuki kontrakannya lalu merebahkan tubuhnya ke kasur dan tidur.

***********

Author up lagi ...

Semoga terhibur dengan cerita recehan ku ini.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Rusni Pakaya

Rusni Pakaya

lanjut

2024-02-13

1

Tiana Yusni

Tiana Yusni

lanjut Thor

2023-05-07

0

BABY BOY R

BABY BOY R

kok belum up lagi

2021-10-31

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pergi
2 Bab 2 Kenyataan
3 Bab 3 Bertemu Dewa
4 Bab 4 Di Kontrakan Yuni
5 Bab 5 Penjelasan
6 Bab 6 Bimbang
7 Bab 7 Pergi Ke Rumah Sakit
8 Bab 8 Menangis
9 Bab 9 Pantai
10 Bab 10 Makan Malam
11 Bab 11 Mantan Sahabat
12 Bab 12 Aku Mencintaimu
13 Bab 13 Masih Sayang
14 Bab 14 Pulang Ke Kontrakan Yuni
15 Bab 15 Menginap Di Kontrakan Yuni
16 Bab 16 Masih Di Kontrakan Yuni
17 Bab 17 Kembali Terluka
18 Bab 18 Bertemu Dewa Lagi
19 Bab 19 Nasihat Rifky
20 Bab 20 Pergi Bersama Kak Dewa
21 Bab 21 Membatalkan Kesepakatan
22 Bab 22 Dewa Sakit
23 Bab 23 Aris Marah
24 Bab 24 Obrolan Antar Teman
25 Bab 25 Membujuk
26 Bab 26 Ke Rumah Sakit
27 Bab 27 Pulang Ke Rumah
28 Bab 28 Bertemu Untuk Yang Terakhir Kali
29 Bab 29 Yang Datang Membawa Luka
30 Bab 30 Pagi Sayang
31 Bab 31 Hari Kedua Di Kontrakan Yuni
32 Bab 32 Sebuah Fakta
33 Bab 33 Pulang Ke Kota
34 Bab 34 Menemui Pita
35 Bab 35 Rumah Baru
36 Bab 36 Lelaki Misterius
37 Bab 37 Tamu Tak Diundang
38 Bab 38 Yuni Pergi
39 Bab 39 Kegelisahan Aris
40 Bab 40 Kamu Ke Mana
41 Bab 41 Lima Bulan Berlalu
42 Bab 42 Penjebakan
43 Bab 43 Hukuman
44 Bab 44 Kehidupan Baru
45 Bab 45 Menuju Malam Pertama
46 Bab 46 Bukan Malam Pertama
47 Bab 47 Hari Pertama Di Rumah Yuni
48 Bab 48 Sehari Menjadi Suami
49 Bab 49 Lukman Sanjaya
50 Bab 50 Menjadi Suami Siaga
51 Bab 51 Melahirkan
52 Bab 52 Pertemuan Adik Kakak
53 Bab 53 Bertemu Gio
54 Bab 54 Obrolan Di Kantin Rumah Sakit
55 Bab 55 Menjenguk Yuni Di Rumah Sakit
56 Bab 56 Pulang Ke Rumah Baru
57 Bab 57 Kedatangan Ayah Yuni
58 Bab 58 Berterus Terang
59 Bab 59 Namanya Daviandra
60 Bab 60 Pergi Ke Rumah Besar
61 Bab 61 Pembicaraan Empat Mata
62 Bab 62 Pergi Ke Luar Kota
63 Bab 63 Pencarian Belum Berakhir
64 Bab 64 Rindu
65 Bab 65 Melihatmu Dari Jauh
66 Bab 66 Bertemu Mantan Calon Kakak Ipar
67 Bab 67 Sehari Bersama Sheena
68 Bab 68 Dewa Pulang
69 Bab 69 Membuka Tabir
70 Bab 70 Selembar Kertas
71 Bab 71 Dilema
72 Bab 72 Dewa Menemui Raga
73 Bab 73 Aku Ingin Sendiri
74 Bab 74 Penyesalan
75 Bab 75 Hadiah Untuk Istri Tercinta
76 Bab 76 Kembali Ke Rumah
77 Bab 77 Kegiatan Panas Di Pagi Hari
78 Bab 78 Undangan Dari Tuan Lukman Sanjaya
79 Bab 79 Salah Sasaran
80 Bab 80 Yuni Khawatir
81 Bab 81 Rifky Galau
82 Bab 82 Menengok Raga
83 Bab 83 Pagi Yang Gagal
84 Bab 84 Rencana Menemui Pita
85 Bab 85 Pertemuan Tak Terduga
86 Bab 86 Sebuah Kesempatan
87 Bab 87 Istriku Yang Polos
88 Bab 88 Nekad
89 Bab 89 Menemui Papa
90 Bab 90 Pertemuan Pertama
91 Bab 91 Memutuskan Hubungan
92 Bab 92 Kenangan Masa Lalu
93 Bab 93 Dering Telepon Di Malam Hari
94 Bab 94 Kesibukan Dewa
95 Bab 95 Pergi Ke Luar Kota
96 Bab 96 Bertemu Tere
97 Bab 97 Aku Sudah Menikah
98 Bab 98 Dendam Lama
99 Bab 99 Mengajak Shee
100 Bab 100 Kecurigaan Dewa
101 Bab 101 Bertemu Kak Raga
102 Bah 102 Tak Sengaja Bertemu
103 Bab 103 Yuni Kabur
104 Bab 104 Kecewa
105 Bab 105 Galau
106 Bab 106 Kejutan Untuk Raga
107 Bab 107 Menjenguk Tere
108 Bab 108 Yuni Diculik ?
109 Bab 109 Rencana Aris
110 Bab 110 Penyelamatan
111 Bab 111 Menyebalkan
112 Bab 112 Rindu
113 Bab 113 Sisi Lain Dewa
114 Bab 114 Memperbaiki Hubungan
115 Bab 115 Melepas Rindu
116 Bab 116 Aku Tidak Mau Kita Pisah
117 Bab 117 Maaf Sayang
118 Bab 118 Pernikahan Rifky
119 Bab 119 Pergi Ke Luar Kota?
120 Bab 120 Kabar Gio
121 Bab 121 Menginap Di Rumah Rizal
122 Bab 122 Kabar Bahagia
123 Bab 123 Persiapan
124 Bab 124 Persiapan 2
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 Pergi
2
Bab 2 Kenyataan
3
Bab 3 Bertemu Dewa
4
Bab 4 Di Kontrakan Yuni
5
Bab 5 Penjelasan
6
Bab 6 Bimbang
7
Bab 7 Pergi Ke Rumah Sakit
8
Bab 8 Menangis
9
Bab 9 Pantai
10
Bab 10 Makan Malam
11
Bab 11 Mantan Sahabat
12
Bab 12 Aku Mencintaimu
13
Bab 13 Masih Sayang
14
Bab 14 Pulang Ke Kontrakan Yuni
15
Bab 15 Menginap Di Kontrakan Yuni
16
Bab 16 Masih Di Kontrakan Yuni
17
Bab 17 Kembali Terluka
18
Bab 18 Bertemu Dewa Lagi
19
Bab 19 Nasihat Rifky
20
Bab 20 Pergi Bersama Kak Dewa
21
Bab 21 Membatalkan Kesepakatan
22
Bab 22 Dewa Sakit
23
Bab 23 Aris Marah
24
Bab 24 Obrolan Antar Teman
25
Bab 25 Membujuk
26
Bab 26 Ke Rumah Sakit
27
Bab 27 Pulang Ke Rumah
28
Bab 28 Bertemu Untuk Yang Terakhir Kali
29
Bab 29 Yang Datang Membawa Luka
30
Bab 30 Pagi Sayang
31
Bab 31 Hari Kedua Di Kontrakan Yuni
32
Bab 32 Sebuah Fakta
33
Bab 33 Pulang Ke Kota
34
Bab 34 Menemui Pita
35
Bab 35 Rumah Baru
36
Bab 36 Lelaki Misterius
37
Bab 37 Tamu Tak Diundang
38
Bab 38 Yuni Pergi
39
Bab 39 Kegelisahan Aris
40
Bab 40 Kamu Ke Mana
41
Bab 41 Lima Bulan Berlalu
42
Bab 42 Penjebakan
43
Bab 43 Hukuman
44
Bab 44 Kehidupan Baru
45
Bab 45 Menuju Malam Pertama
46
Bab 46 Bukan Malam Pertama
47
Bab 47 Hari Pertama Di Rumah Yuni
48
Bab 48 Sehari Menjadi Suami
49
Bab 49 Lukman Sanjaya
50
Bab 50 Menjadi Suami Siaga
51
Bab 51 Melahirkan
52
Bab 52 Pertemuan Adik Kakak
53
Bab 53 Bertemu Gio
54
Bab 54 Obrolan Di Kantin Rumah Sakit
55
Bab 55 Menjenguk Yuni Di Rumah Sakit
56
Bab 56 Pulang Ke Rumah Baru
57
Bab 57 Kedatangan Ayah Yuni
58
Bab 58 Berterus Terang
59
Bab 59 Namanya Daviandra
60
Bab 60 Pergi Ke Rumah Besar
61
Bab 61 Pembicaraan Empat Mata
62
Bab 62 Pergi Ke Luar Kota
63
Bab 63 Pencarian Belum Berakhir
64
Bab 64 Rindu
65
Bab 65 Melihatmu Dari Jauh
66
Bab 66 Bertemu Mantan Calon Kakak Ipar
67
Bab 67 Sehari Bersama Sheena
68
Bab 68 Dewa Pulang
69
Bab 69 Membuka Tabir
70
Bab 70 Selembar Kertas
71
Bab 71 Dilema
72
Bab 72 Dewa Menemui Raga
73
Bab 73 Aku Ingin Sendiri
74
Bab 74 Penyesalan
75
Bab 75 Hadiah Untuk Istri Tercinta
76
Bab 76 Kembali Ke Rumah
77
Bab 77 Kegiatan Panas Di Pagi Hari
78
Bab 78 Undangan Dari Tuan Lukman Sanjaya
79
Bab 79 Salah Sasaran
80
Bab 80 Yuni Khawatir
81
Bab 81 Rifky Galau
82
Bab 82 Menengok Raga
83
Bab 83 Pagi Yang Gagal
84
Bab 84 Rencana Menemui Pita
85
Bab 85 Pertemuan Tak Terduga
86
Bab 86 Sebuah Kesempatan
87
Bab 87 Istriku Yang Polos
88
Bab 88 Nekad
89
Bab 89 Menemui Papa
90
Bab 90 Pertemuan Pertama
91
Bab 91 Memutuskan Hubungan
92
Bab 92 Kenangan Masa Lalu
93
Bab 93 Dering Telepon Di Malam Hari
94
Bab 94 Kesibukan Dewa
95
Bab 95 Pergi Ke Luar Kota
96
Bab 96 Bertemu Tere
97
Bab 97 Aku Sudah Menikah
98
Bab 98 Dendam Lama
99
Bab 99 Mengajak Shee
100
Bab 100 Kecurigaan Dewa
101
Bab 101 Bertemu Kak Raga
102
Bah 102 Tak Sengaja Bertemu
103
Bab 103 Yuni Kabur
104
Bab 104 Kecewa
105
Bab 105 Galau
106
Bab 106 Kejutan Untuk Raga
107
Bab 107 Menjenguk Tere
108
Bab 108 Yuni Diculik ?
109
Bab 109 Rencana Aris
110
Bab 110 Penyelamatan
111
Bab 111 Menyebalkan
112
Bab 112 Rindu
113
Bab 113 Sisi Lain Dewa
114
Bab 114 Memperbaiki Hubungan
115
Bab 115 Melepas Rindu
116
Bab 116 Aku Tidak Mau Kita Pisah
117
Bab 117 Maaf Sayang
118
Bab 118 Pernikahan Rifky
119
Bab 119 Pergi Ke Luar Kota?
120
Bab 120 Kabar Gio
121
Bab 121 Menginap Di Rumah Rizal
122
Bab 122 Kabar Bahagia
123
Bab 123 Persiapan
124
Bab 124 Persiapan 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!