Bekerja Keras untuk Keluarga

Dengan memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin, dapat memproses kita menjadi seseorang yang profesional dan bertanggung jawab dalam bekerja. Begitu pula Clara, dia langsung bekerja di bawah arahan Raffael, sosok pemimpin muda yang disiplin, kompeten, jeli, dan gigih. Pun demikian dengan Clara, perlahan tapi pasti, dia menjadi gadis yang dewasa, teliti, disiplin, rajin, dan selalu bisa diandalkan oleh atasannya dan rekan kerjanya.

Perjuangan Clara untuk bisa di tahap ini benar-benar perjuangan dengan air mata. Ia belajar mencatat dan mengingat apa saja tugas sekretaris, bagaimana bisa membantu Raffael semaksimal mungkin, bagaimana mengorganisir tugas-tugasnya, juga bagaimana menjalin komunikasi dengan rekan kerja. Semua itu dipelajari Clara setiap harinya dan dia memang tipe orang yang mau belajar. Dengan belajar, dia yakin pasti bisa. Setelah belajar, sedikit demi sedikit akan diaplikasikan langsung saat ia bekerja.

Bulan-bulan pertamanya bekerja terasa bagaikan ia berada dalam Kawah Candradimuka. Apabila dalam dunia pewayangan, diceritakan Gatotkaca saat berusia 1 tahun diceburkan ke dalam kawah ini untuk memutuskan tali pusarnya, hingga akhirnya Gatotkaca keluar dari kawah ini menjadi seorang yang sakti mandraguna. Begitu pula dengan Clara, Paradise Hotel menjadi tempat di mana ia ditempa, diproses, dibentuk, untuk bisa bekerja dengan baik dan penuh tanggung jawab. Walaupun bulan-bulan pertama ia bekerja terasa sangat berat, rupanya tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar dan bekerja sebaik mungkin.

Clara menjadi sosok yang bekerja keras karena ia harus membantu keluarganya yang tinggal di Bekasi. Clara sudah tidak memiliki Ibu, karena saat ia masih duduk di sekolah dasar, Ibunya menderita kanker, setelah sekian lama menjalani Kemoterapi, akhirnya Ibunya kembali menghadap Sang Pencipta. Ayahnya, Harsa Sanjaya hanya seorang karyawan biasa, sementara Clara juga memiliki dua orang kakak perempuan. Sejak kecil, Clara memang memiliki cita-cita untuk membantu keluarganya. Meringankan kebutuhan keluarganya.

Keluarga Clara adalah keluarga yang sederhana. Hingga kini, Ayahnya masih bekerja, dan kedua kakaknya yaitu Rania dan Maria sudah menikah. Rania bersama suaminya tinggal di Bandung, sedangkan Maria bersama suaminya menetap di Jakarta. Melihat Ayahnya yang bekerja keras membanting tulang untuk bisa menyekolahkan dan memenuhi kebutuhan keluarga, Clara dari kecil berusaha menjadi juara kelas hingga ia berhasil mendapatkan beasiswa. Ia menempuh pendidikan sarjananya, juga karena mendapatkan beasiswa. Ayahnya menjadi contoh baginya untuk terus bekerja keras dan tidak mengenal lelah.

Aku sangat ingin di hari tuanya, Ayah dapat hidup bahagia tanpa memikirkan kebutuhan hidup sehari-hari.

Perkataan ini selalu Clara tanamkan dalam hatinya. Oleh karena itulah, Clara bekerja keras dari waktu ke waktu, menyisihkan gajinya yang sudah ia rencanakan akan ia berikan kepada Ayahnya, saat Ayahnya pensiun nanti. Jadi Ayahnya tidak akan kesulitan di hari tuanya. Ahh, sungguh mulianya cita-cita Clara.

Saat Clara memasuki sekolah menengah, Ayahnya menikah lagi dengan perempuan bernama Erawati, seorang guru kesenian di salah satu SMP di Bekasi. Dari pernikahannya ini, tidak mendapatkan anak. Cerita dari Erawati, saat ia masih muda, ia pernah mengalami kista, entah setelah itu Dokter memvonis bahwa ia tidak bisa hamil. Jadi, Erawati menganggap Clara dan kakak-kakaknya sudah seperti anaknya sendiri. Erawati pun menyayangi mereka dengan tulus. Bagi Clara, dia justru bersyukur karena Ayahnya telah menikah kembali karena Ayahnya tidak akan merasa kesepian, dan ada teman untuk berbagi untuk Ayahnya. Dan, bersyukurnya Ibu sambung Clara ini adalah perempuan yang baik, sosok yang mengasihi Clara dan kakak-kakaknya dengan sepenuh hati. Jauh dari dongeng Ibu tiri yang kejam. Erawati justru merawat dan menyayangi anak-anak suaminya ini dengan tulus.

Sebuah pesan masuk ke handphone Clara.

[Ayah: Nak, kapan kamu akan berkunjung ke rumah? Ayah dan Ibumu sudah kangen padamu, beberapa bulan kamu tidak mengunjungi kami.]

Membaca pesan ini, Clara tersadar bahwa dia sudah cukup lama tidak mengunjungi kedua orang tuanya yang pasti sangat merindukannya.

[Clara: Ah, iya Ayah. Maafkan Clara. Clara sangat sibuk saat ini, begitu senggang, Clara akan pulang Yah.]

[Ayah: Tak masalah, Nak. Bekerjalah, tapi jangan lupa untuk menjaga kesehatan, dan sesekali kunjungi Ayah dan Ibu, karena kami rindu padamu.]

[Ayah: Oh, iya Ibumu berpesan kalau mau datang kabarin dulu ya Nak, Ibu akan memasak makanan kesukaanmu. Jangan lupa jaga kesehatan. Ayah dan Ibu sayang padamu.]

[Clara: Maafkan Clara, Yah. Ayah dan Ibu juga sehat selalu ya. Clara sayang Ayah dan Ibu.]

Clara sesungguhnya sedih karena ia selalu tidak punya waktu untuk mengunjungi Ayah dan Ibunya yang berada di Bekasi. Lagipula, Bekasi tidaklah jauh dari Jakarta, tapi karena dia memang benar-benar sibuk, maka dia jarang mengunjungi kedua orang tuanya itu.

“Kali ini, bila aku ingin mengambil cuti apakah Boss akan mengizinkanku? Lagipula dalam satu tahun terakhir aku belum cuti sama sekali. Aku akan mencoba untuk meminta cuti.” Gumam Clara dan ia berniat mengambil cuti untuk sekadar pulang ke Bekasi.

Baru saja dia memikirkan cuti, kalinya Atasannya sudah menyalakan interkom dan memanggil Clara untuk masuk ke ruangannya.

“Clara, tolong masuk ke ruangan saya.” Panggil Raffael kepada sekretarisnya itu.

Tidak menunggu lama, Clara pun mengetuk pintu dan menemui atasannya itu.

“Permisi Pak, apa ada yang perlu saya bantu, Pak?” Perkataan yang selalu saja Clara ucapkan setiap interkom di mejanya menyala dan ia harus bergegas masuk ke ruangan atasannya itu.

“Kalau tidak salah, jumat akhir minggu ini aku harus menemui Papaku di Bogor kan, bisakah kamu menemaniku ke Bogor?” Pintar Raffael dengan wajah dinginnya seperti biasa.

Pupus sudah keinginan Clara untuk mengambil cuti, padahal dia berniat mengambil cuti akhir pekan ini setidaknya dia bisa tidak bekerja di akhir pekan. Tapi, keliatannya kali ini rencananya harus gagal. Namun, Clara tetap akan mencoba meminta cutinya untuk mengunjungi orang tuanya yang hampir 2 bulan tidak ia kunjungi.

“Hmm, sebenarnya saya ingin meminta izin ataupun cuti untuk tidak bekerja di akhir pekan, Pak.” Ucap Clara perlahan.

“Kenapa kamu mendadak ingin cuti Clara?” Raffael meletakkan berkas yang tengah dipegangnya dan menatap sekretarisnya itu.

“Barusan orang tua saya mengirimkan pesan Pak, mereka kangen sama saya. Lagipula sudah 2 bulan terakhir saya tidak mengunjungi mereka.” Jawab Clara dengan jujur.

Raffael pun mulai memijat pelipisnya, ia ingin sekretarisnya menemaninya ke Bogor bertemu orang tuanya, karena keluarga Raffael sudah dekat dengan Clara. Akan baik, apalagi Sekretarisnya bisa ikut ke sana. Tapi, di satu sisi kelihatannya Clara juga merindukan orang tuanya.

“Hmm, bagaimana kalau kamu menemani saya ke Bogor terlebih dahulu. Nanti Sabtu, saya akan mengantar kamu ke Bekasi.” Jawab Raffael dengan nada serius.

“Ahh, jangan Pak. Nanti justru saya merepotkan Bapak. Saya bisa naik KRL dari Bogor ke Bekasi, Pak. Saya rasa, itu jauh lebih baik.” Clara menolak tawaran atasannya itu karena takut merepotkan.

“Tidak Clara, lagipula ada Pak Hermawan yang akan menyetir mobilnya. Jadi kamu tidak usah sungkan. Jadi, bagaimana kamu mau menemani saya ke Bogor hari jumat ini?” Raffael kembali memastikan apakah sekretarisnya ini bersedia.

“Ya Pak, saya akan ke Bogor dengan Bapak.”

“Kita berangkat siang langsung dari hotel saja Clara, pastikan kamu sudah siap dengan barang-barangmu, jadi tidak perlu bolak-balik ke Jakarta lagi, karena akan menghemat waktu.” Perintah Raffael kepada sekretarisnya untuk siap di kantor dengan kopernya.

“Baik Pak Raffa, Siap.” Clara pun segera undur diri dari ruangannya atasannya dan memulai bekerja kembali. Ia sedikit lega karena ia bisa pulang sebentar untuk mengunjungi orang tuanya. Segeralah ia mengambil handphone untuk mengirimi pesan kepada kedua orang tuanya bahwa ia akan pulang hari Sabtu nanti.

[Clara: Ayah, aku akan pulang hari Sabtu ini. Tapi, kemungkinan minggu sore aku harus balik ke Jakarta lagi untuk bekerja.]

Pesan yang dikirimkan Clara tentulah kabar menyenangkan bagi kedua orang tuanya, akhirnya anaknya bisa mengunjungi mereka dan sesuai janjinya Ibunya akan memasak makanan kesukaan Clara.

[Ayah: Kabar baik, Nak. Kami akan menunggumu di rumah.]

[Ayah: Ibu akan memasak menu favoritmu, cumi-cumi asam manis, kangkung blacan, dan mendoan. Kami tunggu hari Sabtu nanti, Nak.]

[Clara: Iya Ayah, tunggu aku di rumah ya.]

Melihat jawaban pesan dari Ayahnya membuat Clara tersenyum bahagia. Ia membayangkan bagaimana wajah kedua orang tuanya yang bahagia setiap menyambutnya pulang.

Dari balik kaca pembatas ruangan itupun, Boss yang dingin dan terkesan kaku itu pun akhirnya tersenyum tipis di bibirnya melihat wajah penuh bahagia sekretarisnya yang sedang melihat handphonenya.

“Ada baiknya juga bagi Clara mengunjungi orang tuanya, tentu dia akan kembali bekerja dengan lebih semangat setelah mengunjungi orang tua.”

Perkataan itu terlintas dalam benak Raffael, sembari mengutas senyuman di wajahnya dan mengalihkan sedikit pandangan matanya kepada wajah sekretarisnya yang terlihat dari tempatnya bekerja.

Terpopuler

Comments

Mamie Sekar (AsK)

Mamie Sekar (AsK)

selalu memantau karyamu KK
cerita keren banget

2021-11-06

1

Attaya Zahro

Attaya Zahro

mungkinkah raffael ma clara berjodoh kak 🤭🤭
semangat kak n lanjuut 🥰🥰

2021-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Raffael Saputra
2 Clara Ariella
3 Bekerja Keras untuk Keluarga
4 Perjalanan ke Bogor
5 Sapa Hangat Keluarga Saputra
6 Menunggu Jodoh?
7 Lembur Saat Gerimis
8 Pamit dari Bogor
9 Mengunjungi Orang Tua Clara
10 Ke Pusat Belanjaan
11 Bantu Aku
12 Pacar Pura-Pura
13 Semakin Mendalami Peran
14 Terjaga Semalaman
15 Rencana Dadakan
16 Berpisah Sementara
17 Welcome to Tanjung Pinang
18 Survei Lahan di Tanjung Pinang
19 Kembali ke Ibukota
20 Mengurai Cerita
21 Mengantar Pulang
22 Pengajuan Syarat
23 Buah Tangan
24 Curhatan Dua Pria
25 Pria Bernama Aaron
26 Kunjungan Dadakan
27 Ajakan Dadakan
28 Kecanggungan
29 Calon Istri
30 Sadar Diri
31 Roti Bakar Istimewa
32 Pegang Tanganku
33 Jewel Changi Waterfall
34 Dinner Istimewa
35 Ungkapan Isi Hati
36 Saling Mengisi
37 First Date
38 Pacar Perdana
39 Menciptakan Kebahagiaan
40 Merasa Beruntung
41 Prewedding Impian
42 Memperjelas Status
43 Second Date
44 Terciduk Mama
45 LDR
46 Memendam Rindu
47 Video Call
48 Gosip Panas
49 Naik Darah
50 Kejutan
51 Perkenalan Secara Resmi
52 Langkah Selanjutnya
53 Mengunjungi Orang Tua Clara
54 Niat Baik
55 Diam-Diam Suka
56 Tempat Berlabuh
57 Proposal
58 Tulang Rusuk
59 Pre-Wedding
60 Janji Suci
61 Be Mine
62 Morning View
63 Menjadi Buku yang Terbuka
64 Kejutan & Dedikasi
65 Sepotong Kebahagiaan
66 Shopping Time
67 Promosi Novel Hasrat Terlarang Sang Istri
68 Promosi Novel : Mas Duda Mencari Ibu Susu
69 Promosi Novel: Muara Kasih Ibu Tunggal
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Raffael Saputra
2
Clara Ariella
3
Bekerja Keras untuk Keluarga
4
Perjalanan ke Bogor
5
Sapa Hangat Keluarga Saputra
6
Menunggu Jodoh?
7
Lembur Saat Gerimis
8
Pamit dari Bogor
9
Mengunjungi Orang Tua Clara
10
Ke Pusat Belanjaan
11
Bantu Aku
12
Pacar Pura-Pura
13
Semakin Mendalami Peran
14
Terjaga Semalaman
15
Rencana Dadakan
16
Berpisah Sementara
17
Welcome to Tanjung Pinang
18
Survei Lahan di Tanjung Pinang
19
Kembali ke Ibukota
20
Mengurai Cerita
21
Mengantar Pulang
22
Pengajuan Syarat
23
Buah Tangan
24
Curhatan Dua Pria
25
Pria Bernama Aaron
26
Kunjungan Dadakan
27
Ajakan Dadakan
28
Kecanggungan
29
Calon Istri
30
Sadar Diri
31
Roti Bakar Istimewa
32
Pegang Tanganku
33
Jewel Changi Waterfall
34
Dinner Istimewa
35
Ungkapan Isi Hati
36
Saling Mengisi
37
First Date
38
Pacar Perdana
39
Menciptakan Kebahagiaan
40
Merasa Beruntung
41
Prewedding Impian
42
Memperjelas Status
43
Second Date
44
Terciduk Mama
45
LDR
46
Memendam Rindu
47
Video Call
48
Gosip Panas
49
Naik Darah
50
Kejutan
51
Perkenalan Secara Resmi
52
Langkah Selanjutnya
53
Mengunjungi Orang Tua Clara
54
Niat Baik
55
Diam-Diam Suka
56
Tempat Berlabuh
57
Proposal
58
Tulang Rusuk
59
Pre-Wedding
60
Janji Suci
61
Be Mine
62
Morning View
63
Menjadi Buku yang Terbuka
64
Kejutan & Dedikasi
65
Sepotong Kebahagiaan
66
Shopping Time
67
Promosi Novel Hasrat Terlarang Sang Istri
68
Promosi Novel : Mas Duda Mencari Ibu Susu
69
Promosi Novel: Muara Kasih Ibu Tunggal

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!