Bab 4 Merasa Kesal

Happy reading 🤗

Like dan hadiahnya yah kaka 😁❤️❤️❤️❤️

.

.

.

.

.

.

.

.

Tatapan tajam milik seorang pria terus menatap ke arah Aulia dan teman-temannya, bahkan setiap langkah, kegiatan sekecil apapun tidak pernah lepas dari pantauannya. Tangannya yang tadi terlihat normal kini berubah menjadi kepalan tangan kuat seperti menahan sesuatu beban besar.

"Siapa mereka? kenapa begitu akrab sekali dengannya?" gumam seseorang dalam hati.

"Sayang" seorang wanita mengagetkannya pandangannya beralih pada wanita yang baru datang dan langsung memeluknya erat. Bertepatan dengan itu ada mata yang tidak sengaja melihatnya. Ulu hatinya kembali sakit, tidak mampu menahan air mata yang akan terjatuh mendongak ke atas mengerjap matanya berkali-kali.

"Kamu tidak apa-apa?." Tanya Hara saat dirinya melihat Aulia yang sepertinya tengah menahan tangis.

"I'm oke, don't worry" jawab Aulia terkekeh kecil.

"Kalian duduklah sebentar aku ada urusan dengan Lia" tutur Hara, dan ketiga temannya menganggukkan kepalanya, bahkan perhatiannya lebih pada kue yang tertata rapi di atas meja.

"Ayo ikut aku" Hara menarik tangan Aulia berjalan menuju suatu tempat yang sedikit sepi. Berjalan pelan menyusuri taman bunga yang di hiasi lampu kelap-kelip.

"Apakah pria itu yang Lia maksud?" tanya Hara masih menggenggam tangan Aulia. Sedikit menarik napas lalu menjawab.

"Iya, dia adalah Uncle Tio, yang selalu menjaga Lia dari kecil. Tadi saat bertemu dengan aunty Karla dia bilang kalau Uncle Tio masih cinta sama Lia tapi tidak tahu kenapa Uncle Tio malah berbicara akan menikah dengan aunty Karla" ujar Aulia dengan suara lirih. Hara menghentikan langkahnya menghadap ke arah Aulia.

Menangkup kedua wajah Aulia, tatapan keduanya saling bertemu terlihat butiran-butiran air di mata indah gadis di depannya.

"Aku tidak tahu bagaimana cerita sebenarnya, aku berharap cintanya Lia bisa terbalaskan... perjuangin apa yang menurut Lia benar namun jangan jika sudah tidak mampu lagi maka datanglah padaku. Pundakku akan selalu terbuka untuk Lia" jelas Hara lembut. Tangannya terangkat menghapus air mata itu. Senyum kembali terukir di bibir Aulia. Gadis itu menghambur ke pelukan pria kekar di depannya. Memeluknya dengan sangat erat.

"Abang Hara selalu mengerti Lia. Terima kasih" tutur Aulia masih dengan memeluk Hara. Pria itu tersenyum tipis ia bahagia jika gadis yang berada di pelukannya bisa seceria lagi.

"Apapun untuk adik abang" jelas Hara.

"Nona!" seru seseorang. Seorang pria dengan pakaian formalnya datang menghampiri Hara dan Aulia. Menarik tubuh Aulia menjauh dari Hara membuat Aulia menatap penuh tanya pada pria di sampingnya.

"Ayo ikut Uncle, ada yang ingin Uncle katakan" ujar Tio menarik tangan Aulia namun Putri Mafia itu tidak bergerak sedikitpun. Tio lalu menatap ke belakang lebih tepatnya pada Aulia, melihatnya dengan tatapan datarnya.

"Nona!" tekan Tio dengan nada tidak bisa di bantahkan.

"Lepaskan tangannya!!." Seru Hara yang tidak ingin Aulia di sakiti lagi.

"Tidak apa-apa Bang, mungkin Uncle ingin mengatakan sesuatu yang penting" ujar Aulia tersenyum tipis meyakinkan pada pria di depannya bahwa semua akan baik-baik saja. Dengan berat hati Hara membolehkan Tio membawa sahabat perempuannya walaupun sedikit tidak rela.

"Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Aulia!" tegas Hara dalam hatinya. Menatap kepergian Aulia dengan pria yang masih menggenggam tangannya.

"Uncle! katakan saja di sini, Lia masih sangat sibuk!." Ucap Aulia tiba-tiba. Dan Tio menghentikan langkahnya berbalik badan menatap ke arah Aulia.

"Jangan dekati pria itu!" tutur Tio menatap datar wajah wanita di depannya. Aulia mengerutkan keningnya heran. Menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman tangan Tio.

"Apa maksud Uncle? Hara adalah sahabat Lia, dan dia sangat baik... lagipula tidak ada urusannya dengan Uncle" jawab Aulia berusaha menatap mata Tio. Menahan perasaannya agar tidak lunak.

"Uncle tidak mau laki-laki itu menyakiti Nona" masih dengan tampang datarnya walau matanya menyiratkan kekhawatiran pada wanita di hadapannya.

"Cih! Menyakitiku? apa Uncle tidak sadar dengan kata-kata Uncle?" ingin sekali berteriak dengan kencang namun Aulia hanya bisa berbicara dalam hatinya.

"Abang Hara adalah laki-laki baik, dia akan menjaga Lia jadi jangan khawatir" ucapnya tegas. "Lia harus pergi Uncle, terima kasih sudah mau bersusah payah mengingatkan Lia." Sambungnya lagi. Kakinya hendak melangkah pergi namun di tahan oleh Tio. Menarik tubuh Aulia kuat hingga menabrak dada bidang Tio. Pria itu memeluk tubuh Aulia membuat wanita itu membeku seketika.

"Apa maksudnya ini? apakah Uncle masih mencintai Lia?" batin Aulia mendadak kaku. Bahkan tubuhnya tak sedikitpun bergerak.

"Lepaskan Lia Uncle! Lia tidak mau di cap sebagai pelakor!" tegas Lia walau merasakan sedikit sesak pada dadanya.

"Biarkan seperti ini dulu Nona! Uncle mohon" lirih Tio masih mendekap tubuh Aulia. Bahkan Aulia dapat merasakan sentuhan bibir yang terasa di kepalanya sepertinya Tio menciumnya.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi, yang tidak Lia ketahui?." bisik Aulia dalam hati. Karena merasakan rindu yang besar, pada akhirnya Aulia menerima pelukan itu menyandarkan kepalanya di dada bidang milik prianya.

"Entah mengapa aku sangat tidak rela jika kamu berbicara dengan pria lain... sekalipun itu adalah Tuan muda ataupun abang kamu" batin Tio.

"Jangan dekat- dekat dengan pria Nona, di dunia ini tidak ada laki-laki yang baik jangan sampai itu akan menyakiti perasaan Nona" ujar Tio yang ingin mengutarakan rasa cemburunya namun begitu sulit, seakan lidahnya menjadi keluh.

Aulia terkekeh sinis, wanita itu berdecak sebal. Mendorong tubuh Tio hingga pelukan itu terlepas. "Apakah itu termasuk dengan Uncle juga?" tanya Aulia balik membuat Tio terdiam. Tanpa menunggu lama Aulia pergi meninggalkan Tio yang tengah menatapnya sendu.

"Kenapa begitu sulit untuk menggapaimu Nona" gumam Tio mengulurkan tangannya yang hendak meraih tubuh Aulia namun jarak mereka terlalu jauh untuk di lampui. Pria itu masih menatap punggung Aulia yang semakin jauh dari pandangannya.

Mendesah berat lalu kembali ke kerumunan orang-orang. Dari arah depan dua orang pria berjalan ke arahnya. "Woeee, mentang-mentang udah punya pacar pada lupa teman sendiri heh!" seru Sandy dan Richo memukul pelan bahu Tio. Bukannya marah malah terkekeh kecil.

"Apa kalian masih seperti dulu, jones?" tanya Tio dengan tawa meledek.

"Aiihh, bukan kami tidak laku tapi wanitanya saja yang tidak pantas untuk kami" jelas Richo dengan bibir terangkat sebelah.

"Yah kalian benar, wanitanya tidak pantas karena wajah kalian yang terlalu burik" ledeknya membuat Sandy dan Richo menatap tajam pada sahabatnya. Hal itu membuat Tio tertawa terbahak-bahak membuat atensi sebagian tamu mengarah padanya. Berdehem kecil dan menetralkan kembali ekspresi wajahnya menjadi datar.

"Btw, aku belum mengucapkan selamat untuk Nona Aulia" tutur Richo.

"Eh, iya. Aku pun juga belum bagaimana jika kita bertiga pergi ke Nona Aulia?" saran Sandy dan Richo mengangguk setujui. Namun berbeda dengan pria di samping mereka.

"Sorry bro, aku sudah dari tadi jadi aku tidak ikut" alasan Tio dengan wajah dinginnya.

"Kalau begitu, anggap saja kamu menemani kami" Richo dan Sandy menarik paksa tubuh Tio hingga sampai di depan Aulia dan keluarganya. Kedua temannya melepas genggaman tangan mereka.

"Nona, selamat. Akhirnya selama 12 tahun ini Nona bisa menempuh pendidikan jenjang yang lebih tinggi... semoga keselamatan juga kebahagiaan selalu menyertai Nona" tutur Richo di hadapan Nona mudanya.

"Terima kasih Uncle Richo" ujar Aulia tersenyum lebar.

"Akhirnya, namaku bisa di sebut dengan benar" gumam Richo dalam hati. Sepertinya Richo begitu risih jika mendengar namanya yang selalu salah dari mulut Nona mudanya. Hahaha maklum Richo namanya juga anak kecil pasti mengalami faseh cadelnya itu.

"Nona selamat yah semoga kedepannya lebih baik lagi dari ini" Sandy ikut bersuara dan Aulia melebarkan senyumnya.

"Terima kasih Uncle Sandy"

"Kapan kalian berdua akan menikah? apa kalian mau kalah sama sahabat kalian yang satu ini... dia saja sudah jelas hari pernikahannya, masa kalian belum ada kemajuan" ujar Tuan Farhan menatap Richo dan Sandy lalu bergantian melirik Tio.

Mendengar Tio akan menikah membuat Aulia mengepal tangannya. Gadis itu menahan agar tidak menangis di sana.

"Lia" seru beberapa orang pria.

Semua di sana menatap ke sumber suara. Ada empat laki-laki berjalan ke arah mereka.

"Abang" gumam Aulia tersenyum tipis.

"Selamat yah akhirnya lulus juga dan akhirnya tidak perlu bolos sekolah lagi" bisik Gilang membuat Aulia langsung menatap datar objeknya.

"Malam Om, Tante, Kek, Nek" sapa mereka tersenyum ramah.

"Kalian sahabat cucu saya?" tanya Tuan Wijaya.

"Iya Kek" jawab mereka bersamaan.

"Terima kasih sudah mau berteman dengan cucuku, huh! akhirnya dia punya teman padahal di sekolah sama sekali tidak punya. Benar-benar langkah" ucap Nyonya Mita terkekeh kecil. Dan empat sahabat Aulia hanya tersenyum kikuk.

Hara tidak sengaja bertubrukan mata dengan Tio, ia tersenyum sinis. Dan tiba-tiba ada ide jail muncul di kepalanya.

"Dek Lia, selamat atas keberhasilannya, semoga kedepannya menjadi lebih baik lagi" tutur Hara dan langsung memeluk tubuh Aulia membuat semua mata tercengang menatap keberanian Hara. Aulia membalas pelukan Hara. Namun ada tatapan yang sulit di artikan mengarah pada kedua sejoli yang tengah berpelukan.

"Selamat yah dek" tuturnya lagi masih dengan memeluk tubuh Aulia kencang.

"Brengsek!" umpat pria itu dalam hati. Lalu meninggalkan adegan yang membuat matanya sakit. Entah kenapa melihat Aulia dengan pria lain membuat darahnya mendidih seketika. seakan hawa panas menyeruak ke dalam tubuhnya.

"Ada apa dengan Uncle Tio?" bisik Aulia dalam hatinya menatap datar tubuh tegap pria yang semakin jauh darinya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Bersambung

Terpopuler

Comments

🎧Reo Ruari Onsiwasi

🎧Reo Ruari Onsiwasi

siapa yang menatap tajam ke arah aulia

2021-11-26

0

Dair Kasma

Dair Kasma

Ayo Thor semangat lanjut kuy

2021-10-01

1

Ani Matital Waiitauw

Ani Matital Waiitauw

Gimana Tio rasanya sakitkan itu juga yg d rasa non Aulia

2021-10-01

15

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Berharap Dia Datang
2 Bab 2 Ucapan Selamat
3 Bab 3 Ungkapan Yang Di Tolak
4 Bab 4 Merasa Kesal
5 Bab 5 Satu Pulau Dua Penghuni
6 Bab 6 Tempat Baru
7 Bab 7 Jalan-Jalan
8 Bab 8 Terbakar Api Cemburu
9 Bab 9 Obrolan Di Meja Makan
10 Bab 10 Dilema
11 Bab 11 Broken
12 Bab 12 Pergi
13 Bab 13 Membuntuti
14 Bab 14 Di Copet
15 Bab 15 Pekerjaan Baru
16 Bab 16 Tuyul
17 Bab 17 Ke Meksiko
18 Bab 18 Mencari
19 Bab 19 Membawa Pulang
20 Bab 20 Kedatangan Tamu
21 Bab 21 Apakah Sudah Berakhir?
22 Bab 22 Menjemput
23 Bab 23 Rencana Aulia
24 Bab 24 Hot Drama
25 Bab 25 Gadis Imut
26 Bab 26 Selir
27 Bab 27 Bad Girl
28 Bab 28 Pizza
29 Bab 29 Permintaan
30 Bab 30 Senyum Pepsodent
31 Bab 31 Ke Indonesia
32 Bab 32 Taktik
33 Bab 33 Rine X
34 Bab 34 Terkena Tembakan
35 Bab 35 Ikatan Cinta
36 Bab 36 Kembali Ke Markas
37 Bab 37 Bullying
38 Bab 38 Panggilan Ke Sekolah
39 Bab 39 'Maaf' Yang Terselubung
40 Bab 40 Gadis Nakal
41 Bab 41 Membuat Peraturan
42 Bab 42 Ke Dunia Bawah
43 Bab 43 Horang Kaya
44 Bab 44 Pasar Gelap
45 Bab 45 Tak Tertolong
46 Bab 46 Harapan
47 Bab 47 Tipuan Mendapat Restu
48 Bab 48 Bocil Ganas
49 Bab 49 Kambuh
50 Bab 50 Rencana Balapan
51 Bab 51 Simbiosis mutualisme
52 Bab 52 Panggilan Guru
53 Bab 53 Tiba-tiba Berhenti
54 Bab 54 Khawatir
55 Bab 55 Berita Buruk
56 Bab 56 Keputusan
57 Bab 57 Dua D Bereaksi
58 Bab 58 Berkunjung
59 Bab 59 Kecemasan Putri Hades
60 Bab 60 Raja Iblis Sutradara Super
61 Bab 61 Si Jones Lepas Status Lajang
62 Bab 62 Melepaskan Dengan Ikhlas
63 Bab 63 Kamar Pengantin
64 Bab 64 Betina Buas
65 Bab 65 Pecah Rekor Terganas
66 Bab 66 Merawat
67 Bab 67 Ruang PS
68 Bab 68 Anak-Anak Sultan
69 Bab 69 Kesal
70 Bab 70 Kambuh lagi
71 Bab 72 Perjanjian
72 Bab 73 Ronald
73 Bab 71 Menyusul
74 Bab 72 Perjanjian
75 Bab 73 Ronald
76 Bab 74 Merasa Cemas
77 Bab 75 Coffy Cafe
78 Bab 76 Panas-Panas
79 Bab 77 Poligami
80 Bab 78 Musibah
81 Bab 79 Android
82 Bab 80 Masalah Kue Tart
83 Bab 81 Peresmian
84 Bab 82 Bahagia Itu Sederhana
85 Bab 83 Penghuni Baru
86 Bab 84 Sakit Mata
87 Bab 85 Syok Berat
88 Bab 86 Dapur
89 Bab 87 Makan Malam
90 Bab 88 Dua D
91 Bab 89 Game Developer
92 Bab 90 Kena Mental
93 Bab 91 Cemburu
94 Bab 92 Tiba-Tiba On
95 Bab 93 Terjatuh
96 Bab 94 Putri Kesayangan
97 Bab 95 Bisik-Bisik Teman
98 Bab 96 Danau Washington
99 Bab 97 Charlotte
100 Bab 98 Penyesalan Charlotte
101 Bab 99 Tidak Akan Pernah Kembali
102 Bab 100 Masuk Penjara
103 Bab 101 Pemakaman
104 Bab 102 Rencana Ke Washington
105 Bab 103 Di Siksa
106 Bab 104 Tuan Kalingga
107 Bab 105 Kekecewaan Raja Iblis
108 Bab 106 Mencari Alexa
109 Bab 107 Hilang Jejak
110 Bab 108 Bengkel mantap jaya
111 Bab 109 Penyesalan Hamas
112 Bab 110 Kesabaran Keluarga Mafia
113 Bab 111 Pulang Dengan Kekecewaan
114 Bab 112 Kesedihan Alex Dan Amanda
115 Bab 113 Berlapang Dada
116 Bab 114 Lamaran
117 Bab 115 Persiapan Lamaran
118 Bab 116 Kedatangan Ayu Dan Reyhan
119 Bab 117 Pernikahan Besar
120 Bab 118 Ucapan Selamat
121 Bab 119 Malam Pertama
122 Bab 120 Empat wanita Onar
123 Bab 121 Tamparan Dari Anak Kecil
124 Bab 122 Rujak Anggur
125 Bab 123 Merasa Aneh
126 Bab 124 Pencerahan
127 Bab 125 Kuliner Malam Legendaris
128 Bab 126 Kesakitan
129 Bab 127 Hampir Saja
130 Bab 128 Calon Ayah
131 Bab 129 Membesuk Aulia
132 Bab 130 Pulang Ke Mansion
133 Bab 131 Tak Kesampaian
134 Bab 132 Syukuran
135 Bab 133 Tuntas Hajat
136 Bab 134 Senyuman Mentari Pagi
137 Bab 135 Pasang Spanduk
138 Bab 136 Lain Di Hati Lain Di Mulut
139 Bab 137 Hadiah Pernikahan
140 Bab 138 Terjatuh
141 Bab 139 Sebelum Musibah
142 Bab 140 Tidak Percaya
143 Bab 141 Berbagi Penderitaan
144 Bab 142 Twins Boy
145 Bab 143 Ikutan Nimbrung
146 Bab 144 Pemakaman
147 Bab 145 Menjenguk Dua Cucu
148 Bab 146 Suara Hati Hamas
149 Bab 147 Kecelakaan
150 Bab 148 Panggilan Mama
151 Bab 149 Jejak Alexa
152 Bab 50 Jalan-jalan
153 Bab 151 Bertemu Nyonya
154 Bab 152 Bukankah Dia?
155 Bab 153 Keluarga Rusuh
156 Bab 154 Kecerdasan Aditya
157 Bab 155 Hilang Jejak
158 Bab 156 Booking Istri
159 Bab 157 Menjadi Bodyguard
160 Bab 158 Berkumpul Bersama Nenek
161 Bab 159 Fadel dan Fadil
162 Bab 160 Penguntit
163 Bab 161 Tidak Salah Lagi
164 Bab 162 Alexa's Hospital
165 Bab 163 Menghilang
166 Bab 164 Khayalan Anak kecil
167 Bab 165 Akan Bertemu
168 Bab 166 Sebuah Panggilan
169 Bab 167 Bunyi Alarm
170 Bab 168 Dia Yang Tak Bisa Di Gapai
171 Bab 169 Rasanya Plong
172 Bab 170 Di Tinggal Sendiri
173 Bab 171 Jujur
174 Bab 172 Adik Kurang Akhlak
175 Bab 173 Obrolan Hidup Si Bocil
176 Bab 174 Si Joni Tidur Lagi
177 Bab 175 Bertemu Alexa
178 Bab 176 Ke Rumah Sakit
179 Bab 177 Bertemu Amanda
180 Bab 178 Kedatangan Tuan Kalingga
181 Bab 179 Damai Di Atas Ranjang
182 Bab 180 Pelepasan
183 Bab 181 Itu Hanya Gurauan Anak Kecil
184 BAB 182 Di Buru Pulang
185 Bab 183 Demi Anak Atau Demi Dia?
186 Bab 184 Kamar Mandi Menjadi Solusi Akhir
187 Bab 185 Sebuah Postingan
188 Izin Hiatus
189 Bab 186 Menjemput Tuan Duda
190 Bab 187 Mengobrol
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Bab 1 Berharap Dia Datang
2
Bab 2 Ucapan Selamat
3
Bab 3 Ungkapan Yang Di Tolak
4
Bab 4 Merasa Kesal
5
Bab 5 Satu Pulau Dua Penghuni
6
Bab 6 Tempat Baru
7
Bab 7 Jalan-Jalan
8
Bab 8 Terbakar Api Cemburu
9
Bab 9 Obrolan Di Meja Makan
10
Bab 10 Dilema
11
Bab 11 Broken
12
Bab 12 Pergi
13
Bab 13 Membuntuti
14
Bab 14 Di Copet
15
Bab 15 Pekerjaan Baru
16
Bab 16 Tuyul
17
Bab 17 Ke Meksiko
18
Bab 18 Mencari
19
Bab 19 Membawa Pulang
20
Bab 20 Kedatangan Tamu
21
Bab 21 Apakah Sudah Berakhir?
22
Bab 22 Menjemput
23
Bab 23 Rencana Aulia
24
Bab 24 Hot Drama
25
Bab 25 Gadis Imut
26
Bab 26 Selir
27
Bab 27 Bad Girl
28
Bab 28 Pizza
29
Bab 29 Permintaan
30
Bab 30 Senyum Pepsodent
31
Bab 31 Ke Indonesia
32
Bab 32 Taktik
33
Bab 33 Rine X
34
Bab 34 Terkena Tembakan
35
Bab 35 Ikatan Cinta
36
Bab 36 Kembali Ke Markas
37
Bab 37 Bullying
38
Bab 38 Panggilan Ke Sekolah
39
Bab 39 'Maaf' Yang Terselubung
40
Bab 40 Gadis Nakal
41
Bab 41 Membuat Peraturan
42
Bab 42 Ke Dunia Bawah
43
Bab 43 Horang Kaya
44
Bab 44 Pasar Gelap
45
Bab 45 Tak Tertolong
46
Bab 46 Harapan
47
Bab 47 Tipuan Mendapat Restu
48
Bab 48 Bocil Ganas
49
Bab 49 Kambuh
50
Bab 50 Rencana Balapan
51
Bab 51 Simbiosis mutualisme
52
Bab 52 Panggilan Guru
53
Bab 53 Tiba-tiba Berhenti
54
Bab 54 Khawatir
55
Bab 55 Berita Buruk
56
Bab 56 Keputusan
57
Bab 57 Dua D Bereaksi
58
Bab 58 Berkunjung
59
Bab 59 Kecemasan Putri Hades
60
Bab 60 Raja Iblis Sutradara Super
61
Bab 61 Si Jones Lepas Status Lajang
62
Bab 62 Melepaskan Dengan Ikhlas
63
Bab 63 Kamar Pengantin
64
Bab 64 Betina Buas
65
Bab 65 Pecah Rekor Terganas
66
Bab 66 Merawat
67
Bab 67 Ruang PS
68
Bab 68 Anak-Anak Sultan
69
Bab 69 Kesal
70
Bab 70 Kambuh lagi
71
Bab 72 Perjanjian
72
Bab 73 Ronald
73
Bab 71 Menyusul
74
Bab 72 Perjanjian
75
Bab 73 Ronald
76
Bab 74 Merasa Cemas
77
Bab 75 Coffy Cafe
78
Bab 76 Panas-Panas
79
Bab 77 Poligami
80
Bab 78 Musibah
81
Bab 79 Android
82
Bab 80 Masalah Kue Tart
83
Bab 81 Peresmian
84
Bab 82 Bahagia Itu Sederhana
85
Bab 83 Penghuni Baru
86
Bab 84 Sakit Mata
87
Bab 85 Syok Berat
88
Bab 86 Dapur
89
Bab 87 Makan Malam
90
Bab 88 Dua D
91
Bab 89 Game Developer
92
Bab 90 Kena Mental
93
Bab 91 Cemburu
94
Bab 92 Tiba-Tiba On
95
Bab 93 Terjatuh
96
Bab 94 Putri Kesayangan
97
Bab 95 Bisik-Bisik Teman
98
Bab 96 Danau Washington
99
Bab 97 Charlotte
100
Bab 98 Penyesalan Charlotte
101
Bab 99 Tidak Akan Pernah Kembali
102
Bab 100 Masuk Penjara
103
Bab 101 Pemakaman
104
Bab 102 Rencana Ke Washington
105
Bab 103 Di Siksa
106
Bab 104 Tuan Kalingga
107
Bab 105 Kekecewaan Raja Iblis
108
Bab 106 Mencari Alexa
109
Bab 107 Hilang Jejak
110
Bab 108 Bengkel mantap jaya
111
Bab 109 Penyesalan Hamas
112
Bab 110 Kesabaran Keluarga Mafia
113
Bab 111 Pulang Dengan Kekecewaan
114
Bab 112 Kesedihan Alex Dan Amanda
115
Bab 113 Berlapang Dada
116
Bab 114 Lamaran
117
Bab 115 Persiapan Lamaran
118
Bab 116 Kedatangan Ayu Dan Reyhan
119
Bab 117 Pernikahan Besar
120
Bab 118 Ucapan Selamat
121
Bab 119 Malam Pertama
122
Bab 120 Empat wanita Onar
123
Bab 121 Tamparan Dari Anak Kecil
124
Bab 122 Rujak Anggur
125
Bab 123 Merasa Aneh
126
Bab 124 Pencerahan
127
Bab 125 Kuliner Malam Legendaris
128
Bab 126 Kesakitan
129
Bab 127 Hampir Saja
130
Bab 128 Calon Ayah
131
Bab 129 Membesuk Aulia
132
Bab 130 Pulang Ke Mansion
133
Bab 131 Tak Kesampaian
134
Bab 132 Syukuran
135
Bab 133 Tuntas Hajat
136
Bab 134 Senyuman Mentari Pagi
137
Bab 135 Pasang Spanduk
138
Bab 136 Lain Di Hati Lain Di Mulut
139
Bab 137 Hadiah Pernikahan
140
Bab 138 Terjatuh
141
Bab 139 Sebelum Musibah
142
Bab 140 Tidak Percaya
143
Bab 141 Berbagi Penderitaan
144
Bab 142 Twins Boy
145
Bab 143 Ikutan Nimbrung
146
Bab 144 Pemakaman
147
Bab 145 Menjenguk Dua Cucu
148
Bab 146 Suara Hati Hamas
149
Bab 147 Kecelakaan
150
Bab 148 Panggilan Mama
151
Bab 149 Jejak Alexa
152
Bab 50 Jalan-jalan
153
Bab 151 Bertemu Nyonya
154
Bab 152 Bukankah Dia?
155
Bab 153 Keluarga Rusuh
156
Bab 154 Kecerdasan Aditya
157
Bab 155 Hilang Jejak
158
Bab 156 Booking Istri
159
Bab 157 Menjadi Bodyguard
160
Bab 158 Berkumpul Bersama Nenek
161
Bab 159 Fadel dan Fadil
162
Bab 160 Penguntit
163
Bab 161 Tidak Salah Lagi
164
Bab 162 Alexa's Hospital
165
Bab 163 Menghilang
166
Bab 164 Khayalan Anak kecil
167
Bab 165 Akan Bertemu
168
Bab 166 Sebuah Panggilan
169
Bab 167 Bunyi Alarm
170
Bab 168 Dia Yang Tak Bisa Di Gapai
171
Bab 169 Rasanya Plong
172
Bab 170 Di Tinggal Sendiri
173
Bab 171 Jujur
174
Bab 172 Adik Kurang Akhlak
175
Bab 173 Obrolan Hidup Si Bocil
176
Bab 174 Si Joni Tidur Lagi
177
Bab 175 Bertemu Alexa
178
Bab 176 Ke Rumah Sakit
179
Bab 177 Bertemu Amanda
180
Bab 178 Kedatangan Tuan Kalingga
181
Bab 179 Damai Di Atas Ranjang
182
Bab 180 Pelepasan
183
Bab 181 Itu Hanya Gurauan Anak Kecil
184
BAB 182 Di Buru Pulang
185
Bab 183 Demi Anak Atau Demi Dia?
186
Bab 184 Kamar Mandi Menjadi Solusi Akhir
187
Bab 185 Sebuah Postingan
188
Izin Hiatus
189
Bab 186 Menjemput Tuan Duda
190
Bab 187 Mengobrol

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!