"Ada apa Pink? Sebenernya, apa rencana lu? Gue beneran gak paham!" Tanya Miska.
"Lu dodol sih, otak lu lemot, makanya gak bisa cepet bertindak!" Sela Pinkan mencibir "Sekarang lu anter tu Mbak Mbak, pulang, gue, biar gue yang gantiin dia masuk ke rumah besar ini, lalu kalo ada kesempatan, gue ambil bayi lu!" Jelasnya.
"Wah jenius lu Pink! Gak salah gue minta bantuan ke lu Pink! Makasih ya Pink, lu emang temen Ter the best sepanjang sejarah!" Sambung Miska berapi-api.
"Ok, sekarang, lu masuk gih, gue bakal bawa surat pengantar ini ke dalam, lalu, untuk selanjutnya lu tunggu kabar dari gue!" Ucap Pinkan mengatur.
Miska mengangguk "Ok!" Ucapnya.
Setelah itu Pinkan membawa tas selempang miliknya kemudian membiarkan Miska pergi membawa mobilnya, dan segera memasuki pagar tinggi rumah kediaman Baskara.
Teeeetttt!!
"Eh buset!" Pinkan menaikan kedua bahunya tersentak mendengar suara bel yang ia tekan sendiri "Ini bel rumah apa bel pemanggil bebek? Gini amat bunyinya!" Gerutunya.
Teeeetttt teeeetttt!
Kreeeeet!
Tak lama kemudian seseorang membuka gerbang tinggi itu dan tatapan penuh tanya tertuju pada Pinkan, terlihat seorang wanita menatap Pinkan dari atas hingga bawah menyisir seluruh tubuh gadis itu yang terlihat sangat seksi, cantik, perfect!
"Nona ini mencari siapa ya?" Tanya wanita itu yang agaknya asisten rumah tangga di rumah itu.
Pinkan memberi tundukkan kepala sopan "Saya yang mau bekerja di rumah ini Mbak! Saya di kirim dari yayasan untuk jadi Baby sitter di rumah ini!" Jawabnya tersenyum ramah.
"Hah?" Wanita itu terkejut, masa iya secantik dan seseksi ini mau menjadi baby sitter? Pikirnya sambil melongo.
"Kenapa melamun Mbak? Saya boleh masuk kan?" Tanya Pinkan saat menyadari keterkejutan wanita itu.
"Iya, boleh, silahkan!" ucap sopan wanita itu menyambut.
Setelah itu keduanya memasuki halaman rumah mewah itu, Pinkan mengedarkan pandangannya ke segala arah, mengamati setiap inci gaya unik rumah besar itu, ayahnya seorang kontraktor, dan bangunan mewah seperti ini sudah pasti bukan bangunan sembarangan, pasti arsitek nya juga terkenal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lima belas menit berselang. Kini Pinkan sudah duduk di bangku taman kediaman keluarga Baskara, dan seorang wanita paruh baya mendatangi nya, dia Irma Nyonya besar di rumah tersebut.
"Selamat siang Nyonya." Pinkan mengucap seraya beranjak dari duduknya, berdiri memberikan tundukkan kepala pada wanita cantik itu.
"Iya, selamat siang!" Jawab Irma tersenyum kemudian matanya menyisir seluruh tubuh gadis tinggi nan cantik itu dari atas hingga bawah yang terlihat seperti model terkenal.
"Jadi kamu yang di kirim yayasan itu yah? Kamu pengasuh cucuku?" Tanya Irma memastikan, di lihat dari pakaiannya sepertinya bukan merek abal-abal, kulitnya pun terawat tanpa goresan, mulus, Irma sedikit mengerutkan keningnya.
Pinkan mengangguk "Iya betul Nyonya!" Jawabnya tersenyum.
"Coba berikan saya surat pengantar mu! Bukan tidak percaya, saya hanya ingin memastikan saja." Ucap Irma dengan tangan yang di asongkan pada gadis itu.
"Iya Nyonya, ini." Pinkan langsung memberikan amplop putih berisi surat pengantar dari yayasan ketenagakerjaan pada Irma.
"Untung otak ku encer, mulus dah jalan gue!" Batin Pinkan sambil menatap Irma membuka amplop putih itu.
Dan Irma membaca surat pengantar tersebut "Marni? Jadi namamu Marni?" Tanyanya melirik wajah Pinkan dan gadis itu mengangguk sambil tersenyum sejujurnya Pinkan sendiri belum membaca surat itu, jadi ternyata nama samaran nya Marni, ya sudahlah keren batinnya.
"Oh, ya sudah kalo begitu, kamu bisa mulai bekerja Minggu depan, soalnya Baby sitter yang lama masih bekerja, jadi kamu bisa datang lagi ke sini Minggu depan dan langsung bekerja." Ucap Irma. Tentunya setelah membaca surat pengantar dari yayasan, Irma mulai percaya, lagi pula memang ada gadis desa yang memang sudah cantik dari sananya dan mungkin Marni salah satunya, pikir Irma seperti itu.
Mata Pinkan membulat, ternyata semudah itu jalan dia memasuki rumah itu "Oh ok, eh maksud saya, baik Nyonya, terimakasih ya Nyonya, saya janji Minggu depan akan datang pagi-pagi sekali." Janjinya.
"Iya, saya tunggu, dan ingat, kamu sudah janji loh, jadi harus di tepati! Minggu depan datang ke sini pagi-pagi!" Tuntut Irma tersenyum sambil mengayunkan jari telunjuk nya ke wajah gadis itu.
"Siap Nyonya!" Sahut Pinkan dengan tangan yang memberi hormat pada wanita ramah itu.
"Hus! Sekarang kamu boleh pergi!" Usir Irma dengan senyuman sambil mengibaskan tangannya.
"Iya Nyonya, permisi." Pinkan mencium tangan wanita berwajah damai itu bak mencium tangan calon mertuanya, kemudian melengos pergi menuju gerbang pintu masuk utama lagi.
Bibirnya tersenyum "Ya ampun, tu Nyonya ramah banget, andai aja, mertua gue nanti seramah Nyonya itu." Gumamnya.
"Eh tapi, kenapa bisa wanita ramah seperti itu punya anak yang kejam? Bener bener gak masuk akal kan?" Gumamnya lagi.
Dug!!
"Aw!" Keluh Pinkan meringis sambil mengelus lengan yang terasa sakit karena membentur dada bidang seorang pria yang sangat tampan di matanya.
"Alamak! Ganteng nya!" Batin Pinkan menganga menatap lekat wajah pemuda itu, TERPESONA!
"Hai! Siapa kamu?" Sapa pemuda itu menjentikkan jarinya tepat di wajah Pinkan.
"Eh, iya, saya, eh, anu!" Pinkan grogi.
"Murat!" Pemuda itu menyebutkan namanya sambil mengasongkan tangannya menawarkan jabat tangan.
"Hm?" Pinkan baru tersadar dari keterpakuan nya "Pink, eh maksud saya Marni." Jawabnya menerima jabat tangan dari Murat.
Murat tersenyum dan senyumnya persis seperti Nyonya besar yang Pinkan temui barusan "Marni?" Tanyanya dan Pinkan mengangguk antusias "Senang bisa berkenalan dengan wanita cantik seperti mu, tapi untuk apa kamu di sini?" Tanyanya lagi.
Setelah melepas tangannya dari Murat Pinkan menjawab "Saya mau bekerja di sini Tuan muda." Ucapnya, meski belum tahu siapa pemuda ini, tapi Pinkan sok tahu saja pokoknya, mungkin saja pemuda ini salah satu Tuan muda di rumah ini, Miska sempat bercerita bahwa Raka memiliki dua adik laki-laki yang sangat tampan, mungkin Murat salah satunya.
Murat berkerut kening, terkejut mendengar jawaban Pinkan "Hah? Bekerja? Di sini? Sebagai?" Tanyanya mencecar.
"Baby sitter Tuan muda." Jawab Pinkan seraya menunduk malu berusaha terlihat seperti gadis desa.
"Begitu kah?" Murat sedikit tak percaya.
"Murat!" Dan suara itu berhasil membuat perhatian pemuda itu teralihkan.
"Tuan muda di panggil." Ucap Pinkan tersenyum, melebarkan bibirnya membentuk garis lurus.
"Iya, itu suara Mami, Ok, sampai ketemu lagi." Ucap hangat pemuda itu tersenyum sangat manis pada Pinkan. Dan senyuman itu berhasil melelehkan hati beku seorang Pinkan Arora.
"Ya Tuhan senyuman nya! Tembak aku Bang tembak Eneng sekarang Bang!" Batinnya.
Murat sudah berlalu pergi sedang Pinkan masih menatap punggung gagah laki-laki itu "Oh ya ampun, kenapa setiap Tuan muda setampan itu?" Ucapnya terpaku.
"Kecuali Tito, si Tuan muda manja, nyebelin!" Keluh Pinkan menaikan ujung bibirnya saat mengingat adik rese nya yang juga di panggil Tuan muda.
Setelah itu Pinkan melanjutkan langkahnya menuju pintu gerbang lagi, senyum Murat masih membayangi pikirannya "Uh ganteng nya! tu cowok, bener bener idaman gue banget. Sayangnya gue gak mungkin ngegebet do'i, gak mungkin do'i mau sama gue yang cuma Baby sitter ini." Gumamnya sedikit menyesal, kenapa harus di pertemukan dengan cara seperti itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Adjah Cutue
meleleh hati en3nggg
2022-01-16
0
atmaranii
apa s Miska itu mlakukan kesalahan SMPe mntan suami n keluarganya bsa tega ma dy
2021-12-14
1
aisya_
pink dapet bekas sahabatnya dong ya, oke lah
2021-12-13
1