7 tahun kemudian....
Vana merapikan pakaiannya di depan cermin,vana akan berangkat ke sekolah. saat ini Vana sudah tidak takut lagi melihat para arwah-arwah itu lagi. Vana sudah menerima kelebihannya walau terkadang vana juga terkejut saat melihat penampakan arwah yang menyeramkan yang datang tiba-tiba.
"Pergi!! "Ketus Vana, ketika ada sosok arwah yang nongol di cerminnya.
" Thoolongg aakuuuuu!!" ucap hantu itu meminta bantuan pada vana.
" Ck." vana berdecak kesal, ia pun pergi keluar dari kamar menuju meja makan. Tidak akan ada habisnya jika ia terus meladeni hantu itu. Lebih baik vana yang pergi, bukan karna vana tidak mau menolong hantu itu tapi ketika melihat para hantu yang meminta tolong padanya membuat vana teringat kembali dengan kematian neneknya, jika saja waktu itu neneknya tidak menolong hantu pasti saat ini neneknya masih hidup.
"Pagi sayang." Sapa Tania menyapa anak kesayangannya itu.
Vana tidak membalas sapaan mamanya itu, vana hanya tersenyum tipis kemudian duduk di meja makan.Memang Semua sifat ceria vana hilang saat neneknya mewariskan ilmu penglihatannya pada vana. Vana berubah menjadi sosok gadis yang dingin, pendiam dan tidak suka berinteraksi dengan orang. Sudah berbagai cara di lakukan oleh Wiliam dan Tania agar vana bisa kembali menjadi dirinya yang dulu, mulai dari memilihkan sekolah terbaik juga sering mengajak vana ke tempat-tempat keramaian tapi hasinya nihil Vana masih saja tetap manjadi gadis yang tidak mau bergaul. Tidak ada satu orangpun yang mau mendekat dengan vana begitupun sebaliknya.
"Vana nanti sepulang sekolah kamu ikut sama papa mama ya untuk bertemu dengan anak-anak rekan kerja papa ! ''ucap Wiliam memandangi Vana penuh harap.
" Nanti biar mama yang dandanin kamu, mama bakal make over kamu jadi cewek paling cantik dan menawan nantinya. Pasti anak-anak rekan kerja papa kamu bakal terkasima dan suka sama kamu. "sambung tania bersemangat.
Vana berdengus," Vana ngga akan bisa normal Pa, Ma. "jawab Vana yang sudah lelah mengikuti semua usaha kedua orang tuanya itu agar ia bisa terlihat seperti anak-anak yang seumurannya.
''Tapi sayang____"
"Vana berangkat sekolah dulu ma, pa. "Pamit Vana memotong ucapan mamanya.
Kedua orang tua Vana hanya menatap nanar punggung vana yang perlahan-lahan menghilang.
" Sudahlah ma, kita akiri saja usaha kita. Vana terlihat sangat tidak suka, yang ada vana malah menjadi tambah dingin ke kita. "Ucap Wiliam yang di angguki Tania.
"Hmmm iya pa." ucap tania lesu.
...######...
Di sekolah Vana saat ini, Vana terlihat seperti murid biasa, tidak ada yang mengetahui kelebihan vana. tapi ya gitu ngga ada temen, ngga ada yang mau berteman dengan Vana karna penampilan vana yang terlihat menyeramkan. Rambut Vana yang di biarkan terjulur menutupi separuh wajahnya di tambah make up Vana yang seperti anak rok, tau kan gimana? semuanya item lipstik item maskara item yang di lingkarkan di matanya membuat vana terlihat menyeramkan, apa lagi dengan kulit putih pucat vana yang menambah kesan seram pada vana.
"Tuh cewek serem banget, udah kayak dukun santet"
"Cantik sih tapi nyeremin"
"penampilannya ngga gaul banget."
"masih ada ya cewek yang misterius kayak dia."
"Siapa juga yang mau deket sama dia"
"Cewek aneh"
Begitulah bisikan- bisikan para murid - murid baik dari sekolah lama ataupun sekolah barunya ini. Semua murid terus mengomentari, menghina bahkan ada yang terang-terangan menghujat Vana. Tapi Vana tidak mengambil pusing hal tersebut karna dari kecil dia memang selalu jadi pusat pembulyan karna sikap dan penampilannya.
...######...
"Ver lo liat tuh!" Eric menunjuk ke arah koridor yang berada di sebrang kelasnya.
"Kenapa? "tanya vero, mengikuti arah tunjuk temannya itu.
"Itu anak baru, satu kelas sama kita. Baru tiga hari sekolah di sini." jelas Eric.
"Kok gue baru liat? "tanya Vero yang baru pertama kali melihat gadis yang di tunjuk temannya itu.
" Ya iyalah lo baru liat, kan kemaren-kemaren lo sibuk ama tuh sosis-sosisan lo," ucap Eric sambil menoyor kepala Vero.
" Ya biasa aja kali bambang" kesal vero membalas toyoran Eric.
''Penampilannya ngga banget,ngga ada satu orangpun yang mau temenan sama tuh cewek aneh. "jelas Eric masih menatap wanita yang berada di sebrang.
"Keliatannya biasa aja tuh" ucap Vero terpusat pada penampilan Vana.
"Dari sini ya biasa aja, coba aja lu liat pas dia udah masuk kelas!!"
Vana terus berjalan melewati koridor-koridor kelas. kelas vana memang sedikit terpojok sehingga ia harus melewati beberapa kelas untuk sampai di 11 Ips1, ya Vana mengambil jurusan ips sesuai dengan pilihan mamanya. Mamanya berfikir dengan Vana masuk ke jurusan ips maka akan mempermudah vana untuk bersosialisasi dengan teman-temannya secara anak ipskan terkenal dengan banyak keseruan dan kelakuan- kelakuan abstraknya.
Vana masuk ke dalam kelas, tanpa mempedulikan dua orang laki- laki yang berdiri di pintu kelas yang dari tadi terus memperhatikannya.
"Gimana, kayak gitu lo bilang biasa aja? "ujar Eric setelah Vana masuk kedalam kelas.
" Menarik," balas vero yang kemudian masuk ke dalam kelas.
" yang kayak begituan lo bilang menarik, gesrek lo ya? "ucap Eric yang tak habis pikir, sambil menyamakan lakahnya dengan vero.
"Dia punya kecantikan tersendiri, gue bakal jadi orang pertama yang jadi temennya dia."
"Mata lo picek ?, cantik dari mane ? Dari ujung sedotan apa dari sudut selokan? "kesal Eric yang asal bicara. Emang tuh mulut lemes amat.
Vero terus berjalan tidak mempedulikan ocehan temannya itu. Vero berjalan mendekati meja vana.
"Hai.."sapa vero pada vana begitu sampai di meja vana.
Vana yang dari tadi menunduk sambil menulis sesuatu di bukunyapun beralih menatap orang yang menyapanya.
Vana melirik Vero sekilas kemudian kembali melanjutkan tulisannya.
Semua murid di dalam kelas menatap cengong ke arah Vero dan Vana. Apa lagi murid perempuan semuanya tidak menyangka dengan sikap Vana yang mengabaikan sapaan seorang Vero Brance Harison. Cowok populer, pintar, ketua osis juga basket siapa yang tidak tergila-gila pada Vero.
"Kan udah gue bilang nih cewek aneh. Udah buruan cabut!!" bisik Eric pada Vero.
Bukan Vero namanya jika seperti itu saja nyerah, itu bukan dia banget.
Vero menarik bangku yang berada di depan meja vana kemudian ia duduk dengan posisi hadap-hadapan dengan vana sedangkan Eric ia masih setia berdiri di samping Vero.
"Lo anak baru ya di sini?"Tanya vero lagi yang lagi- lagi tidak di jawab oleh Vana.jangankan menjawab ngelirik aja ngga.
Vero menarik nafas dalam," Kenalin gue Vero Brance Harison, Ketua Osis sekaligus Ketua tim basket di sekolah ini. "Vero mengelurkan tangannya ke arah Vana.
Vana memandang uluran tangan vero kemudian beralih menatap vero yang kini tengah tersenyum kepadannya.
Vero menggerak-gerakkan tangannya mengisyaratkan agar Vana membalas uluran tangannya.
Vana berdecak kesal," Ck.Gue ngga nanya dan gue juga ngga peduli. "jawab Vana yang kemudian pergi, keluar kelas.
Eric yang tadinya diam kini tertawa terbahak-bahak menertawakan Vero yang bisa-bisanya di permalukan oleh cewek aneh seperti Vana.
'' Kan udah gue bilang tuh cewek aneh, tapi masih aja lo ajak kenalan. Kayak ngga ada cewek lain aja lo. "cerocos Eric menertawakan Vero.
"Diem lo taik cicak!" kesal vero.
...Bersambung...
Vanadya lecerta
Semoga suka sama visualisasinya ya:). Tapi kalo kalian mau bayangin yang lain juga ngga papa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Lulu💞
ini cantiknya di luar ekspektasiku,,,tak kira penampilannya kurang cantik eh ternyata,,,wow ini kerrn thor
2023-08-10
0
Euis Yohana
Thor kan ditulis dandanannya pake makeup serba hitam kaya paranormal kok ini fotonya ga,,,
2023-01-11
0
Kutipan Halu
👍👍👍👍👍
2021-10-03
1