Sepeninggal mas Aziz,aku lanjutkan aktivitas harian ku.Dari mencuci baju,piring bekas sarapan dan bebersih rumah.Aku tipikal orang yang jarang keluar rumah.Untuk belanja sayur, sudah biasa ku siapkan untuk 3-4 hari ke depan.Dan mas Aziz sedang ke luar kota,aku bisa masak seperlunya saja.Atau kalau malas,ku pesan via online.
Saat sedang menjemur pakaian,dering ponsel terdengar nyaring.Ternyata ada telpon dari Desi, sahabat dekatku.
'Hey Di, sibuk ga?'
'Biasalah tugas negara, jemurin baju.'
'kenapa? tumben telpon gue?'
'jalan yuk, kemana gitu.oh iya,ke apartemen Karin aja yuk.Sekalian nengokin bayinya.Lo belom ketemu sama Karin kan sejak dia lahiran?'
'iya sih....tapi sori kalo sekarang-sekarang gue lagi ga bisa.Laki gue keluar kota.Ntar nunggu dia balik,gue ijin dulu.'
'Justru itu,ga ada laki lo mendingan nongki-nongki syantik.Bete kan Lo dirumah?'
'emmm....bete sih.Tapi,beneran gue lagi males ke mana-mana.Soriiii....eh...atau kalau nggak, Lo aja yang kesini.'
'Ahhh Lo Di,ga seru lo mentang-mentang udah jadi IRt udah kagak mau gabung kita orang'
'ga gitu juga kali Des!'
'Iya...iya...ya udah lain kali,gue ke situ deh ya.'
'oke, ditunggu y Des.Makasih lho sebelum nya."
'oke cin...bay....'
Sambungan telepon pun terputus.Baru kuletakkan gagang sapu,ada suara langkah kaki memasuki ruang tamu.Aku bergegas keluar. Ternyata sudah ada mama mertua duduk disofa ruang tamu.
"Mamah, kapan datang?",tanyaku.
Aku hendak menyalaminya, tapi tanganku di tepis. Ya Allah.....
"Sudah kamu pikirkan tawaran mamah kemarin? Ijinkan Aziz menikah lagi, atau lebih baik kamu berpisah."
"Astagfirullahaladzim....", desisku.
"Sudah setahun ini kamu resign dari pekerjaan mu,tapi tak kunjung hamil juga kan?Jadi sepertinya kesempatan yang mamah berikan sia-sia."
"Mah, anak itu kan pemberian Allah.Kita tidak bisa memaksa kehendak kita....",ucapan ku langsung dipotong mamah.
"Justru karena itu,Allah yang berkehendak.Apa salahnya kita berusaha dengan cara lain. Biarkan Aziz punya keturunan.Jadi perempuan jangan egois.Nantinya anaknya Aziz kan jadi anakmu juga!"
Ya Allah, sakit hatiku mendengar ucapan mamah.Beberapa bulan lalu mamah memang memintaku berpikir,agar aku mengijinkan mas Aziz menikah lagi.Aku pikir,setelah sekian lama mamah tak akan membahasnya lagi.Tapi ternyata aku salah,kembalinya Lili di kehidupan mas Aziz mengusik kehidupan rumah tanggaku.
"Lili itu mantan nya Aziz.Mama rasa dia pantas bersanding dengan Aziz.Mamah baru tau kalo dia sekarang sekantor sama Aziz.Kalau tau dari dulu,sudah mamah jodohkan mereka."
"Mamah bicara seperti itu,apakah tidak memikirkan perasaan Dian mah?"
"Justru kamu yang tak memikirkan masa depan suamimu Di!"
Aku tak sanggup menahan air mataku yang tiba-tiba meluncur begitu saja.Disetiap kesempatan, jika aku dan mas Aziz berkunjung kerumah mamah,beliau selalu bersikap manis.Tapi tidak demikian jika aku tengah sendiri.Aku berusaha tetap menghormati mama mertuaku.
"Dengan atau ijin dari kamu,mamah akan tetap menikahkan Aziz."Mamah pun bangkit dari duduknya.Tak lama,kudengar deru mobil menjauh dari pekarangan rumahku.Aku menutup pintu ruang tamu.
Air mataku masih tumpah meskipun mamah sudah tak ada di sini.Sakit...sakit...sekali perasaan ku ini.Beliau tidak pernah mau berusaha tau apa yang sebenarnya terjadi dalam rumah tangga ku dan mas Aziz.
Aku terduduk di tembok tak jauh dari pintu ruang tamu.Ku tangkupkan kedua kakiku,lalu kubenamkan wajahku didalamnya.Ku tumpahkan tangisku sepuasnya.Tak ada yang tau seperti apa perasaanku.Aku hanyalah yatim piatu.Hanya mas Aziz yang ku punya.Tapi,mas Aziz semakin hari semakin jauh dan tak peduli denganku.
Aku tergugu,ucapan istighfar senantiasa keluar dari mulutku saat air mataku jatuh.Tiba-tiba ada sentuhan di kepalaku.Sentuhan lembut, sentuhan tangan yang dulu sering kurasakan. Aku mendongak kepalaku.
Mas Aziz,dia disini.....
Kuusap air mataku yang membasahi wajahku. Tapi tanganku diraihnya.Lalu mas Aziz mengelapnya dengan tisu.
Aku pandangi lelaki halalku yang sudah 3 tahun ini bersamaku.Kenapa dia disini?Sejak kapan? Bukankah dia ada tugas keluar kota?
Mas Aziz merengkuhku dalam pelukannya. Detak jantungnya kurasakan begitu dekat.Iya, detak jantung yang selalu ku rindukan.Aku terharu,kembali menangis dalam pelukan suamiku.Mas Aziz mengeratkan pelukannya dan seskali mengecup puncak kepalaku.
"Menangislah sepuasmu dek.Mas disini. Maafkan mas yang tak pernah tahu apa yang kamu rasakan."
Entah berapa lama adegan nangis-nangisan berlangsung.Aku coba melepas pelukan mas Aziz.
Lelaki tampanku mengusap lembut pipiku.
"Dek,mas cuma cinta sama kamu.Ga ada perempuan manapun yang bisa gantiin kamu. Percayalah dek, istri mas cuma kamu.Cuma Diandra Saputri!", ucapnya sambil menowel hidung mungilku.
"Tapi mamah....", ucapkan ku terhenti saat mas Aziz meletakan telunjuknya didepan bibirku.
"Kita yang menjalani, bukan mamah.Mas akan berusaha lebih baik lagi agar kita punya banyak waktu berdua."
"Tapi salah satu tujuan menikah memang untuk memiliki keturunan bukan..."
"Sssttt.....kesalahan ada pada mas mu ini. Bagaiamana ladang akan menghasilkan jika tidak ditanami?"
"Maksudnya???"
Bukannya dijawab, dia malah tersenyum. Eh...tapi kenapa dia ada disini?
"Kenapa kamu dirumah mas? Bukannya berangkat ke Semarang sama....Lili?"
"Tadinya iya, tapi perasaan mas ga enak.Apalagi dari semalam,istriku yang cantik mendiamkanku.Memang sih....ngasih jatah, tapi kaya ga ikhlas gitu." Kata-kata nya jelas sekali sindiran untukku.Iya lah,aku hanya menjalankan kewajibanku .
"Kenapa kamu nggak pernah bilang tentang sikap mamah yang sebenarnya ke kamu?"
"Maksudmu mas?"
"Mas dengar apa yang tadi kalian bicarakan!"
Suaranya mulai serius.Menarik nafas perlahan.
"Andai saja mas tak terlalu sibuk mengejar karir dan uang. Mungkin, perlakuan buruk mamah tak perlu kamu dapatkan!Maafkan mamah ya dek!"
"Sudah lah mas....tak perlu bicara seperti itu. Mungkin maksud mamah baik..."
"Baik buat siapa?"
"Buat masa depan mu!"
Mas Aziz tersenyum kecil.Perempuan mana yang tak terpesona dengan ketampanan suamiku.Wajahnya yang nampak alim,sopan dan teduh.
"Masa depan mas kan kamu dek!" mencubit hidungku pelan.Kami memang bukan ABG lagi, tapi kali ini kami seperti abg yang kasmaran .
"Mas batalkan kunjungan ke Semarang. Mungkin juga mas akan segera mengundurkan diri dari perusahaan."
"Apa mas?Jangan gegabah begitu."
"Kenapa?Mas terlalu sibuk,sampai melupakan teman hidup mas hanya karena mengejar urusan duniawi."
"Tapi,duniawi pun penting bukan mas?"
"Kamu prioritas mas.Mas pikir,dengan memberikan kamu kekayaan kamu akan bahagia.Tapi nyatanya mas salah.Kamu juga butuh mas!"
"Lalu?Apa yang akan mas lakukan setelah resign?"
"Buka usaha,sepertinya uang tabungan kita cukup bukan?"
"Usaha apa mas?"
"Jual beli handphone dek.Dulu mas pernah bekerja seperti itu.Kita coba saja dulu di depan rumah.Di komplek kita tak ada gerai ponsel kan?"
"Iya mas."
"Nah gitu donk ngomng.Jangan mendiamkan mas,mas bingung kalo kamu ga mau bicara. Nanti mas ngobrol sama siapa?"
Kepercayaan hatiku mulai pulih,semoga ini langkah awal untuk kebahagiaan rumah tangga kami.
Kami sampai lupa,sudah berapa lama terduduk dilantai belakang pintu ruang tamu.Sampai akhirnya ada seseorang yang mengetuk pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 292 Episodes
Comments
andi hastutty
mertua memang kejam yah 🥺
2024-02-01
0
Arin
hemm dlm rumah tangga udh biasa,klo ngga mertua ya kdng ipar...😏
2022-04-26
1
Tri Widayanti
Ujian rumah tangga.
kalo gak mertua ikut campur yaa orang ketiga.Apalagi menyangkut masalah anak😢
Semangat Mb thor✊
2022-02-26
2