Nona Lisa

Nona Lisa

Rumah.

...Terima kasih pada orang yang menyindir ku, karena itu adalah motivasi untuk aku bangkit dan berjuang....

.

.

.

.

" Ibu? " Sapa gadis yang sudah menjadi dewasa dan tersenyum kala melihat ibunya sedang menunggunya di depan rumah besar dua tahun mereka baru menempatinya, duduk di kursi roda di temani seorang perawat yang setia membantunya dua tahun ini menjaga ibunya.

Hanya tersenyum dan memandangnya dengan hangat saat putrinya tiba di rumah kala tiga hari tidak bertemu karena putrinya sibuk dengan usahanya yang mulai berkembang dengan pesat.

Berjongkok di depan sang ibu, menyalimi tangannnya dan mencium pipi ibunya.

" Lisa kangen sama ibu?" Ucap Lisa, menyentuh punggung tangan ibunya yang sudah bisa di gerakkan meskipun masih sedikit lemas.

" I bu ju ga ka ngen Li sa." Ucap ibunya yang sudah bisa berbicara meskipun masih terbata-bata. Terasa senang kala perkembangan sang ibu sudah begitu mulai maju dan tidak sia-sia ia mencari pengobatan serta pindah ke luar kota demi ibunya untuk sembuh dan bisa menemaninya saat dirinya sudah tidak punya siapa-siapa lagi.

" Ayo masuk buk, sudah mau malam enggak baik buat ibu lama-lama di luar." Ajak Lisa, dan mengambil alih kursi roda dari tangan suster untuk mendorong ibunya.

" Terima kasih mbak Santi?" Ucap Lisa pada suster yang menemani ibunya sepanjang hari saat dirinya pergi ke luar kota dengan urusan bisnisnya.

" Sama-sama mbak?" Kata Suster Santi dengan senyum dan berjalan di belakang Lisa.

Mendorong kursi roda ibunya untuk masuk ke dalam rumah, memindahkan ibunya untuk duduk di sofa ruang keluarga dan mulai berbagi cerita tentang tiga harinya pergi ke luar kota membuka toko baru yang langsung di serbu para remaja dan ibu-ibu saat ada diskon besar-besaran untuk pertama kali pembukaan.

Ya, setelah ayahnya meninggal karena serangan jantung dan tujuh hari ibunya jatuh sakit dan di larikan ke rumah sakit, hingga dirinya terkejut kala dokter menyatakan sakit stroke berat hingga lumpuh total dan juga sulit berbicara. Dunianya terasa begitu hancur dan sulit untuk menerima cobaan berturut-turut saat itu.

Tapi dirinya tidak sendiri kala cobaan datang menghampirinya, sahabatnya selalu ada dan akan ada untuknya saat dirinya kesulitan dan butuh bantuan, sahabatnya yang sudah menganggapnya sebagai saudara dan juga orang tuanya yang menganggapnya sebagai orang tuanya sendiri dan juga rasa kehilangan serta sedih. Dirinya tau, tak seharusnya ia merepotkan sahabatnya meskipun sahabatnya memiliki segalanya karena menikah dengan orang kaya yang mau membiayai semua pengobatan ibunya.

Mungkin Mawar dan suaminya membalas budi kebaikan keluarga Lisa yang pernah menolongnya dan tak pernah menyalahkan apa yang pernah terjadi di masa lalu yang membuat Lisa sampai koma.

Bertekat dengan modal seadanya, Menjual motor miliknya, ia mencoba berjualan baju, dari mulai jualan online dan berdagang keliling alun-alun kota. sedikit demi sedikit Lisa bisa mengumpulkan uang hasil penjualannya, mulai mencoba menyewa toko dan mulai berjualan sendiri hingga toko terkenal murah dengan kualitas baju yang bagus dan tren dari kalangan para remaja, wanita dewasa dan ibu-ibu rumah tangga.

Dalam satu tahun, berjualan online baju begitu ramai dan toko sudah ada dua karyawati, hingga dirinya merasa harus mengembangkan tokonya lagi dan mempekerjakan wanita yang sedang membutuhkan biaya hidup seperti dirinya.

Meneruskan kuliah. Tidak, dirinya tak meneruskan kuliah, karena waktunya dulu ia sangat sibuk mengurus toko dan ibunya, meskipun sekarang ibunya sudah ada yang menjaga, tetap ia tidak mau meneruskan kuliahnya.

Tiga tahun, kini Lisa sudah mempunyai usaha sendiri, mempunyai beberapa toko di dalam kota dan empat toko di luar kota yang membuat dirinya begitu sibuk dengan urusan di gudangnya dan tak sempat untuk berlibur maupun meneruskan kuliahnya.

Dari usahanya bekerja keras ia bisa mempunyai segalanya, dari mobil pribadi, mobil box, rumah, gudang, dan juga tempat kost untuk investasi masa depan. Sungguh kini Lisa menjadi gadis yang sukses dan juga pintar dalam berbisnis meskipun hanya lulusan menengah atas.

" Ibu sudah makan?" Tanya Lisa, setelah berbagi ceritanya pada ibunya.

" I bu nung gu Li sa." Jawabnya.

" Kita makan sama-sama ya buk." Ajaknya dan menganggukkan kepala untuk menyetujuinya.

Mencoba melatih ibunya untuk berdiri dan berjalan dengan pelan menuju ruang makan.

" Mbak Sinta, ayo kita makan bersama. Sekalian ajak buk ima, mbak jum sama pak yanto juga ya." Panggil Lisa saat melihat susternya sedang berjalan menuju kamar ibunya sedang menyiapkan obat, dan mengajak para pekerja rumah untuk makan bersama.

" Iya mbak." Jawab Sinta, percuma jika mereka menolak karena Lisa selalu memaksa para pekerja untuk makan bersama dengannya. Dan Lisa tak pernah membedakan antara majikan dan Artnya.

Hingga itu mereka sangat betah bekerja dengan Lisa. Yang sangat baik dan royal dengan bawahannya.

Sudah biasa mereka makan bersama dengan Lisa, menceritakan tentang perkembangan ibunya dan juga bercerita tentang apa yang terjadi di rumah jika Lisa tak ada.

Lisa percaya dengan Art rumah yang menjaga ibunya dan memperlakukannya dengan baik. Hingga itu tak ada rasa curiga ataupun memarahi begitu kasar ketika mereka melakukan kesalahan kecil. Hanya menasehatinya dan memberinya kesempatan untuk bekerja dengan baik.

Mengantarkan ibunya ke dalam kamarnya, memberikannya obat dan membaringkannya ke tempat tidur untuk waktunya sang ibu beristirahat.

" Selamat malam buk." Ucap Lisa, mencium kening ibunya saat dirinya akan keluar kamar.

" Se la mat malam Li sa." Jawab ibunya dengan senyum dan mulai memejamkan mata saat ia merasa lelah dan mengantuk.

Keluar kamar ibu, dengan rasa lelah terbayar sudah saat ia mendengar dan melihat kesembuhan ibunya yang mulai membaik.

Masuk ke dalam kamar, menaiki tangga di lantai atas. Kamar yang di desain sendiri dengan pilihan warna putih, tempat tidur yang luas, di lengkapi meja kerja di sudut ruangan serta tv yang besar dan tempat rias wanita yang tidak begitu banyak alat make up.

Membuka gorden dan jendela kamar, menikamati semilir angin malam dan bulan yang bercaya terang menemani malamnya yang sendiri dengan Lisa yang tersenyum menatapnya.

" Bapak?" Lirih Lisa, memanggil ayahnya saat ia rindu dengannya.

Andai, Ayahnya masih ada. Mungkin Ayahnya akan bangga dengannya, mungkin ia akan membalas setetes demi setetes kringat ayahnya yang telah bekerja keras demi membahagiakan anak dan istrinya. Mungkin Ayahnya tak akan lagi bekerja, dan cukuplah untuk menua bersama dengan ibunya.

Tuhan terlalu sayang dengan ayahnya dan Tuhan memberikan ujian besar untuk dirinya menjadi wanita kuat dan tangguh. Dan Tuhan menggantikan kesabarannya dengan jalan kehidupannya yang mulai membaik serta kelimpahan yang lebih dari cukup dan bersyukur.

.

.

.

.🍃🍃🍃🍃

Terpopuler

Comments

mama naura

mama naura

langsung mampir setelah baca mawar trus k Lisa semoga keren jg ceritanya

2022-09-21

0

Reisa Adiwidya

Reisa Adiwidya

bang kadal q dtg

2021-12-20

1

Siti Hadijah

Siti Hadijah

salut...buat lisa...👍👍👍

2021-10-07

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah.
2 Ingat Ayah
3 begal somplak
4 ghibah bersama begal
5 toko mall
6 menolong kembali
7 menyentuh tangannya
8 segelas wine
9 Dia lagi
10 Memaksanya
11 Mengusap punggung
12 dompet
13 tak bisa membantah
14 Kondangan
15 kondangan part 1
16 Mengantar pulang
17 saling menatap
18 karna ponsel
19 Dingin
20 puncak
21 Villa
22 Masih di Villa
23 Jalan-jalan
24 sungai.
25 sedikit mulai berubah
26 tanpa beban
27 mentraktir
28 pantai malam
29 Senang hati
30 Mall
31 Kemeja
32 mengantarnya
33 Rumah lama
34 vidio call.
35 Takut kehilangan
36 Dia kembali
37 menjemputnya.
38 Memalukan
39 Apartemen
40 tamu.
41 reoni
42 rumah sakit
43 pemakaman.
44 menemaninya
45 Bandara
46 status
47 rumah sederhana
48 kembali tertawa
49 bau parfum
50 awal cerita cinta.
51 Tamu.
52 bar
53 pagi hari
54 drama meja makan
55 Menyebalkan
56 pertemuan tak terduga
57 dunia sempit
58 curhatan karyawan
59 Pesta orang kaya
60 sepasang suami istri
61 Sudah waktunya.
62 Alfrado Bima.
63 Wanitaku.
64 Mengungkapkan
65 berita.
66 Suka menggoda.
67 Realitis.
68 Orang spesial
69 Permintaan mertua
70 Saudara.
71 SAH.
72 seperti keluarga
73 bertanggung jawab
74 Kedekatan.
75 tak percaya.
76 bersama mu.
77 Lagi.
78 Kembali datang.
79 mantan
80 jujur.
81 Datang ke rumahnya.
82 cafe.
83 Di larang pulang
84 takut mengajaknya.
85 Bertemu masa lalu.
86 mengungkapkan pada semua orang
87 Candu
88 Ketakutan.
89 Martabak manis
90 sudah tidak ada harapan
91 siap tempur
92 gagal bertengkar
93 Kedatangan tak terduga
94 ke rumah kampung
95 Dadakan.
96 Kembali ke kota
97 Semoga nyata
98 Rasa syukur
99 makan malam keluarga
100 acara pernikahan
101 Kartu nama
102 mengembalikan uang
103 mengingat awal pertemuan
104 pulang ke rumah
105 Anugrah
106 Akhir cerita
107 sedikit promosi
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Rumah.
2
Ingat Ayah
3
begal somplak
4
ghibah bersama begal
5
toko mall
6
menolong kembali
7
menyentuh tangannya
8
segelas wine
9
Dia lagi
10
Memaksanya
11
Mengusap punggung
12
dompet
13
tak bisa membantah
14
Kondangan
15
kondangan part 1
16
Mengantar pulang
17
saling menatap
18
karna ponsel
19
Dingin
20
puncak
21
Villa
22
Masih di Villa
23
Jalan-jalan
24
sungai.
25
sedikit mulai berubah
26
tanpa beban
27
mentraktir
28
pantai malam
29
Senang hati
30
Mall
31
Kemeja
32
mengantarnya
33
Rumah lama
34
vidio call.
35
Takut kehilangan
36
Dia kembali
37
menjemputnya.
38
Memalukan
39
Apartemen
40
tamu.
41
reoni
42
rumah sakit
43
pemakaman.
44
menemaninya
45
Bandara
46
status
47
rumah sederhana
48
kembali tertawa
49
bau parfum
50
awal cerita cinta.
51
Tamu.
52
bar
53
pagi hari
54
drama meja makan
55
Menyebalkan
56
pertemuan tak terduga
57
dunia sempit
58
curhatan karyawan
59
Pesta orang kaya
60
sepasang suami istri
61
Sudah waktunya.
62
Alfrado Bima.
63
Wanitaku.
64
Mengungkapkan
65
berita.
66
Suka menggoda.
67
Realitis.
68
Orang spesial
69
Permintaan mertua
70
Saudara.
71
SAH.
72
seperti keluarga
73
bertanggung jawab
74
Kedekatan.
75
tak percaya.
76
bersama mu.
77
Lagi.
78
Kembali datang.
79
mantan
80
jujur.
81
Datang ke rumahnya.
82
cafe.
83
Di larang pulang
84
takut mengajaknya.
85
Bertemu masa lalu.
86
mengungkapkan pada semua orang
87
Candu
88
Ketakutan.
89
Martabak manis
90
sudah tidak ada harapan
91
siap tempur
92
gagal bertengkar
93
Kedatangan tak terduga
94
ke rumah kampung
95
Dadakan.
96
Kembali ke kota
97
Semoga nyata
98
Rasa syukur
99
makan malam keluarga
100
acara pernikahan
101
Kartu nama
102
mengembalikan uang
103
mengingat awal pertemuan
104
pulang ke rumah
105
Anugrah
106
Akhir cerita
107
sedikit promosi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!