Happy reading 🤗
Beri like dan Votenya dong kak 🤗❤️❤️❤️
.
.
.
.
.
.
.
Aulia yang tidak sengaja melihat kedatangan Tio pun sangat terkejut ia merasa senang melihatnya namun rasa bahagia itu tiba-tiba sirna kala melihat seorang wanita di samping Tio, sungguh dirinya tidak bisa menyaksikan kemesraan itu.
"Dek, kakak ke sana dulu yah" dua D mengangguk tanpa curiga. Aulia menghampiri kedua orang tuanya juga Kakek dan Neneknya.
"Nek, Kek" sapa Aulia tersenyum tipis. Aulia memeluk tubuh Tuan Wijaya juga Nyonya Mita bergantian. Lalu beralih pada Jons dan Tuan Farhan.
"Selamat cucu Nenek, tidak terasa Lia sudah selesai saja" tutur Nyonya Mita memberikan selamat pada Aulia.
"Kamu mau lanjut di mana sayang, kuliahnya?." Kali ini Tuan Wijaya angkat suara.
"Di Meksiko Kek, Lia kangen sama Oppa Zeus. Mungkin Lia akan tinggal bersama Oppo di sana" jawab Aulia tersenyum tipis. Tuan Wijaya dan Nyonya Mita mengangguk mengerti.
Namun tidak dengan Jons, wanita yang di kenal sebagai pembunuh bayaran itu tahu ada tujuan lain yang anak perempuannya rencanakan.
"Lia, putriku. Jangan pergi ke sana atau kau pasti akan sakit hati, Unclemu itu akan menikah sebentar lagi" bisik Jons dalam hati. Tuan Farhan yang tidak sengaja melihat wajah istrinya murung pun angkat bicara.
"Bagaimana jika Lia sekolah di Amerika saja? kan di sana juga ada abang Hamas dan Azhar mereka akan menjaga kamu sayang." Aulia mengepal tangannya kuat ia harus meyakinkan kedua orang tuanya bahwa dirinya akan baik-baik saja. Ia bisa mengatasi masalah hatinya.
"Keputusan Lia sudah bulat Dad, Lia akan tetap ke Meksiko, Lia juga kangen sama Uncle Oskar" jawab Aulia. "Sekalipun sakit hati yang akan Lia dapatkan. Lia hanya ingin tahu bahwa Uncle Tio masih cinta atau sudah tidak lagi." Batin Aulia dengan sungguh-sungguh.
"Selamat malam Boss besar, Tuan muda, Jons, Nona Aulia" seorang pria yang ingin di hindari oleh Aulia kini berdiri di sampingnya bahkan menyapanya dengan senyum tipis di wajahnya.
Aulia menelan ludahnya kasar, tubuhnya tiba-tiba kaku tidak bisa di gerakkan.
"Kapan kamu datang Tio?" tanya mereka menatap Tio dan wanita di sampingnya bergantian.
"Kemarin Boss besar" jawab Tio tersenyum tipis. Pria itu juga melirik sekilas wajah cantik di sampingnya, sungguh ia sangat merindukan gadis itu namun apalah daya ia kini telah memiliki kekasih.
"Kakak" panggil Karla yang langsung menghampiri Jons memeluknya erat. "Aku merindukan kak Tezca" sambungnya lagi. Jons terkekeh kecil.
"Bagaimana keadaanmu? dan keadaan keluarga di sana...?" tanya Jons melerai pelukannya. Menatap wajah Karla lalu berganti menatap Tio.
"Baik kak. Eh kakak ipar apa kabar?" tanya Karla beralih pada Tuan Farhan sedang raja Iblis hanya menatap datar.
"Cih selalu saja datar. Apakah tidak ada sisi lembutnya sedikit!." Ketus Karla mencibir kesal.
"Itu karena kau berani memeluk milikku" jawab Tuan Farhan menarik tubuh Jons hingga merapat pada tubuhnya. Semua di sana terkekeh kecuali Aulia dan Tio. Bahkan pria itu tidak pernah mengalihkan atensinya dari wanita yang selalu ada di hatinya.
"Dia masih sama seperti dulu, masih bisa menggetarkan hatiku" gumam Tio dalam hati. Menghembuskan napas beratnya. Aulia lalu melirik ke arah Tio memberanikan diri untuk menyapanya.
"Uncle" tuturnya dengan wajah menunduk malu. Tio seketika menatap Aulia, ada rasa rindu di hatinya mendengar suara Nona mudanya itu. Ingin sekali menarik tubuh gadis kecilnya dalam pelukannya. Namun itu hanya dalam khayalannya.
"Nona Aulia, selamat yah, semoga kedepannya bisa lebih sukses lagi" jawab Tio tersenyum lembut.
"Uncle..."
"Sayang, apakah ini adalah gadis yang kau ceritakan?" tiba-tiba Karla mendekat ke arah Tio sembari menatap lembut pada Aulia.
"Karla!" tekan Tio menatap tajam pada kekasihnya, ia tidak suka jika apa yang ia ceritakan harus di ketahui oleh Aulia apalagi ada Boss besar juga Tuan mudanya.
"Hi cantik, kau tahu tidak pacarku Tio selalu menceritakanmu, bahkan tidak pernah absen" tanpa peduli Karla malah mendekati Aulia dan memeluknya tanpa permisi. "Kau tahu kekasihku sepertinya sangat mencintaimu tapi jangan harap kau bisa mengambilnya dengan mudah dariku" bisik Karla menepuk pelan pundak Aulia.
"Kamu masih kecil, kuburlah perasaan kamu, kamu tidak pantas untuk Tio karena kamu masih mudah sayang... biarkan aunty yang mengambil alih cintanya" bisiknya lagi membuat Aulia melebarkan matanya.
Entah apa maksud dari perkataan Karla pada Aulia apakah dirinya punya niatan baik atau buruk, tidak ada yang tahu tentang itu.
"Tidak! aku harus katakan pada Uncle kalau Lia sangat mencintai Uncle" batin Aulia tegas.
Aulia mendorong tubuh Karla pelan. Terlihat jelas senyum aneh dari wanita di depannya.
"Apa yang di bisikkan Karla pada Aulia" batin Tio dan Jons bersamaan.
"Mommy, Dad, Kek, Nek. Lia ke belakang dulu, Uncle Tio ikut Lia!" Aulia langsung menarik tangan Tio menjauh dari keluarganya, membawanya ke sebuah taman yang tidak ada orang di sana. Menghentikan langkahnya dan menghadap Tio.
Terlihat wajah datar dari Tio membuat Aulia menarik napas panjang. "Uncle Tio, Uncle masih suka kan sama Lia?" tanya Aulia meraih tangan kekar milik pria yang saat ini singgah di hatinya.
"Maaf Nona, Uncle akan menikah sebentar lagi. Jadi jangan tanyakan pertanyaan yang tidak penting" jawab Tio dingin.
"Heheheh, Uncle pasti bercanda kan? Lia sekarang sudah besar. Dan Lia suka sama Uncle, apakah Uncle akan membatalkan pernikahan Uncle dengan aunty Karla?... pasti jawabannya iya kan." Tutur Aulia menampilkan harapan di matanya. Tio bisa melihat itu.
"Maaf Nona! saya tidak mencintai Nona. Lagipula kekasih saya lebih pantas untuk menikah dengan saya dan kami saling mencintai" jelaa Tio melepas lembut tangan Aulia. Gadis dengan gaun hitam itu memundurkan tubuhnya menatap tak percaya apa yang barusan di katakan oleh Tio.
"Uncle Tio sudah berubah" lirih Aulia dalam hati.
Menahan sesak di dadanya ia kembali berujar. "Uncle pasti bercanda kan?" tanyanya lagi masih menampilkan senyum manisnya namun tersirat kepahitan di dalamnya. Hatinya benar-benar sakit saat ini.
"Rasa suka Nona untuk saya adalah sebuah kekaguman sementara bukanlah sebuah cinta, carilah pria lain yang seumuran dengan Nona, jangan berharap cinta pada pria yang sudah bau tanah ini" ucap Tio berusaha menjelaskan setenang mungkin.
Aulia menggeleng kepalanya, ia tahu rasa sukanya bukanlah satu atau dua hari ini tumbuh tapi dari beberapa tahun lalu.
"Tidak Uncle! Lia cinta sama Uncle" teriak Aulia menangis sesenggukan. Cairan kristal itu keluar dari pelupuk matanya yang indah. Namun tidak ada pergerakan dari pria di depannya untuk memeluknya seakan tidak ada simpati sedikitpun.
"Maaf Nona, itu hanya sebuah ilusi. Saya pergi dulu pacar saya pasti sudah mencari saya" Tio berbalik hendak pergi namun dengan cepat Aulia memeluknya dari belakang.
"Tidak! Uncle bohong kan? Uncle Tio masih cinta sama Lia, Lia bisa lihat dari mata Uncle sendiri." Seru Aulia memeluk erat tubuh Tio. Tio menguatkan hatinya untuk tidak goyah lagi, keputusannya sudah bulat dirinya adalah pria berumur dan tidak mungkin memiliki gadis labil seperti Nona mudanya.
"Lepas Lia!" ujar Tio berusaha melepas tangan Aulia namun tidak bisa.
"Tidak mau! Lia tidak akan melepaskannya sampai Uncle Tio mengatakan yang sebenarnya!" tukas Aulia bersikeras. Membuat Tio tak habis pikir dengan jalan pikiran anak muda sekarang.
"Saya bilang lepas Nona! apa kau tidak tahu caranya bersikap sopan!." Bentak Tio membuat Aulia terkejut dan seketika tangannya terlepas begitu saja. Tio segera meninggalkan tempat itu meninggalkan seorang gadis yang tengah terpukul.
Menjatuhkan tubuhnya di atas tanah yang berumput hijau.
"Hiks, hiks. Uncle Tio jahat! Uncle Tio jahat, hiks, hiks." Lirih Aulia menekuk lututnya menelungkupkan wajahnya di atas lututnya.
"Hiks, hiks. Lia di bentak. Uncle Tio jahatin Lia" lirihnya lagi. Hingga sebuah pelukan besar itu mendarat di tubuhnya. Aulia mendongak melihat empat laki-laki yang menjadi sahabat terbaiknya berada di sampingnya.
"Abang" seru Aulia langsung menghambur ke pelukan mereka. Hara, Gilang, Yogi dan Andre membalas pelukan itu. Mereka menyaksikan semua yang terjadi saat Tio dan Aulia saling berbicara.
"Hey, sudah jangan menangis lagi!" ujar Hara menenangkan.
"Mana gadis tomboy yang kuat. Kenapa sekarang jadi cengeng begini sih" tutur Gilang menghibur Aulia.
"Lia jelek tahu kalau nangis, senyum dong" celetuk Yogi dan Andre. Aulia terkekeh kecil. Ia bersyukur memiliki sahabat yang begitu baik juga sangat mengerti dirinya.
"Jangan nangis lagi, kau tahu abangmu ini sudah sangat lapar" curhat Gilang membuat Aulia mencebik kesal.
"Baiklah, ayo kita ke meja prasmanan" ajak Aulia melebarkan senyumnya. Menghapus air matanya dan menata kembali rambutnya yang sedikit berantakan.
"Begitu dong baru Aulia yang kami kenal" seru empat pria itu. Mereka lalu berjalan menuju meja penyajian kue juga minuman. Hingga sebuah tatapan tajam terus menatap ke arah Aulia juga empat pria yang berada di samping Aulia.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Senajudifa
kutukan cinta hadir thor
2022-05-24
0
𓂸ᶦᶰᵈ᭄🇪🇱❃ꨄ𝓪𝓢𝓲𝓪𝓱࿐
semangat
2022-02-25
0
🎧Reo Ruari Onsiwasi
waduh Aulia sabar ya
2021-11-26
0