Chapter 4 Membujuk Orangtua

"Kenapa tanganmu mendadak dingin seperti itu? kamu kenapa?" tanya Ervin.

"Owh, ini hanya gugup saja. Kamu tenang aja!" Tania tersenyum samar.

"Vin, lihat itu pemain favorit kamu!" tunjuk Mimi.

Ervin bertepuk tangan melihat pemain favoritnya memasukkan bola ke dalam ring

Hiruk pikuk suara penonton dan pemain beradu dalam satu ruangan.

Satu jam telah berlalu, Tania pamit pada kedua temannya.

"Kenapa kamu gak mau bareng kita? mobil kita udah canggih kok, tidak seperti yang biasanya!" Mimi membujuk temannya.

"Ayah menyuruhku membawa dua orang bodyguard. Mereka menungguku di luar sana dan mereka juga yang akan mengantarkan aku pulang dengan mobil Limosin keluaran terbaru," ia membanggakan dirinya.

"Ya sudah... pergi saja sana! kami mau berkeliling dulu," Ervin segera menggandeng tangan Mimi.

Tania menatap keduanya dengan sebuah senyuman palsu.

"Sok cantik," ia menyunggingkan sebelah bibir.

Tania masih memperhatikan ke-dua temannya.

"Aku tidak akan kalah dari kamu Jasmine," ia berlalu dari tempatnya berdiri.

Ervin dan Mimi pergi menjauh dari bangku penonton.

"Kenapa kamu gak nonton virtual aja sih? duduk di bangku penonton itu sudah kuno," ia melepaskan genggaman tangannya.

"Aku mau ngenalin kamu dengan Tania juga, makanya aku suruh kamu cepat-cepat kemari!" sahut Mimi.

"Temen apa kalau sombongnya udah ada di ubun-ubun seperti Tania itu," ia mencibir.

"Sebenarnya dia itu baik, hanya saja jutek dan sombong!" gadis muda itu membela temannya.

"Sekarang kita pulang! aku sendirian di rumah, kamu mau main gak?" tanya Ervin yang mulai bosan. Ia tak menanggapi hal tentang Tania lagi.

"Maaf, tapi Daddy nyuruh aku pulang dengan Pak supir!" lanjutnya.

"Ya sudahlah kalau begitu kamu pulang aja sana bareng supirmu itu!" usir Ervin.

Wajahnya ditekuk bak kertas kusut.

"Kamu marah? lain kali kita kencan oke?!" Jasmine mengecup pipi Ervin dengan cepat.

Ia langsung berlalu pergi setelah melakukannya.

Ervin dengan spontan memegang pipi bekas kecupan Jasmine.

"Rasanya lembut," ia tersenyum kecil.

Tiba-tiba logikanya berpikir logis.

"Hey... jangan sampai kamu jatuh cinta sama Mimi. Ingatlah kalau dia itu seperti saudara sendiri!" Ervin menepuk pipinya berulang kali.

Ia melihat jam digitalnya, angka sudah menunjukkan pukul 5 sore hari.

Ia memanggil Supir untuk bersiap di jam tersebut.

Sebuah hologram tersembul dari jam digitalnya.

"Pak...cepat siapkan mobil! kita pulang sekarang!" ia melangkah keluar ruangan.

Setelah menyetel ulang fungsi jam tangannya, ia berlari sekencang mungkin untuk meluapkan emosi.

Hosh...Hosh

Suara nafasnya yang memburu membuat orang lain menoleh ke arahnya. Ervin langsung masuk dan mulai mengambil sebuah benda mirip sedotan. Kemudian dengan sekali tarikan benda itu membesar. Ia memainkannya dengan segala cara untuk menghilangkan stress.

"Aden gak minum dulu? emang gak capek setelah berlari tadi?" tanya supirnya sambil menyetir dengan santai.

"Minum sekalian di rumah aja Pak! Papa beliin aku mesin minuman otomatis. Jadi kalau aku mau apa tinggal pencet gak usah nyuruh si Bibi," jelasnya berbinar-binar.

"Wah... canggih bener Den!" ia melihat majikan kecilnya dibalik kaca spion.

"Sekarang kan serba otomatis dan praktis Pak.

Papa aja punya ide mau ngembangin mesin otomatis untuk obat-obatan," ucapnya bangga.

"Keren kalau gitu den Ervin," ia langsung meluncur keluar dari tempat parkir.

Ervin melihat ada seorang pria tua yang memungut biaya parkir. Ia geleng-geleng kepala melihatnya.

"Udah tahun 2035 masih saja ada tukang parkir?" ia tersenyum kecut.

"Mungkin karena bapak itu gak punya keahlian lain den," sahut pak supir.

Ervin hanya mengangguk lemah, ia bersandar dan memejamkan netranya.

Sampai di rumah ia langsung memesan minuman yang ia sukai dan tanpa memencet apapun minuman instan itu sudah keluar.

"Yeess, akhirnya aku punya mesin ini. Hanya dengar suaraku aja udah keluar deh minuman yang aku minta," ia bersemangat.

Hari sudah senja, matahari sudah hampir hilang dari peraduannya. Ervin mulai melakukan ritual sorenya. Nissa dan Rico baru sampai rumah. Mereka menghempaskan tubuhnya ke sofa yang empuk.

"Capek banget mas," ia mengeluh.

"Mau gimana lagi kalau ingin nilai kita bagus," sahut Rico.

"Untung saja besok hari Minggu dan waktunya kita libur," ia tersenyum senang.

Setelah beristirahat sejenak di sofa, mereka kembali ke kamarnya masing-masing.

****

"Bapak sama Ibu pindah saja ke rumah kami ya? Ervin kesepian di rumah, ia selalu mengeluh!" Elisa menghela nafas.

"Bapak gak sanggup kalau berada di rumah kalian lama-lama. Rumah itu besar sekali!" jawabnya beralasan.

"Di rumah kita kan ada lift untuk ke lantai dua dan tiga Pak, jadi bapak tenang saja!" sahut wanita itu.

"Sekarang juga waktu perjalanan sudah lebih singkat Pak. Dulu pertama kami pindah perlu waktu 6 jam perjalanan untuk sampai ke sana.

Tapi, sekarang hanya memakan waktu 2 jam lebih saja karena banyaknya jalan tol dan jembatan layang raksasa," Malik kegirangan.

"Tapi biarlah kami berada di rumah itu sampai kami tiada," Sugeng berkata spontan.

"Kasian Zeta gak ada temennya Pak! Rico dan Nissa sibuk kuliah dan tugas akhir. Jadi mereka tidak bisa menemani Ervin. Kalau ada Zeta kan mereka bisa main bareng," bujuk Elisa lagi.

"Kalau begitu kalian bawalah Zeta! biar kami di sana saja! kakakmu titip salam Lik, mereka bulan depan baru bisa pulang!" ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

Malik yang fokus menyetir tak membalas perkataan bapaknya.

"Kenapa Ibu diam saja? biasanya Ibu yang paling semangat kalau mau bertemu dengan Nissa," wanita itu menelisik wajah Sumiyati.

"Entahlah... perasaan Ibu tak tenang sedari semalam." Ia memegang tangan menantunya.

"Mungkin Ibu gak enak badan mungkin, ibu mau minum obat?" tanyanya.

"Ndak usah, tadi Ibu sudah minum minuman herbal yang dibuat Zeta." Ia tersenyum kecil.

"Sebentar lagi kita akan naik ke jembatan layang. Aku paling suka lewat sini," Malik tersenyum lebar.

Mereka terdiam menikmati keindahan pantai di sekelilingnya. Apalagi Zeta yang baru pertama kali pergi ke kota dimana Malik dan keluarganya berada.

"Aku kangen sama mas Rico, cuma telponan dan panggilan video aja gak puas rasanya," ia tersenyum getir.

"Sabar nduk, sebentar lagi kamu ketemu sama Rico," Sumiyati tersenyum pada cucunya.

Mobil mereka sudah turun dari jembatan layang dan meluncur bebas di jalanan.

Tiba-tiba saja ada truk di sebelah kanan yang dekat seakan ingin menyerempet mobil yang mereka kendarai.

Malik berusaha untuk menyingkirkan mobilnya, ia bermanuver dan hasilnya memang tidak diserempet oleh truk tadi.

Duagh... Braakkkk

Suara benturan keras mobil dengan pembatas jalan. Seketika jalan mendadak macet dan padat di area kecelakaan. Ada yang langsung menghubungi ambulans, ada juga beberapa orang yang melakukan live streaming dari smartphone mereka yang mahal.

"Ibu, Bapak, Elisa, Zeta," Malik memanggil orang-orang yang dia sayangi sebelum kesadarannya hilang.

*

*

*

Bersambung

Terpopuler

Comments

Maretha♚⃝҉𓆊

Maretha♚⃝҉𓆊

semangat,,

2022-03-04

0

Putra_Lombok

Putra_Lombok

semangaaat

2022-01-09

2

Bie²🌺

Bie²🌺

betul tuh sombong amat si tania🙄

2022-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Part Ervino Remaja
2 Chapter 2 Sebuah Taruhan
3 Chapter 3 Kehebohan di Sekolah
4 Chapter 4 Membujuk Orangtua
5 Chapter 5 Musibah yang Terjadi
6 Chapter 6 Selamat Jalan Eyang Sugeng
7 Chapter 7 Bertengkar dengan Jasmine
8 Chapter 8 Kegundahan hati Jasmine
9 Chapter 9 Ervin beranjak Dewasa
10 Chapter 10 Rencana Malik yang Gagal
11 Chapter 11
12 Chapter 12 Masa Suram Toni
13 Chapter 13
14 Chapter 14 Kedatangan Toni
15 Chapter 15 Menunaikan Janji
16 Chapter 16 Latihan Pertama
17 Chapter 17 Part Kisah Clara Adeline
18 Chapter 18 Perjalanan Pulang
19 Chapter 19 Welcome Home
20 Chapter 20 Pertemuan Pertama
21 Chapter 21 Pulang Liburan
22 Chapter 22 Memulai Pencarian
23 Chapter 23 Musibah keluarga Royan
24 Chapter 24 Kebohongan keluarga Royan
25 Chapter 25 Mencari Ide
26 Chapter 26 Mulai Bertindak
27 Chapter 27 Mulai Bekerja
28 Chapter 28 Tugas Pertama
29 Chapter 29. Merepotkan
30 Chapter 30 Tes dari Tuan D
31 Chapter 31 Berhasil Lolos Tes
32 Chapter 32 Adu Mulut
33 Visual Tokoh Utama
34 Chapter 33. Kekesalan Clara
35 Chapter 34 Kenyataan Pahit Clara
36 Chapter 35 Cuplikan Masalalu
37 Chapter 36 Ervin Kecewa
38 Chapter 37 Pria Aneh
39 Chapter 38 Perkelahian Sengit
40 Chapter 39 Perhatian Ervin
41 Chapter 40 Keputusan Frank
42 Chapter 41 Kebohongan Ervin
43 Chapter 42 Membujuk Orang Tua
44 Chapter 43 Kecurigaan Tuan D
45 Chapter 44 Menyelesaikan Tugas
46 Chapter 45 Berjuang atau Menyerah?
47 Chapter 46 Masalah Clara
48 Chapter 47 Terkunci
49 Chapter 48. Cinta Yang Sulit Digapai
50 Chapter 49. Rencana Tuan D
51 Chapter 50 Penyandraan di Kantor
52 Chapter 51 Pengintaian
53 Chapter 52 Pengintaian di Apotek
54 Chapter 53. Menguak Rahasia Supir
55 Chapter 54 Rahasia Tuan D
56 Chapter 55 Kemarahan Clara
57 Chapter 56 Perasaan Clara
58 Chapter 57 Alasan Ervin
59 Chapter 58 Weekend Yang Mendebarkan
60 Chapter 59 Kesalahpahaman
61 Chapter 60 Butuh Penjelasan?
62 Chapter 61 Bermesraan Denganmu
63 Chapter 62 Malam Huru-hara
64 Chapter 63 Reaksi Clara
65 Chapter 64 Tak Terduga
66 Chapter 65 Haruskah Ervin Jujur?
67 Bab 66. Akhirnya Mengaku
68 Chapter 67 Berita Besar
69 Chapter 68 Rencana Memburu Informasi.
70 Chapter 69 Fakta Royan Terkuak
71 Chapter 70 Keluarga Parasit
72 Chapter 71 Kematian Delima
73 Chapter 72 Trauma yang Mendalam
74 Chapter 73 Kisah Pilu Clara
75 Chapter 74 Mengulik Kasus Delima
76 Chapter 75 Sebuah Informasi Penting
77 Chapter 76 Bekerja sama
78 Chapter 77 Pengakuan Lainnya
79 Chapter 78 Ruang Penyiksaan
80 Chapter 79 Kemunculan Tania
81 Chapter 80 Musibah Royan
82 Chapter 81 Menyambut Tamu Penting
83 Chapter 82 Pertemuan Kembali Malik dan Dendi
84 Pengumuman Pemenang GA
85 Chapter 83 Tak Sengaja Bertemu
86 Chapter 84 Dendi dan Diana
87 Chapter 85 Clara Tersiksa
88 Chapter 86 Pertemuan Kembali
89 Chapter 87 Beradu Mulut
90 Chapter 88 Clara yang Sudah Sadar
91 Chapter 89 Sopir Baru Clara
92 Chapter 90 Pria Licik
93 Chapter 91 Keinginan untuk Bertemu
94 Chapter 92 Bertemu Kembali
95 Chapter 93 Siasat Roy
96 Chapter 94 Menyusun Strategi Baru
97 Chapter 95 Keputusan Ervin yang Terpaksa
98 Chapter 96 Kecemasan Clara
99 Chapter 97 Ceroboh atau Berani?
100 Chapter 98 Hukuman Firda
101 Chapter 99 Clara Menghilang
102 Chapter 100 Dikurung
103 Chapter 101 Nekad
104 Chapter 102 Berubah Target
105 Chapter 103 Ketakutan Clara
106 Chapter 104 Misi Penyelamatan
107 Chapter 105 Hukuman Royan
108 Chapter 106 Balasan Yang Setimpal
109 Chapter 107 Keterlibatan Tania
110 Chapter 108 Pencarian
111 Chapter 109 Dipercepat
112 Chapter 110 Acara Pertunangan
113 Chapter 111 Rencana Ervin
114 Chapter 112 Akhir Kisah
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 Part Ervino Remaja
2
Chapter 2 Sebuah Taruhan
3
Chapter 3 Kehebohan di Sekolah
4
Chapter 4 Membujuk Orangtua
5
Chapter 5 Musibah yang Terjadi
6
Chapter 6 Selamat Jalan Eyang Sugeng
7
Chapter 7 Bertengkar dengan Jasmine
8
Chapter 8 Kegundahan hati Jasmine
9
Chapter 9 Ervin beranjak Dewasa
10
Chapter 10 Rencana Malik yang Gagal
11
Chapter 11
12
Chapter 12 Masa Suram Toni
13
Chapter 13
14
Chapter 14 Kedatangan Toni
15
Chapter 15 Menunaikan Janji
16
Chapter 16 Latihan Pertama
17
Chapter 17 Part Kisah Clara Adeline
18
Chapter 18 Perjalanan Pulang
19
Chapter 19 Welcome Home
20
Chapter 20 Pertemuan Pertama
21
Chapter 21 Pulang Liburan
22
Chapter 22 Memulai Pencarian
23
Chapter 23 Musibah keluarga Royan
24
Chapter 24 Kebohongan keluarga Royan
25
Chapter 25 Mencari Ide
26
Chapter 26 Mulai Bertindak
27
Chapter 27 Mulai Bekerja
28
Chapter 28 Tugas Pertama
29
Chapter 29. Merepotkan
30
Chapter 30 Tes dari Tuan D
31
Chapter 31 Berhasil Lolos Tes
32
Chapter 32 Adu Mulut
33
Visual Tokoh Utama
34
Chapter 33. Kekesalan Clara
35
Chapter 34 Kenyataan Pahit Clara
36
Chapter 35 Cuplikan Masalalu
37
Chapter 36 Ervin Kecewa
38
Chapter 37 Pria Aneh
39
Chapter 38 Perkelahian Sengit
40
Chapter 39 Perhatian Ervin
41
Chapter 40 Keputusan Frank
42
Chapter 41 Kebohongan Ervin
43
Chapter 42 Membujuk Orang Tua
44
Chapter 43 Kecurigaan Tuan D
45
Chapter 44 Menyelesaikan Tugas
46
Chapter 45 Berjuang atau Menyerah?
47
Chapter 46 Masalah Clara
48
Chapter 47 Terkunci
49
Chapter 48. Cinta Yang Sulit Digapai
50
Chapter 49. Rencana Tuan D
51
Chapter 50 Penyandraan di Kantor
52
Chapter 51 Pengintaian
53
Chapter 52 Pengintaian di Apotek
54
Chapter 53. Menguak Rahasia Supir
55
Chapter 54 Rahasia Tuan D
56
Chapter 55 Kemarahan Clara
57
Chapter 56 Perasaan Clara
58
Chapter 57 Alasan Ervin
59
Chapter 58 Weekend Yang Mendebarkan
60
Chapter 59 Kesalahpahaman
61
Chapter 60 Butuh Penjelasan?
62
Chapter 61 Bermesraan Denganmu
63
Chapter 62 Malam Huru-hara
64
Chapter 63 Reaksi Clara
65
Chapter 64 Tak Terduga
66
Chapter 65 Haruskah Ervin Jujur?
67
Bab 66. Akhirnya Mengaku
68
Chapter 67 Berita Besar
69
Chapter 68 Rencana Memburu Informasi.
70
Chapter 69 Fakta Royan Terkuak
71
Chapter 70 Keluarga Parasit
72
Chapter 71 Kematian Delima
73
Chapter 72 Trauma yang Mendalam
74
Chapter 73 Kisah Pilu Clara
75
Chapter 74 Mengulik Kasus Delima
76
Chapter 75 Sebuah Informasi Penting
77
Chapter 76 Bekerja sama
78
Chapter 77 Pengakuan Lainnya
79
Chapter 78 Ruang Penyiksaan
80
Chapter 79 Kemunculan Tania
81
Chapter 80 Musibah Royan
82
Chapter 81 Menyambut Tamu Penting
83
Chapter 82 Pertemuan Kembali Malik dan Dendi
84
Pengumuman Pemenang GA
85
Chapter 83 Tak Sengaja Bertemu
86
Chapter 84 Dendi dan Diana
87
Chapter 85 Clara Tersiksa
88
Chapter 86 Pertemuan Kembali
89
Chapter 87 Beradu Mulut
90
Chapter 88 Clara yang Sudah Sadar
91
Chapter 89 Sopir Baru Clara
92
Chapter 90 Pria Licik
93
Chapter 91 Keinginan untuk Bertemu
94
Chapter 92 Bertemu Kembali
95
Chapter 93 Siasat Roy
96
Chapter 94 Menyusun Strategi Baru
97
Chapter 95 Keputusan Ervin yang Terpaksa
98
Chapter 96 Kecemasan Clara
99
Chapter 97 Ceroboh atau Berani?
100
Chapter 98 Hukuman Firda
101
Chapter 99 Clara Menghilang
102
Chapter 100 Dikurung
103
Chapter 101 Nekad
104
Chapter 102 Berubah Target
105
Chapter 103 Ketakutan Clara
106
Chapter 104 Misi Penyelamatan
107
Chapter 105 Hukuman Royan
108
Chapter 106 Balasan Yang Setimpal
109
Chapter 107 Keterlibatan Tania
110
Chapter 108 Pencarian
111
Chapter 109 Dipercepat
112
Chapter 110 Acara Pertunangan
113
Chapter 111 Rencana Ervin
114
Chapter 112 Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!