Ikon di Paradise Hotel tidak hanya Raffael Saputra, pemimpin tertinggi hotel itu yang memang jeli dan selalu bekerja keras, ada pula Clara Ariella yang sudah seperti bayangan Raffael. Bagaimana tidak, selama 5 tahun, di mana Raffael berada, sekretarisnya itu selalu ada di sana. Clara Ariella seperti bayangan bagi Raffael.
Bahkan, Sekretarisnya tidak akan segan-segan untuk bekerja lembur hingga bekerja di akhir pekan bagi Raffael. Dedikasi yang tinggi adalah sudah menjadi image bagi Clara Ariella.
Tidak seperti Raffael yang memang lulusan luar negeri dari Cornell University, Clara hanyalah mahasiswa lulusan salah satu Universitas di Jakarta. Akan tetapi, Clara selalu berusaha supaya Raffael tidak mengalami masalah yang berarti dengan pekerjaannya, karena Clara lah semua pekerjaan Raffael terasa mudah, bahkan ringan.
***
5 tahun seleksi Sekretaris Pemimpin Tertinggi Paradise Hotel
Sebagai hotel yang baru, Paradise Hotel merekrut beberapa karyawan, salah satunya Sekretaris Pemimpin Tertinggi. Setelah tes tertulis, dipilihlah 5 orang yang akan mengikuti tes wawancara dengan Atasannya secara langsung. Dan, Clara adalah salah satu calon sekretaris yang mengikuti wawancara siang itu.
Jam 10 pagi, Clara yang memang fresh graduated memutuskan untuk datang ke Paradise Hotel untuk mengikuti tes wawancara. Di atas kertas, nilai Clara memang cukup memuaskan, tetapi sebagai mahasiswa yang baru saja lulus, pengalamannya memang tidak begitu banyak. Bahkan pengalaman Clara hanya ia dapatkan saat ia melakukan praktik lapangan di Semester 7 waktu kuliahnya dulu. Dengan mengenakan celana hitam, kemeja putih, dan sebuah blazer hitam Clara dengan penuh percaya diri mengikuti wawancara itu.
Wawancara itu berlangsung di ruangan yang terbiasa digunakan untuk meeting. Nampak Pemimpin Tertinggi yaitu Raffael menjadi salah satu pewawancara untuk seleksi akhir Sekretarisnya.
Kelima orang yang mengikuti wawancara ini dapat dipastikan semuanya gugup. Walaupun Paradise Hotel adalah hotel yang baru saja dibangun, tetapi nama Saputra Corps tidak boleh dipandang sebelah mata. Pun demikian dengan Clara, beberapa kali keningnya berkeringat menandakan betapa gugupnya dia memikirkan pertanyaan seperti apa yang akan diberikan kepadanya. Setelah menunggu, akhirnya tibalah giliran bagi Clara.
“Nona Clara Ariella silakan masuk.” Suara dari dalam ruangan mempersilakan Clara untuk masuk.
Clara pun berdiri dari duduknya, membenahi pakaiannya dan segera masuk ke ruangan wawancara.
“Selamat siang Bapak dan Ibu semuanya, Saya Clara Ariella.” Sapa Clara kepada tiga orang pewawancara yang sedang duduk di depannya.
“Selamat siang Nona Clara Ariella, sebagai pertanyaan pertama bisakah Anda menceritakan kekurangan dan kelebihan Anda?” Tanya Rino Mahendra yang merupakan Executive Assistance Manager, sekaligus sahabat Raffael itu.
“Selamat siang Pak. Saya adalah pribadi yang bersemangat, dapat diandalkan, disiplin dan tepat waktu. Saya rasa itu akan menjadi kelebihan bagi saya saat saya memulai bekerja di tempat ini. Sementara kekurangan saya, saya memang baru saja lulus dari universitas, Pak. Jadi, saya rasa saya kurang memiliki pengalaman. Tapi pengalaman itu dapat kita dapatkan seiring berjalannya waktu. Apabila ada kesempatan yang diberikan, tentu itu akan menjadi pengalaman bagi saya. Dan, kesempatan itu akan saya gunakan sebaik mungkin.” Jawab Clara dengan penuh keyakinan di dalam hatinya.
“Baik Nona Clara, bagaimana Anda melihat diri Anda dalam 5 tahun ke depan?” Kali ini giliran Raffael yang mengajukan pertanyaan kepada Clara.
“Saya berharap 5 tahun dari sekarang saya bisa menjadi sekretaris di tempat ini dan menjadi seseorang yang dapat diandalkan, Pak.” Kali ini pun Clara menjawab dengan penuh percaya diri.
Raffael cukup terkejut mendengar jawaban Clara, baginya jawabannya ini tidak detail dan spesifik. Bahkan impian gadis yang sedang diwawancarai di depannya ini hanya mau menjadi sekretaris di tempat Paradise Hotel dan menjadi seseorang yang dapat diandalkan. Merasa belum puas dengan jawaban yang diterima, Raffael kembali memberikan pertanyaan. “Sebagai seorang sekretaris nantinya, orang yang bisa diandalkan itu yang seperti apa?”
“Untuk saya sendiri, orang yang diandalkan tentunya dapat membantu atasannya sebaik mungkin Pak. Memastikan atasan saya bekerja tanpa kesulitan, ini menjadi prioritas saya. Walaupun sebagaimana yang saya katakan bahwa pengalaman saya belum banyak, tapi saya akan belajar dan berusaha untuk selalu mendukung dan membantu atasan saya.” Tidak ada keraguan di wajah Clara ketika menjawab pertanyaan dari Raffael ini.
Sementara bagi Raffael, jawaban Clara seakan menggugah hatinya untuk menerima gadis ini sebagai Sekretarisnya, walaupun pengalamannya tidak seperti kandidat lainnya. Untuk lebih memantapkan Raffael kembalilah ia mengajukan pertanyaan kepada Clara. “Apabila Saputra Corp akan mengembangkan bisnis perhotelan di daerah di luar Jakarta apakah Anda bersedia untuk turut dipindahkan ke kota tersebut?” Raffael memberikan pertanyaan ini karena ia ingin mengetahui apakah calon sekretarisnya nanti siap keluar dari zona nyaman dan mau bersama-sama mengembangkan bisnis perhotelan Saputra Corp.
Bagi Clara, ini adalah pertanyaan yang cukup berat. Karena sebelumnya, dia belum pernah merasakan hidup lama di kota selain Jakarta. Sejak kecil hingga sekarang, dia selalu berada di Ibu Kota, walaupun setelah kuliah dia memutuskan untuk menyewa apartemen, untuk belajar hidup mandiri, tapi Clara benar-benar tidak memiliki pengalaman untuk hidup di kota lain.
“Apabila itu untuk kemajuan Saputra Corp, saya akan bersedia Pak. Saya akan belajar beradaptasi tinggal di tempat yang baru untuk membantu atasan saya sekaligus Saputra Corp untuk terus maju.” Ya, itulah jawaban Clara. Dia hanya berpikir bahwa tidak ada salahnya, dia mencoba keluar dari zona nyaman. Di mana pun itu asalkan dia bisa bekerja, tidak menjadi masalah besar untuknya.
“Apakah Anda yakin Nona Clara Ariella?” Sambung Raffael sembari melihat gadis yang tengah duduk di depannya itu.
“Ya Pak, saya yakin.” Jawab Clara dengan penuh keyakinan.
Usai wawancara itu, semua kandidat sekretaris dipersilakan pulang. Dalam waktu sepekan, perusahaan akan menghubungi secara langsung siapa sekretaris yang akan diterima.
Clara pun pulang kembali ke apartemennya dengan perasaan penuh harap, ia berharap bisa mendapatkan pekerjaan ini walaupun pengalamannya belum seberapa, tapi Clara tetap akan berusaha untuk bekerja sebaik mungkin dan meminimalisir terjadinya kesalahan.
Hari berganti hari, belum ada telepon atau email dari Paradise Hotel. Clara berpikir, mungkin dirinya memang belum beruntung untuk diterima di sana.
“Ah sudahlah, mungkin memang aku belum diterima di sana. Aku akan mencoba mencari pekerjaan baru minggu depan.” Gumam Ara sambil mengecek aplikasi emailnya. Lagipula nama sekelas Saputra Corp agaknya tidak akan mungkin merekrut orang yang baru saja lulus dari bangku kuliah tanpa pengalaman yang kurang memadai.
Clara kini mulai fokus duduk di depan laptopnya, ia berencana membuat surat lamaran pekerjaan di hotel lainnya. Ia menyiapkan kembali surat lamaran dan Curriculum Vitae nya (CV). Baru saja ia akan mencetak surat itu, sebuah telepon masuk ke handphonenya.
Dreeetttt Drettttt suara getaran telepon milik Clara.
“Selamat siang benarkah ini dengan Nona Clara Ariella.”
“Iya, benar. Saya sendiri. Ini nomor siapa ya?”
“Saya Tina Mariana, Kepala HRD Paradise Hotel. Setelah mempertimbangkan hasil ujian tertulis dan hasil wawancara, Anda diterima sebagai Sekretaris di Paradise Hotel. Anda akan menjadi Sekretaris Bapak Raffael selaku Pemimpin Tertinggi Paradise Hotel. Saya akan mengirimkan surat resminya ke email Anda dan besok Senin, Anda bisa langsung ke Paradise Hotel jam 8 pagi, akan ada masa orientasi untuk Anda selama 2 pekan. Baik Nona, Selamat bergabung menjadi bagian dari Paradise Hotel.” Tutup Tina Mariana, yang merupakan Kepala HRD di Paradise Hotel.
Hari pertama bekerja di Paradise Hotel menjadi pengalaman yang tak terlupakan oleh Clara. Dia bersiap mengikuti masa orientasi sebagai Sekretaris Pimpinan. Baru hari pertama dia masuk, beberapa orang di bagian HRD membicarakan bagaimana sosok Raffael yang dingin, tidak banyak bicara, dan suka lembur hingga malam. Bahkan beberapa orang di sana berkata kepada Clara bahwa dia harus juga siap lembur kapanpun, bahkan termasuk weekend. Walaupun begitu perusahaan tetap akan memberikan bonus tersendiri bagi karyawan yang lembur dan juga bekerja di akhir pekan.
“Hmm, semoga aku bisa bertahan bekerja dengan Pak Raffael. Aku harap aku bisa belajar sebaik mungkin di sini, tapi bagaimana dengan lembur? Apakah pegawai baru juga harus lembur? Mungkin memang takdirku untuk siap kerja keras bagai kuda.” Gumam Clara di hari pertamanya kerja.
***
Proses penempaan bagaimana seorang Clara bisa menjadi profesional. Waktu 5 tahun, membentuknya menjadi seseorang yang disiplin, rajin, dan dapat diandalkan. Dia benar-benar membuktikan perkataan saat diwawancara untuk bisa membantu atasannya sebaik mungkin.
Semua agenda untuk Atasannya tidak ada yang terlewat, laporan bulanan, surat menyurat, hingga berbagai laporan dari divisi dapat dikerjakan Clara dengan sebaik mungkin. Sekalipun di awal dia menyadari bahwa dia memang kurang pengalaman, kini Clara membuktikan bahwa dia berhasil melewati tantangan, dia berhasil memanfaatkan kesempatan yang datang padanya untuk belajar sebaik mungkin dan juga bekerja sebaik mungkin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Mamie Sekar (AsK)
nyimak dulu
pembukaan yang bagus thor
2021-11-06
1