HAPPY READING GAYS!!
"Lo tau ngga sih tadi di sekolah gue ketemu siapa? "ucap tiara bertelfonan dengan temannya sambil membersihkan riasan make up di wajahnya di depan meja rias.
" ketemu siapa? "tanya Bianca, ya teman yang di telfon oleh Tiara adalah Bianca teman satu SD dengannya juga Vana, tapi karna ia di keluarkan dari sekolah saat kelas 5 Sd jadinya mereka berpisah dan Tiara pindah ke Amerika dan sekarang dia kembali lagi ke jakrta. Tiara sebenarnya tidak tau jika vana juga bersekolah di SMA lentera bangsa, tiara hanya mengikuti saran dari Omnya kalau sekolah itu bagus.
"VANA. "Teriak Tiara menceritakan pada Bianca sahabatnya.
" what, seriously?" ucap Bianca kaget.
" Serius, sumpah gue ngga nyangka gue bakal ketemu dia, satu kelas lagi. "histeris Tiara.
"Wah, berarti ini saatnya lo bales dendam Ra secara gara-gara dia kita jadi pisah." tutur Bianca.
"Pasti, makannya lo buruan balik ke Indonesia biar kita bisa bales dendam sama-sama. "ujar Tiara. Memang Saat lulus dari SD Bianca mengikuti Tiara untuk pindah ke America karna di sana ada keluarga yang bisa mengurus bianca mama dan papanyapun mengizinkannya. Tapi sayangnya Tiara dan bianca tidak bisa satu sekolah karna sekolah yang di tempati Tiara sudah memenuhi kapasitas murid, terpaksalah mereka hanya bisa bertemu selepas pulang sekolah dan hari-hari libur.
"Iya, iya ini gue juga lagi ngurus surat pindah. Lo tunggu aja satu atau dua hari lagi pasti gue cuss ke sana. "
"Tangan gue juga udah gatel-gatel mau nyiksa tuh anak. "sambung Bianca lagi.
" Buruan!!gue bete ngga ada lo di sini!" tutur Tiara memelas.
"Sabar, lo kira ni sekolahan punya bokap gue apa! "
"Makannya beli, biar ngga ribet! "Balas Tiara.
"sembarangan lo kalo ngomong. Dah ah gue mau perawatan dulu bye bye!." ucap Bianca mengakiri percakapannya dengan Tiara.
"Liat aja Van ngga lama lagi lo bakal ngerasain pembalasan gue."ucap Tiara penuh penekanan.
...#######...
Vana menyatap makan malamnya dengan tenang. Tidak ada satupun dari orang tuanya yang memulai percakapan. Entah kenapa orang tua Vana malah menjadi canggung setelah perdebatan kecil tadi pagi dengan Vana.
" Vana." Tania membuka percakapan terlebih dahulu. Sudah dari tadi ingin Tania ingin mengajak anaknya itu untuk betbicara.
"Hmm" jawab Vana, masih fokus dengan makanannya.
"Liat mama sayang! "ucap Tania, entah kenapa anaknya itu selalu menghindari kontak mata dengannya.
Vana mendongak kemudian beradu tatap dengan mamanya.
" Gimana sekolah kamu kali ini?" tanya Tania serius. Tania sangat khawatir kalau Vana di bully lagi di sekolah barunya.
Vana mengalihkan pandangannya ke lain arah.
"Vana. "ucap Wiliam penuh penekanan, wiliam merasa ada sesuatu yang tengah mengganggu pikiran anak kesayangannya itu.
" Baik-baik aja paa, maa." jawab Vana, sudah cukup rasanya dari dulu vana selalu betpindah-pindah sekolah hanya untuk menghindari bullying kini saatnya ia ingin menghadapinya apapun itu vana siap. Vana capek selalu lari dari masalah, jika terus-terusan begini kapan ia akan bisa menyelesaikan masalahnya,kapan hidupnya akan tenang.
"Bener?" tanya mamanya lagi.
Vana mengangguk lemas.
"Kamu jangan pernah sembunyiin apapun dari mama dan papa, jangan tanggung sendiri ceritain semua yang terjadi dan keluh kesah kamu. Papa ngga mau kamu menderita sendiri Vana, kamu ada papa dan mama.paham? "Tegas Wiliam, wiliam tidak mau kondisi mental anaknya terganggu lagi karna bullyan-bullyan teman-temannya di sekolah.
" Hmm.." ucap Vana sembari mengangguk.
...######...
Vero duduk di meja belajarnya mempelajari buku-buku yang di belikan oleh papanya tadi, tapi Vero tidak bisa fokus karna pikiran Vero terus tertuju pada Vana, omongan Tiara dan Vana tadi terus terlintas di pikiran Vero.
"Apa gue tanya langsung aja ke Vana? "ucap Vero.
" Tapi ketauan dong kalo tadi gue nguping."ucap Vero lagi
" Ngga, ngga bisa jatoh harga diri gue sebagai ketos. Masa ketos nguping."pikir Vero, memikirkan harga diri dan jabatannya jika ia ketahuan menguping pembicaraan orang.
" Tapi gue kepo."kesal Vero, pernah ngga sih kalian ngerasain apa yang di rasain Vero, mau nanya tau harga diri dan jabatan di pertaruhkan?.
Vero mengacak-ngacak rambutnya, melampiaskan kekesalan pada dirinya.Disaat itu juga notif ponsel Vero berdering.
Vero mengambil ponselnya kemudian melihat notif tersebut.
Gilang telah menambahkan +62822*****
Notifikasi dari grup kelasnya.
"Gilang nambahin siapa? Tiara?" batin Vero yang kemudian menekan nomor itu dan melihat foto profil juga nama orang yang di tambahkan gilang.
"Vana? "ucap Vero terkejut sendiri melihat info dan Foto profilnya, ya walaupun wajahnya tak terlihat jelas tapi vero yakin jika itu Vana.
" Apa gue chet dia aja kali ya, basa-basi atau apa kek siapa tau di bales."
Vero mulai mengetik pesan untuk ia kirimkan pada Vana.
...#####...
Sehabis makan malam Vana kembali ke kamarnya lagi yang tentunya, sesudah segudang ceramah dari mama dan papanya yang menghiasi makan malamnya.
Vana meraih ponsel yanya terletak di lemari kecil dekat kasurnya.
Ting....
...+62125677****...
| Hai...
Vana mengerutkan keningnya, heran baru kali ini ada orang yang menchatnya secara pribadi selain mama dan papanya.
Vana melihat Foto profil juga nama orang yang menchatnya.
"Vero? "kaget Vana, setelah waktu itu ia tidak menanggapi pembicaraannnya vero tidak lagi mengajak Vana untuk berbicara tapi kenapa sekarang ia tiba-tiba menchetnya.
...+62125677****...
^^^?? |^^^
| gue Vero, Save ya!!
^^^Hmmm |^^^
" Ngga jelas banget." ucap Vana yang kemudin melempar ponselnya setelah itu ia tidur.
Di sisi lain Vero mengutuk dirinya sendiri karna sengga jelas itu ia menchatnya Vana.
“Lo bodoh banget sih Ver!! “
"Apa-apaan chat cewek kayak gitu."kutuk Vero memukul-mukul kepalanya sendiri.
" Guekan tadinya mau nanya, dia dukun apa bukan. Kenapa malah kayak gini sih chatnya-." cerocos Vero.
...######...
'' Pagi anak-anak." Sapa buk tuti pada semua muridnya.
"Pagi buk"jawab semua murid serempak.
" Lang lo tau ngga sih, gue kalo belajar sama butut ini bawaannya mau nyanyi aja gitu." ucap Eric berbicara pada gilang yang duduk di depannya.
" Loh?, emangnya kenapa?" heran gilang.
" soalnya setiap kali nyebut nama butut keinget sama nyanyi tut tut tut naik kereta api tut tut tut. "ucap Eric sambil bernyayi.
" Anjirrr ngga jelas lo." ucap gilang yang kemudian kembali beralih memperhatikan bututi lagi.
" Lo aja yang ngga ngerti ." timpal Eric.
" Hari ini kita kedatangan murid baru lagi." ucap Butut sambil tersenyum bahagia.
" Seneng banget ibuk nerima murid baru bu. "Ucap Eric sedikit mengencangkan suaranya.
" Oh jelas secara kelas-kelas lain ngga ada yang mau nerima murid lagi karna udah penuh dan cuma tersisa kelas kalian aja di tambah lagi kalian kan terkenal akan kenakalannya mana ada kelas lain yang mau pindah ke sini. "jelas butut.
" Apa lagi kamu Eric nakalnya astagfirullah." lanjut butut lagi yang mendapat gelak tawa dari teman satu kelasnya.
" Nakal - nakal ginikan saya ganteng buk." saut eric menampilkan tampang sok coolnya.
" Huuuuuuu" sorak murid yang ada di kelas mengejek ke PD an Eric yang sudah tingkat dewa.
"Sudah-sudah, nak silahkan masuk! "perintah butut menyuruh murid baru itu untuk masuk.
Murid baru itupun masuk perlahan-lahan sambil tersenyum kepada semua murid.
Mata Vana terbelalak, melihat murid baru itu." Kenapa ini bisa terjadi?"
...Bersambung...
Eric Surya Dinata
Seneng banget kalo eric udah ngebacot. Pengen nabok tapi sayang :o
Jangan lupa like, Vote, komen and shere ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lulu💞
visual eric lebih cakep dari pads vero
2023-08-10
0
Min sua
👍
2022-09-26
0