Happy reading 🤗
Kasih like dan Votenya dong guys.
Semangat Bacanya 😘😘😘😘
.
.
.
.
.
.
.
.
Aulia, gadis satu-satunya raja Iblis dan pembunuh bayaran sudah memantapkan hatinya juga sudah membuat keputusan yang telah ia pikirkan matang-matang. Semalam ia sudah berbicara pada Daddy dan Mommynya bahwa dirinya akan melanjutkan sekolah ke Meksiko, awalnya Tuan Farhan tidak mengizinkan. Namun karena keinginan putrinya lebih besar. Maka dengan berat hati, ayah beranak lima itu akhirnya mengizinkannya.
Pagi ini mereka semua sudah berkumpul di meja makan juga keluarga besar Tuan Zeus. Di mana Aulia duduk di samping Tio begitupula dengan Karla. Di sana juga ada Amanda dan Alex sedangkan Putri mereka mengikuti Hamas dan Azhar karena dirinya tidak mau di tinggal oleh Hamas. Huh! Benar-benar bucin tingkat akut, seakan batas-batas geografis tidak akan menjadi penghalang olehnya untuk mengejar cintanya.
Sedangkan dua D, Dafa dan Daffin sudah ke sekolah di antar oleh Richo sebagai supirnya.
"Sayang, Lia serius akan pergi ke Meksiko? pendidikan di sini juga bagus sayang apa kamu akan meninggalkan Daddy hmmmm...?" tutur Tuan Farhan yang masih tidak rela putrinya pergi. Padahal semalam dirinya sudah setuju namun tetap saja ia begitu berat. Hanya Aulia adalah putri satu-satunya dan raja Iblis sangat mencintainya.
"Dad, jangan khawatir Lia akan baik-baik di sana. Lagian Lia akan tinggal bersama Oppa Zeus mereka akan menjaga Lia apalagi ada Uncle Tio... bukan begitu Uncle?" jelas Aulia melempar senyuman manisnya pada pria di sampingnya. Tio hanya tersenyum kikuk kala tatapan datar terarah padanya.
"Haahh!. Baiklah jika itu adalah keinginan Lia, Daddy tidak bisa apa-apa lagi... jika sudah sampai segeralah hubungi Daddy agar Daddy tidak khawatir" kata Tuan Farhan mendesah berat. Jons meraih tangan suaminya menatapnya dengan isyarat agar tidak perlu cemas.
"Biarkan saja lagian cucuku belum pernah keluar negeri jadi sekalian bisa menambah wawasannya" ujar Nyonya Mita.
"Aku setuju denganmu Ma" timpal Tuan Wijaya.
"Jangan khawatir, aku pasti akan menjaga cucuku dengan sebaik mungkin" kali ini Tuan Zeus angkat bicara meyakinkan Tuan Farhan bahwa ia akan bertanggung jawab atas keselamatan putrinya.
"Aku percayakan pada kalian semua" ucap Jons tersenyum tipis. Tuan Farhan kembali menyantap makanannya entah apa yang ada di benaknya hingga membuat wajahnya tampak serius. Walaupun biasanya wajahnya selalu datar namun tidak untuk hari ini, wajahnya tersirat sesuatu yang sulit di tebak.
Aulia menghembuskan napas berat ia tahu Daddynya tidak setuju namun ia harus meraih cintanya itu untuk kembali di jalan yang sesungguhnya.
"Maafin Lia, tapi ku mohon Daddy bisa mengerti Lia. Lia sangat mencintai Uncle Tio biarkan Lia berjuang untuk cinta Lia..." bisik Aulia dalam hati.
Semua di sana kembali makan dengan tenang hingga Tuan Farhan kembali bersuara.
"Kapan pesawat ayah akan berangkat?" tanya raja Iblis.
"Jam 9:25 Tuan muda" jawab Tio tanpa menatap Tuan Farhan.
Tuan Farhan terdiam sesaat menarik napas panjang, menetralkan kembali raut wajahnya.
Hingga acara sarapan itu selesai. Mereka beranjak dari tempat duduk berjalan menuju keluar sedangkan anggota Black Wolf di bidang dapur segera membereskan piring-piring kotor membawanya ke wastafel dan mencucinya.
Karena barang-barang sudah di angkut ke dalam bagasi mobil milik keluarga Tuan Wijaya hingga tidak membuat mereka kerepotan untuk mengangkat barang lagi. Sekarang ini mereka sudah di depan pintu hendak pamit untuk pergi.
"Padahal baru saja bertemu dan secepat ini sudah pergi lagi" ujar Tuan Wijaya pada Tuan Zeus. Kedua laki-laki itu ternyata adalah sahabat saat kuliah dulu namun baru sekarang mereka bertemu, setelah sekian lama hilang kontak. Apalagi mengetahui bahwa Jons adakah anak angkat Tuan Zeus membuat mereka sangat terkejut juga sangat bahagia.
"Nanti jika ada waktu aku akan kemari, jadi tidak perlu rindu seberat itu" balas Tuan Zeus membuat mereka terkekeh lucu.
"Oppa Zeus romantis, bisa gombal juga padahal sudah tua" celetuk Aulia cekikikan.
"Aduh, cucu Nenek kalau bicara yah, suka benar." Timpal Nyonya Mita dan mereka hanya tersenyum tipis. Apalagi tatapan seorang pria yang tidak pernah lepas dari Aulia dan hal itu di ketahui oleh Tuan Farhan juga Karla.
"Sebaiknya kita berangkat saja" seru Tuan Farhan dan itu langsung di setujui oleh Tuan Zeus dan rombongan.
"Hati-hati jangan terlalu capek, ingat umur sudah tua" peringat Tuan Wijaya.
"Terima kasih, kamu juga Jangan terlalu kerja apalagi urusan itu"
"Heh! jangan bicara sembarangan!" teriak Nyonya Mita berkacak pinggang ia tahu maksud Tuan Zeus dengan kata "itu".
"Sepertinya mobil tidak cukup lagi, putriku biar aku sendiri yang mengantarnya" kata Tuan Farhan saat melihat bahwa tempat duduk mobil keluarga terbatas, itulah sebabnya ia sendiri yang mengantar sang putri.
"Baiklah"
"Aku akan ikut." Tuan Farhan, Jons, serta Aulia lalu naik ke dalam mobil. Meninggalkan kediaman Mansion Utama menyusuri jalanan aspal.
Karena waktu penerbangan akan sebentar lagi, Tuan Farhan melajukan mobilnya di atas rata-rata, sekalipun Tuan Zeus menggunakan jet pribadi namun mereka harus tepat waktu bukan.
Hingga sampai mereka di parkiran bandara pada jam 9 tepat bersamaan dengan itu mobil yang di tumpangi Tuan Zeus berhenti di belakang mobil Toyota Avanza keluaran terbaru milik Tuan Farhan.
"Ayo sayang kita keluar" ajak Tuan Farhan. Mereka semua turun dari mobil begitupula dengan orang-orang di mobil belakang. Pria beranak lima itu membuka bagasi mobil dan mengambil satu buah koper berwarna hijau.
"Sayang kamu hati-hati di sana, ingat untuk menghindari perkelahian jangan membuat masalah yah" nasehat Jons wanita di samping Aulia.
"Jangan khawatir Mom, Lia tahu membedakan mana perbuatan baik dan buruk" jawab Aulia menggenggam jemari Jons membuat wanita tomboy itu tersenyum tipis.
"Sayang, jangan lupa untuk telepon Daddy jika sudah sampai nanti yah, kau tahu Daddy tidak bisa jauh dari Lia karena Lia adalah putri satu-satunya Daddy" lirih Tuan Farhan menampilkan wajah sedihnya.
"Lia tahu Daddy tidak setuju karena ada Uncle Tio, tapi please jangan biarkan Lia patah semangat Dad" gumam Aulia dalam hati.
"Percayalah, Putri Daddy ini sangat pandai berjaga diri. Daddy dan Mommy sudah mengajari Lia cara berlindung dari lawan so tidak perlu khawatir oke!." Ucap Aulia lembut meraih tangan sang Daddy dan menciumnya sayang.
"Kami harus pergi sekarang, karena sudah saatnya berangkat" sela Tuan Zeus. Tuan Farhan tersenyum tipis memeluk putrinya erat.
"Jangan lupa kabarin Daddy yah sayang" tutur Tuan Farhan berkali-kali.
"Astaga kenapa kalimat itu lagi?" gerutu Aulia mendesah berat.
"Sayang, jaga diri Lia baik-baik. Ayah, dek. Jangan lupa perhatiin Lia yah" Pinta Jons memohon pada ayah angkatnya.
"Jangan khawatir semuanya akan aman" jawab mereka serempak.
"Dadaah Dad, Mom. Jangan kangen yah Lia perginya lama lho" Aulia tertawa puas melihat kesedihan Daddynya yang sangat lucu. Baru kali ini melihat wajah Daddynya yang benar-benar kasihan. Namun mau bagaimana lagi ia harus memastikannya sendiri.
"Tuan muda, Jons, kami pamit" kata Tio menundukkan kepalanya.
"Kakak, kami pulang dulu,
"Hati-hati" lirih kedua pasangan suami-istri itu. Menatap punggung anaknya yang sudah menjauh dari pandangan mata.
"Sedihnya" gumam Jons. Memang inilah masa-masa tersulit bagi orang tua, ketika masih dalam kandungan, kemudian melahirkan merawatnya dari kecil yang belum bisa melakukan apapun hingga sebesar ini, selalu bersama. Namun pada akhirnya sang buah hati akan pergi meninggalkan mereka untuk mencari jati dirinya. Mereka hanya berharap agar sang buah hati lekas pulang.
"Kita buat lagi gimana sayang?" Celetuk Tuan Farhan dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang istri membuat pria itu tertawa terbahak-bahak.
Di lain tempat
Rombongan Tuan Zeus sudah masuk ke dalam jet pribadi miliknya, Tio, pria yang berumur 34 tahun itu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa panjang, menyandarkan kepalanya di sandaran sofa. Karla buru-buru ikut duduk di sisi Tio begitupula Aulia yang tidak mau kalah.
Tuan Zeus dan yang lainnya lebih memilih istirahat di atas kasur karena tubuh mereka sudah sangat kelelahan.
"Nona, lebih baik Nona istirahat di dalam kamar saja di sana juga ada tempat tidur" ucap Tio yang merasa kasihan pada gadis di samping kirinya.
"Iya sayang, Uncle Tio benar lebih baik Lia ke kamar saja." Sahut Karla.
"Tidak apa-apa Uncle, aunty. Lia duduk di sini saja" jawabnya pelan.
"Heh! Lia mau lihat apa yang akan kalian lakukan jika tidak ada Lia di sini!!" ketus Aulia dalam hati mengepal tangannya erat.
Pesawat sudah lepas landas butuh beberapa jam untuk sampai di bandara internasional Benito Juárez.
"Sayang, aku ngantuk" manja Karla yang langsung menjatuhkan kepalanya di atas pundak Tio.
"Tidurlah" ujar Tio lembut membuat Karla tersenyum senang. Namun tidak untuk Aulia, gadis itu mencebikkan bibirnya kesal menahan cemburu di hatinya.
"Cih! menjijikan" gerutu Aulia. Gadis remaja itu ikut memejamkan matanya, tadi malam dirinya tidak bisa tidur oleh sebabnya dirinya sangat mengantuk di pesawat.
"Maafkan Uncle Nona" batin Tio menatap sendu wajah gadis mungilnya. Hatinya sedikit terobati kala melihat wajah damai milik Aulia.
Pria itu berusaha memejamkan matanya namun tidak bisa. Ia melihat ke sisi kiri kekasihnya itu sudah tertidur pulas. Lalu ke arah kanannya terlihat Aulia yang juga sudah tertidur. Dengan penuh hati-hati Tio meraih kepala Aulia menjatuhkannya di atas pundaknya. Ia bisa merasakan aroma tubuh Aulia yang seperti aroma bayi menurutnya sangat nyaman.
"Tidurlah yang nyenyak sayang" batin Tio mencium pucuk kepala Aulia dan terlihat sedikit senyuman dari bibir putri Mafia itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta hadir maaf baru mampir lagi
2022-05-31
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
part ini panjang #sekali😘😘😘
2022-01-24
2
🎧Reo Ruari Onsiwasi
Aulia anak mafia
2021-11-26
2