"Cepat bereskan jasad wanita itu. Jangan sampai kalian meninggalkan jejak sedikitpun!" perintah Riuga kepada seluruh anak buahnya yang ada di tempat itu.
"Baik Tuan." sahut Malik yang merupakan tangan kanan Riuga.
Dengan cepat, Malik menyuruh teman-temannya membereskan jasad Sania. Sementara itu, dia sendiri masih tetap berdiam diri di tempatnya. Dia ingin menyampaikan sesuatu kepada Tuannya itu.
"Maaf Tuan, ada informasi penting yang ingin aku sampaikan!" ucap Malik sembari membungkukkan tubuhnya di depan Riuga.
"Katakan saja, aku tidak punya banyak waktu!" sahut Riuga dengan tampang yang terlihat sangat dingin.
"Aku baru saja mendapatkan informasi. Ternyata wanita itu memiliki seorang anak gadis, dia bernama Tata. Dari kabar yang aku dengar, gadis itu sangat cantik Tuan." ucap Malik menjelaskan semua informasi yang baru saja dia dapat.
"Hahahaha... Kerja yang bagus. Cari gadis itu dan bawa dia ke hadapanku secepatnya!" perintah Riuga yang sangat senang mendengar informasi yang disampaikan oleh anak buahnya.
"Baik Tuan, kalau begitu aku permisi dulu!" sahut Malik dan mulai melangkah meninggalkan Riuga.
Setelah semuanya beres, Riuga bergegas meninggalkan tempat kumuh itu dan kembali menuju kediamannya.
"Kak Riu, Kakak kemana saja, kenapa jam segini baru pulang?" tanya Adelia yang sudah sedari tadi menunggu kedatangan kakaknya.
"Kakak sedang sibuk sayang. Banyak pekerjaan di kantor hari ini." sahut Riuga sembari mengecup kening adik tersayangnya.
"Kak, Adel boleh minta uang kan. Adel ingin mengadakan acara ulang tahun bersama teman-teman Adel!" pinta Adelia dengan senyuman yang sangat manis kepada kakaknya.
"Kamu butuh berapa?" tanya Riuga sembari mencubit hidung adiknya.
"Terserah Kakak saja!" sahut Adelia.
"Soni, transfer segera!" perintah Riuga kepada asisten pribadinya.
"Baik Tuan." sahut Soni sembari mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya.
"Terima kasih ya Kak. Kakak memang yang terbaik." sanjung Adelia sembari tersenyum dan memeluk kakaknya dengan erat.
"Sudah, jangan berlebihan. Kakak mau ke kamar dulu!" ucap Riuga sembari berjalan meninggalkan Adelia dan Soni di lantai bawah.
Riuga masuk ke dalam kamarnya. Karena merasa sudah sangat lelah, dia pun segera membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi.
Setelah selesai mandi, seperti biasa Riuga lebih suka bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana boxer jika berada di dalam kamarnya.
Tiga hari setelah kematian Sania
"Ibu, kau dimana, kenapa belum pulang juga? Kemana lagi aku harus mencari mu Bu? Hiks...Hiks...Hiks," Tata menangis sembari memandangi foto ibunya.
Flashback
Tata diasuh oleh Sania sejak berusia sepuluh tahun. Saat itu Sania baru pulang dari tempat kerjanya dan menaiki sebuah taksi.
Tiba-tiba saja sopir taksi mendadak menginjak rem, dia melihat seorang gadis kecil yang sedang melintas di tengah jalan. Sania pun dengan cepat turun dari taksi yang dia tumpangi itu.
"Anak manis, kenapa sendirian di tempat sepi seperti ini?" tanya Sania dengan penuh kelembutan.
"Jangan, jangan bunuh aku. Aku takut, pergilah!" teriak Tata yang saat itu masih dalam keadaan linglung.
"Tidak sayang, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya berniat untuk membantumu. Jangan takut, katakan dimana rumahmu? Aku akan mengantarmu pulang!" ucap Sania sembari menenangkan Tata yang sangat ketakutan melihat dirinya.
"Tidak, jangan bawa aku ke sana. Mereka akan membunuhku!" teriak Tata sembari menangis histeris.
"Sudah, jangan menangis lagi. Aku tidak akan membawamu ke sana. Sekarang, ikut aku pulang ke rumah ya? Disini berbahaya untuk gadis sekecil kamu!" ucap Sania yang merasa kasihan dan tidak tega meninggalkan gadis manis itu sendirian di jalanan.
Sania menggendong tubuh Tata dan membawanya masuk ke dalam taksi.
Sesampainya di rumah, Sania segera memandikan gadis manis itu dan memasakkan makanan yang enak untuknya.
Sejak saat itu, Tata diasuh dan dibesarkan oleh Sania seorang diri.
Flashback selesai
Tata sangat menyayangi ibu angkatnya. Dia bahkan sudah menganggap Sania seperti ibu kandungnya sendiri. Sejak kejadian memilukan itu, hanya Sania lah satu-satunya keluarga yang dimiliki oleh Tata.
Tata dibesarkan dengan penuh rasa kasih dan sayang. Sania selalu berusaha memenuhi semua kebutuhan anak angkatnya itu meskipun dia hanya seorang wanita penghibur.
Tata bahkan tidak pernah mengetahui apa pekerjaan Sania yang sebenarnya. Sania menutupi identitasnya selama bertahun-tahun agar Tata tidak kecewa dan meninggalkannya sendirian.
Kasih sayangnya terhadap Tata bahkan sudah melebihi kasih sayang seorang ibu kandung terhadap anaknya sendiri.
Pagi itu, Tata berencana untuk datang ke kantor polisi. Namun ditengah jalan dia diculik oleh beberapa orang anak buah Riuga yang sudah mengintainya sejak tiga hari yang lalu.
"Siapa kalian? Lepaskan aku, tolong!" teriak Tata sembari memberontak melawan orang-orang yang ingin membawanya pergi itu.
Suara Tata yang sangat lantang membuat Malik merasa sedikit kesal. Sehingga mau tidak mau, dia harus membungkam mulut Tata dengan sapu tangan yang sudah diberi obat bius.
"Halo Tuan, gadis itu sudah ada bersamaku!" ucap Malik dari balik telepon.
"Kerja yang bagus, kirimkan fotonya kepadaku segera!" perintah Riuga yang membuat Malik langsung terdiam dan terlihat kebingungan.
"Untuk apa dia meminta foto gadis ini?" batin Malik yang semakin bingung dengan sikap Tuannya itu.
"Kenapa kau diam saja, kau tidak mau melaksanakan perintah ku lagi?" bentak Riuga yang mulai tersulut emosi.
"Tidak Tuan, aku akan segera mengirimkannya kepadamu!" sahut Malik yang mulai ketakutan mendengar nada bicara Tuannya yang kejam itu.
Karena takut membuat Tuannya semakin emosi, Malik pun dengan cepat memotret wajah Tata yang sedang tidak sadarkan diri dan mengirimkannya ke ponsel Riuga yang masih tersambung dengannya.
Sejenak tatapan mata Riuga jadi terpaku melihat foto gadis cantik yang sudah ada di layar ponselnya.
"Gadis yang malang, cuih. Benar kata Malik, kau ternyata sangat cantik. Tapi sayangnya kau terlahir dari wanita yang sangat aku benci." gumam Riuga yang menyadari kalau wanita yang menjadi targetnya itu benar-benar sangat cantik.
"Bawa dia ke villa sekarang juga!" perintah Riuga yang sudah tidak sabar ingin bermain-main dengan targetnya itu.
"Baik, Tu..."
Belum selesai Malik berbicara, Riuga sudah lebih dulu memutuskan sambungan telepon mereka.
"Untung saja kau adalah Tuanku, kalau tidak..." gumam Malik yang merasa kesal dengan sikap Tuannya itu.
Sesampainya di villa megah milik Riuga, Malik pun segera menggendong tubuh Tata dan masuk ke dalam sebuah kamar.
"Baringkan dia di atas ranjang!" ucap Riuga yang ternyata sudah lebih dulu sampai di villa megah itu.
Tanpa bicara sepatah katapun, Malik segera melakukan apa yang sudah diperintahkan oleh Tuannya.
"Keluar dan tutup pintunya!" ucap Riuga memerintahkan Malik untuk segera meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.
"Baik Tuan." sahut Malik sembari melangkah pergi.
Perlahan, Tata mulai membuka kedua matanya dan sedikit kebingungan melihat situasi di sekelilingnya.
"Dimana ini?" gumam Tata yang sama sekali tidak mengenali dimana dia berada saat ini.
"Prok...Prok...Prok"
"Bagus, akhirnya kau sadar juga." ucap Riuga dari sofa yang ada di sudut kamar.
"Siapa kau, dimana aku?" tanya Tata yang mulai ketakutan melihat mata iblis yang sedang menatapnya.
"Tidak perlu takut, aku hanya ingin bermain-main denganmu sebentar!" ucap Riuga sembari melangkah ke arah wanita itu.
"Jangan mendekat atau aku akan berteriak!" ancam Tata yang sudah semakin gemetar ketakutan.
"Hahahaha... Berteriak lah sekuat tenaga mu. Aku ingin melihat, apa ada orang yang berani membantumu di sini?" ucap Riuga sembari tertawa sangat lantang.
"Apa mau mu sebenarnya? Tolong, lepaskan aku. Biarkan aku pergi!" teriak Tata yang membuat gempar seisi kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
lovely
kasian tata kan cuma anak pungut c riuga bakal nyesel tuh
2022-07-13
0
Gladis🌹
mantap👍
2021-11-07
3
Putri Putri
sabar ya Tata
2021-10-08
8