Chapter 2 Sebuah Taruhan

"Kalau aku mau melakukannya apa yang akan kamu berikan padaku?" ia bertanya pada Mimi.

"Emmm, gimana kalau kamu sendiri yang pilih hadiahnya. Nanti aku penuhin permintaan kamu," ia tersenyum lebar. Senyum yang sangat manis sehingga lesung pipinya terlihat jelas. Tapi sayangnya, Ervin hanya menganggapnya sebagai seorang sahabat.

Ervin memikirkan sesuatu, tersembul sebuah senyuman dari bibirnya. Ia mendekat dan berbisik pada Mimi.

"Apa? kamu bercanda ya Dek? eh Vino. Bagaimana mungkin aku bisa melakukannya denganmu?" ia ragu akan permintaan Ervin.

"kalau gak mau ya sudah! pergi saja dari sini!" usirnya ketus.

"Tapi..." gadis muda itu tengah berpikir keras. Sebenarnya dia juga ingin melakukannya, akan tetapi mengingat Vino itu sahabat dekat yang disukai dan ia tak mau terpaksa melakukan itu.

"Aku akan melakukannya denganmu," akhirnya ia bersuara.

"Jangan sampai kamu bohong," ia tersenyum licik.

"Mulai besok kita harus bersikap mesra dihadapan teman-teman," serunya.

"Baiklah Mi, besok aku akan bekerjasama sampai hari kelulusan tiba." Ia sangat santai.

"Aku pulang dulu ya! jangan lupa besok aku tunggu di pagar sekolah," ia melangkah keluar rumah.

Ervin hanya mengangguk saja.

"Biiiikk...!" panggilnya.

Seorang wanita paruh baya menghampirinya.

"Pecahan botol parfum kemarin masih ada dikamar aku. Cepat bersihin lagi!" suruhnya pada asisten.

"Ada lagi gak Den?" tanyanya sebelum meninggalkan Tuan mudanya.

"Gak ada, aku mau ke Taman belakang rumah dulu!" ia beranjak dari kursinya dan berjalan menjauh dari asistennya.

Senja sudah hampir menghilangkan diri dari muka bumi. Ervin yang masih termenung di kursi taman hanya bisa tersenyum lebar mengingat hal yang dia bisikin pada Mimi.

"Lihat saja Mimi, aku sudah pasti menang taruhan sama mereka. Untunglah kamu kesini dan memintaku bersandiwara. Jadi aku tidak perlu repot-repot lagi," ia tertawa kencang.

Tap...tap.

Suara langkah kaki yang mendekat kearahnya tak terdengar ditelinganya. Ia menepuk pundak Ervin yang tengah tertawa lebar.

"Kamu kenapa nak? Mama takut kamu kesurupan. Hari sudah mulai gelap, ayo kita masuk!" ia mengusap rambut anaknya penuh kasih.

"Mama kapan datang? kalian selalu saja meninggalkan aku sendirian disini," kesalnya.

"Maaf...tadi ada urusan penting dengan Eyangmu. Mereka kangen banget lho sama kamu sayang," ia melihat wajah anaknya yang kesal.

"Siapa suruh gak pernah kemari?" gerutunya.

"Kok kamu bilang begitu? Eyangkan sudah sepuh, jadi mereka tidak bisa bepergian jauh." Ia mengingatkan anaknya.

"Tapi Ervin masih males mau kesana Mam," ucapnya ragu.

"Memangnya kenapa? Eyangmu sungguh kesepian. Mereka hanya hidup berdua saja dirumah itu. Bude kamu udah pindah sebulan yang lalu," ia bercerita.

"Hah... benarkah? asyikkk dong kalau begitu," ia melompat kegirangan.

"Kalau mereka sudah pergi Mama bisa ajak aku kerumah Eyang," ia sungguh girang.

Elisa tak tahu kenapa anaknya bisa mendadak bersemangat seperti sekarang ini. Tadinya ia sempat murung tapi berbeda dengan sekarang.

'Dia tidak menderita Bipolar disorder seperti artis itu kan?' batinnya bertanya-tanya dan khawatir.

"Ayo Mam kita masuk!" ia menggandeng lengan Mamanya.

Malik sudah menunggu mereka diruang keluarga. Ia menanyakan keberadaan Nissa.

"Mana kakakmu Vin? bukankah tadi menjemputmu sekolah?" ia memandang Ervin.

"Aku pikir kak Nissa pamit sama Papa. Tadi ia pergi kerumah temennya mas Rico," ia berbicara santai dengan papanya.

"Kenapa kamu gak ikut mereka?" tanyanya.

"Males Pa, lagian mereka itu mau belajar kok!" sahutnya.

"Aku pikir kamu masih nempel terus sama kakakmu itu. Inget gak pas kamu kecil kamu selalu ikut Nissa kemanapun," Malik terkekeh menerawang jauh di masa lalu.

"Ervin udah gede Pa, gak mungkin dong nempel sama kakak terus." Gerutunya.

"Ya sudah! bentar lagi Maghrib, kita siap-siap dulu wudhu dan langsung ke Mushola oke!" ajaknya pada anak dan istrinya.

Setelah selesai dengan ibadahnya, mereka dikejutkan oleh kedatangan Nissa yang lusuh. Sementara Rico belum kelihatan batang hidungnya.

Elisa setengah berlari menghampiri anaknya. Ia khawatir terjadi sesuatu padanya.

Kamu kenapa nak? kenapa bisa seperti ini?" tanyanya sambil memperhatikan seluruh badan Nissa.

"Hiks...hiks," ia terisak-isak.

"Kamu kenapa Nissa? apa kamu di...." Malik melotot tak percaya dengan pikirannya sendiri.

Nissa menangis kencang dan memeluk Mamanya.

"Mas Rico ngerjain aku sama temen-temennya Ma! mereka menggotongku dan melemparku ke kali didepan rumah temennya itu," Nissa masih terisak.

Malik dan Elisa bernafas lega karena anaknya tak kenapa-napa.

"Mana Rico sekarang? kenapa dia gak muncul?" Elisa geram.

Orang yang dibicarakan hanya terkekeh mendengar Nissa yang mengadu.

"Kayak anak kecil aja masih ngadu segala," gumamnya pelan.

Ia menunjukkan wajahnya pada Om dan Tante yang selama ini mengasuhnya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Maaf Nis...aku sengaja lho soalnya kan hari ini hari ultahmu," ia memberikan sebuah pelukan pada adik sepupunya.

"Benarkah? tanggal berapa ini?" Malik dan Elisa saling berpandangan. Mereka malah melupakan hari yang penting untuk Nissa.

"Tapi kan aku penampilannya jadi lecek kayak gini Mas," ia mencubit paha Rico dengan keras.

"Aduh ampun Dek," Rico dan Nissa malah berkejaran dan ia ingin membalas perlakuan sepupunya itu.

"Kalian udah kayak anak kecil deh," Ervin mencemooh mereka dan melangkah ke meja makan.

Malik dan Elisa berbincang dengan suara yang kecil. Mereka berdua merencanakan sesuatu yang spesial untuk Nissa.

"Boleh deh Mas, besok kita langsung berangkat!" ia tersenyum lebar melihat suaminya.

Nissa dan Rico masuk ke kamarnya masing-masing dan bersiap untuk mandi.

Sementara yang lainnya masih makan malam bersama.

Mereka sekeluarga berkumpul dan bercengkrama antara yang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi, berbeda dengan Ervin yang memilih masuk ke kamarnya. Ia memainkan smartphone ditangannya. Dengan lincah jarinya membalas satu persatu pesan yang masuk.

Senyumnya terkembang sempurna. Pikirannya tertuju pada taruhan yang ia buat bersama teman sekelasnya.

*Flashback

Ada enam orang berkumpul di sebuah bangku. Dua orang duduk sementara yang lainnya mengitari yang duduk. Ervin hanya menuruti kemauan temannya tanpa ia tahu maksud mereka berkumpul.

"Kalian tahu Jasmine? cewek blesteran itu cantik banget ya," ucap temannya.

"Ya tahu dong...dia itu sekelas dengan kami!" ia menunjuk dirinya dan Ervin.

"Enak dong kalian bisa cuci mata liat cewek cantik kayak Jasmine," matanya berbinar-binar.

Mereka hanya terkekeh geli, sementara Ervin tersenyum dengan senyuman yang dipaksakan.

'Syukurlah mereka gak tahu kalau aku dan Jasmine udah temenan dari kecil,' batinnya lega.

"Kenapa kamu Vin? kok aneh gitu sih wajahnya? apa jangan-jangan kamu juga suka sama Jasmine?" ia melotot melihat raut wajah Ervin yang tak bisa diartikan.

"Aku masih normal, jadi pastinya aku suka sama cewek cantik." Sahutnya terpaksa.

Sebuah ide terlintas dibenak salah satu dari mereka. Ia mulai membisiki temannya satu persatu.

Ketika Ervin tau maksudnya, dengan cepat ia menolak.

"Kalian gila banget sih sampe taruhan kayak gitu. Emang kalian mau kalau kalah taruhan kalian dipermalukan?" ia tak percaya dengan usul temannya yang lain.

"Kenapa tidak? apa jangan-jangan kamu memang menyerah dan takut kalah sebelum mencoba?" tanyanya lagi.

"Baiklah kalau aku kalah kalian bisa menambah satu hukuman untukku. Tapi kalau aku menang, kalian harus...." ia tersenyum licik sambil memandang wajah temannya bergantian.

*NB

Nissa: 22 tahun

Rico: 23

Ervin: 15

Jasmine: 15

Zeta: 18 (adik Rico)

Harap bersabar, ada sepuluh bab yang akan memamerkan kehidupan keluarga Ervin remaja.

Kemesraan Malik dan Elisa yang tidak pudar walaupun usia mereka sudah tidak muda lagi.

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak berupa like, komen, favorit, rate ⭐ 5 dan vote Mingguan gratis.

Bisa juga memberikan gift berupa mawar, love, kopi atau yang lainnya 🤭.

Terpopuler

Comments

zamal78901

zamal78901

gaasss teruuusss

2022-11-12

0

zamal78901

zamal78901

lanjuuuuuts lagi

2022-11-12

0

Putra_Lombok

Putra_Lombok

semangat thor

2022-01-09

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 Part Ervino Remaja
2 Chapter 2 Sebuah Taruhan
3 Chapter 3 Kehebohan di Sekolah
4 Chapter 4 Membujuk Orangtua
5 Chapter 5 Musibah yang Terjadi
6 Chapter 6 Selamat Jalan Eyang Sugeng
7 Chapter 7 Bertengkar dengan Jasmine
8 Chapter 8 Kegundahan hati Jasmine
9 Chapter 9 Ervin beranjak Dewasa
10 Chapter 10 Rencana Malik yang Gagal
11 Chapter 11
12 Chapter 12 Masa Suram Toni
13 Chapter 13
14 Chapter 14 Kedatangan Toni
15 Chapter 15 Menunaikan Janji
16 Chapter 16 Latihan Pertama
17 Chapter 17 Part Kisah Clara Adeline
18 Chapter 18 Perjalanan Pulang
19 Chapter 19 Welcome Home
20 Chapter 20 Pertemuan Pertama
21 Chapter 21 Pulang Liburan
22 Chapter 22 Memulai Pencarian
23 Chapter 23 Musibah keluarga Royan
24 Chapter 24 Kebohongan keluarga Royan
25 Chapter 25 Mencari Ide
26 Chapter 26 Mulai Bertindak
27 Chapter 27 Mulai Bekerja
28 Chapter 28 Tugas Pertama
29 Chapter 29. Merepotkan
30 Chapter 30 Tes dari Tuan D
31 Chapter 31 Berhasil Lolos Tes
32 Chapter 32 Adu Mulut
33 Visual Tokoh Utama
34 Chapter 33. Kekesalan Clara
35 Chapter 34 Kenyataan Pahit Clara
36 Chapter 35 Cuplikan Masalalu
37 Chapter 36 Ervin Kecewa
38 Chapter 37 Pria Aneh
39 Chapter 38 Perkelahian Sengit
40 Chapter 39 Perhatian Ervin
41 Chapter 40 Keputusan Frank
42 Chapter 41 Kebohongan Ervin
43 Chapter 42 Membujuk Orang Tua
44 Chapter 43 Kecurigaan Tuan D
45 Chapter 44 Menyelesaikan Tugas
46 Chapter 45 Berjuang atau Menyerah?
47 Chapter 46 Masalah Clara
48 Chapter 47 Terkunci
49 Chapter 48. Cinta Yang Sulit Digapai
50 Chapter 49. Rencana Tuan D
51 Chapter 50 Penyandraan di Kantor
52 Chapter 51 Pengintaian
53 Chapter 52 Pengintaian di Apotek
54 Chapter 53. Menguak Rahasia Supir
55 Chapter 54 Rahasia Tuan D
56 Chapter 55 Kemarahan Clara
57 Chapter 56 Perasaan Clara
58 Chapter 57 Alasan Ervin
59 Chapter 58 Weekend Yang Mendebarkan
60 Chapter 59 Kesalahpahaman
61 Chapter 60 Butuh Penjelasan?
62 Chapter 61 Bermesraan Denganmu
63 Chapter 62 Malam Huru-hara
64 Chapter 63 Reaksi Clara
65 Chapter 64 Tak Terduga
66 Chapter 65 Haruskah Ervin Jujur?
67 Bab 66. Akhirnya Mengaku
68 Chapter 67 Berita Besar
69 Chapter 68 Rencana Memburu Informasi.
70 Chapter 69 Fakta Royan Terkuak
71 Chapter 70 Keluarga Parasit
72 Chapter 71 Kematian Delima
73 Chapter 72 Trauma yang Mendalam
74 Chapter 73 Kisah Pilu Clara
75 Chapter 74 Mengulik Kasus Delima
76 Chapter 75 Sebuah Informasi Penting
77 Chapter 76 Bekerja sama
78 Chapter 77 Pengakuan Lainnya
79 Chapter 78 Ruang Penyiksaan
80 Chapter 79 Kemunculan Tania
81 Chapter 80 Musibah Royan
82 Chapter 81 Menyambut Tamu Penting
83 Chapter 82 Pertemuan Kembali Malik dan Dendi
84 Pengumuman Pemenang GA
85 Chapter 83 Tak Sengaja Bertemu
86 Chapter 84 Dendi dan Diana
87 Chapter 85 Clara Tersiksa
88 Chapter 86 Pertemuan Kembali
89 Chapter 87 Beradu Mulut
90 Chapter 88 Clara yang Sudah Sadar
91 Chapter 89 Sopir Baru Clara
92 Chapter 90 Pria Licik
93 Chapter 91 Keinginan untuk Bertemu
94 Chapter 92 Bertemu Kembali
95 Chapter 93 Siasat Roy
96 Chapter 94 Menyusun Strategi Baru
97 Chapter 95 Keputusan Ervin yang Terpaksa
98 Chapter 96 Kecemasan Clara
99 Chapter 97 Ceroboh atau Berani?
100 Chapter 98 Hukuman Firda
101 Chapter 99 Clara Menghilang
102 Chapter 100 Dikurung
103 Chapter 101 Nekad
104 Chapter 102 Berubah Target
105 Chapter 103 Ketakutan Clara
106 Chapter 104 Misi Penyelamatan
107 Chapter 105 Hukuman Royan
108 Chapter 106 Balasan Yang Setimpal
109 Chapter 107 Keterlibatan Tania
110 Chapter 108 Pencarian
111 Chapter 109 Dipercepat
112 Chapter 110 Acara Pertunangan
113 Chapter 111 Rencana Ervin
114 Chapter 112 Akhir Kisah
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Chapter 1 Part Ervino Remaja
2
Chapter 2 Sebuah Taruhan
3
Chapter 3 Kehebohan di Sekolah
4
Chapter 4 Membujuk Orangtua
5
Chapter 5 Musibah yang Terjadi
6
Chapter 6 Selamat Jalan Eyang Sugeng
7
Chapter 7 Bertengkar dengan Jasmine
8
Chapter 8 Kegundahan hati Jasmine
9
Chapter 9 Ervin beranjak Dewasa
10
Chapter 10 Rencana Malik yang Gagal
11
Chapter 11
12
Chapter 12 Masa Suram Toni
13
Chapter 13
14
Chapter 14 Kedatangan Toni
15
Chapter 15 Menunaikan Janji
16
Chapter 16 Latihan Pertama
17
Chapter 17 Part Kisah Clara Adeline
18
Chapter 18 Perjalanan Pulang
19
Chapter 19 Welcome Home
20
Chapter 20 Pertemuan Pertama
21
Chapter 21 Pulang Liburan
22
Chapter 22 Memulai Pencarian
23
Chapter 23 Musibah keluarga Royan
24
Chapter 24 Kebohongan keluarga Royan
25
Chapter 25 Mencari Ide
26
Chapter 26 Mulai Bertindak
27
Chapter 27 Mulai Bekerja
28
Chapter 28 Tugas Pertama
29
Chapter 29. Merepotkan
30
Chapter 30 Tes dari Tuan D
31
Chapter 31 Berhasil Lolos Tes
32
Chapter 32 Adu Mulut
33
Visual Tokoh Utama
34
Chapter 33. Kekesalan Clara
35
Chapter 34 Kenyataan Pahit Clara
36
Chapter 35 Cuplikan Masalalu
37
Chapter 36 Ervin Kecewa
38
Chapter 37 Pria Aneh
39
Chapter 38 Perkelahian Sengit
40
Chapter 39 Perhatian Ervin
41
Chapter 40 Keputusan Frank
42
Chapter 41 Kebohongan Ervin
43
Chapter 42 Membujuk Orang Tua
44
Chapter 43 Kecurigaan Tuan D
45
Chapter 44 Menyelesaikan Tugas
46
Chapter 45 Berjuang atau Menyerah?
47
Chapter 46 Masalah Clara
48
Chapter 47 Terkunci
49
Chapter 48. Cinta Yang Sulit Digapai
50
Chapter 49. Rencana Tuan D
51
Chapter 50 Penyandraan di Kantor
52
Chapter 51 Pengintaian
53
Chapter 52 Pengintaian di Apotek
54
Chapter 53. Menguak Rahasia Supir
55
Chapter 54 Rahasia Tuan D
56
Chapter 55 Kemarahan Clara
57
Chapter 56 Perasaan Clara
58
Chapter 57 Alasan Ervin
59
Chapter 58 Weekend Yang Mendebarkan
60
Chapter 59 Kesalahpahaman
61
Chapter 60 Butuh Penjelasan?
62
Chapter 61 Bermesraan Denganmu
63
Chapter 62 Malam Huru-hara
64
Chapter 63 Reaksi Clara
65
Chapter 64 Tak Terduga
66
Chapter 65 Haruskah Ervin Jujur?
67
Bab 66. Akhirnya Mengaku
68
Chapter 67 Berita Besar
69
Chapter 68 Rencana Memburu Informasi.
70
Chapter 69 Fakta Royan Terkuak
71
Chapter 70 Keluarga Parasit
72
Chapter 71 Kematian Delima
73
Chapter 72 Trauma yang Mendalam
74
Chapter 73 Kisah Pilu Clara
75
Chapter 74 Mengulik Kasus Delima
76
Chapter 75 Sebuah Informasi Penting
77
Chapter 76 Bekerja sama
78
Chapter 77 Pengakuan Lainnya
79
Chapter 78 Ruang Penyiksaan
80
Chapter 79 Kemunculan Tania
81
Chapter 80 Musibah Royan
82
Chapter 81 Menyambut Tamu Penting
83
Chapter 82 Pertemuan Kembali Malik dan Dendi
84
Pengumuman Pemenang GA
85
Chapter 83 Tak Sengaja Bertemu
86
Chapter 84 Dendi dan Diana
87
Chapter 85 Clara Tersiksa
88
Chapter 86 Pertemuan Kembali
89
Chapter 87 Beradu Mulut
90
Chapter 88 Clara yang Sudah Sadar
91
Chapter 89 Sopir Baru Clara
92
Chapter 90 Pria Licik
93
Chapter 91 Keinginan untuk Bertemu
94
Chapter 92 Bertemu Kembali
95
Chapter 93 Siasat Roy
96
Chapter 94 Menyusun Strategi Baru
97
Chapter 95 Keputusan Ervin yang Terpaksa
98
Chapter 96 Kecemasan Clara
99
Chapter 97 Ceroboh atau Berani?
100
Chapter 98 Hukuman Firda
101
Chapter 99 Clara Menghilang
102
Chapter 100 Dikurung
103
Chapter 101 Nekad
104
Chapter 102 Berubah Target
105
Chapter 103 Ketakutan Clara
106
Chapter 104 Misi Penyelamatan
107
Chapter 105 Hukuman Royan
108
Chapter 106 Balasan Yang Setimpal
109
Chapter 107 Keterlibatan Tania
110
Chapter 108 Pencarian
111
Chapter 109 Dipercepat
112
Chapter 110 Acara Pertunangan
113
Chapter 111 Rencana Ervin
114
Chapter 112 Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!