Aku tak sadar diri beberapa waktu.Yang aku tahu saat ku buka mataku,aku sudah ada di dalam mobil.Kepala ku terasa pusing sekali. Perutku juga terasa tak nyaman.Ingin muntah, tapi tak bisa.
Mas Aziz terkejut melihatku yang tiba-tiba bangun.
"Dek, kamu sudah sadar.Apa yang kamu rasakn dek?Sabar ya sebentar lagi kita sampai rumah sakit.!"ucapnya sambil mengusap puncak kepalaku.Ingin rasanya ku tepis,tapi tanganku lemas sekali.Aku hanya memalingkan wajah ku ke arah jendela kiri.Kepalaku berdenyut nyeri mengingat pengakuan Lili tadi.Mungkin anemia ku kambuh,begitu juga dengan asam lambung ku .
Mobil memasuki parkiran rumah sakit.Mas Aziz buru-buru membuka pintu mobil.Bergegas iya mencoba menggendongku.
"Lepas!", sergah ku.Tapi badanku terasa tak bertulang.Lemas bukan main.Aku tak pernah kambuh separah ini.
"Dek, nanti lagi marah nya.Kita periksa ke dokter dulu!",katanya sambil memaksa ku mau digendong.
Akhirnya aku pun pasrah saat dia membopong ku lalu di bantu perawat menuju IGD .
Setelah beberapa saat pemeriksaan,aku pun keluar.Meskipun badanku masih lemas, setidaknya ada cairan infus yang sudah masuk kedalam tubuhku.
"Dengan keluarga Bu Diandra?",tanya seorang dokter jaga.
"Iya Bu,saya suaminya.Bagaimana kondisi istri saya?",tanya Aziz khawatir.
"Setelah melewati pemeriksaan,saya rasa sebaiknya pemeriksaan dilanjutkan oleh dokter kandungan saja pak!", kata dokter.
"Saya konfirmasi ke dokter kandungan yang sedang jaga ya pak!",
"Maaf dok,memangnya istri saya sakit apa ya dok?Ada masalah dengan kandungan nya?" nada khawatir masih terdengar jelas dari suaranya.Aku yang masih terpejam,merasakan sensasi sakit kepala cukup mendengar kan percapakan antara dokter dan suamiku.
"Heheheh bukan begitu pak, ada kemungkinan istri anda hamil.Jadi, sebaiknya lakukan pemeriksaan lebih lanjut.Kalau sudah lihat hasil USG lebih puas kan pak?",jawab dokter.
Apa?Hamil?Benarkah?
"Begitu dokter?Ya Allah,makasih dok...!",kata mas Aziz antusias.Aku masih memejamkan mataku.Biarlah aku pura-pura belum mendengar sampai aku tahu kejelasannya.
Dokter pun berlalu dari IGD.
Mas Aziz menghampiri ku.Mengusap lembut dahiku.
"Dek, Allah mengabulkan doa kita dek!",ucap mas Aziz.
Andai ...andai saja tadi tak ada pengakuan Lili, mungkin sujud syukur adalah hal yang pertama kali aku lakukan.Tapi ini?
Aku dipindahkan ke ruang yang berbeda untuk melakukan USG.Aku sudah membuka mataku. Tapi aku masih enggan menatap apalagi berbicara dengan suamiku.
"Bu Dian...lihat ini,kepalany sudah mulai terbentuk.Aktif sekali gerakan nya.Dan.... dengarkan detak jantung nya!",ucap dokter.
Mulutku ternganga,aku menangis.Menangis bahagia atau entahlah....
"Lihat kan pak,calon anak bapak aktif sehat sekali!"
"Iya dok, ya Allah Alhamdulillah....",kata suamiku sambil menangis.Moment ini lah yang selama ini kami tunggu.Tapi sayangnya,waktu yang tidak memihak dengan keadaan.
"Bu Dian tidak merasakan atau menyadari jika sedang hamil selama ini?",tanya dokter padaku.
Aku menggeleng pelan.Aku lupa, kapan terakhir menstruasi.Yang aku tau,aku memang sering telat datang bulan.Beberapa kali aku melakukan tes kehamilan,tapi hasilnya nihil.
"Saya lupa kapan terakhir mentruasi dok. karena,setiap saya telat datang bulan saya selalu memakai testpack.Tapi saya selalu kecewa.Jadi,saya sudah tak pernah melakukan nya lagi." jawabku jujur.Dokter pun menanggapi dengan senyuman ramah.
"Pasti kehadiran buah hati yang sudah sangat dinantikan ya pak ...Bu....",ucap dokter lagi. Suamiku pun mengangguk cepet.Kulihat, diekor matanya masih ada setitik air.Bahagiakah dia dengan calon bayi yang ku kandung?Lalu bayi lili?
"Dari hasil USG, janin sudah memasuki usia sekitar 13 minggu Bu."Dokter masih menggerakkan tangannya diatas peralatan.
"Dokter, apa yang harus saya persiapkan ya dok?Istri saya anemia,sama bernada dengan lambung!"
"Baik pak,Bu Dian harus banyak istirahat jangan stres.Kalau stres biasanya jadi pemicu asam lambung nya juga pak.Sebaiknya hindari makanan atau minuman instan.Perbanyak sayur dan buah-buahan pokoknya makanan bergizi.Nanti saya berikan vitamin dan obat penambah darah."Dokter menuliskan resepnya. Lalu diserahkan pada mas Aziz.
Setelah itu,dokter pun keluar.Lalu dua orang perawat mendorong ku ke ruang rawat sesuai dengan yang mas Aziz pesan.
Sesampainya diruang rawat,mas Aziz kembali mengusap kepalaku.Tapi, sekali lagi ku tepiskan.
"Dek,sebentar lagi kita punya anak.Makasih ya dek.Mas bahagia sekali." katanya lagi.
"Meskipun hamil,aku putuskan untuk tetap berpisah darimu mas.Aku kecewa sama kamu!",kataku.
"Dek,maafkan mas.Harus berapa kali mas bilang, mas khilaf.Mas ga ada hubungan apa-apa sama lili.Percaya sama mas! beri mas kesempatan sekali lagi dek!", isaknya.
Aku berpaling,tak ingin melihat wajah nya.Aku hanya takut,nantinya aku akan tersentuh dengan tangisnya.
"Jangan sentuh aku lagi mas,jijik aku mas lihat kelakuan mu yang beringas dengan perempuan itu."
"Maafkan mas , dek! maaf....",tangisnya lagi.
"Dengan, atau tanpa kamu mas aku bisa membesar kan calon anakku ini!",ucapku sambil mengusap perut ku yang belum terlalu membengkak.
"Cukup dek,jangan bicara seperti itu.Kita akan membesarkan anak kita bersama-sama."
"Tolong berikan aku waktu.Lebih baik sekarang kamu pulang.Aku ingin sendiri !"
"Nggak.Mas ga akan pulang.Mas mau jagain kamu.Kamu sedang tidak baik-baik dek!"
"Iya,raga ku memang sedang tidak baik-baik. Terlebih lagi psikis ku mas.Itu semua karena kamu.Kamu sudah mengkhianati aku mas....
sakit hatiku mas....sakit.....",ku keluarkan unek-unek ku sambil sesenggukan karena tangisku meluap.
Kembali lagi,rasa nyeri menghinggapi perutku.
"Ahh.....",keluhku sambil memegang perut bagian bawah.
"Dek, kenapa dek? sakit lagi? ", tanya mas Aziz cemas.
"Jangan sentuh aku!",teriakku.
Lalu mas Aziz keluar memanggil dokter.Selang beberapa menit dokter dan perawat pun menghampiri ku.
Sedangkan mas Aziz menunggu diluar.Aku masih merasakan nyeri yang amat sangat.Tapi nyeri hatiku lebih menyakitkan.
"Istri saya kenapa dok?", tanya Aziz.
"Pak, tolong jaga emosi bu dian ya.karena stres bisa berdampak pada kehamilan Bu Dian.Tapi sekarang Bu Dian sudah saya beri penenang , biarkan beliau istirahat ya pak." kata dokter menerangkan.
Aziz pun mengangguk.
Semoga setelah istirahat nanti,keadaan Dian semakin membaik.
"Halo, assalamualaikum mah....",ucap Aziz.
"Walaikumsalam.Ngapain kamu telpon mamah?Masih punya muka kamu.....", ucap mama.
"Mah,Dian dirawat dirumah sakit mah.Dian hamil.....", ucap Aziz terbata.
"A...aapa....?Dirumah sakit mana?Dian & calon bayinya baik-baik saja kan?" tanya mama panik.
"Alhamdulillah,hanya saja Dian butuh perawatan!",
"Oke.mama kesitu sekarang!"
Aziz menarik nafas dalam-dalam.Andai saja kejadian itu tak pernah ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
andi hastutty
aduh jadi Dian pastilah sakit yg tiada tandingannya mau bahagia karena hal yg di tunggu datang malah ada kejadian yg membuat bikin terpuruk
2024-02-01
0
Arin
sbnry baca novel yg Kya gni psti bkin naik drah,wlpun hnya crita tpi HTI smpe bner"skit bacnya,tpi gak baca pnsrn...semoga aja nanti endiny memuaskan☺️
2022-04-26
3
Tri Widayanti
Ahhh dasar laki laki😏
2022-02-26
1