Broken Home

Broken Home

1. Seperti Oase

Brak!!

Cita membanting pintu kamar, mood nya kini benar-benar jelek, mendengarkan Bibinya terus membandingkan dirinya dengan saudara sepupunya membuatnya muak.

Sejak Ibu Cita meninggal, adik Ayah lah yang tinggal bersama mereka untuk menemani Cita dan adiknya di rumah.

Meskipun ada Mbok Lastri, tapi Mbok Lastri hanya mengurus rumah saja lalu sore hari akan pulang.

Kesibukan Ayah di kantor yang kerap kali tak bisa pulang cepat dan sering pulang larut malam, tentu saja membuat Cita dan Manda tidak aman jika ditinggal sendirian, maka jadilah adik Ayah diminta untuk tinggal bersama mereka menemani Cita dan Manda.

Ibu Cita meninggal saat Cita kelas tiga SMP, itu berarti dua tahun lalu, karena saat ini Cita kelas dua SMA.

Sementara adik Cita, si Manda masih kelas empat SD, yang sekarang duduk di kelas enam SD dan akan segera masuk SMP.

"Kebiasaan kan selalu begitu, berani sama Bibi, mana pernah Dea begitu, Dea itu selalu nurut kalau dibilangin, sudah cantik nurut pula."

Masih terdengar suara Bibi di luar kamar memuji-muji Dea.

Dea anak Bibinya yang lain, yang tinggal serumah dengan Bibi Irma di rumah Kakek sebelum akhirnya Bibi Irma diminta Ayah untuk tinggal bersama Cita.

Cita kini berbaring di atas tempat tidur, terlentang menatap langit-langit.

Rasa kesal memenuhi rongga dadanya. Kesal kenapa harus Ibunya meninggal secepat itu hingga sekarang hidupnya seperti kehilangan pegangan.

Cita sebetulnya juga tak begitu akur dengan Ibu saat Ibu masih hidup, tapi paling tidak, Ibu tak pernah membuat Cita merasa tak nyaman hidup di rumah sendiri.

Setiap hari apapun yang Cita lakukan seolah tak ada yang benar, semua salah dan ujungnya dibanding-bandingkan dengan Dea.

Usia Cita yang seumur dengan Dea memang kerap kali menjadi perbandingan dalam keluarga besar.

Cita yang bandel, Cita yang rewel, Cita yang ngeyelan, Cita yang tidak bisa jadi anak manis, Cita yang tomboi dan temannya cowok semua hingga membuat keluarga besarnya risih.

Cita menarik bantal di belakangnya, lalu menutupi wajahnya dengan bantal.

Apa aku harus membekap diri sendiri saja supaya tak bisa bernafas lalu mati? Mungkin dengan begitu semua orang bisa bersorak dengan bahagia. Batin Cita.

Cita kemudian melihat jam dinding kamar berlogo Real Madrid, salah satu club bola favoritnya.

Baru pukul empat sore.

Cita bangun dari posisinya, duduk sejenak, lalu mengirim pesan pada Adi.

[Kau di mana?]

Cita menatap layar.

[Di rumah, kenapa Ta?]

Tanya Adi.

[Aku ke rumahmu lah, sumpek di rumah.]

[Ya udah, main aja, kemarin juga Ibu nanyain kamu.]

Balas Adi.

Cita turun dari tempat tidur, lalu menyambar jaket nya.

Keluar dari kamar dan mendapati Manda sedang membaca buku di ruang tengah depan kamar Cita.

"Mau ke mana Kak? Nanti di omeli Bibi lagi."

Kata Manda.

"Halah biarin, males."

Sahut Cita.

Ia kemudian menyambar kunci motor di dekat pintu ruang tengah, lalu keluar rumah tanpa ijin pada Bibinya.

Paling nanti juga ngomong macam-macam ke Ayah, masa bodoh lah. Batin Cita.

Cita menuju motornya, tampak Mbok Lastri sedang menyirami tanaman di halaman depan. Ritual rutin setelah pagi disiram, maka menjelang pulang Mbok Lastri akan menyiraminya lagi.

Memang selama kemarau, tanaman musti rutin disiram dua kali dalam satu hari agar mereka tetap bisa segar dan tak jadi kering lalu mati.

"Mau ke mana Non?"

Tanya Mbok Lastri.

Cita memakai helm nya lalu naik ke motor.

"Main Mbok, sumpek."

Kata Cita.

Ia kemudian melajukan motornya keluar dari pelataran rumah tanpa menoleh lagi.

Tujuannya adalah rumah Adi, sahabatnya sejak masih SD dulu.

Anak bungsu tentara itu sudah seperti saudara untuk Cita, bahkan keluarganya juga sudah dikenal baik dan sangat dekat dengan Cita.

Saat Cita suntuk pasti Cita akan lari ke rumah Adi, meskipun Cita kemudian tak cerita apapun tentang masalahnya karena tentu saja Cita terlalu malas untuk curhat tentang apa yang ia rasakan dan tengah ia hadapi.

Rumah Adi sendiri hanya berjarak sekitar dua puluh menit jika Cita naik motor, tapi letaknya sangat dekat dengan SMA mereka bersekolah.

Cita memarkirkan motornya, Adi sedang main gitar di depan rumah.

"Muka apa dompet akhir bulan, ditekuk-tekuk begitu?"

Tanya Adi menyambut Cita dengan senyuman merekah.

Cita mendengus lalu duduk di atas lantai dekat kursi Adi duduk memangku gitar.

"Jangan bikin aku pengin makan orang deh."

Kata Cita membuat Adi tertawa.

"Kau ini, gimana mau ada cowok naksir coba, dikit-dikit muka ditekuk."

Jreng... Jreng...

Adi memetik gitarnya di sebelah telinga Cita.

Cita jadi menabok paha Adi dengan keras.

"Diam lah, Ibu mana?"

Tanya Cita.

"Di dalam lagi bikin kue pesanan."

Cita menghela nafas.

"Entar aja ah, kalo ngga bantuin ngga enak, bantuin lagi ngga mood."

"Hmm... Udah biasa kamu mah nggak mood juga."

Adi kembali terbahak.

"Desi ngga ke sini?"

Tanya Cita pada Adi, sudah hampir satu tahun ini Adi pacaran dengan Desi, tapi belakangan mereka seperti mulai renggang.

"Tau ah, malas bahas dia."

"Jangan gitulah, kamu tuh kalau mau putus ya putuslah, jangan ngegantung."

"Ngga usah kasihan sama dia."

Kata Adi.

"Aku bukan kasihan sama dia, aku kasihan sama diriku sendiri, tiap kalian ribut pasti Desi gangguin aku."

Kesal Cita.

"Ya ngga usah diladenin ntar juga bosen."

Kata Adi lagi sekenanya.

"Haish gundul mu."

Cita jadi kesal.

"Udah ah, aku mau ke belakang aja, aku belum makan dari pagi, malas kalo libur gini malah, jadi ngga makan."

Cita berdiri dari duduknya.

"Di rumah ngga ada makanan?"

Tanya Adi yang jadi ikut berdiri.

"Ada. Banyak malah. Selera yang enggak ada."

Adi menggelengkan kepalanya lalu merangkul bahu Cita sambil berjalan masuk ke dalam rumah.

"Ya udah makan di sini saja, aku juga belum makan siang."

Ujar Adi.

Ah aneh yah memang, kadang orang lain malah bisa seperti keluarga. Mereka seperti jauh lebih mengerti soal kita, lebih bisa menerima kita apa adanya.

Mereka tidak menuntut kita harus sempurna, mereka tidak peduli kekurangan kita sebagai manusia, mereka juga tidak mencela saat kita ada kesalahan.

Mungkin, tidak semua teman bisa begitu, tapi selalu akan ada yang bisa seperti itu, dan Adi contohnya.

Dekat dan bersahabat sejak kecil, sering dikira pacaran oleh banyak orang, nyatanya hubungan Cita dan Adi hingga hari ini tak pernah aneh-aneh.

Mereka murni sahabat dan sekaligus seperti saudara. Dan bagi Cita yang merasakan hidupnya di rumah serta dalam keluarga begitu tak nyaman, mengenal dekat Adi sungguh terasa seperti oase di tengah gurun pasir yang tandus.

**-------**

Terpopuler

Comments

novita setya

novita setya

duh duh q jd tercila cila sm kak mici😄ubeerrr teroos novel kakak. kelar satu samperin yg lain

2024-05-23

0

🎎 Lestari Handayani 🌹

🎎 Lestari Handayani 🌹

mampir aaahhhh....

2022-07-12

0

༺❥ⁿᵃᵃ​ꨄ۵​᭄

༺❥ⁿᵃᵃ​ꨄ۵​᭄

hay thor loncat lg aq ke sini hbs cerita via refal bayu harumi dh tamat,,,

2022-04-19

2

lihat semua
Episodes
1 1. Seperti Oase
2 2. Tentang Citanya Cita
3 3. Malas Pulang
4 4. Sebuah Pertemuan
5 5. Rumahku Nerakaku
6 6. Emosi Pagi
7 7. Andai Aku Awan
8 8. Abang Ketemu Gede
9 9. Anak Yang Malang
10 10. Kesalahan Di Masa Lalu
11 11. Mencari Cita
12 12. Aku Akan Menemukanmu
13 13. Pusaran Karma
14 14. Adi Dan Cita
15 15. Sulit Karena Berbeda
16 16. Pekat Malam Kehidupan
17 17. Dengarkan Nasehat Baik
18 18. Sahabat Dan Cinta
19 19. Getar Dawai Hatiku
20 20. Hanya Pura-Pura
21 21. Calon Ibu Tiriku
22 22. Niat Tulus
23 23. Kabar Dari Bi Lastri
24 24. Tamu Tak Diundang
25 25. Ayah Adalah Harapan Anak
26 26. Asap Yang Tersimpan
27 27. Makan Malam Terpaksa
28 28. Topeng
29 29. Pertama Jadi Pacar
30 30. The Reason Is You
31 31. Wadidaw
32 32. Ye ye ye...
33 33. Yakin Sajalah
34 34. Hadiah Yang Tak Sampai
35 35. Ular Berbisa
36 36. Pilihan Sulit
37 37. Teman Baru
38 38. Langit Bumi
39 39. Cerita Pagi
40 40. Kemantapan Hati
41 41. Melebur
42 42. Gelayut Awan Hitam
43 43. Sandiwara Cinta
44 44. Percikan-Percikan Api
45 45. Yang Lebih Mudah
46 46. Jalan Yang Berbeda
47 47. Suatu Saat Nanti
48 48. Jemputan
49 49. Kena Kau
50 50. Teman Makan Siang
51 51. Khawatir
52 52. Topeng
53 53. Dibuat Bingung
54 54. Angin Malam
55 55. Drama Queen
56 56. Ibu, Ibu, Ibu...
57 57. Kakak-Kakak Yang Baik
58 58. Sakit
59 59. Arti Seorang Ibu
60 60. Menunggu Kabar
61 61. Mengungkap Rahasia Lama
62 62. Semoga Masih Ada Harapan
63 63. Pesan Mendiang Ibu
64 64. Syok...
65 65. Kau... Benarkah?
66 66. Mantan Terindah
67 67. Bolos
68 68. Satu Kali Saja
69 69. Adi Dan Cita
70 70. Othor Menyapa
71 71. Gejolak Rasa
72 72. Terkesiap
73 73. Semua Selalu Ada Alasan
74 74. Kebenaran Akan Terungkap
75 75. Rumah Impian Anak
76 76. For U Gaes
77 77. Menyentuh Hatimu Ayah
78 78. Tamparan Pedas
79 79. Niat Asti Untuk Semua
80 80. Mendung Di Tengah Pelangi
81 81. Selamat Jalan Adi
82 82. Kehilangan Itu Berat
83 83. Pilihan Sulit Untuk Ayah
84 84. Menuju Masa Perbaikan
85 85. Keputusan Final Ayah
86 86. Pertanda Alam
87 87. Sebuah Pertemuan
88 88. Saatnya Ikhlas
89 89. Pesan Dari Adi
90 90. Hati Seluas Samudera
91 91. Goodbye Emi
92 92. Calon Menantu Idaman
93 93. Mengalir Seperti Air
94 94. Malaikat Penjaga
95 95. The Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1. Seperti Oase
2
2. Tentang Citanya Cita
3
3. Malas Pulang
4
4. Sebuah Pertemuan
5
5. Rumahku Nerakaku
6
6. Emosi Pagi
7
7. Andai Aku Awan
8
8. Abang Ketemu Gede
9
9. Anak Yang Malang
10
10. Kesalahan Di Masa Lalu
11
11. Mencari Cita
12
12. Aku Akan Menemukanmu
13
13. Pusaran Karma
14
14. Adi Dan Cita
15
15. Sulit Karena Berbeda
16
16. Pekat Malam Kehidupan
17
17. Dengarkan Nasehat Baik
18
18. Sahabat Dan Cinta
19
19. Getar Dawai Hatiku
20
20. Hanya Pura-Pura
21
21. Calon Ibu Tiriku
22
22. Niat Tulus
23
23. Kabar Dari Bi Lastri
24
24. Tamu Tak Diundang
25
25. Ayah Adalah Harapan Anak
26
26. Asap Yang Tersimpan
27
27. Makan Malam Terpaksa
28
28. Topeng
29
29. Pertama Jadi Pacar
30
30. The Reason Is You
31
31. Wadidaw
32
32. Ye ye ye...
33
33. Yakin Sajalah
34
34. Hadiah Yang Tak Sampai
35
35. Ular Berbisa
36
36. Pilihan Sulit
37
37. Teman Baru
38
38. Langit Bumi
39
39. Cerita Pagi
40
40. Kemantapan Hati
41
41. Melebur
42
42. Gelayut Awan Hitam
43
43. Sandiwara Cinta
44
44. Percikan-Percikan Api
45
45. Yang Lebih Mudah
46
46. Jalan Yang Berbeda
47
47. Suatu Saat Nanti
48
48. Jemputan
49
49. Kena Kau
50
50. Teman Makan Siang
51
51. Khawatir
52
52. Topeng
53
53. Dibuat Bingung
54
54. Angin Malam
55
55. Drama Queen
56
56. Ibu, Ibu, Ibu...
57
57. Kakak-Kakak Yang Baik
58
58. Sakit
59
59. Arti Seorang Ibu
60
60. Menunggu Kabar
61
61. Mengungkap Rahasia Lama
62
62. Semoga Masih Ada Harapan
63
63. Pesan Mendiang Ibu
64
64. Syok...
65
65. Kau... Benarkah?
66
66. Mantan Terindah
67
67. Bolos
68
68. Satu Kali Saja
69
69. Adi Dan Cita
70
70. Othor Menyapa
71
71. Gejolak Rasa
72
72. Terkesiap
73
73. Semua Selalu Ada Alasan
74
74. Kebenaran Akan Terungkap
75
75. Rumah Impian Anak
76
76. For U Gaes
77
77. Menyentuh Hatimu Ayah
78
78. Tamparan Pedas
79
79. Niat Asti Untuk Semua
80
80. Mendung Di Tengah Pelangi
81
81. Selamat Jalan Adi
82
82. Kehilangan Itu Berat
83
83. Pilihan Sulit Untuk Ayah
84
84. Menuju Masa Perbaikan
85
85. Keputusan Final Ayah
86
86. Pertanda Alam
87
87. Sebuah Pertemuan
88
88. Saatnya Ikhlas
89
89. Pesan Dari Adi
90
90. Hati Seluas Samudera
91
91. Goodbye Emi
92
92. Calon Menantu Idaman
93
93. Mengalir Seperti Air
94
94. Malaikat Penjaga
95
95. The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!