"Kak, bangun Kak!" teriak Revalina sambil menggoyang-goyangkan badan Mentari.
"5 menit Va. 5 menit aja." Mentari menutup mukanya dengan bantal.
"Terserahlah Kak. Aku mau berangkat sekolah duluan, sekolahku jauh," sungut Revalina.
Revalina dan Mentari berjarak 3 tahun. Jika Revalina 15 tahun Mentari adalah 18 tahun yang sebentar lagi lulus SMA, sedangkan Revalina juga akan lulus dari Smp-nya.
Tiba-tiba Mentari tersadar dan membuka ponselnya dia melihat pukul 06.30. "Ya Tuhan, terlambat Aku!" gerutu Mentari cepat-cepat masuk ke dalam kamar mandi.
Hanya gosok gigi dan cuci muka yang Mentari lakukan takut terlambat ke sekolah. Mentari buru-buru ganti baju sekolah dan memasukkan bukunya ke tas. "Aau!" Kepala Mentari terbentur pintu saat membuka.
"Sialan," gerutu Mentari.
Berlari menghampiri ibunya mencium tangan sang ibu. "Kamu nggak sarapan dulu Tar?" tanya Sinta.
"Nggak Bu. Aku nanti beli roti aja di kantin." Mentari berlari mencari angkutan umum di depan komplek.
"Aishhh, mana lama banget lagi nunggu angkot lewat. Mau pesen taksi online mana ada uang." Mentari menepuk jidatnya berjalan sambil menunggu angkutan umum lewat.
Saat Mentari ingin menyebrang ke halte bus. "Aaaaaa!" teriak Mentari sambil berjongkok menutupi wajahnya.
Seseorang keluar dari mobilnya dan menghampiri Mentari. "Kamu gila ya! Kalo mau bunuh diri jangan di sini," sungut Nata.
Mentari melihat dari bawah ke atas dengan cengo. "Gila ganteng banget," batin Mentari masih tetap berjongkok sambil mendongak.
"Heh, anak kecil! Kamu nggak mau ke sekolah. Mau diem terus disitu?" tanya Nata dengan angkuh.
"Maaf Om. Jika saya ...." Mentari belum menyelesaikan bicaranya dengan Nata, ia sudah pergi masuk ke dalam mobil.
"Sialan itu Om-Om ganteng. Aku malah dicuekin," gerutu Mentari.
Di dalam angkutan umum Mentari kelihatan gelisah melihat jam tangan yang melekat di tangannya. Ternyata Mentari terlambat masuk sekolah dari jauh gerbang mulai mau ditutup oleh satpam.
"Pak jangan ditutup dulu!" teriak Mentari dari kejauhan sambil berlari-lari.
"Kamu itu terlalu sering terlambat. Bukan sekali atau dua kali. Kamu akan saya adukan ke guru BP. Tunggu di sini kamu jangan ke mana-mana," titah Satpam sekolah.
"Mati aku. Ini gimana coba? Mana bentar lagi ulangan," gerutu Mentari sambil mondar-mandir di depan gerbang.
Mentari mulai mengkerut melihat Guru BP dan satpam sekolah mulai mendekat. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan gerbang sekolah. Mentari lalu tersenyum mengetuk kaca mobil tersebut.
"Om ganteng," panggil Mentari kepada Nata.
Nata mendengar dipanggil om ganteng langsung mengernyitkan dahi. 'Apa-apaan ini? Berani sekali bocah itu panggil aku, dengan sebutan Om,' batin Nata.
Nata membuka kaca jendela mobil depan. "Apa?" sungut Nata.
"Om tolongin aku dong, buka pintu belakang. Aku bentar lagi ulangan. Aku nggak mau dihukum. Bantu aku sekali aja Om." Mentari merengek seperti anak kecil yang hampir menangis.
"Kamu itu nyusahin aja tahu nggak," jawab Nata.
Akhirnya Nata membuka pintu belakang dan Mentari cepat masuk ke dalam mobil lalu bersembuyi.
"Mana pak? katanya tadi ada terlambat." tanya Guru BP kepada satpam sekolah.
"Lo kok nggak ada ya pak. Tadi ada kok." sahut Satpam sekolah sambil melihat ke sekeliling dengan binggung.
Nata menyembunyikan klakson mobilnya agar cepat masuk ke dalam sekolah. Nata menyapa guru BP lalu masuk ke sekolah.
"Cepetan turun! udah diparkiran." desis Nata.
"Makasih ya, Om." Mentari membukukkan badannya lalu keluar dari mobil.
"Gadis yang sopan." gumam Nata pelan.
Nata adalah salah satu donatur disekolahan Mentari. Nata orang kaya yang dermawan itu hanya suruhan orang tua Nata saja. Sebernarnya orang tua Nata lah yang menjadi donatur tetap Nata hanya melanjutkan saja.
Mentari sampai didepan kelas ia mengintip dari jendela ada guru atau tidak.
"Huft, aman." gumam Mentari sambil masuk ke dalam kelas.
"Gila lo ya Tar. Jam segini baru sampek sekolahan. Untung pak Dimas belum masuk. Abis lo ketahuan terlambat." oceh Weni.
"Gue semalem lembur. Bantuin ibu buat gaun pesenan orang." jawab Mentari wajah terlihat muram.
"Ada masalah?" tanya Rio.
"Ayah gue mukulin lagi. Kacau rumah. Ayah pergi entah kemana. Ibu khawatir." ujar Mentari, guru pun datang.
*****
Dirumah Sinta bersyukur pesanan jahitan orang sudah diselesaikan oleh Mentari. Sinta membungkusnya dengan rapih agar pelangan tak kecewa. Mentari sudah lihai namanya menjahit atau mendesain gaun menjadi cantik.
"Besok adalah ulang tahun mentari. Pasti dia akan senang jika aku berikan hadiah." batin Sinta.
"Ibu lagi buat apa?" tanya Revalina.
"Kado untuk kakak mu sayang." jawab Sinta.
"Astaga besok ulang tahun si Rusuh." ujar Revalina sambil manggut-manggut."Kasih hadiah apa ya ma. Aku nggak cukup uang buat kasih hadiah. Buat sekolah aja kadang nipis." Revalina terkekeh.
"Maafin ibu ya Va. Nggak bisa buat kamu bahagia." wajah Sinta muram.
"Apaan si bu. Kok malah baper." Revalina memeluk sang ibu."Reva bahagia punya ibu sama kakak."
"Yaudh kamu bantuin ibu. Buat kado untuk kakak mu ya." pinta Sinta.
"Siap bos." Revalina hormat.
*****
Hari cepat berlalu dipagi hari Sinta sibuk membuat kue untuk anak gadisnya. Yang masih terlelap dikamarnya, Sinta dan Revalina masuk ke kamar Mentari.
"Surprise." teriak Sinta dan Revalina bersamaan.
Mentari mendengar Teriak Revalina dan Sinta langsung bangun lalu mengusap-usap matanya.
"Ada apa si kalian ribut bener." Mentari belum sadar dengan situasi sekitar.
Mentari membuka mata,"aaaa!" teriak Mentari sambil menanggis."Aku sangat terharu. Mana kadonya?" tanya Mentari sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya.
"Ih nyebelin banget kamu kak." Revalina terkekeh.
"Ini kado buat kamu sayang." Sinta memberikan kado dan membelai rambut anaknya.
"Wah, ibu buat sendiri?" tanya Mentari dengan wajah berbinar.
"Enak aja! aku juga bantuin tau." sungut Revalina.
"Iya-iya bawel." Mentari terkekeh melihat kelakuan Revalina.
Keluarga Mentari terlihat bahagia walau pun mereka tidak bersama sang ayah entah pergi kemana.
******
"Mas kapan kamu bercerai dengan istri mu? aku tidak mau kamu terus bersamanya." tanya Jessica selingkuhan Leo.
"Tenang sayang. Hari ini aku akan kembali kerumah. Untuk menceraikan istri ku." Leo membelai rambut panjang Jessica.
Siang hari Leo kembali ke dalam rumah dengan wajah muram. Leo mendatangi Sinta melempar sebuah kertas di wajahnya.
"Kamu harus tanda tangan surat cerai ini. Saya tidak mau tau." titah Leo.
"Apa kamu benar-benar sudah tidak mencintai ku Leo." ujar Sinta sambil menangis.
"Cukup aku tidak butuh air mata mu! aku cuma butuh tanda tangan mu. Kamu tidak usah khawatir. Biarkan aku yang mengurus semua ini." lugas Leo.
Bersambung....
Happy reading guys,
Jagan lupa memberi like,komentar,vote & hadiah.
Stay tune terus ya guys,jangan lupa tekan tanda favorit agar kalian tidak ketinggalan.
Terimakasih atas dukungan kalian.
1 like pun sangat berarti untuk ku ❤❤❤
Jangan lupa follow ig dewi_masitoh55
#salamhalu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Embun Kesiangan
semangat for up thor🙏😍😘💞
novelnya bikin mrebes mili😢😭👍👍👍
2021-10-19
0
Si Bungsu
semangat up thor 👍🥳🥳
salam manis dari edelweiss Thor 🥳🥳
2021-10-19
0
pat_pat
2 like dari Preman Cantik 🤗
2021-10-19
0