ghibah bersama begal

...Jangan pernah terlalu berharap, karna nanti akan sulit melupakan kenyataan yang pahit....

.

.

.

.

" Mbak!" Rengek begal, mendongakkan kepala memelaskan wajahnya untuk menatap Lisa yang berdiri sedikit jauh darinya. Membuat Lisa mengendus sebal, karena tatapan melas dari begal yang terkena tembak dari pria dingun akibat ulahnya sendiri. Dan entah kenapa dirinya begitu sial malam ini.

" Apa!" Ketus Lisa melototkan mata menatapnya.

" Beneran mbak telpon polisi!" Tanya begal sekali lagi.

" Iya kenapa! Mau di bunuh sama tu orang." Kata Lisa, mengalihkan menatapannya pada pria yang sedang menelpon dan membelakanginya.

Entah pria itu sedang menelpon siapa, dan dirinya sedikit takut jika ternyata pria itu juga sama dengan begal di sebelahnya. Atau bisa penculik wanita untuk di jual ke luar negeri sebagai pemuas para hidung belang.

Pikiran terlalu jelek!

" Enggak mbak!" jawab cepat begal menggelengkan kepala tidak mau mati sia-sia. Lebih baik dirinya mendekam di penjara dan masih bisa mendapatkan makan dari pada mati dan tak bisa lagi melihat anak dan istrinya.

" Mangkanya jangan sok-sokan ikut begal segala kalau enggak pernah begal." Olok Lisa, saat pria di sampingnya ini ternyata pertama kalinya dia mencoba merampok dan ikut temanya yang sudah lama beraksi di jalanan dengan sukses.

Dan ini kesialannya karena terhasut oleh setan yang mau mengambil jalan pintas agar cepat mendapatkan uang. Tapi ternyata dirinya begitu apes dan lebih parahnya dirinya tertembak oleh pria yang pemberani dan mau menolong wanita di sampingnya.

Jika saja Lisa tak menghadang pria itu, mungkin nyawanya sudah melayang ke neraka bukan ke surga, akibat tembakan yang sudah mengarah tepat di kepalanya. Yang di begal masih punya hati nurani, mau memberikan dirinya minum dan juga mengikat kakinya yang terkena tembakan agar darah tak mengalir terus menerus. Serta mengalihkan temannya yang masih tak sadarkan diri ke tepi jalan akibat pria yang menembaknya menabraknya begitu kencang dan terpental. Dan pria yang menembaknya hanya memperhatikan Lisa tanpa mau membantunya.

Sangat menyebalkan.

" Ini orang punya dosa apa sih! berat banget." Gerutu Lisa, dengan nafas tersenggal saat ia sudah memindahkan tubuh begal sendirian yang di tabrak begitu kencanh dan terpental jauh hingga tak sadarkan diri.

" Maling sapi tetangga, tapi enggak ngaku pas di tuduh!" Jawab Begal lainnya.

" Hah!" Pekik Lisa, tak percaya akan apa yang di jawab temannya. " Nyatanya!" Tanyanya lagi.

" Memang beneran maling!" Jawabnya lagi. " Sampai yang punya sapi sumpahin biar dia di tambrak mobil." Imbuhnya.

" Eh! Sumpahnya manjur!" Seru Lisa, dan di anggukkan bersamaan dengan begal yang tertembak.

Ghibahnya pun berhenti kala mendengar Suara sirine mobil polisi dan tidak jauh dari pandangannya sudah datang dengan dua mobil patroli, dan berhenti tepat di hadapan pria dingin yang sudah selesai menelpon.

Hanya melihat saat polisi itu berbicara pada pria yang menolongnya, tak banyak bicara, masih sama datar dan juga dingin. Polisi dan pria itu menghampirinya.

" Mbak!"

" Apa sih!" Seru Lisa, yang kesabarannya masih ada.

" Alamat rumah aku mbak Jln. xxx, tolong kasih pekerjaan istriku ya mbak. Biar anakku enggak kelaparan dan masih tetap minum susu." Pinta begal sebelum di gelandang oleh polisi untuk mendekam di penjara.

" Eh!" Terkejut Lisa, mendengar permintaan begal itu. Hingga dirinya hanya bisa mengangguk serta bisa merasakan kesedihan di mata begal.

" Makasih mbak." Ucapnya terharu. " Aku doain semoga mbak jodoh sama mas itu." Ujarnya lagi, membuat Lisa melototkan mata dan juga menatap pria dingin itu yang datar tanpa expresi apapun.

Amit-amit, jangan sampai." Gumam Lisa dalam hati, tak mau jika berjodoh dengan pria tanpa expresi sama sekali.

Dua begal itu akhirnya di glandang oleh polisi, di masukkan ke dalam mobil dan berpamitan pada Lisa serta pria yang ada di sampingnya. Dan mobil meninggalkan mereka berdua di jalan yang sepi.

Menghembuskan nafas lega, antara kasihan dan juga marah dengan begal yang mengajaknya ghibah tadi. Dan kini dirinya harus memenuhi permintaan begal untuk datang ke rumahnya, memberikan istrinya pekerjaan agar anaknya tidak tertelantarkan.

Sungguh ironis.

Tapi hatinya tak bisa menolak untuk menolong begal itu.

Menatap kepergian pria dingin, membuat dirinya dengan cepat menghampirinya dan menghadangnya tepat di depannya. Hingga tatapan mereka bertemu kembali.

" Em, makasih. Sudah mau menolong saya." Ucap Lisa sedikut gugup dan takut karena tatapan pria itu selalu datar.

" Hmm." Jawab pria dingin.

"Irit amat!" Gumam Lisa dalam hati.

" Jangan tinggalin saya Tuan, bisa kita pulang bersama." Pinta Lisa, membuat Pria itu mengerutkan kening.

" Maksud saya, kita pulangkan satu arah. saya naik mobil saya sendiri, Tuan naik mobil Tuan sendiri. Saya jalan duluan, terus Tuan berada di belakang saya." Jelas Lisa dengan penjelasan yang bingung. Membuat Pria itu langsung berjalan ke arah mobilnya tanpa mau lagi mendengarkan penjelasan Lisa.

" Eh! Kok dia pergi sih!" Rengek Lisa sendiri, menatap pria itu masuk ke dalam mobil.

Dan terkejut saat mobil itu membunyikan klaksonnya dengan panjang, dan dirinya langsung berjalan cepat masuk ke dalam mobilnya, menjalankan mobil terlebih dulu dan di ikuti pria itu dari belakang.

" Sombong, tapi masih perhatian." Ucap Lisa tersenyum sendiri melihat mobil pria itu dari belakang yang mengikutinya.

Berpisah jalan, saat jalan sedikit ramai dan Lisa hanya bisa menggelengkan kepala menatap. kepergiannya yang berbelok arah tak sama dengannya. Setidaknya dirinya merasanya bersyukur telah di tolong oleh pria dingin itu dari para begal.

Memasuki perkarangan rumah dengan Pak Yanto yang membuka pagar saat mendengar klakson mobilnya.

" Makasih pak." Ucap Lisa.

" Sama-sama mbak." Jawab Pak Yanto, menutup kembali pagar rumah.

Memasuki rumah yang sudah sepi, tapi masih ada yang menunggunya.

" Mbak Lisa?" Sapa mbak jum, istri Pak Yanto.

" Ibu sudah tidur mbak jum." Tanya Lisa.

" Sudah mbak, dari tadi ibuk tanya mbak Lisa." Jawabnya, membuat Lisa mengangguk. " Mau mbak jum panasin makan malamnya mbak." Ujarnya lagi.

" Enggak usah mbak jum makasih, tadi sudah makan di gudang, mbak jum istirahat saja sudah malam." Tolak Lisa halus, mbak jum mengangguk dan undur diri dari hadapan majikannya.

Berjalan ke arah kamar ibunya, membuka pintu kamar dan melihat ibu yang sudah tertidur lelap di ranjang.

" Maaf ya buk hari ini Lisa pulng malam enggak kabarin ibu, dan buat ibu khawatir. Selamat malam buk." Ucap Lisa, mencium kening ibunya dan keluar kamar untuk menuju ke kamarnya.

Terasa lelah dan letih, berjalan ke arah kamar mandi untuk menyegarkan diri dan menjernihkan pikiran akibat orang yang ingin membegalnya. Serta teringat akan tatapan mata elang yang sudah membantunya.

.

.

.

.🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

mama naura

mama naura

bagusnya Lisa am Bima aj tu dijodohin

2022-09-21

0

Amel Acca

Amel Acca

brhrap crta.y kali ini Sampai tamat betul nd hilang tnga jln aj

2021-10-22

0

Rahmalia Nurodin

Rahmalia Nurodin

next

2021-10-06

1

lihat semua
Episodes
1 Rumah.
2 Ingat Ayah
3 begal somplak
4 ghibah bersama begal
5 toko mall
6 menolong kembali
7 menyentuh tangannya
8 segelas wine
9 Dia lagi
10 Memaksanya
11 Mengusap punggung
12 dompet
13 tak bisa membantah
14 Kondangan
15 kondangan part 1
16 Mengantar pulang
17 saling menatap
18 karna ponsel
19 Dingin
20 puncak
21 Villa
22 Masih di Villa
23 Jalan-jalan
24 sungai.
25 sedikit mulai berubah
26 tanpa beban
27 mentraktir
28 pantai malam
29 Senang hati
30 Mall
31 Kemeja
32 mengantarnya
33 Rumah lama
34 vidio call.
35 Takut kehilangan
36 Dia kembali
37 menjemputnya.
38 Memalukan
39 Apartemen
40 tamu.
41 reoni
42 rumah sakit
43 pemakaman.
44 menemaninya
45 Bandara
46 status
47 rumah sederhana
48 kembali tertawa
49 bau parfum
50 awal cerita cinta.
51 Tamu.
52 bar
53 pagi hari
54 drama meja makan
55 Menyebalkan
56 pertemuan tak terduga
57 dunia sempit
58 curhatan karyawan
59 Pesta orang kaya
60 sepasang suami istri
61 Sudah waktunya.
62 Alfrado Bima.
63 Wanitaku.
64 Mengungkapkan
65 berita.
66 Suka menggoda.
67 Realitis.
68 Orang spesial
69 Permintaan mertua
70 Saudara.
71 SAH.
72 seperti keluarga
73 bertanggung jawab
74 Kedekatan.
75 tak percaya.
76 bersama mu.
77 Lagi.
78 Kembali datang.
79 mantan
80 jujur.
81 Datang ke rumahnya.
82 cafe.
83 Di larang pulang
84 takut mengajaknya.
85 Bertemu masa lalu.
86 mengungkapkan pada semua orang
87 Candu
88 Ketakutan.
89 Martabak manis
90 sudah tidak ada harapan
91 siap tempur
92 gagal bertengkar
93 Kedatangan tak terduga
94 ke rumah kampung
95 Dadakan.
96 Kembali ke kota
97 Semoga nyata
98 Rasa syukur
99 makan malam keluarga
100 acara pernikahan
101 Kartu nama
102 mengembalikan uang
103 mengingat awal pertemuan
104 pulang ke rumah
105 Anugrah
106 Akhir cerita
107 sedikit promosi
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Rumah.
2
Ingat Ayah
3
begal somplak
4
ghibah bersama begal
5
toko mall
6
menolong kembali
7
menyentuh tangannya
8
segelas wine
9
Dia lagi
10
Memaksanya
11
Mengusap punggung
12
dompet
13
tak bisa membantah
14
Kondangan
15
kondangan part 1
16
Mengantar pulang
17
saling menatap
18
karna ponsel
19
Dingin
20
puncak
21
Villa
22
Masih di Villa
23
Jalan-jalan
24
sungai.
25
sedikit mulai berubah
26
tanpa beban
27
mentraktir
28
pantai malam
29
Senang hati
30
Mall
31
Kemeja
32
mengantarnya
33
Rumah lama
34
vidio call.
35
Takut kehilangan
36
Dia kembali
37
menjemputnya.
38
Memalukan
39
Apartemen
40
tamu.
41
reoni
42
rumah sakit
43
pemakaman.
44
menemaninya
45
Bandara
46
status
47
rumah sederhana
48
kembali tertawa
49
bau parfum
50
awal cerita cinta.
51
Tamu.
52
bar
53
pagi hari
54
drama meja makan
55
Menyebalkan
56
pertemuan tak terduga
57
dunia sempit
58
curhatan karyawan
59
Pesta orang kaya
60
sepasang suami istri
61
Sudah waktunya.
62
Alfrado Bima.
63
Wanitaku.
64
Mengungkapkan
65
berita.
66
Suka menggoda.
67
Realitis.
68
Orang spesial
69
Permintaan mertua
70
Saudara.
71
SAH.
72
seperti keluarga
73
bertanggung jawab
74
Kedekatan.
75
tak percaya.
76
bersama mu.
77
Lagi.
78
Kembali datang.
79
mantan
80
jujur.
81
Datang ke rumahnya.
82
cafe.
83
Di larang pulang
84
takut mengajaknya.
85
Bertemu masa lalu.
86
mengungkapkan pada semua orang
87
Candu
88
Ketakutan.
89
Martabak manis
90
sudah tidak ada harapan
91
siap tempur
92
gagal bertengkar
93
Kedatangan tak terduga
94
ke rumah kampung
95
Dadakan.
96
Kembali ke kota
97
Semoga nyata
98
Rasa syukur
99
makan malam keluarga
100
acara pernikahan
101
Kartu nama
102
mengembalikan uang
103
mengingat awal pertemuan
104
pulang ke rumah
105
Anugrah
106
Akhir cerita
107
sedikit promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!