...Perpisahan lebih baik, daripada bersama membawa luka....
.
.
.
.
" Ki, nanti sore ikut aku ya ke toko kita yang di mall." Ajak Lisa, setelah selesai mengecek kembali data barang yang akan di kirim oleh kurirnya ke tempat castamernya.
" Jam berapa mbak?" Tanya Riski, memastikan terlebih dulu dan meminta bantuan pada temannya untuk menggantikan pekerjaannya nanti, jika memang dirinya akan pergi dengan Lisa.
" Jam empatan ki." Jawab Lisa.
" Oke mbak." Jawab Riski.
Ya, selain punya toko di pinggir jalan. Lisa juga punya toko di mall, bukan toko punya sendiri tapi menyewa dari pihak mall. Dan kebetulan toko Lisa berada di lantai dua dengan stan strategis, mudah di lihat dan ramai akan pengunjung yang tergiur dengan harga diskon.
Pemasaran yang baik.
Cita-cita yang tidak di inginkan, tapi geluti begitu sabar, hingga menuaikan hasil yang memuaskan. Dan melupan cita-cita apa yang di inginkan. Yang terpenting dirinya bisa membuktikan pada semua orang, jika ia bisa menjadi wanita berkarir tanpa harus di rendahkan lagi.
Karena cacian dan di pandang sebelah mata, membuatnya tersadar. dirinya harus bangkit dan membuktikan jika ia mampu untuk di setarakan dengannya. Meskipun dirinya tau, pastinya masih akan kalah jauh. Walaupun begitu, ia masih bisa percaya diri dan akan mampu membela diri.
Tepat waktu, ia dan Riski keluar dari gudang melajukan mobilnya menuju ke mall yang sedikit jauh dari kerjaannya dengan Riski yang mengemudikan mobilnya, saat dirinya menerima telpon dari castamer dan mencatat apa saja yang di inginkan pembelinya. dirinya tinggal mengirimkan pada karyawan gudang untuk menyiapkan barang yang di pesan castamernya.
Ya, Riski sudah bisa menyetir mobil saat dirinya di leskan oleh Lisa waktu itu untuk mengikutinya pergi dan menggantikannya menyetir jika perjalanan jauh keluar kota.
Mungkin Lisa sudah terbiasa dan sudah merasa lebih akrab saja kemana-mana dengan Riski dan sudah menganggap riski sebagai adiknya juga. Memang anak tunggal rasanya sangat kesepian, tak ada yang bisa di ajak untuk berbagi dan juga di ajak bercanda.
Semenjak tiga tahun bersama Riski, ia seperti menemukan saudara ke dua. dan yang pertama adalah Mawar, sahabat seperti saudara yang tak akan pernah ia lupakan akan jasanya. selalu Bercanda dan kemana-mana selalu berdua, serta bekerja sama untuk mengembangkan tokonya dan jujur dalam bekerja. Itulah kenapa Lisa suka dengan Riski dan percaya padanya.
Sampai di parkiran mobil, mereka turun bersama. Lisa yang berpenampilan sederhana ala remaja seperti bukan bos ataupun wanita dewasa, dan bila bersama riski dirinya seperti kekasihnya, karena wajahnya baby face dan masih terlihat jelas seperti anak sekolah.
" Mbak, aku boleh nonton gak." Tanya Riski. " Kan kerjaku sudah selesai." Imbuhnya lagi dengan cengingisan.
" Iya! Pergi sana. Tapi jangan ngajak pegawai toko, pergi sendiri!" Ucap Lisa, tau apa yang ada di pikiran Riski dan kesempatan untuk mendekati karyawan wanita yang di incarnya.
Dasar remaja play boy.
" Tenang mbak! Dianya lagi libur sekarang." Jawab Riski memainkan alis dan tersenyum lebar. Mendapatkan pesan dari incarannya jika dirinya sedang libur bekerja hingga kesempatan untuk mengajak ketemuan dan nonton bersama.
Sudah mendengar dari pegawai toko manapun, bercerita tentang Riski yang tampan dan tidak sombong. Serta gampang akrab dengan semua pegawai toko, meskipun dia jarang sekali ke toko-toko Lisa karena terlalu sibuk dengan urusan gudang bersamanya.
Awalnya pegawai toko Lisa mengira jika Riski adalah kekasihnya atau ada yang bilang jika dia adiknya. Riski menepis itu semua, dan dia bilang jika Riski adalah pegawainya di gudang. Bukan adiknya atau kekasihnya.
Banyak yang tak percaya, karena kedekatan Riski dan Lisa begitu sangat akrab dan sangat tak mungkin seorang bos mau berteman dengan pegawainya, serta mau makan sepiring berdua dengan Riski. Sudah terbiasa Lisa dan Riski makan bersama dalam satu bungkus untuk berdua mengingatnya dulu saat mereka menjaga toko bersama dan toko Lisa masih belum berjaya.
Tidak mau ambil pusing, Lisa dan Riski malah semakin membuat mereka penasaran dan juga sering membuat mereka bertanya-tanya tentang hubungan Lisa dan Riski.
Toko Lisa sedikit ada pengunjung dengan mereka yang melayani begitu baik dan sopan.
" Mbak?" Sapa pegawai toko Lisa, Sedikit terkejut melihat kehadiran bosnya, datang tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu.
" Iya?" Jawabnya dengan ramah dan berjalan masuk ke dalam ruangannya yang sedikit sempit, lantaran di singgat dengan gudang buat menaruh barang datang.
" Kenapa gak bilang sih! Kalau mbak Lisa datang." Gumam karyawati pada Riski yang tidak ikut masuk ke dalam ruangan Lisa.
" Kenapa! Takut ketahuan ya, main hpnya!" Kata Riski, senyum ejek saat mereka sedikit terkejut kedatangan bosnya.
Tidak masalah, jika mereka bermain ponsel. Tapi jika tidak ada castamer dan pekerjaan mereka beres hingga tokonya terlihat rapi dan bersih.
" Mana berani kita main hp pas ada castamer!" Timpal karyawan lain.
" Tu cctv mantau." Imbuhnya lagi, membuat Riski tertawa. Karena memang setiap toko Lisa maupun gudang selalu ada cctv, bukan untuk mengawasi pegawainya saja, tapi juga buat jaga-jaga jika ada pencuri hingga bisa menunjukkan bukti. Agar tidak ada kesalah pahaman dan saling menuduh jika ada yang kehilangan.
" Bagus!" Seru Riski mengacungkan jempolnya pada karyawati Lisa, Dan Riski mulai berjalan masuk ke dalam ruangan Lisa.
Ruang kerja sedikit sempit, tapi masih tetap terjaga rapi dan bersih lantaran setiap hari satu dari karyawan kepercayaan tokonya membersikannya.
erdapat sofa panjang, meja kerja, pendingin udara, lemari dingin kecil, dan juga komputer. Mulai mengecek data-data penjualan, stock barang dan juga pendapatan yang setiap pagi di catat dan di setorkan padanya. Dengan salah satu kepercayaanya untuk mengambil uang pendapatan di setiap tokonya.
Catatan yang sama dengan di komputer, membuatnya tersenyum dan percaya dengan kepala toko kepercayaannya.
" Mbak. Aku pergi ya! Telpon nanti kalau mau pulang." Ucap Riski, membuka setengah pintu dan menongolkan wajahnya sedikit.
" Iya! Jangan lama-lama." Jawab Lisa.
" Siap Bos!" Kata Riski, menutup kembali pintu dengan Lisa menggelengkan kepala.
Kembali memantau cctv, melihat pegawainya melayani castamer. Hingga dirinya merasa lapar.
" Mbak! Aku tinggal beli makan dulu ya." Pamit Lisa.
" Mau saya beliin mbak?" Tawar karyawan kasir.
" Enggak usah makasih!" Tolak halus Lisa. " Kalau capek istirahat, gantian sama temannya." Imbuhnya lagi.
" Iya mbak?" Jawabnya mengangguk dan senyum.
Bos yang sangat perhatian dengan karyawannya.
Dan selalu memberikan makanan, jika Lisa keluar sendiri dan kembali ke toko dengan membawa begitu besar kantong plastik berisi makanan atau minuman dan di bagikan oleh pegawainya.
Bos yang sangat royal.
.
.
.
.🍃🍃🍃🍃
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
FLA
kerendahan hati dan tidak sombong itu modal mu menuju sukses lisa, ah gx sabar menunggu cinta mu datang
2021-10-06
1
Rahmalia Nurodin
ditunggu up nya lagi....
2021-10-06
1
Ika Sartika
👍👍👍👍👍👍
2021-10-06
1