Bab 3 Ungkapan Yang Di Tolak

Happy reading 🤗

Beri like dan Votenya dong kak 🤗❤️❤️❤️

.

.

.

.

.

.

.

Aulia yang tidak sengaja melihat kedatangan Tio pun sangat terkejut ia merasa senang melihatnya namun rasa bahagia itu tiba-tiba sirna kala melihat seorang wanita di samping Tio, sungguh dirinya tidak bisa menyaksikan kemesraan itu.

"Dek, kakak ke sana dulu yah" dua D mengangguk tanpa curiga. Aulia menghampiri kedua orang tuanya juga Kakek dan Neneknya.

"Nek, Kek" sapa Aulia tersenyum tipis. Aulia memeluk tubuh Tuan Wijaya juga Nyonya Mita bergantian. Lalu beralih pada Jons dan Tuan Farhan.

"Selamat cucu Nenek, tidak terasa Lia sudah selesai saja" tutur Nyonya Mita memberikan selamat pada Aulia.

"Kamu mau lanjut di mana sayang, kuliahnya?." Kali ini Tuan Wijaya angkat suara.

"Di Meksiko Kek, Lia kangen sama Oppa Zeus. Mungkin Lia akan tinggal bersama Oppo di sana" jawab Aulia tersenyum tipis. Tuan Wijaya dan Nyonya Mita mengangguk mengerti.

Namun tidak dengan Jons, wanita yang di kenal sebagai pembunuh bayaran itu tahu ada tujuan lain yang anak perempuannya rencanakan.

"Lia, putriku. Jangan pergi ke sana atau kau pasti akan sakit hati, Unclemu itu akan menikah sebentar lagi" bisik Jons dalam hati. Tuan Farhan yang tidak sengaja melihat wajah istrinya murung pun angkat bicara.

"Bagaimana jika Lia sekolah di Amerika saja? kan di sana juga ada abang Hamas dan Azhar mereka akan menjaga kamu sayang." Aulia mengepal tangannya kuat ia harus meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dirinya akan baik-baik saja. Ia bisa mengatasi masalah hatinya.

"Keputusan Lia sudah bulat Dad, Lia akan tetap ke Meksiko, Lia juga kangen sama Uncle Oskar" jawab Aulia. "Sekalipun sakit hati yang akan Lia dapatkan. Lia hanya ingin tahu bahwa Uncle Tio masih cinta atau sudah tidak lagi." Batin Aulia dengan sungguh-sungguh.

"Selamat malam Boss besar, Tuan muda, Jons, Nona Aulia" seorang pria yang ingin di hindari oleh Aulia kini berdiri di sampingnya bahkan menyapanya dengan senyum tipis di wajahnya.

Aulia menelan ludahnya kasar, tubuhnya tiba-tiba kaku tidak bisa di gerakkan.

"Kapan kamu datang Tio?" tanya mereka menatap Tio dan wanita di sampingnya bergantian.

"Kemarin Boss besar" jawab Tio tersenyum tipis. Pria itu juga melirik sekilas wajah cantik di sampingnya, sungguh ia sangat merindukan gadis itu namun apalah daya ia kini telah memiliki kekasih.

"Kakak" panggil Karla yang langsung menghampiri Jons memeluknya erat. "Aku merindukan kak Tezca" sambungnya lagi. Jons terkekeh kecil.

"Bagaimana keadaanmu? dan keadaan keluarga di sana...?" tanya Jons melerai pelukannya. Menatap wajah Karla lalu berganti menatap Tio.

"Baik kak. Eh kakak ipar apa kabar?" tanya Karla beralih pada Tuan Farhan sedang raja Iblis hanya menatap datar.

"Cih selalu saja datar. Apakah tidak ada sisi lembutnya sedikit!." Ketus Karla mencibir kesal.

"Itu karena kau berani memeluk milikku" jawab Tuan Farhan menarik tubuh Jons hingga merapat pada tubuhnya. Semua di sana terkekeh kecuali Aulia dan Tio. Bahkan pria itu tidak pernah mengalihkan atensinya dari wanita yang selalu ada di hatinya.

"Dia masih sama seperti dulu, masih bisa menggetarkan hatiku" gumam Tio dalam hati. Menghembuskan napas beratnya. Aulia lalu melirik ke arah Tio memberanikan diri untuk menyapanya.

"Uncle" tuturnya dengan wajah menunduk malu. Tio seketika menatap Aulia, ada rasa rindu di hatinya mendengar suara Nona mudanya itu. Ingin sekali menarik tubuh gadis kecilnya dalam pelukannya. Namun itu hanya dalam khayalannya.

"Nona Aulia, selamat yah, semoga kedepannya bisa lebih sukses lagi" jawab Tio tersenyum lembut.

"Uncle..."

"Sayang, apakah ini adalah gadis yang kau ceritakan?" tiba-tiba Karla mendekat ke arah Tio sembari menatap lembut pada Aulia.

"Karla!" tekan Tio menatap tajam pada kekasihnya, ia tidak suka jika apa yang ia ceritakan harus di ketahui oleh Aulia apalagi ada Boss besar juga Tuan mudanya.

"Hi cantik, kau tahu tidak pacarku Tio selalu menceritakanmu, bahkan tidak pernah absen" tanpa peduli Karla malah mendekati Aulia dan memeluknya tanpa permisi. "Kau tahu kekasihku sepertinya sangat mencintaimu tapi jangan harap kau bisa mengambilnya dengan mudah dariku" bisik Karla menepuk pelan pundak Aulia.

"Kamu masih kecil, kuburlah perasaan kamu, kamu tidak pantas untuk Tio karena kamu masih mudah sayang... biarkan aunty yang mengambil alih cintanya" bisiknya lagi membuat Aulia melebarkan matanya.

Entah apa maksud dari perkataan Karla pada Aulia apakah dirinya punya niatan baik atau buruk, tidak ada yang tahu tentang itu.

"Tidak! aku harus katakan pada Uncle kalau Lia sangat mencintai Uncle" batin Aulia tegas.

Aulia mendorong tubuh Karla pelan. Terlihat jelas senyum aneh dari wanita di depannya.

"Apa yang di bisikkan Karla pada Aulia" batin Tio dan Jons bersamaan.

"Mommy, Dad, Kek, Nek. Lia ke belakang dulu, Uncle Tio ikut Lia!" Aulia langsung menarik tangan Tio menjauh dari keluarganya, membawanya ke sebuah taman yang tidak ada orang di sana. Menghentikan langkahnya dan menghadap Tio.

Terlihat wajah datar dari Tio membuat Aulia menarik napas panjang. "Uncle Tio, Uncle masih suka kan sama Lia?" tanya Aulia meraih tangan kekar milik pria yang saat ini singgah di hatinya.

"Maaf Nona, Uncle akan menikah sebentar lagi. Jadi jangan tanyakan pertanyaan yang tidak penting" jawab Tio dingin.

"Heheheh, Uncle pasti bercanda kan? Lia sekarang sudah besar. Dan Lia suka sama Uncle, apakah Uncle akan membatalkan pernikahan Uncle dengan aunty Karla?... pasti jawabannya iya kan." Tutur Aulia menampilkan harapan di matanya. Tio bisa melihat itu.

"Maaf Nona! saya tidak mencintai Nona. Lagipula kekasih saya lebih pantas untuk menikah dengan saya dan kami saling mencintai" jelaa Tio melepas lembut tangan Aulia. Gadis dengan gaun hitam itu memundurkan tubuhnya menatap tak percaya apa yang barusan di katakan oleh Tio.

"Uncle Tio sudah berubah" lirih Aulia dalam hati.

Menahan sesak di dadanya ia kembali berujar. "Uncle pasti bercanda kan?" tanyanya lagi masih menampilkan senyum manisnya namun tersirat kepahitan di dalamnya. Hatinya benar-benar sakit saat ini.

"Rasa suka Nona untuk saya adalah sebuah kekaguman sementara bukanlah sebuah cinta, carilah pria lain yang seumuran dengan Nona, jangan berharap cinta pada pria yang sudah bau tanah ini" ucap Tio berusaha menjelaskan setenang mungkin.

Aulia menggeleng kepalanya, ia tahu rasa sukanya bukanlah satu atau dua hari ini tumbuh tapi dari beberapa tahun lalu.

"Tidak Uncle! Lia cinta sama Uncle" teriak Aulia menangis sesenggukan. Cairan kristal itu keluar dari pelupuk matanya yang indah. Namun tidak ada pergerakan dari pria di depannya untuk memeluknya seakan tidak ada simpati sedikitpun.

"Maaf Nona, itu hanya sebuah ilusi. Saya pergi dulu pacar saya pasti sudah mencari saya" Tio berbalik hendak pergi namun dengan cepat Aulia memeluknya dari belakang.

"Tidak! Uncle bohong kan? Uncle Tio masih cinta sama Lia, Lia bisa lihat dari mata Uncle sendiri." Seru Aulia memeluk erat tubuh Tio. Tio menguatkan hatinya untuk tidak goyah lagi, keputusannya sudah bulat dirinya adalah pria berumur dan tidak mungkin memiliki gadis labil seperti Nona mudanya.

"Lepas Lia!" ujar Tio berusaha melepas tangan Aulia namun tidak bisa.

"Tidak mau! Lia tidak akan melepaskannya sampai Uncle Tio mengatakan yang sebenarnya!" tukas Aulia bersikeras. Membuat Tio tak habis pikir dengan jalan pikiran anak muda sekarang.

"Saya bilang lepas Nona! apa kau tidak tahu caranya bersikap sopan!." Bentak Tio membuat Aulia terkejut dan seketika tangannya terlepas begitu saja. Tio segera meninggalkan tempat itu meninggalkan seorang gadis yang tengah terpukul.

Menjatuhkan tubuhnya di atas tanah yang berumput hijau.

"Hiks, hiks. Uncle Tio jahat! Uncle Tio jahat, hiks, hiks." Lirih Aulia menekuk lututnya menelungkupkan wajahnya di atas lututnya.

"Hiks, hiks. Lia di bentak. Uncle Tio jahatin Lia" lirihnya lagi. Hingga sebuah pelukan besar itu mendarat di tubuhnya. Aulia mendongak melihat empat laki-laki yang menjadi sahabat terbaiknya berada di sampingnya.

"Abang" seru Aulia langsung menghambur ke pelukan mereka. Hara, Gilang, Yogi dan Andre membalas pelukan itu. Mereka menyaksikan semua yang terjadi saat Tio dan Aulia saling berbicara.

"Hey, sudah jangan menangis lagi!" ujar Hara menenangkan.

"Mana gadis tomboy yang kuat. Kenapa sekarang jadi cengeng begini sih" tutur Gilang menghibur Aulia.

"Lia jelek tahu kalau nangis, senyum dong" celetuk Yogi dan Andre. Aulia terkekeh kecil. Ia bersyukur memiliki sahabat yang begitu baik juga sangat mengerti dirinya.

"Jangan nangis lagi, kau tahu abangmu ini sudah sangat lapar" curhat Gilang membuat Aulia mencebik kesal.

"Baiklah, ayo kita ke meja prasmanan" ajak Aulia melebarkan senyumnya. Menghapus air matanya dan menata kembali rambutnya yang sedikit berantakan.

"Begitu dong baru Aulia yang kami kenal" seru empat pria itu. Mereka lalu berjalan menuju meja penyajian kue juga minuman. Hingga sebuah tatapan tajam terus menatap ke arah Aulia juga empat pria yang berada di samping Aulia.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

kutukan cinta hadir thor

2022-05-24

0

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪​​​🇱​​​​❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐

semangat

2022-02-25

0

🎧Reo Ruari Onsiwasi

🎧Reo Ruari Onsiwasi

waduh Aulia sabar ya

2021-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berharap Dia Datang
2 Bab 2 Ucapan Selamat
3 Bab 3 Ungkapan Yang Di Tolak
4 Bab 4 Merasa Kesal
5 Bab 5 Satu Pulau Dua Penghuni
6 Bab 6 Tempat Baru
7 Bab 7 Jalan-Jalan
8 Bab 8 Terbakar Api Cemburu
9 Bab 9 Obrolan Di Meja Makan
10 Bab 10 Dilema
11 Bab 11 Broken
12 Bab 12 Pergi
13 Bab 13 Membuntuti
14 Bab 14 Di Copet
15 Bab 15 Pekerjaan Baru
16 Bab 16 Tuyul
17 Bab 17 Ke Meksiko
18 Bab 18 Mencari
19 Bab 19 Membawa Pulang
20 Bab 20 Kedatangan Tamu
21 Bab 21 Apakah Sudah Berakhir?
22 Bab 22 Menjemput
23 Bab 23 Rencana Aulia
24 Bab 24 Hot Drama
25 Bab 25 Gadis Imut
26 Bab 26 Selir
27 Bab 27 Bad Girl
28 Bab 28 Pizza
29 Bab 29 Permintaan
30 Bab 30 Senyum Pepsodent
31 Bab 31 Ke Indonesia
32 Bab 32 Taktik
33 Bab 33 Rine X
34 Bab 34 Terkena Tembakan
35 Bab 35 Ikatan Cinta
36 Bab 36 Kembali Ke Markas
37 Bab 37 Bullying
38 Bab 38 Panggilan Ke Sekolah
39 Bab 39 'Maaf' Yang Terselubung
40 Bab 40 Gadis Nakal
41 Bab 41 Membuat Peraturan
42 Bab 42 Ke Dunia Bawah
43 Bab 43 Horang Kaya
44 Bab 44 Pasar Gelap
45 Bab 45 Tak Tertolong
46 Bab 46 Harapan
47 Bab 47 Tipuan Mendapat Restu
48 Bab 48 Bocil Ganas
49 Bab 49 Kambuh
50 Bab 50 Rencana Balapan
51 Bab 51 Simbiosis mutualisme
52 Bab 52 Panggilan Guru
53 Bab 53 Tiba-tiba Berhenti
54 Bab 54 Khawatir
55 Bab 55 Berita Buruk
56 Bab 56 Keputusan
57 Bab 57 Dua D Bereaksi
58 Bab 58 Berkunjung
59 Bab 59 Kecemasan Putri Hades
60 Bab 60 Raja Iblis Sutradara Super
61 Bab 61 Si Jones Lepas Status Lajang
62 Bab 62 Melepaskan Dengan Ikhlas
63 Bab 63 Kamar Pengantin
64 Bab 64 Betina Buas
65 Bab 65 Pecah Rekor Terganas
66 Bab 66 Merawat
67 Bab 67 Ruang PS
68 Bab 68 Anak-Anak Sultan
69 Bab 69 Kesal
70 Bab 70 Kambuh lagi
71 Bab 72 Perjanjian
72 Bab 73 Ronald
73 Bab 71 Menyusul
74 Bab 72 Perjanjian
75 Bab 73 Ronald
76 Bab 74 Merasa Cemas
77 Bab 75 Coffy Cafe
78 Bab 76 Panas-Panas
79 Bab 77 Poligami
80 Bab 78 Musibah
81 Bab 79 Android
82 Bab 80 Masalah Kue Tart
83 Bab 81 Peresmian
84 Bab 82 Bahagia Itu Sederhana
85 Bab 83 Penghuni Baru
86 Bab 84 Sakit Mata
87 Bab 85 Syok Berat
88 Bab 86 Dapur
89 Bab 87 Makan Malam
90 Bab 88 Dua D
91 Bab 89 Game Developer
92 Bab 90 Kena Mental
93 Bab 91 Cemburu
94 Bab 92 Tiba-Tiba On
95 Bab 93 Terjatuh
96 Bab 94 Putri Kesayangan
97 Bab 95 Bisik-Bisik Teman
98 Bab 96 Danau Washington
99 Bab 97 Charlotte
100 Bab 98 Penyesalan Charlotte
101 Bab 99 Tidak Akan Pernah Kembali
102 Bab 100 Masuk Penjara
103 Bab 101 Pemakaman
104 Bab 102 Rencana Ke Washington
105 Bab 103 Di Siksa
106 Bab 104 Tuan Kalingga
107 Bab 105 Kekecewaan Raja Iblis
108 Bab 106 Mencari Alexa
109 Bab 107 Hilang Jejak
110 Bab 108 Bengkel mantap jaya
111 Bab 109 Penyesalan Hamas
112 Bab 110 Kesabaran Keluarga Mafia
113 Bab 111 Pulang Dengan Kekecewaan
114 Bab 112 Kesedihan Alex Dan Amanda
115 Bab 113 Berlapang Dada
116 Bab 114 Lamaran
117 Bab 115 Persiapan Lamaran
118 Bab 116 Kedatangan Ayu Dan Reyhan
119 Bab 117 Pernikahan Besar
120 Bab 118 Ucapan Selamat
121 Bab 119 Malam Pertama
122 Bab 120 Empat wanita Onar
123 Bab 121 Tamparan Dari Anak Kecil
124 Bab 122 Rujak Anggur
125 Bab 123 Merasa Aneh
126 Bab 124 Pencerahan
127 Bab 125 Kuliner Malam Legendaris
128 Bab 126 Kesakitan
129 Bab 127 Hampir Saja
130 Bab 128 Calon Ayah
131 Bab 129 Membesuk Aulia
132 Bab 130 Pulang Ke Mansion
133 Bab 131 Tak Kesampaian
134 Bab 132 Syukuran
135 Bab 133 Tuntas Hajat
136 Bab 134 Senyuman Mentari Pagi
137 Bab 135 Pasang Spanduk
138 Bab 136 Lain Di Hati Lain Di Mulut
139 Bab 137 Hadiah Pernikahan
140 Bab 138 Terjatuh
141 Bab 139 Sebelum Musibah
142 Bab 140 Tidak Percaya
143 Bab 141 Berbagi Penderitaan
144 Bab 142 Twins Boy
145 Bab 143 Ikutan Nimbrung
146 Bab 144 Pemakaman
147 Bab 145 Menjenguk Dua Cucu
148 Bab 146 Suara Hati Hamas
149 Bab 147 Kecelakaan
150 Bab 148 Panggilan Mama
151 Bab 149 Jejak Alexa
152 Bab 50 Jalan-jalan
153 Bab 151 Bertemu Nyonya
154 Bab 152 Bukankah Dia?
155 Bab 153 Keluarga Rusuh
156 Bab 154 Kecerdasan Aditya
157 Bab 155 Hilang Jejak
158 Bab 156 Booking Istri
159 Bab 157 Menjadi Bodyguard
160 Bab 158 Berkumpul Bersama Nenek
161 Bab 159 Fadel dan Fadil
162 Bab 160 Penguntit
163 Bab 161 Tidak Salah Lagi
164 Bab 162 Alexa's Hospital
165 Bab 163 Menghilang
166 Bab 164 Khayalan Anak kecil
167 Bab 165 Akan Bertemu
168 Bab 166 Sebuah Panggilan
169 Bab 167 Bunyi Alarm
170 Bab 168 Dia Yang Tak Bisa Di Gapai
171 Bab 169 Rasanya Plong
172 Bab 170 Di Tinggal Sendiri
173 Bab 171 Jujur
174 Bab 172 Adik Kurang Akhlak
175 Bab 173 Obrolan Hidup Si Bocil
176 Bab 174 Si Joni Tidur Lagi
177 Bab 175 Bertemu Alexa
178 Bab 176 Ke Rumah Sakit
179 Bab 177 Bertemu Amanda
180 Bab 178 Kedatangan Tuan Kalingga
181 Bab 179 Damai Di Atas Ranjang
182 Bab 180 Pelepasan
183 Bab 181 Itu Hanya Gurauan Anak Kecil
184 BAB 182 Di Buru Pulang
185 Bab 183 Demi Anak Atau Demi Dia?
186 Bab 184 Kamar Mandi Menjadi Solusi Akhir
187 Bab 185 Sebuah Postingan
188 Izin Hiatus
189 Bab 186 Menjemput Tuan Duda
190 Bab 187 Mengobrol
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1 Berharap Dia Datang
2
Bab 2 Ucapan Selamat
3
Bab 3 Ungkapan Yang Di Tolak
4
Bab 4 Merasa Kesal
5
Bab 5 Satu Pulau Dua Penghuni
6
Bab 6 Tempat Baru
7
Bab 7 Jalan-Jalan
8
Bab 8 Terbakar Api Cemburu
9
Bab 9 Obrolan Di Meja Makan
10
Bab 10 Dilema
11
Bab 11 Broken
12
Bab 12 Pergi
13
Bab 13 Membuntuti
14
Bab 14 Di Copet
15
Bab 15 Pekerjaan Baru
16
Bab 16 Tuyul
17
Bab 17 Ke Meksiko
18
Bab 18 Mencari
19
Bab 19 Membawa Pulang
20
Bab 20 Kedatangan Tamu
21
Bab 21 Apakah Sudah Berakhir?
22
Bab 22 Menjemput
23
Bab 23 Rencana Aulia
24
Bab 24 Hot Drama
25
Bab 25 Gadis Imut
26
Bab 26 Selir
27
Bab 27 Bad Girl
28
Bab 28 Pizza
29
Bab 29 Permintaan
30
Bab 30 Senyum Pepsodent
31
Bab 31 Ke Indonesia
32
Bab 32 Taktik
33
Bab 33 Rine X
34
Bab 34 Terkena Tembakan
35
Bab 35 Ikatan Cinta
36
Bab 36 Kembali Ke Markas
37
Bab 37 Bullying
38
Bab 38 Panggilan Ke Sekolah
39
Bab 39 'Maaf' Yang Terselubung
40
Bab 40 Gadis Nakal
41
Bab 41 Membuat Peraturan
42
Bab 42 Ke Dunia Bawah
43
Bab 43 Horang Kaya
44
Bab 44 Pasar Gelap
45
Bab 45 Tak Tertolong
46
Bab 46 Harapan
47
Bab 47 Tipuan Mendapat Restu
48
Bab 48 Bocil Ganas
49
Bab 49 Kambuh
50
Bab 50 Rencana Balapan
51
Bab 51 Simbiosis mutualisme
52
Bab 52 Panggilan Guru
53
Bab 53 Tiba-tiba Berhenti
54
Bab 54 Khawatir
55
Bab 55 Berita Buruk
56
Bab 56 Keputusan
57
Bab 57 Dua D Bereaksi
58
Bab 58 Berkunjung
59
Bab 59 Kecemasan Putri Hades
60
Bab 60 Raja Iblis Sutradara Super
61
Bab 61 Si Jones Lepas Status Lajang
62
Bab 62 Melepaskan Dengan Ikhlas
63
Bab 63 Kamar Pengantin
64
Bab 64 Betina Buas
65
Bab 65 Pecah Rekor Terganas
66
Bab 66 Merawat
67
Bab 67 Ruang PS
68
Bab 68 Anak-Anak Sultan
69
Bab 69 Kesal
70
Bab 70 Kambuh lagi
71
Bab 72 Perjanjian
72
Bab 73 Ronald
73
Bab 71 Menyusul
74
Bab 72 Perjanjian
75
Bab 73 Ronald
76
Bab 74 Merasa Cemas
77
Bab 75 Coffy Cafe
78
Bab 76 Panas-Panas
79
Bab 77 Poligami
80
Bab 78 Musibah
81
Bab 79 Android
82
Bab 80 Masalah Kue Tart
83
Bab 81 Peresmian
84
Bab 82 Bahagia Itu Sederhana
85
Bab 83 Penghuni Baru
86
Bab 84 Sakit Mata
87
Bab 85 Syok Berat
88
Bab 86 Dapur
89
Bab 87 Makan Malam
90
Bab 88 Dua D
91
Bab 89 Game Developer
92
Bab 90 Kena Mental
93
Bab 91 Cemburu
94
Bab 92 Tiba-Tiba On
95
Bab 93 Terjatuh
96
Bab 94 Putri Kesayangan
97
Bab 95 Bisik-Bisik Teman
98
Bab 96 Danau Washington
99
Bab 97 Charlotte
100
Bab 98 Penyesalan Charlotte
101
Bab 99 Tidak Akan Pernah Kembali
102
Bab 100 Masuk Penjara
103
Bab 101 Pemakaman
104
Bab 102 Rencana Ke Washington
105
Bab 103 Di Siksa
106
Bab 104 Tuan Kalingga
107
Bab 105 Kekecewaan Raja Iblis
108
Bab 106 Mencari Alexa
109
Bab 107 Hilang Jejak
110
Bab 108 Bengkel mantap jaya
111
Bab 109 Penyesalan Hamas
112
Bab 110 Kesabaran Keluarga Mafia
113
Bab 111 Pulang Dengan Kekecewaan
114
Bab 112 Kesedihan Alex Dan Amanda
115
Bab 113 Berlapang Dada
116
Bab 114 Lamaran
117
Bab 115 Persiapan Lamaran
118
Bab 116 Kedatangan Ayu Dan Reyhan
119
Bab 117 Pernikahan Besar
120
Bab 118 Ucapan Selamat
121
Bab 119 Malam Pertama
122
Bab 120 Empat wanita Onar
123
Bab 121 Tamparan Dari Anak Kecil
124
Bab 122 Rujak Anggur
125
Bab 123 Merasa Aneh
126
Bab 124 Pencerahan
127
Bab 125 Kuliner Malam Legendaris
128
Bab 126 Kesakitan
129
Bab 127 Hampir Saja
130
Bab 128 Calon Ayah
131
Bab 129 Membesuk Aulia
132
Bab 130 Pulang Ke Mansion
133
Bab 131 Tak Kesampaian
134
Bab 132 Syukuran
135
Bab 133 Tuntas Hajat
136
Bab 134 Senyuman Mentari Pagi
137
Bab 135 Pasang Spanduk
138
Bab 136 Lain Di Hati Lain Di Mulut
139
Bab 137 Hadiah Pernikahan
140
Bab 138 Terjatuh
141
Bab 139 Sebelum Musibah
142
Bab 140 Tidak Percaya
143
Bab 141 Berbagi Penderitaan
144
Bab 142 Twins Boy
145
Bab 143 Ikutan Nimbrung
146
Bab 144 Pemakaman
147
Bab 145 Menjenguk Dua Cucu
148
Bab 146 Suara Hati Hamas
149
Bab 147 Kecelakaan
150
Bab 148 Panggilan Mama
151
Bab 149 Jejak Alexa
152
Bab 50 Jalan-jalan
153
Bab 151 Bertemu Nyonya
154
Bab 152 Bukankah Dia?
155
Bab 153 Keluarga Rusuh
156
Bab 154 Kecerdasan Aditya
157
Bab 155 Hilang Jejak
158
Bab 156 Booking Istri
159
Bab 157 Menjadi Bodyguard
160
Bab 158 Berkumpul Bersama Nenek
161
Bab 159 Fadel dan Fadil
162
Bab 160 Penguntit
163
Bab 161 Tidak Salah Lagi
164
Bab 162 Alexa's Hospital
165
Bab 163 Menghilang
166
Bab 164 Khayalan Anak kecil
167
Bab 165 Akan Bertemu
168
Bab 166 Sebuah Panggilan
169
Bab 167 Bunyi Alarm
170
Bab 168 Dia Yang Tak Bisa Di Gapai
171
Bab 169 Rasanya Plong
172
Bab 170 Di Tinggal Sendiri
173
Bab 171 Jujur
174
Bab 172 Adik Kurang Akhlak
175
Bab 173 Obrolan Hidup Si Bocil
176
Bab 174 Si Joni Tidur Lagi
177
Bab 175 Bertemu Alexa
178
Bab 176 Ke Rumah Sakit
179
Bab 177 Bertemu Amanda
180
Bab 178 Kedatangan Tuan Kalingga
181
Bab 179 Damai Di Atas Ranjang
182
Bab 180 Pelepasan
183
Bab 181 Itu Hanya Gurauan Anak Kecil
184
BAB 182 Di Buru Pulang
185
Bab 183 Demi Anak Atau Demi Dia?
186
Bab 184 Kamar Mandi Menjadi Solusi Akhir
187
Bab 185 Sebuah Postingan
188
Izin Hiatus
189
Bab 186 Menjemput Tuan Duda
190
Bab 187 Mengobrol

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!