Mata Aluna perlahan terbuka, tubuhnya terasa sakit tenggorokannya kering dan perutnya juga lapar.
Aluna berusaha untuk duduk, setelah duduk ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.
Matanya berhenti pada sosok wanita yang sedang tersenyum ke arahnya, wanita itu mendekat membuat Aluna beringsut mundur.
"Siapa kamu? kenapa aku bisa berada di sini?" tanya Aluna takut, terakhir kali ia ingat ia sedang di kejar oleh tiga pria jahat.
"Tenang saja sayang, namaku mawar Aku tidak akan melakukan apapun padamu," ucap wanita itu sembari mengelus pundak aku pelan.
Aluna terkejut, yah tangan itu langsung menembus kulitnya membuatnya langsung memperhatikan pakaiannya.
Gadis itu semakin terkejut, tubuhnya mengenakan pakaian seksi berwarna merah tanpa lengan dan juga mengekspose pundaknya di tambah dengan celana jeans yang sangat-sangat pendek berwarna biru langit.
"Kemana pakaianku?" tanya Aluna marah, pakaiannya terlihat seperti wanita malam.
"Pakaian itu sudah kotor, jadi aku menggantinya, lagipula pakaian itu cocok untukmu," jawab wanita tadi tanpa rasa bersalah.
"Kembalikan pakaianku, lebih baik aku menggunakan pakaian kotor karena lumpur dari pada pakaian kekurangan bahan seperti ini," tegas Aluna sembari menarik selimut untuk membungkus tubuhnya.
Wanita itu menatap Aluna tajam, "rupanya kamu tidak bisa di ajak berbicara baik-baik yah,"
"Cepat kembalikan pakaian yang tadi ku kenakan," bentak Aluna sambil menatap tajam wanita di sampingnya itu.
"Kau membentakku?," tanya wanita itu bernama mawar itu marah, ia mencengkram rahang Aluna kuat membuat gadis itu meringis sakit.
"Dengar, aku sudah membelimu dengan harga mahal, seharusnya kau tunduk padaku!" bentak Mawar lalu melepas cengkramannya dengan kasar.
"Sekarang kau bekerja padaku, di meja ada makanan dan minuman kau harus mengisi tenaga," ucap wanita itu saat melihat Aluna menunduk.
"Apa yang akan kau lakukan padaku?" tanya Aluna lemah.
"Dengan pakaian seperti itu tentu kau tau perkerjaan yang akan kau kerjakan," ucap wanita itu santai lalu berlalu dari ruangan tersebut.
Tubuh Aluna menegang, lagi-lagi ia menatap pakain yang ia kenakan. kepalanya menggeleng, ia tidak mau. Gadis itu masih suci, berpegang tangan dengan seorang pria selain ayahnya saja ia tidak pernah.
Aluna berlari mengejar mawar lalu bersujut di kakinya, "Ku mohon jangan, aku masih suci."
Mawar mengehentikan langkahnya, sebuah senyum terbit di bibirnya. ia menatap Aluna membantunya berdiri setelah itu mengusap pipi gadis itu yang sudah penuh dengan air mata.
"Aku akan meminta mereka untuk pelan-pelan, jadi tenang saja."
Deg!
Jantung Aluna berdetak cepat, mereka? bukannya mereka itu artinya lebih dari satu orang.
lagi-lagi gadis itu menggeleng cepat, "tolong lepaskan aku, aku akan melakukan apapun untukmu! kau mau uang aku bisa membayarmu, tapi ku mohon bebaskan aku." iba gadis itu pada wanita bernama mawar.
"Sayangnya uang yang akan aku peroleh dari pria-pria itu jauh lebih banyak dari uang yang bisa kau berikan," ujar wanita itu.
"Tenang saja, ayahku memiliki sebuah usaha aku bisa memberikan itu padamu," ucap Aluna lagi dengan wajah memohon.
Wanita itu tertawa, "usaha apa? mebel? bahkan pria yang menjualnya sudah mengambil semua itu nona,"
Wajah Aluna berubah terkejut, bagaimana bisa. ayahnya membangun meubel itu dari nol, lalu siapa yang bisa mengambilnya?
"Tidak mungkin!" teriak Aluna di depan wajah mawar membuat wanita itu terkejut dan langsung menampar pipi Aluna keras.
"beraninya kau berteriak di wajahku," bentak mawar marah, ia menarik Aluna ke kasur lalu mengikatnya dengan tali yang sama saat ia di bawa.
"lepaskan, lepaskan aku," teriak Aluna ia memberontak hingga mawar kesulitan mengikatnya.
Brak!
Aluna berhasil mendorong tubuh mawar hingga terbentur di sisi tempat tidur, tanpa membuang waktu gadis itu berlari keluar.
"Dasar kau gadis b***h." mawar berteriak sambil memegang kepalanya ia berhasil menarik kembali Aluna ke kasur.
"Bantu aku!" teriak mawar membuat dua pria bertubuh besar berlari masuk.
"ikat dia," perintah mawar sembari memberikan tali yang ada di tangannya.
wanita itu berjalan ke arah kaca yang terletak di sebelah tempat tidur, keningnya membiru akibat terbentur.
"Dasar gadis b***h," ucapnya lagi kembali ke arah Aluna di mana gadis itu masih terus memberontak meski telah terikat.
"lepaskan aku," teriak Aluna, " ku mohon lepaskan aku," kali ini ia mengiba.
"Melepaskanmu? lihat ini wajahku jadi seperti ini karena mu, sekarang kamu yang harus menggantikan ku," ucap wanita itu berlalu pergi dari sana, di susul dua pria tadi.
Aluna terus memberontak tapi sayang kaki dan tangannya tidak bisa lepas dari tali, hingga akhirnya ia menyerah dan hanya bisa menangis.
Satu jam berlalu, Aluna yang tadi kelelahan akhirnya tertidur. Di dalam tidurnya samar-samar ia mendengar suara seorang wanita dan juga pria.
"Bagaimana, cantik kan?" tanya wanita itu dan siapa lagi jika bukan mawar.
Aluna yang mendengar suara wanita jahat itu terbangun, tapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Yah dia cantik, jadi tidak sabar," jawab pria itu sembari menatap Aluna dengan tatapan yang sangat menjijikan.
"Lepaskan aku," ucap Aluna, yang membuat dua manusia tak berhati itu berbalik menatapnya.
"Sudah sadar kau gadis manis?" tanya pria itu mendekat ke arahnya, ia mengusap pipi Aluna membuat gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Nikmati harimu sayang, aku akan menunggu di luar," bisik mawar di telinga pria itu sambil meniupnya pelan.
Setalah itu wanita itu berjalan keluar, tak lupa ia menutup pintu. membiarkan pria tadi melakukan hal yang ia inginkan.
"Kamu cantik sekali," bisik si pria di tengah Aluna, gadis itu memberontak mencoba melepaskan tali yang mengikat dirinya.
"Kita mulai saja, kamu terlihat sudah tidak sabar." sambung pria itu sembari mendekat ke arah Aluna.
Melihat tatapan menjijikan pria itu Aluna memberanikan diri menatapnya tajam, "Jangan sentuh aku ba*****n" teriak Aluna.
Gadis itu kembali memberontak hingga tali di kakinya terlepas dengan cepat gadis itu menendang bagian penting si pria membuat pria itu memekik kesakitan.
Mendengar teriakan si pria, mawar dan dua anggotanya masuk mendapati si pria tadi tertidur di lantai sambil memegang pusakanya.
"Kenapa hanya melihat saja, bantu dia," tegas wanita bernama mawar itu, dan tentu saja dua pria bertubuh besar itu membantu si pria membawanya keluar dari sana.
"Benar-benar kau yah!" bentak mawar yang di balas oleh senyuman dari Aluna.
Bisa-bisa aku kehilangan pelanggan karenanya, sepertinya jalan satu-satunya agar mendapat uang darinya adalah menjualnya kembali batin wanita itu sambil menatap gadis yang sedang tersenyum meremehkan di depannya
"Tersenyumlah saat ini, karena besok adalah hari yang sangat penting untukmu."
TBC
akhirnya bisa up lagi, jangan lupa meninggalkan jejak yah guys.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
hikmah damayanti
fiiiiii
2022-08-16
0
Cherry
siapa pria yang jual Aluna dan juga usaha mebel ayahnya ????...
2021-11-26
1
Restu Anyta
jdi penasaran
2021-11-13
1