“Hallo Papa, Mama... Raffa datang.” Pria yang dingin itu menghampiri kedua orang tuanya yang berdiri di ruang keluarga, kemudian memeluknya satu per satu.
“Ah, iya Pa, Ma... Aku datang kemari bersama Clara, Sekretarisku.” Ucap Raffael setelah memeluk kedua orang tuanya itu.
“Selamat Siang Tuan dan Nyonya.” Sapa lembut Clara kepada Bos Besarnya itu.
“Hallo Clara, senang bisa bertemu denganmu lagi.” Tanpa segan Papa Raffael menjabat tangan sekretaris putranya itu, sementara Mamanya tanpa senang melihat kehadiran Clara. Tanpa basa-basi Nyonya Ratna memeluk Clara, seperti ia menyambut Raffael barusan.
“Ah, rupanya Clara ikut kemari ya? Pasti Raffael yang memaksamu untuk ikut kemari ya?” Nyonya Ratna masih memeluk Clara dan mengelus punggungnya. Nyonya Clara memang orang yang ramah, ia tidak segan memeluk Clara tiap kali mereka bertemu.
“Tidak juga Nyonya, saya tidak dipaksa kok. Cuma diajak kemari saja bersama Pak Raffa.” Clara tersenyum menjawab pertanyaan Nyonya Ratna itu.
“Justru bagus kalau kamu diajak ke sini, Clara. Kamu bisa sedikit liburan, bekerja dengan Raffa pasti membuatmu sangat lelah bukan?” Sahut Tuan Wijaya kepada Clara.
“Hmm, tidak juga Tuan. Saya senang bisa bekerja sebaik mungkin untuk perusahaan.” Jawab Clara sembari sedikit menganggukkan kepalanya.
“Good, aku suka sikapmu itu Clara. Dan, aku yakin Raffael bisa sejauh ini karena sekretarisnya yang tidak segan menolongnya.” Imbuh Bos Besarnya itu.
“Ahh, Anda terlalu berlebihan Tuan. Tanpa saya, sudah pasti Pak Raffa akan sukses karena Pak Raffa orang yang hebat.” Imbuh Clara.
“Hahahahaha....” Kedua orang tua Raffael pun tertawa bersama mendengar jawaban sekretarisnya anaknya itu.
“Ayo, sekarang Raffa dan kamu Clara, istirahat lah dulu. Nanti makan malam kita ngobrol lagi. Clara, kamu bisa nempati kamar tamu di ujung itu ya....” Nyonya Ratna menyuruh anak bungsu dan sekretarisnya itu untuk istirahat. Perjalanan Jakarta – Bogor, pasti melelahkan. Maka lebih baik untuk menyuruh mereka istirahat terlebih dahulu.
Raffael kemudian masuk ke dalam kamarnya, sementara Clara menuju kamar tamu yang berada di ujung villa.
Sekalipun hanya kamar tamu, tapi ini benar-benar mewah. Terdapat tempat tidur berukuran King Size, Televisi, dan Kamar Mandi dalam. Ruangan itu di desain dengan beberapa kayu yang menambah kesan natural, sementara dari jendela kamar itu terdapat view yang menghadap ke kolam renang.
“Ahh, ini benar-benar indah. Sejuk dan terasa nyaman sekali tempat ini.” Sambil membuang nafasnya, Clara mengagumi begitu indahnya Villa itu.
Clara segera menaruh koper kecilnya di sisi meja, lalu ia memilih untuk bergegas mandi. Menyejukkan dirinya akan lebih baik, dan setelah itu ia ingin berjalan-jalan di taman dan tepi kolam renang yang sudah menggoda matanya.
Kira-kira 15 menit, Clara telah selesai mandi. Ia mencepol rambutnya ke atas dan memakai dress bunga-bunga berwarna merah muda, membuatnya terlihat feminim dan manis. Segeralah Clara membuka pintu kamarnya dan ia berniat jalan-jalan di taman yang berada di sebelah kolam renang. Berbagai bunga nampak tumbuh dengan eloknya di sana, ada bunga Krisan Kuning, bunga cantik manis, bunga tapak dara, dan berbagai aglonema tampak tumbuh dengan rimbun di sana.
“Hmm, indah sekali.” Gumam Clara dalam hatinya. Ia segera aplikasi kamera di handphone dan ingin mengambil gambar pemandangan yang menggoda matanya itu. Clara terbuai dengan bunga yang berwarna-warni, dipadukan hijaunya bukit, dan kolam renang yang airnya terlihat jernih. Pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.
Masih Clara terbuai menikmati pesona alam yang demikian indah, terdengar suara langkah kaki di belakangnya.
“Kau tidak istirahat Clara?” Suara dingin itu menyapa Clara saat Clara tengah mencium beberapa bunga di depannya.
“Ahhh, Pak Raffa ternyata. Saya kaget tiba-tiba kok ada suara. Pemandangannya indah Pak, sayang untuk dilewatkan.” Jawab Clara dengan mengurai senyum di wajahnya yang nampak natural tanpa make up itu.
“Pak Raffa tidak istirahat?” Gadis itu justru bertanya balik kepada Atasannya.
“Aku tidak capek, jadi aku jalan-jalan di taman ini saja.” Jawab Pria itu lalu berlalu dari samping Clara.
Sementara Clara masih memandangi berbagai bunga dan aglonema yang indah di depan matanya.
Setelah puas menikmati pemandangan yang indah itu, Clara berniat untuk duduk di gazebo di dekat taman, merasakan angin yang semilir dan terlebih lagi mulai gerimis di tempat itu.
Clara duduk sembari menggerak-gerakkan kakinya ke kiri dan ke kanan. Ia sudah seperti anak kecil yang kegirangan. Dari jauh, Raffael memperhatikan Clara yang nampak lucu seperti anak kecil.
“Kenapa Clara seperti anak kecil, dia tampak girang sekali. Aku rasa mengajaknya ke sini adalah pilihan bagus. Sejak jadi kuperhatikan dia begitu gembira memotret, melihat, dan menciumi bunga-bunga di sana. Dasar gadis lucu.” Pikiran itu terbersit di kepala Raffael. Maka segeralah Raffael menghampiri Clara dan duduk di sebelahnya.
“Masih senang di sini?” Tanyanya sembari duduk di gazebo itu.
“Eh Pak Raffa. Iya Pak.”
“Bapak sudah kembali dari jalan-jalannya ya?”
“Iya, tadi saya ke sana sebentar.”
Percakapan keduanya memang nampak canggung satu sama lain, bahkan sekalipun 5 tahun sudah berlalu, keduanya masih saja canggung.
Sekitaran 15 menit merasa duduk bersama tapi tidak ada hal yang diobrolkan, akhirnya Clara memilih untuk masuk ke dalam.
“Pak Raffa, Maaf ya. Saya masuk ke dalam duluan.” Ucapnya sembari berdiri dan meninggalkan gazebo itu.
“Hemmm, silakan.” Jawaban Raffael singkat.
Clara bergegas masuk ke dalam Villa, melihat Nyonya Ratna yang berdiri di dapur, Clara segera menghampiri Nyonya Besarnya itu.
“Sedang apa Nyonya, ada yang bisa saya bantu?” Sapa Clara dengan hangat dan ia seketika berdiri di samping Nyonya Ratna.
“Oh ini, aku mau masak buat Raffa. Dia suka sekali sup ayam, jadi aku ingin memasak itu untuknya.” Nyonya Ratna berbicara kepada Clara sembari menyiapkan berbagai bahan di sana.
Ada wortel, kentang, bunga kol, brokoli, ayam, dan beberapa rempah-rempah. Semua bahan sudah tersedia dan siap untuk dimasak.
“Biar saya bantu, Nyonya. Saya akan kupaskan dan potong sayurannya.” Clara berkata dan menawarkan bantuan.
“Baik, Terima kasih Clara.”
Dengan cekatan, Clara mengupas wortel, kentang, bunga kol, dan brokoli. Gadis yang sehari-hari bekerja di balik komputer itu rupanya sangat lihai menggunakan pisau. Tak perlu waktu lama, semua sayuran sudah selesai dipotong.
“Wah, kamu jago juga motong sayurannya ya Clara.” Puji Nyonya Ratna pada Clara.
“Ah, tidak juga Nyonya Ini karena saya terbiasa hidup sendiri di apartemen, jadi kalau ada waktu saya masak sendiri, potongan-potong sayur menggunakan pisau. Hehehe...” Ujarnya.
“Udah cantik, mandiri, rajin, pinter masak juga. Pasti seneng dong pacarnya.” Goda Nyonya Ratna kepada Clara.
“Pacar apa Nyonya. Saya hampir setiap hari bekerja, tidak sempat pacaran Nyonya.” Sanggah Clara kepada Nyonya Besarnya.
“Hmm, kenapa kamu seperti Raffael yang mati-matian bekerja sampai lupa pacaran.” Dengan tangannya memukul punggung Clara yang sedang mencuci sayuran.
Clara mengembuskan nafasnya perlahan, dia berkata dalam hatinya. “Bagaimana aku bisa pacaran, kalau hampir setiap hari aku bekerja. Lagian mana mau ada cowok yang mau dengan wanita sibuk sepertiku.”
Selang beberapa waktu Sup Ayam lengkap dengan tempe goreng, sambal kecap, dan beberapa menu masakan lainnya sudah tersaji di meja makan. Kepuasan terpancar dari wajah Nyonya Ratna dan Clara yang memasak dan menyajikan semua hidangan makan malam itu.
“Clara, tolong kamu panggilkan Raffa ya. Saya akan panggil Papanya Raffa. Suruh Raffa makan malam ya.” Pinta Nyonya Ratna kepada Clara untuk memanggilkan putranya.
Tanpa menjawab, Clara tersenyum dan ia segera ke kamar Raffael untuk memanggilnya makan malam.
Tookk tookk tokkk...
Clara mengetuk pintu kamar Raffael.
“Permisi Pak Raffa, Nyonya meminta saya untuk memanggil Anda untuk makan malam bersama Tuan dan Nyonya.” Panggil Clara kepada atasannya itu.
“Ya, sebentar.” Sahut Raffael dari dalam kamarnya.
Akhirnya Raffael bersama orang tua nya dan juga Clara makan malam bersama.
“Ayo Raffa, makan sup ayamnya. Ini tadi Mama memasaknya dibantuin Clara. Enak enggak?” Sambil menaruh sup ayam ke mangkok kecil di depan Raffael.
“Ini enak, Ma. Terima kasih.” Jawab Raffael singkat.
“Kalau untuk Papa, ini enak banget Ma. Papa mau lagi dong sup ayamnya.” Sambil menjulurkan mangkok di depannya kepada istrinya, Tuan Wijaya ingin meminta tambahan sup.
“Masakanmu beneran enak, Ma. Clara juga hebat sudah membantu Mama memasak sup ayam yang sangat enak.” Ucap Tuan Wijaya sekali lagi.
“Terima kasih, Tuan. Padahal saya hanya memotong sayurannya saja. Semua racikan bumbu dan rempah-rempahnya dibuat oleh Nyonya Ratna.”
“Bagiku, memotong sayuran saja juga butuh keahlian dan keterampilan Clara, dan potongan sayurmu ini sangat rapi.” Sambil mengambil sayuran dengan sendoknya, Tuan Wijaya memuji potongan sayuran itu.
“Udah cantik, rajin, pekerja keras, bisa masak, tapi sayangnya masih jomblo loh Pa.” Tanpa ragu, perkataan itu keluar dari mulut Nyonya Ratna.
“Apa karena terlalu bekerja keras dengan Raffa ya Clara, hingga kamu sampai jomblo?” Tanya Tuan Wijaya kepada Clara.
Clara sedikit melirikkan matanya kepada Raffael yang duduk dan masih menikmati sup ayam di mangkoknya, wajahnya hanya terlihat datar, dan seperti tidak tertarik dengan obrolan di meja makan.
“Ah, tidak juga Tuan. Saya memang belum merasa cocok. Ada satu dua yang mendekati, tapi saya ingin fokus bekerja terlebih dahulu.” Jawab Clara sambil menundukkan kepalanya.
“Jangan sia-siakan masa muda hanya untuk bekerja keras, nikmati juga masa muda untuk bersenang-senang. Kau juga Raffa, kapan kau akan mengenalkan calon menantu Papa. Masak anak Papa yang cakep dan sukses ini, gak ada cewek yang mau sih.” Ucap Tuan Wijaya dengan matanya memelototi Raffael.
“Iya Pa, nanti kalau udah jodoh pasti bertemu. Sabar aja.” Jawab Raffael santai dengan ekspresi datar dan tetap melanjutkan memakan sup ayamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yati Parmin
dua jomblo akankah berjodoh???
2021-11-06
1
Mamie Sekar (AsK)
next Thor...
salam dari kehidupan kedua sang putri.
nantik gue mampir di karya mu yang lain
masih Kusus baca satu satu per author dulu...
ditunggu upnya
2021-11-06
1