Lima

"Jadi Papi, sudah memutuskan untuk menarik putri sulung Iyan menjadi menantu ku!"

"Uhuk-Uhuk!" Raka dan Murat tersedak bersamaan seperti bayi kembar identik, mendengar ujaran ayahnya, sudah pasti mereka salah satu putranya yang akan di jodohkan karena tidak mungkin Eric yang masih SMA.

Sedang Eric mengatupkan bibirnya kuat menahan tawa melihat kedua abangnya tersedak "Brrrrbbbss." Walaupun lepas juga pada akhirnya.

"Kalian kenapa? Siyok bener kayaknya bang? Takut di jodohin?" Tanyanya pada kedua abang tampan nya.

PLAK

Raka mendaratkan tangannya pada kepala adik bungsunya "Diem kamu!" Pekiknya.

"Raka, kamu tu kebiasaan mukul kepala bungsu deh!" Timpal Irma tak terima, menatap putra sulung nya.

"Iya tu Mi." Eric mengelus kepalanya memelas, meskipun sebenarnya tidak sakit.

"Jodohin sama Eric aja Pi, biar gak manja terus kayak cewek! Biar gak ngumpet terus di ketek Mami." Usul ketus Raka dan Eric melotot sambil mengerutkan keningnya menatap abangnya protes. Sedang Irma hanya menggeleng menyaksikan putra putra tampan nya.

Baskara tersenyum sedikit getir "Kamu yakin Raka? Tidak mau Papi jodohin sama anak teman Papi itu? Dia cantik, keluarganya baik-baik, Pinkan namanya, lagi pula Baby Zee perlu bunda juga Ka, kamu sudah menceraikan Miska, Papi gak mau baby Zee telat mendapat kasih sayang seorang ibu." ujarnya pada putra sulungnya.

"Papi kan tahu, Raka masih punya pacar, pacar Raka masih mengurus karirnya, kasian kalo harus di suruh ngurusin baby Zee, biar dia merasakan berkarir sebelum nantinya Raka nikahi." Tolak Raka halus "Jodohin sama Murat aja!" Usulnya lagi melirik ke arah adiknya.

"Murat sih mau liat dulu anaknya, kalo srek, boleh, kalo gak srek, ya Papi gak boleh paksain, ini kan bukan jamannya Siti Nurbaya lagi, kasian juga tu cewek kalo ternyata udah punya pacar gimana? kata Papi cantik, mungkin aja udah punya pacar kan?" Timpal Murat yang sedikit berbeda sifat dari kedua saudaranya, lebih lembut kata-katanya meskipun tingkat kebijakan nya setara dengan Raka.

"Yang penting jangan jodohin sama Eric, Eric masih SMA, No! Beribu No! Bisa kabur fans fans Eric kalo tahu Eric di jodohin." Sambar si bungsu sambil menyilang kan kedua tangan membentuk huruf X.

"Kita liat saja nanti, Papi juga gak akan memaksa, ya, itu sih kalo kalian mau, Pinkan nya juga mau, kalo enggak ya udah, Papi gak akan memaksa." Sela Baskara yang pada akhirnya berucap demikian.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bumi berotasi, tentu saja hari pun berganti, dan kini embun pagi sudah menyambut datangnya sang surya, sungguh aroma basa masih menyejukkan hati gadis cantik ini, tak salah lagi, Pinkan Arora tengah berjalan dengan langkah bahagianya memasuki rumah kediaman Baskara dan kali ini gadis itu sudah membawa pakaian ganti meskipun hanya beberapa lembar saja, sebab tak berniat terlalu lama di rumah itu, jika ada kesempatan Pinkan akan langsung membawa kabur Bayi Miska yang bahkan sampai detik ini belum di ketahui namanya oleh Miska, setelah melahirkan Raka langsung menceraikan Miska dan mengambil bayinya tanpa belas kasih.

"Eh, sini-sini?" Seorang wanita membegal jalan Pinkan tepat di pertengahan jalan menuju halaman belakang rumah besar itu.

"Iya." Pinkan pun menghentikan langkahnya dan berdiri berhadapan dengan wanita yang sudah menenteng tas ransel.

"Jadi kamu yang mau jadi pengganti ku di sini ya?" Tanyanya.

"Memang Mbak nya siapa?" Tanya balik Pinkan.

"Saya Baby sitter yang lama, dan mendadak harus pulang kampung, sekarang apa bener kamu yang akan menggantikan ku? Nyonya bilang orangnya cantik, apa bener kamu?" Tanya wanita itu lagi-lagi.

"Iya, kenalin nama ku Marni Mbak." Ucap Pinkan tersenyum sambil mengajak wanita itu berjabat tangan.

Dan wanita itu menerima perkenalan itu "Iya, namaku Ismi salam kenal juga." Ucapnya kemudian meraih kertas note yang ia selipkan di saku celana jeans nya "Nah, ini, tolong di hapalin, daftar kegiatan yang harus kamu lakukan ke baby Zee." Arahannya sambil menyodorkan kertas itu pada Pinkan.

"Baby Zee? Jadi nama nya Zee?" Pinkan bertanya seraya menerima kertas dari tangan Ismi dan wanita itu mengangguk mengiyakan.

"Kertas ini, kamu simpan yah, jangan sampai ilang, terus di hapalin." Pesan Ismi.

"Iya baik Mbak, terimakasih ya!"

Setelah itu wanita itu bergegas pergi, sebab sudah harus buru buru mendatangi terminal bus, memesan tiket, sedari tadi wanita itu memang hanya menunggu Pinkan saja untuk memberikan catatan yang harus di perhatikan saat mengurus bayi Tuan nya, karena sebelumnya Nyonya besarnya sudah berpesan padanya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pinkan pun melanjutkan langkahnya memasuki taman yang kemarin menjadi tempat ia bertemu dengan Irma, langkahnya terus gontai sampai pada akhirnya gadis itu melihat Nyonya besar yang tersenyum ramah menyambutnya.

"Selamat pagi Nyonya." Ucap Pinkan pada Nyonya besar itu, memberikan tundukkan kepala, sopan.

"Iya, pagi juga, siapa namamu ya? aku lupa." Tanya Irma.

"Marni Nyonya."

"Iya, Marni, Oya Marni, sekarang kamu bersihkan dirimu dulu terus ganti pakaian yang aku sediakan untuk mu, ingat, mandi yang bersih, seseteril mungkin, itu aturan sebelum menyentuh cucuku!" Ucap Irma memberi titah.

Pinkan membeku, hanya matanya saja yang mengedip ngedip "Oh, iya Nyonya." Jawabnya kemudian.

"Ya elaaaah, gue udah mandi kembang tuju rupa di rumah, masih aja di suruh mandi lagi, di pikir gue pembawa virus apa?" Batin Pinkan.

"Ini, nanti kamu pakai seragam ini, Ok!" Ucap Irma lagi seraya menyodorkan satu set pakaian seragam ala Baby sitter berwarna pink.

Dan Pinkan menerimanya dengan bibir yang tersenyum "Iya Nyonya. Jadi, di mana saya harus membersihkan diri?" Tanyanya.

"Di sana, di kamar mandi yang itu." Irma menunjuk satu pintu di sudut taman, kamar mandi yang biasanya di pakai saat keluarga besar Baskara masih santai menikmati pemandangan kolam renang. Sebab di sebelah kanan kamar mandi itu ada kolam renang panjang yang cukup aesthetic.

"Baik Nyonya." Kemudian setelah itu Pinkan melaksanakan perintah yang Irma titah kan padanya.

Dan kini, gadis itu sudah memakai seragam pink ala Baby sitter yang ternyata sangat terlihat seksi saat Pinkan yang memakai nya.

"Kamu cocok sekali dengan seragam itu Marni!" Puji Irma yang masih kagum dengan kecantikan seorang Pinkan.

Pinkan tersenyum sipu "Nyonya bisa saja!"

"Ok, sekarang kita langsung saja ke kamar baby Zee, dia masih tidur, setelah bangun nanti kamu langsung mandiin baby Zee, tapi sambil menunggu, kamu jaga di kamarnya saja dulu, sambil duduk-duduk santai, simpan tenaga mu untuk nanti saat baby Zee rewel." Ujar Irma kemudian.

Pinkan menciut "Ya ampun, gue lupa, gue beneran sama sekali belum pernah mandiin bayi, gimana kalo gue nenggelemin tu bayi? Kulit bayi kan licin." Batinnya Dag Dig Dug Der sembari berjalan mengikuti langkah Irma yang sudah memasuki rumah besarnya.

Satu persatu ruangan mewah di tempat itu gadis itu hapalkan, takut nyasar saking besarnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

yetiku86

yetiku86

🤦🏻‍♀️ Marni....Marni...

2024-08-19

0

Maya Sari Niken

Maya Sari Niken

raka baru cerai dah punya pacar
msih penasaran knpa cerai
kekiatannya kel.baik2

2022-09-15

0

Bzaa

Bzaa

menarik tor

2021-12-03

3

lihat semua
Episodes
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
4 Empat
5 Lima
6 Enam
7 Tujuh
8 Delapan
9 Sembilan
10 Sepuluh
11 Gulana
12 Susu
13 Pedas!
14 Berdalih
15 Main sikat!
16 Dilematis
17 Kaget!
18 Darurat!
19 Gundah
20 Mes sum!
21 Gusar!
22 Mati.
23 Memanipulasi.
24 Nyengir.
25 Pinkan!
26 Lepas!
27 Pulang.
28 Semoga terkabul.
29 Gaun.
30 Lunch.
31 Paket.
32 Rindu?
33 Bertemu.
34 TOS!
35 Caiyo!!
36 Pisang
37 Berdamai.
38 Maaf.
39 Burung.
40 Rindu!
41 Pentungan
42 Melamar
43 Cobaan.
44 Konser.
45 Syah!
46 Meledek.
47 Bibit presiden.
48 Beku.
49 Bungsu ganteng.
50 Bandara.
51 Bandara²
52 Hotel.
53 Lari....
54 Wortel.
55 Hujan.
56 Hujan²
57 Problematika.
58 On the way.
59 Syah²
60 Selimut.
61 Sensor.
62 Selesai.
63 S2 Chapter satu.
64 S2/ Chapter dua (Cobaan² Pinkan.)
65 S2/ Chapter tiga (PRT.)
66 S2/ Chapter 4 (Demi Nyai.)
67 S2/ Chapter 5 (Rumah sakit.)
68 S2/ Chapter 6 (Pengakuan.)
69 S2/ Chapter 7 (Meringkus.)
70 S2/ Chapter 8 (Melahirkan.)
71 S2/ Chapter 9 (Pelet, santet.)
72 S2/ Chapter 10 (I LOVE YOU _Pinkan)
73 S2/ Chapter 11 (Cemburu bungsu)
74 S2/ Chapter 12 (Hujan³)
75 S2/ Chapter 13 (Hujan⁴)
76 S2/ Chapter 14 (Sehari saja)
77 S2/Chapter 15 (Perjodohan)
78 S2/Chapter 16 (Ikhlas menerima)
79 S2/Chapter 17 (Ancol)
80 S2/Chapter 18 (Dilema)
81 S2/ Chapter 19 (Melamar)
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Satu
2
Dua
3
Tiga
4
Empat
5
Lima
6
Enam
7
Tujuh
8
Delapan
9
Sembilan
10
Sepuluh
11
Gulana
12
Susu
13
Pedas!
14
Berdalih
15
Main sikat!
16
Dilematis
17
Kaget!
18
Darurat!
19
Gundah
20
Mes sum!
21
Gusar!
22
Mati.
23
Memanipulasi.
24
Nyengir.
25
Pinkan!
26
Lepas!
27
Pulang.
28
Semoga terkabul.
29
Gaun.
30
Lunch.
31
Paket.
32
Rindu?
33
Bertemu.
34
TOS!
35
Caiyo!!
36
Pisang
37
Berdamai.
38
Maaf.
39
Burung.
40
Rindu!
41
Pentungan
42
Melamar
43
Cobaan.
44
Konser.
45
Syah!
46
Meledek.
47
Bibit presiden.
48
Beku.
49
Bungsu ganteng.
50
Bandara.
51
Bandara²
52
Hotel.
53
Lari....
54
Wortel.
55
Hujan.
56
Hujan²
57
Problematika.
58
On the way.
59
Syah²
60
Selimut.
61
Sensor.
62
Selesai.
63
S2 Chapter satu.
64
S2/ Chapter dua (Cobaan² Pinkan.)
65
S2/ Chapter tiga (PRT.)
66
S2/ Chapter 4 (Demi Nyai.)
67
S2/ Chapter 5 (Rumah sakit.)
68
S2/ Chapter 6 (Pengakuan.)
69
S2/ Chapter 7 (Meringkus.)
70
S2/ Chapter 8 (Melahirkan.)
71
S2/ Chapter 9 (Pelet, santet.)
72
S2/ Chapter 10 (I LOVE YOU _Pinkan)
73
S2/ Chapter 11 (Cemburu bungsu)
74
S2/ Chapter 12 (Hujan³)
75
S2/ Chapter 13 (Hujan⁴)
76
S2/ Chapter 14 (Sehari saja)
77
S2/Chapter 15 (Perjodohan)
78
S2/Chapter 16 (Ikhlas menerima)
79
S2/Chapter 17 (Ancol)
80
S2/Chapter 18 (Dilema)
81
S2/ Chapter 19 (Melamar)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!