Bab 2

Leo yang telah setia menjadi asisten Ernan dari jaman lajang sampai saat ini, bahkan ia tak jarang mengurusi kelakuan putrinya yang terkadang di luar batas seperti hal nya saat ini ia di tugaskan untuk menjemput Vale yang dalam keadaan mabuk parah.

"Kamu tolong bawakan mobil non Vale." Ucap Leo pada Friska.

"Baik om." Sahut Friska.

Sesampainya di rumah yang bagaikan istana itu, Leo menggendong Vale membawanya masuk di sebuah ruang keluarga Vanya dan Ernan telah menunggu putrinya, langkah Leo terhenti ketika ia melihat tuan dan nyonya nya sedang menunggu kedatangannya.

"Selalu seperti ini, bagaimana keadaannya?" Tanya Ernan.

"Dia baik-baik aja tuan, hanya tertidur setelah meminum banyak alkohol." Sahut Leo.

"Kelakuan anak aku gini amat sih ya Tuhan." Gumam Vanya melihat putrinya yang tertidur dalam pangkuan Leo.

Valerie pun tersadar dan bangun dari tidurnya, ia masih merasakan begitu pusing dan mual hingga tak sengaja Valerie memuntahkan isi perutnya ke dada bidang Leo dan mengotori kemeja serta jas yang di kenakannya.

Hueeekk... Semburan isi perut Vale pun meluap.

"Astaga.." Gumam Leo sembari mengerutkan keningnya, ingin marah namun tak bisa hanya pasrah yang kini ia lakukan.

Sementara dengan Vanya dan Ernan terkekeh melihat Leo yang kena semburan putrinya. Vale yang masih dalam gendongan Leo melihat kesekeliking rumah dan terhenti di wajah Leo yang memang cukup tampan, ia membelalakkan matanya ketika melihat Leo dan menyadari bahwa ia sedang berada dalam gendongan pria yang telah memiliki istri dan anak itu.

"Yak om m3sum! Turunkan aku!" ucap Valerie.

Ucapan Vale yang setengah berteriak itu sontak mengagetkan Leo dan dengan tidak sengaja ia melepaskan Valerie begitu saja hingga gadis itu terjatuh.

"Aaakhhh.. sakitt..." Rintih Valerie seraya memegang bokongnya.

"Maaf nona muda, aku gak sengaja." Ucap Leo.

"Sudah biarkan saja dia, sebaiknya kamu bersih-bersih dan pulanglah ini sudah cukup larut." Ucap Vanya.

Leo pun pergi ke ruangan belakang untuk bersih-bersih sebelum akhirnya ia pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari kediaman Ernan. Sementara dengan vale yang masih terduduk di lantai merasakan kepalanya yang masih pusing dan meminta bantuan mommy Daddy nya untuk berdiri, namun alih-alih membantu putrinya mereka malah mengabaikan Valerie yang telah seperti orang depresi itu sendiri di ruangan sana.

"Yak!! Mommy.. Daddy.. kenapa kalian malah meninggalkan ku!!" Teriak Vale sambil mengacak rambutnya.

"Dasar cowok sialan! Aku benci kamu...!!"

Setelah berteriak, Vale pun menundukkan kepalanya dan bergumam sendiri entah apa yang dia katakan, sampai akhirnya Lilian datang menghampirinya dan membantunya untuk berdiri pindah ke kamar. Vale mendongak ketika merasakan ada yang menggenggam kedua bahunya.

"Huh, kau siapa? Jangan berani menyentuh ku!" Ucap Vale menepis tangan Lilian.

"Ini bibi non, ayo bangun pindah ke kamar." Sahut Lilian.

"Ahh, bibi Lian rupanya." Sahut Vanya.

Akhirnya Lilian pun berhasil membawa Vale masuk ke kamarnya, ia menidurkan gadis itu di atas ranjangnya dan menyelimutinya. Terkadang Lilian menatap sedih dengan gadis itu karena masalalunya ia menjadi gadis yang seperti sekarang, padahal dulu Valerie adalah gadis yang baik dan lugu namun setelah berusia 18 tahun karena suatu hal yang membuatnya kecewa ia berubah menjadi gadis yang seperti sekarang.

*

Pagi hari..

Lilian masuk ke kamar Valerie dan membukakan gorden yang membuat sinar mentari pagi menerobos dan menyilaukan Vale yang masih terlelap. Gadis itu mengerjapkan matanya dan menghalangi sinar mentari dengan tangannya.

"Pagi non Vale." Sapa Lilian.

"Hm pagi bi.." Sahut Vale.

"Bibi sudah menyiapkan air untuk mandi, dan ini obat pereda pengar." Ucap Lilian yang memberikan satu gelas air putih yang telah di campur dengan obat pereda mabuk.

"Makasih bi"

"Ehh iya, apa semalam mommy dan Daddy tau aku mabuk?" Tanya Vale.

Lilian hanya mengangguk pelan dan tersenyum menjawab pertanyaan Valerie.

"Aishhh, yasudah bibi boleh keluar aku akan mandi." Ucap Valerie.

"Tuan dan nyonya sudah menunggu di ruang makan, sebaiknya non Vale lebih cepat sedikit." Jelas Lilian.

"Siap bibi sayang." Sahut Valerie.

Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya dan menuju kedalam kamar mandi, air hangat yang telah di campur dengan aroma lavender di dalam sebuah bath tub menjadikan Valeri sedikit lebih rileks. Setelah puas berendam, ia segera beranjak dan mengenakan kimono handuk yang telah di siapkan Lilian. Gadis itu bergegas menuju ruang ganti dengan beberapa lemari baju berjejer yang lengkap dengan lemari sepatu dan tas nya.

Ia mengambil sebuah celana hot pants berbahan jeans dengan t-shirt pendek berwarna putih dan outer panjangan yang menutupi kaki mulusnya. Selesai berpakaian Valerie merias wajah nya dengan memoles tipis bedak dan sedikit liptint tak lupa ia juga menata rambutnya.

"Sempurna, kau memang di takdirkan untuk menjadi gadis cantik Valerie." Ucap gadis itu yang bicara sendiri di depan sebuah cermin.

Setelah selesai semuanya, ia bergegas keluar kamar dan menapaki beberapa anak tangga untuk menuju ruang makan. Terlihat dua insan yang sedang menyantap sarapannya dengan begitu tenang tanpa perbincangan sedikit pun sampai akhirnya Valerie datang dan memecahkan keheningan di ruang makan itu.

"Pagi mommy.. Daddy..." Ucap Vale seraya mengecup pipi kedua orangtuanya.

"Pagi juga sayang." Sahut Vanya dan juga Ernan secara bersamaan.

"Gimana semalam tidur mu? Apa nyenyak?" Tanya Ernan.

"Emm.. sangat nyenyak." Sahut Valerie yang kemudian menyantap sarapan nya.

"Hari ini kamu ke kampus pakai bus." Ucap Vanya.

Jderrr... Seketika ucapan sang mommy membuat gadis itu kaget dan menatap tak percaya.

"Mommy bercanda kan?" Tanya Valerie tersenyum.

"Tidak, mommy serius." Sahut Vanya.

"Haishh.. mommy... Kenapa kau begitu tega sama anak sendiri?" Rengek Vale.

"Daddy... Help me.." Merengek.

"No! Gak ada bantuan dari siapapun, termasuk Daddy." Ucap Vanya.

Vale pun berjongkok di samping Vanya dan sambil terus merengek layaknya anak kecil.

"Cepat bangun, percuma kamu seperti itu keputusan mommy gak bisa di ganggu gugat." Ucap Vanya.

"Baiklah, aku pergi sekarang bye mom, dadd."

Sambil menggerutu Valerie melangkah meninggalkan rumah dan berjalan menuju sebuah halte bus, di sebuah jalan ia berpapasan dengan seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku SMA.

"Kak Vale.." Panggil Alan.

"Huh? Kau? Ngapain disini?" Tanya Vale.

"Kakak lupa rumah ku dekat sini? Harusnya aku yang bertanya Kakak ngapain jalan disini sendirian?" Tanya balik Alan.

"Aku mau kesana." Menujuk sebuah halte bus dengan mulut nya.

"Apa aku bermimpi? Seorang Valerie yang biasa berangkat dengan mobil mewah kali ini naik bus?"

"Daebak.." Sambung Alan.

"Berisik ah!" Sahut Valerie yang melanjutkan langkahnya.

***

Bersambung. . .

Terpopuler

Comments

Dian Purwanti

Dian Purwanti

hadirrrr

2022-01-23

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

nurunin km van😁😁

2021-12-24

0

IG sidevistabawel

IG sidevistabawel

semkin seru....🥰🥰🥰

2021-12-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!