BAB 2

Malam pun bergati siang, kicawan burung menyambut pagi hari yang cerah.

Rahimah sudah siap dengan tas baju, menunggu kedatangan teman yang akan menjemputnya, sengaja mereka pergi lebih pagi agar bisa menghadiri ijab khobul teman semasa sekolah mereka siang nanti dan istrahat lebih lama sebelum malam harinya menghadiri resepsi pernikahannya.

Soraya setelah lulus SMA Ia pinda ke Bandung mengikuti sang Mama yang menikah lagi dengan seorang pemilik kebun teh, tidak di sangka Ayah tiri Soraya sangat baik. Ia dan Adiknya pun kembali menyambung pendidikan yang lebih tinggi, Soraya bertemu dengan seorang putra pengusaha perhotelan saat kuliah di Bandung. Mereka pun menjalin kasih selama sama-sama di bangku kuliah, tidak di sangka sebelum hari kelulusannya Ia di lamar oleh kekasihnya.

Kedua orang tua pacarnya ingin mereka segera menikah setelah kelulusan mereka. Memang tergolong terlalu cepat, tapi Ia tidak masalah, Ia pun bersedia atas kesadaran diri sendiri dan tanpa tekanan. Dari dulu Ia memang ingin menikah muda bahkan sang Mama dulu menikah jauh lebih muda dari dirinya yaitu di usia 18 tahun.

"Tin ... tiinn ...." Rahimah beranjak dari duduknya menuju teras, terlihat Mobil yang akan membawa mereka pergi ke Bandung sudah terparkir di halaman rumahnya yang tidak terlalu besar.

Di liriknya jam tangan sudah menunjukan 06:30 menit, temannya pun turun dari mobil untuk meminta izin kepada Pak Ramlan agar mengizinkan Rahimah pergi bersama mereka ke Bandung.

Sebenarnya bukan mereka saja yang di undang ke pernikahan Soraya, semua teman sekelas Soraya yang lain juga turut di undang, hanya saja yang lain tidak ingin berangkan bersama dengan Rahimah. Tapi pengecualian untuk Nurul dan Dinda mereka adalah teman akrab begitu juga dengan Soraya, mereka bisa di bilang lebih akrab.

"Assalamualaikum," ucap Nurul dan Dinda berbarengan.

"Wa'alaikumussalam ...." balas Rahimah.

"Sudah siap?" tanya Nurul yang di angguki Rahimah.

"Tunggu sebentar, Aku panggil Bapak dulu ya? Kalian duduk dulu," kata Rahimah beranjak masuk, mereka pun duduk menunggu ... tak lama muncullah Rahimah dengan Bapaknya yang langsung di salami Nurul dan Dinda.

"Pak Aku izin pergi dulu ya?" pamit mereka pada Pak Ramlan yang di beri wanti-wanti oleh Pak Ramlan.

"Hati-hati kalian, jangan lupa kabari Bapak kalau sudah sampai."

"Hai nak, hati-hati kalau menyetir jangan ngebut-ngebutan," sekarang Pak Ramlan beralih memberikan nasehat kapada sang supir.

"Inggih." Jawabnya tersenyum ramah sembari sedikit membungkukan kepala.

Mereka pun berangkat setelah mengucapkan salam kepada Pak Ramlan, perjalanan pun dimulai dengan membaca basmalah. Karena hari ini adalah hari minggu jadi jalan tidak terlalu macet, hanya memerlukan waktu 2,5 jam perjalanan mereka sudah sampai di hotel.

Karena Akad Nikah akan di laksanakan di Masjid dekat rumah mempelai wanita, jadi mereka memutuskan untuk ke hotel dulu agar bisa menyimpan tas baju mereka barulah mereka pergi ke tempat Akad Nikah.

Berhubung tamu undangan yang begitu banyak, semua kamar hotel tempat di laksanakannya resepsi pernikahan nanti malam sudahlah penuh, walau pun mereka sudah memesan kamar dari jauh-jauh hari sebelum hari-H melalui Travel*ka, tapi tetap saja mereka tidak kebagian kamar. Alhasil mereka memesan kamar di holet lain yang masih berdekatan.

...----------------...

Saat mereka sampai di teras Masjid sudah terdengar suara instruksi penghulu memberikan nasehan pernikahan kepada mempelai pengantin. Sepertinya juga tausyiah yang di berikan sudah berjalan separuh, mereka pun masuk perlahan ... terlihat sepasang pengantin tengah duduk bersebelahan di depan penghulu.

"Pernikahan bukan sekedar akhir dari sebuah hubungan, melainkan awal penyatuan laki-laki dan perempuan yang di dalamnya terselip sebuah komitmen penting. Pernikahan itu menyatukan dua makhluk Allah yang berbeda Komitmen inilah yang membuat sebuah pernikahan itu langgeng sampai tua. Kalian sudah berjanji sehidup semati di hadapan Tuhan, maka pertahankanlah komitmen itu. Jadi, setiap kali ingin bercerai atau berselingkuh, ingatlah kembali komitmen yang sudah kalian buat," ujar Pak penghulu.

"Laki-laki sangat didominasi oleh logika. Sementara wanita, lebih mengemuka perasaannya. Belum lagi latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan, dan lain sebagainya. Jadi jarang atau mustahil, dalam pernikahan itu langsung cocok, persis. Selalu saja ada kurangnya.โ€ Para tamu semakin menyimak, begitu juga Rahimah dan teman-teman.

โ€œTugas suami itu mengayomi istri. Buat istri nyaman dengan kehadiranย kita sebagai suami. Suami itu imam di rumah. Makanya dia yang paling tahu kemana arah rumah tangganya dibawa. Suami bersama istri harus bisa merumuskan visi keluarganya dibawa kemana. Tentu, semua merujuk kepada al-Qurโ€™an dan as-Sunnah. Ada aturan main yangย rigidย di sana.ย Nak Zidan harus belajar dari situ,โ€ ucap penghulu memandang pengantin pria.

"Kunci sukses hubungan adalah adanya komunikasi. Pastikan Istri selalu membangun komunikasi yang baik dengan pasangan. Jika ada persoalan, baik dalam keluarga kamu atau masalah anak, sebaiknya bicarakan dengan suami. Jangan sembunyikan apa pun dari suami karena jika dia tahu dari orang lain, justru itu bisa jadi pemicu pertengkaran. Jika hubungan mau awet, minimalisir segala kemungkinan yang bisa menyebabkan pertengkaran."

"~Kerikil-kerikil~ dalam pernikahan adalah hal yang biasa. Namun, jika tak diselesaikan sampai tuntas, ~kerikil'~ tersebut bisa menjadi ~batu besar~ yang merusak rumah tangga kamu dan pasangan. Segera selesaikan setiap masalah yang terjadi dalam rumah tangga, sesepele apa pun itu. Bicarakan pendapat dari masing-masing pihak dan berusahalah untuk menemukan solusinya. Setiap masalah pasti ada penyelesaian asal dari kalian mau saling melepas ego."

"Sehingga sebagai imam,ย Nak Zidan harus berusaha menyelesaikan semua masalah itu dengan adil dan penuh kasih sayang. Jika ternyata belum bisa selesai juga, mintalah nasihat kepadaย murrabi, atau ustadz yang paham tentang syariah. Selain itu, bekalilah dirimu dengan membaca Fiqh Munakahat, biar faham tentang pernikahan itu.โ€

"Dua kata yang sebenarnya sangat sederhana. Jika salah, jangan ragu untuk katakan maaf dengan tulus dan sebaliknya katakan terima kasih pada apa yang sudah pasangan lakukan untukmu. Dengan begitu, tidak ada yang namanya perselisihan yang berlangsung lama. Alhasil, kepuasan terhadap hubungan jadi lebih besar."

โ€œSuami itu juga mempunyai kewajiban memberi nafkah lahir batin terhadap keluarga. Sehingga suami, sebagai tulang punggung keluarga, harus mencari rejeki yang halal buat keluarga. Istri, sebagai manajer yang mengelola keuangan keluarga. Bukan soal banyak atau sedikit, namun yang lebih utama adalah berkahnya. Sebab dengan keberkahan, kebutuhan keluarga akan tercukupi."

"Secara batin, suami harus menciptakan rasa aman dan nyaman di keluarga, sekaligus menjadikan keluarga Qurโ€™ani. Di sisi lain, suami juga wajib memberikan nafkah biologis kepada istrinya. Semuanya harus imbang, dan saling pengertian serta memahami.โ€

โ€œOlehnya,โ€ jeda penghulu. โ€œJadikanlah istrimu laksana bidadari surga, Insya Allahย Nak Zidan akan diperlakukan sebagai raja. Jangan hardik dan kasari istrimu. Baik secara fisik maupun kata-kata. Sebab istri itu selalu ingat, apa yang dilakukan suaminya terhadap dirinya. Ingat, mereka lebih mengedepankan perasaan dibanding logika. Mungkin bagi lelaki itu hal sepele, namun bagi wanita tidak.โ€

โ€œPanggillah istrimu dengan nama kesayangan, yang hanya kalian berdua yang paham. Misalnya โ€˜cintaโ€™, โ€˜cantikโ€™, โ€˜mawarโ€™, โ€˜melatiโ€™, dan lain sebagainya.โ€ย Mereka mulai tersenyum. โ€œAsal jagan Bunga Bangkai yah Nak Zidan.โ€

Goda penghulu seketika membuat semua tamu tertawa lebar.

โ€œInsya Allah, sebentar lagiย Nak Zidanย memasuki pintu gerbang pernikahan. Nak Zidan telah menggenapkan separohย dien(Separuh Agama). Jadilah suami sekaligus imam. Yang akan membawa keluarga tidak hanya bahagia di dunia. Namun yang akan terus berkumpul di janah-Nya kelak.โ€

"Amin." Semua tamu serempak mendo'akan.

"Baik, mungkin cukup sampai disini nasehat yang dapat saya sampaikan untuk calon pengantin," ujarnya mengakhiri tausyiah.

"Nak Zidan apa sudah siap?"

"Para saksi?"

Pengantin pria hanya misa menganggung tanpa menjawab.

"Tidak usah tengang Nak Zidan, semua orang juga pernah mengalaminya." Lagi-lagi semua tamu tertawa.

"Baik karena Ayah dari mempelai wanita sudah meninggal jada walinya di limpahkan kepada sang Paman. Mari kita mulai," kata penghulu.

Pertama-tama penghulu membimbing pengantin wanita untuk meminta sang paman menjadi wali hakim. Paman pun terlebih dahulu membaca Dua kalimat syahadat.

ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ูŽู‘ ู…ูุญูŽู…ูŽู‘ุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู

(Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melaikan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.)

ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‘ูฐู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูฐู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู

(Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.)

"Paman Agus Iriansyah wali hakim," dengan perlahan Soraya di bimbing.

"Saya minta kepada paman... untuk menikahkan saya... nikahkan Saya kepada Ahmad Zidan Idris... dengan maskawin berupa... 20% Saham perhotelan... dan uang 1 Miliar... telah di sediakan"

"Ananda Ahmad Zidan Idris bin Ahmad Darman Idris Saya nikahkan dan Saya kawinkan engkau dengan Intan Soraya Riduansyah binti Alm. Gusti Riduansyah dengan maskawinnya berupa 20% Saham perhotelan dan uang sebesar 1 Miliar dibayar tunai.โ€ Paman pengantin wanita.

"Saya terima nikah dan kawinnya Intan Soraya Riduansyah binti Alm. Gusti Riduansyah dengan maskawin tersebut tunai," ucapnya dengan sekali tarikan nafas dan sedikit hentakan di tangan.

"Sah?" tanya penghulu.

"Sahhh ...." jawab saksi serempak di ikuti para tamu.

"Alhamdulillah."

"Baarakallahu likulii wahidimmingkumaa fii shaahibihi wa jama'a bainakumma fii khayrin."

"Amin."

Zidan pun memasangkan Cincin ke jari manis Soraya begitu pun sebaliknya, tepuk tangan dari para tamu mengiringinya. Tak lupa Soraya mencium punggung tangan sang Suami takzim.

Kemudian tangan kanan Zidan menyentuh ubun-ubun Soraya yang terbungkus kerudung, tangan kirinya menggenggam tangan kanan Soraya seraya membaca Do'a.

"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaihi. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih." Lalu mencium kening wanita yang kini resmi menjadi istrinya. Lama, ia pun tersadar saat penghulu berdehem memgagetkannya.

"Ehemm, masih banyak tamu ini ... nanti saja di lanjutkan di kamar kalian," para tamu tergelak, sementara sepasang pengantin tertunduk malu karena tidak sadar di tatap tamu yang hadir.

Tamu pun menghampiri mengucapkan selamat serta Do'a semoga menjadi keluarga Shakinah, Mawadah, dan Warahmah. Kini tiba giliran Rahima dan teman-temannya untuk mengucapkan selamat.

"Soraya ..." panggil mereka histeris barengan.

"Ya ampun, ya ampun, ya ampun ... kamu cantik banget," ucap Nurul heboh.

"Haha makasih karna kalian sudah datang ke sini."

"Kenalin ini Mas Zidan dia mantan sinior Aku di kampus," kata Soraya mengenalkan. Mereka pun saling berkenalan, dan saling melepas rindu karena bisa pertemu.

...****************...

Di lain tempat di waktu yang sama.

"Selamat datang Tuan Cristian," anak buah dari Cristian menyambut kedatangannya di Bandara.

"Heem," jawabnya acuh sembari berjalan tegas yang langsung di ikuti anak buahnya.

"Bagaimana Tomi?" tanyanya singkat saat sudah masuk kedalam mobil, entah pertanyaan apa yang ia maksud tapi anak buahnya sudah mengerti.

"Mereka sedang jalan-jalan sejak dari tadi pagi tuan, dan belum kembali," jawab orang yang bernama Tomi melirik sekilas kepada tuannya melalui kaca spion yang menggantung di depannya kemudian kembali fokos pada jalanan yang ia lalui.

Cristian yang sibuk dalam pemikiran rencana apa yang akan ia lakukan pada wanita itu, tiba-tiba terdengar bunyi suara notifikasi dari telefon genggamnya dan segera ia buka, seketika raut wajahnya berupa merah padam dan rahang yang mengeras.

"B*ngg satt," umpatnya membuat perhatian Tomi kembali ke kaca spion dan menajamkan pendengarannya.

"Berani-beraninya mereka menggunakan uangku, awas kau Sherlin," ucapnya geram terdengar kemarahan yang tertahan. Ternyata pesan yang Ia terima ialah pesan pemberitahuan penarikan sejumlah uang dari kartu ajaibnya yang ada di tangan Sherlin.

Setibanya di hotel Ia bergegas menuju kamarnya yang sudah di pesan oleh Adit, dan di tuntun oleh Tomi menuju lantai 18.

"Tetap awasi mereka dan beritahu Aku jika mereka sudah kembali!!" ucapnya sebelum masuk ke dalam kamar.

"Baik tuan." Membungkukkan badan lalu bergi setelah pintu tertutup.

Menghempaskan tubuhnya kesofa dan bersandar, mengeluarkan rokok dari tempatnya kemudian Cristian menyalakan rokok dan mulai menghisapnya dalam, menghembuskan asap rokok dengan kasar.

Ia sedang melepaskan sesak dan beban yang mengganjal di hatinya, terus menghisap rokok dengan pikiran berkelana. Menyesali kebodohan yang Ia rasakan, kenapa Ia baru sadar sekarang, kenapa tidak dari dulu saja Ia menyelidiki kekasihnya itu. Pertanyaan seperti itu selalu berulang dan terngiyang-ngiyang di pikiran Cristian.

Kembali mengambil telepon genggamnya dan membuka pesan yang Ia baca tadi di perjalanan, Cristian tersenyum masam membacanya.

"Brenggs*kk," makinya mengingat semua yang Ia alami, kembali menghisap kokok dan menghembuskannya kasar berusaha meredam emosi dalam diri agar terkendali.

...****************...

"Iya Pak lancar ... kami baru saja kembali ke hotel, setelah dari Masjid yang di adakannya Akad Nikah," jelas Rahimah memberi kabar

kepada Ramlan.

(x x x)

"Iya nanti malam sebelum Aku pergi keacara resepsinya Aku telpon Bapak," janji Rahimah.

(x x x)

"Baik Pak, Wa'alaikumussalam," menutup telponnya setelah mendengar salam dari sana.

"Rahimah mana baju yang kamu bikin buat kita?" Dinda yang sejak tadi ingin bertanya tapi urung saat melihat Rahimah yang sedang menelepon Bapaknya, dan setelah telepon itu mati Ia langsung bertanya. Takut lupa lagi menanyakannya.

"Haha, iya belum Aku kasih ya? Maaf ya Aku lupa," segera membongkar isi tas bajunya, di keluarkannya tiga buah baju yang nama warnanya sama. Berwarna cream, Model kebaya polos yang simpel menggunakan bahan maxmara dan ditambah aksen bordir pada bagian bawah kebaya membuat tampilan kebaya terlihat cantik. Potongan kebaya dengan lengan panjang dan menutupi panggul, juga aksen lancip pada bagian bawah kebaya dan bentuk kebaya yang tidak fit body menutupi lekuk tubuh.

"Waww, keren banget.. Aku suka, Aku suka." Kata Dinda meletakkan baju di depan badannya dan berputar-putar kegirangan.

"Mana-mana? Aku juga pengen liat, siniin," mengambil baju yang di sodorkan Rahimah dan melakukan hal yang sama seperti Dinda, Ia pun tidak kalah heboh dengannya. Rahimah hanya geleng-geleng kepala melihatnya sambil terkekeh.

"Cantiknya, udah bisa bikin butik sendiri ini kita," kata Nurul penuh semangat, Ia mulai menerawang menghitung keuntungan dari hasil penjualan rancangan Rahimah.

"Udah deh gak usah di itung dulu kali ... duitnya," Dinda sudah bisa menebak apa yang temannya itu pikirkan, kuliah jurusan Akutansi membuatnya selalu menghitung-hitung yang belum di jual, padahal modalnya saja gak ada.

"Hehe.. tapi beneran ini. Kitakan bisa promosikan baju yang di buat Rahimah di mensos, siapa tau ada yang tertarik dan minta di buatin. Apalagi kainnya tinggal kita ambil sama Bapaknya Rahimah, ya gak?" ujarnya memberi saran.

"Iya ... tinggal ambil di tokonya Pak Ramlan, trus bayarnya pakai apa kalau kita gak ada modal? Ngutang gitu ...? Trus Bapak Rahimah mau beli kain lagi dapet duit dari mana?"

"Gak semudah itu MAIMUNAH...! Kalau mau fromosi di mensos itu musti banyak modelnya ... dari segi warna dan desainnya, masa iya yang di pajang cuman atu?" sungut Dinda menatapnya kesal. Nurul meringis melihat temannya yang marah-marah.

"Sudah sudah ... sebaiknya kita istrahat dulu." Kata Rahimah melerai, kalau tidak segera dihentikan akan panjang urusannya, yang ada mereka akan lebih banyak membahas itu pikir Rahimah, yang di setujui Nurul dan Dinda.

BERSAMBUNG.....

Terimakasih karena sudah berkenan membaca karya saya ini, semoga tidak membosankan dan bisa membuat semua terhibur.๐Ÿ™

Tinggalkan jejak, komen, like, gift atau vote dan jangan lupa jadikan favorite. ๐Ÿ˜ŠโœŒ

Noormy Aliansyah

Terpopuler

Comments

bungaAaAaA

bungaAaAaA

lah klo namanya "sudah memesan" harusnya ada dong kamarnya

2022-10-04

1

Keysa_Bom

Keysa_Bom

hahahaha pak penghulu bisa becanda juga ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ asal jangan bunga bangkai ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

aku masih memperhatikan kamu cristian masih penasaran dengan karakternya ๐Ÿ˜Œ๐Ÿ˜Œ

2022-07-14

1

๊ง๐Ÿ’๐•ฌ๐–“๐–“๊ช—_๐–‰๐–๐–š๐–’๐–†๐–‰๐–Ž๐Ÿ’๊ง‚

๊ง๐Ÿ’๐•ฌ๐–“๐–“๊ช—_๐–‰๐–๐–š๐–’๐–†๐–‰๐–Ž๐Ÿ’๊ง‚

mulai seru, semangat thor

2022-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30 WARNING ... Mengandung unsur kekerasan, tidak untuk anak di bawa umur.
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33 Abdar Bariq
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41 Menolong orang
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 BAB 60
61 BAB 61
62 BAB 62
63 BAB 63
64 BAB 64 Nasehat dan Mimpi
65 BAB 65 Perdebatan Ibu dan Anak
66 BAB 66 Perdebatan Kakak dan Adik
67 BAB 67 Rahman diberitahu semuanya
68 BAB 68 Abdar ditolak Rahman
69 BAB 69 Bertemu teman lama
70 BAB 70 Lamaran resmi.
71 BAB 71 Numpang sarapan.
72 BAB 72 Wartel
73 BAB 73 Pertemuan
74 BAB 74 40 hari
75 BAB 75 Persiapan
76 BAB 76 Pernikahan dan Tembakan.
77 BAB 77 Musibah membawa hikmah
78 BAB 78 Berkunjung Ke RS
79 BAB 79 Abizar vs Abdar
80 BAB 80 Pembatalan
81 BAB 81 Acara di Restoran
82 BAB 82 Pengakuan dan Lamaran
83 BAB 83 Pertemuan Abdar dan Candra
84 BAB 84 Tidak direncanakan
85 BAB 85 Sah?!
86 BAB 86 Malam yang gagal
87 BAB 87 Gara-gara mandi lagi
88 BAB 88 Puasa ..!!
89 BAB 89 Ke rumah Abdar
90 BAB 90 Resepsi Pernikahan
91 BAB 91 Malam Pertama, atau Kedua?
92 BAB 92 Kejutan
93 BAB 93 Trio wewek
94 BAB 94 Melihat Proyek
95 BAB 95 Butik
96 BAB 96 Rahman bin Rahimah, Berterimakasih
97 BAB 97 Yang Lagi Bucin-bucinnya (Extra part).
98 BAB 98 Big Bos Memasak (Extra part).
99 BAB 99 (Extra part).
100 BAB 100 (Extra part.)
101 BAB 101 (Extra part.)
102 Pengumuman
103 (Extra part)
104 (Extra part)
105 Bab ๏ธŽlagi
106 Malaikat kecil.
107 Pengumuman karya baru.
Episodes

Updated 107 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30 WARNING ... Mengandung unsur kekerasan, tidak untuk anak di bawa umur.
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33 Abdar Bariq
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41 Menolong orang
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
BAB 60
61
BAB 61
62
BAB 62
63
BAB 63
64
BAB 64 Nasehat dan Mimpi
65
BAB 65 Perdebatan Ibu dan Anak
66
BAB 66 Perdebatan Kakak dan Adik
67
BAB 67 Rahman diberitahu semuanya
68
BAB 68 Abdar ditolak Rahman
69
BAB 69 Bertemu teman lama
70
BAB 70 Lamaran resmi.
71
BAB 71 Numpang sarapan.
72
BAB 72 Wartel
73
BAB 73 Pertemuan
74
BAB 74 40 hari
75
BAB 75 Persiapan
76
BAB 76 Pernikahan dan Tembakan.
77
BAB 77 Musibah membawa hikmah
78
BAB 78 Berkunjung Ke RS
79
BAB 79 Abizar vs Abdar
80
BAB 80 Pembatalan
81
BAB 81 Acara di Restoran
82
BAB 82 Pengakuan dan Lamaran
83
BAB 83 Pertemuan Abdar dan Candra
84
BAB 84 Tidak direncanakan
85
BAB 85 Sah?!
86
BAB 86 Malam yang gagal
87
BAB 87 Gara-gara mandi lagi
88
BAB 88 Puasa ..!!
89
BAB 89 Ke rumah Abdar
90
BAB 90 Resepsi Pernikahan
91
BAB 91 Malam Pertama, atau Kedua?
92
BAB 92 Kejutan
93
BAB 93 Trio wewek
94
BAB 94 Melihat Proyek
95
BAB 95 Butik
96
BAB 96 Rahman bin Rahimah, Berterimakasih
97
BAB 97 Yang Lagi Bucin-bucinnya (Extra part).
98
BAB 98 Big Bos Memasak (Extra part).
99
BAB 99 (Extra part).
100
BAB 100 (Extra part.)
101
BAB 101 (Extra part.)
102
Pengumuman
103
(Extra part)
104
(Extra part)
105
Bab ๏ธŽlagi
106
Malaikat kecil.
107
Pengumuman karya baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!