Hari berikutnya. . .
Seorang gadis terbangun dari tidurnya dengan rambut yang acak-acakan dan wajah kusutnya, ia berjalan menapaki beberapa anak tangga menuju dapur. Terlihat Lilian yang selaku kepala pelayan sedang merapikan meja makan untuk menyiapkan sarapan. Valerie membuka sebuah lemari es dan mengambil satu kaleng minuman, ia langsung membuka minuman itu dan meneguknya hingga setengah.
"Glup.. aaahhh seger." Ucap Valerie setelah menelan minuman itu.
Gadis itu menaruh minumannya di atas meja dan menopang dagu memperhatikan Lilian yang sedang bekerja.
"Hayeuhhh.. haruskan seorang gadis seperti ini di pagi hari?" Ucap Lilian yang melihat Valerie tak bersemangat.
"Auhhh.. aku seperti gak punya semangat hidup." Sahut Valerie yang kemudian menaruh kepalanya di atas meja.
"Kenapa? apa non masih menunggu nya?" Tanya Lilian.
"Stop! jangan pernah bicara tentangnya." Sahut Valerie.
"Bibi dengar dia akan kembali Minggu depan." Ucap Lilian.
"Aahhh bibi.. ku bilang jangan membicarakannya, aku sungguh gak mau melihatnya." Sahut Valerie yang merengek.
"Aiyaahh.. apa semalam yang mengantar ku pulang adalah Alan?" Tanya Valeri.
"Hm, karena semalam Leo sibuk bersama dengan tuan jadi dia menyuruh Alan untuk menjemput mu." Sahut Lilian.
Gadis itu hanya mengangguk dan kemudian beranjak dari duduknya, ia melangkah berniat untuk kembali menuju kamarnya namun langkahnya terhenti ketika melihat sang mommy yang telah berdiri di hadapannya dengan kedua tangan yang melipat di dadanya. Sorot mata yang mengintimidasi membuat Valeri cengengesan dan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
Ia telah membuat ancang-ancang untuk melarikan diri dari omelan sang mommy, satu, dua langkah gadis itu mundur menjauhi mommy dan hendak berlari ke sisi lain, namun usahanya sia-sia ketika tangan Vanya berhasil menarik bajunya. "Aishh.. kenapa tangan mommy begitu cepat?" Gumam Valerie seraya memejamkan matanya.
"Mau lari kemana kamu hah?" Ucap Vanya yang menjinjing baju Valerie layaknya seekor anak kucing.
"Mandi mom, aku ini baru bangun loh belum cuci muka belum gosok gigi." Ucap Valerie.
"Berdiri yang bener, lihat mommy dengan baik." Ucap Vanya.
Gadis itu pun mengikuti apa yang di suruh mommy nya. ia berdiri layaknya seorang prajurit yang sedang berupacara.
"Pulang jam berapa semalam?" Tegas Vanya.
"Aku lupa mom, gak sampe larut malam kok serius." Sahut Valerie memajukan bibirnya.
"Gak larut cuma hampir subuh." Sahut Ernan yang tiba-tiba muncul entah darimana.
"Gak usah fitnah dadd.. mana ada aku pulang hampir subuh? kalau gak percaya tanya aja Alan, dia semalam bersama ku." Sahut Valerie.
Ernan terkekeh melihat putrinya yang seperti seorang maling tertangkap basah.
"Minggu depan elang kembali, ubah lah sikap kamu." Ucap Vanya.
"Ch, emangnya dia siapa? sampai aku harus mengubah sikap aku?" Sahut Valerie.
"Loh, bukannya selama ini kamu selalu menunggunya kembali? kenapa sekarang seperti itu?" Tanya Ernan.
"Aku gak kenal siapa Elang, aku mau mandi bye!" Ucap Valerie yang kemudian melangkah menuju kamarnya.
Vanya dan Ernan saling menatap satu sama lain, mereka sendiri heran dengan sikap Valeri yang seperti itu. entah hal apa yang membuat gadis kecil itu membenci kakak sepupunya yang selama ini ia tunggu dan rindukan.
~~
Di sebuah kampus, dengan wajah lesu seorang gadis berjalan menuju sebuah tempat duduk yang berada di lingkungan taman kampus. Ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi dan menatap langit yang begitu cerah secerah masa depannya. Di tengah lamunannya satomu orang gadis lainnya menghampiri Valerie dan duduk di sampingnya.
"Hey gadis.. tumben kusut? di marahin Tante Vanya? atau semua fasilitas di cabut?" Tanya Friska.
Valerie hanya menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Friska. Ia menghela nafas panjang seorang tak menganggap keberadaan temannya itu.
"Ehh Val semalam mimpi ku aneh banget loh masa iya si cool boy dia mencium aku dan kita terhanyut dalam ciuman yang ahh.. sungguh mendalam, rasanya itu seperti terbang di angkasa dan lebih parahnya itu mimpi berasa nyata, apa gara-gara aku terobsesi olehnya ya?" Cerita Friska yang begitu panjang.
Namun dengan cueknya Valeri mengabaikan temannya itu yang tanpa henti mengoceh, alhasil Friska menepuk tangan Valerie dan karena ia merasa terabaikan.
"Woy lah orang cerita panjang lebar malah gak di anggap sama sekali." Ucap Friska.
Valeri merogoh tasnya dan mengambil ponsel miliknya ia membuka sebuah galeri dan memperlihatkan sebuah foto pada Friska tanpa sebuah kata. Dengan mata yang membelalak, Friska tercengang kaget melihat foto yang ada di ponsel temannya itu. Sebuah foto seorang gadis yang tengah berciuman dengan seorang pria muda terlihat begitu jelas.
"Wait... jadi semalam bukan mimpi? dan aku telah... oh astaga... malu-maluin banget sih." Ucap Friska yang heboh sendiri karena tingkahnya.
"Jangan bilang dia juga yang mengantarkan aku pulang semalam?" Tanya Friska.
Valeri hanya mengangguk menjawab pertanyaan temannya itu, ia pun membenarkan posisinya dan menatap Friska dengan begitu lekat.
"Hey.. kenapa dengan tatapan mu?" Tanya Friska melihat tatapan Valeri yang cukup aneh.
"Apa ciuman itu enak?" Tanya Valerie dengan polosnya.
"Astaga.. bagaimana aku menjawabnya?" Sahut Friska.
"Ayo jawab, aku sungguh penasaran." Ucap Valerie.
"Nih anak stress apa gimana sih?" Sahut Friska yang menempelkan telapak tangannya di kening Vale.
Valeri pin beranjak dari duduknya dan berjalan menelusuri kampus, beberapa pria yang berlalu lalang tak bosannya melihat pesona yang di keluarkan gadis itu sampai akhirnya seorang pria yang begitu populer berhasil menghentikan langkahnya.
"Hey kau.." Ucap Valerie.
"Kau memanggilku?" Tanya Rivan.
"Ya kamu siapa lagi." Sahut Valerie.
"Ada apa? cepat katakan aku gak punya banyak waktu." Ucap Rivan.
"Apa kau pernah berciuman?" Tanya Valeri yang to the poin.
Sementara dengan mahasiswa lain yang melihatnya begitu tercengang mendengar pertanyaan Valeri. Mereka sungguh tak percaya dengan apa yang di tanyakan gadis itu. Friska yang berada di belakang Valeri dengan cepat menarik temannya itu menjauh dari kerumunan orang-orang.
"Sorry Van, dia sedikit kurang sehat." Ucap Friska membawa Valerie.
Valeri yang seperti orang terhipnotis itu mengikuti langkah temannya tanpa protes sedikitpun, Friska mengambil satu botol air mineral dan mengguyur wajah temannya itu yang seperti hilang akal.
"Bangshat! apa yang kau lakukan?!" Ucap Valerie.
"Haahhh.. syukurlah, akhirnya kau sadar juga siapa yang telah menghipnotis mu hah?" Tanya Friska.
"Berisik! lebih baik sekarang kamu kasih solusi buat aku." Ucap Vale.
"Apa? kau butuh solusi apa? ayo cerita." Sahut Friska.
"Bagaimana caranya aku melupakan seseorang?" Tanya Vale.
"Siapa yang ingin kau lupakan?"
"Orang yang gak punya hati dan gak pernah memikirkan aku sama sekali." Ucap Vale.
"Mudah, cobalah berpacaran dengan yang lain." Ucap Friska.
"Apa kau yakin itu sangat efektif?" Tanya Vale.
Friska hanya mengangguk mengiyakan ucapan Vale, setelah berpikir sejenak akhirnya gadis itu mengerti apa yang harus ia lakukan.
***
Bersambung. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Handayani Rochmania
val jangan pacaran nnt elang sedih...
2021-10-06
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦📴🍌 ᷢ ͩ
mampir
2021-10-05
0
Sumawita
Sabat Vale elang pasti datang ko
2021-10-05
0