Gilang Prayuda adalah anak tunggal dari pasangan Yuda Damara dan Dewi Puspita. Anak pengusaha properti yang tidak sombong dan suka membantu sesama. Mempunyai seorang ibu yang baik dan lemah lembut. Walaupun diumurnya yang sudah kepala empat, parasnya masih terbilang cantik. seorang perancang busana dan pemilik butik yang di gemari ibu-ibu sosialita.
Gilang berumur 22 tahun, seorang pelatih karate yang mempunyai tubuh atletis, tinggi mencapai 180 cm, rajin berolahraga dan mempunyai sifat dingin kepada wanita. Mempunyai wajah tampan dan hidung mancung membuat banyak wanita tertarik melihat ketampanan dan tubuh kotak-kotaknya.
Gilang prayuda melanjutkan sekolahnya di Universitas yang sama dengan Raga Aditya syahputra dan mereka Sahabatan dari SMA, tetapi dengan jurusan yang berbeda. Gilang mengambil jurusan Pendidikan Olahraga sedangkan Raga mengambil jurusan Matematika. Banyak penghargaan yang didapat gilang dalam menjuarai pertandingan Volly dan Karate.
Bahkan tempat karate sekarang yang dimilikinya adalah hasil jerih payah yang selama ini ditabungnya melalui kompetisi pertandingan yang dimenangkannya. Mempunyai sifat mandiri membuat seorang Gilang sangat mudah berinteraksi dengan teman-teman kuliahnya.
Selain tempat karate, Gilang juga memiliki bengkel sepeda motor. Bengkel kesayangan gilang yang dirintisnya dari mulai SMA. Gilang tidak perlu sekolah teknik berkat keahlian yang diajarkan oleh pamannya. Gilang telah menjadi seorang perancang sepeda motor besar yang keren-keren.
Seorang gadis cantik yang sudah tiga tahun ini mengisi hari-harinya selama melatih. Gadis itu adalah Annisa Zakira Syaputri adik dari sahabatnya Raga. Gadis yang seolah memberi semangat dari kelelahan dalam melatih.
Gilang menilai kepribadian Annisa adalah sosok gadis yang pemberani, tomboi tapi unik. Kebanyakan gadis remaja sibuk dengan peralatan make upnya , tetapi berbeda dengan gadis satu ini. Beliau justru sibuk dengan peralatan bengkel sepeda motornya. Membengkel sepeda motor menjadi hobby sehari-harinya sepulang sekolah.
Sudah sekian lama gilang menaruh hati pada gadis itu. Gadis yang dapat menggetarkan hati seorang Gilang Prayuda, tetapi pada saat latihan di hadapannya gadis tersebut di tembak seorang remaja laki-laki untuk menjadi kekasihnya.
Seorang anak ingusan yang belum lulus sekolah berani terang-terangan menyatakan perasaan kepada gadis yang disukainya di depan orang banyak. Maksud hati, Gilang ingin mengutarakan perasaannya kepada gadis tersebut pada saat seminggu setelah kelulusan Annisa dari Sekolah Teknik Sepeda Motor. Namun sayang, sudah keduluan orang sekarang gadis itu sudah ada yang punya.
Walaupun terasa sakit melihat gadis pujaan hati di tembak cinta oleh seseorang, Gilang Prayuda belajar untuk megikhlaskan sang pujaan hati.
Menurut istilah mengalah belum tentu kalah. Ya itulah istilah penyemangat untuk merebut sang pujaan hati kembali. Sebelum janur kuning melengkung, Annisa masih bisa di dekati. Seorang Gilang tidak mungkin kalah dalam mengejar suatu hal, apa yang diinginkan pasti didapatkan.
Taktik Gilang ingin mendapatkan seorang pujaan hati. Pertama sahabatan dulu dengan abangnya, seiring waktu sering berkunjung ke rumahnya kemudian dekati keluarganya selanjutnya pacari adiknya. Jika Allah berkehendak jodoh takkan kemana.
Sudah dua bulan berjalan, Gilang melihat kedekatan Annisa dan Candra di tempat latihan. Hubungan pacaran yang sewajarnya dan tidak terlalu norak diusia mereka yang tergolong masih muda, berbeda dengan kalangan para remaja lainnya yang sudah terkena virus jatuh cinta lengket seperti permen karet.
Hari ini Gilang mampir ke cafe menemui teman- temannya sewaktu SMA, reuni sekalian makan bersama karena sudah lama tidak berjumpa. Terlihat tidak jauh dari meja mereka tampak sepasang anak remaja yang lengket seperti permen karet yang tidak memikirkan orang yang duduk di sebelahnya.
Rahang mengeras dari sosok Gilang prayuda melihat kemesraan sepasang remaja itu yang salah satu dari r lhemaja itu sudah tidak asing lagi di matanya. Sepasang mata Gilang terus menatap ketidak sukaan kepada dua insan tersebut, ada gurat kekecewaan di wajahnya membayangkan telah mengkhianati seorang gadis yang telah di sukainya.
Kekecewaan di wajah Gilang membuat jiwa laki-lakinya muncul untuk menghakimi remaja laki-laki yang sudah mengkhianati adik dari sahabatnya sekalian gadis pujaan hatinya. Baru beberapa langkah ponsel Gilang bergetar pergi meninggalkan teman-temannya yang sedang makan.
* * * * *
Seiring waktu berjalan, Ujian Akhir Sekolah juga sudah selesai kami laksanakan tinggal menunggu Ujian Nasional. Dan tidak terasa sudah dua bulan aku dan Candra menjalin hubungan sewajarnya saja tanpa ada kontak fisik diantara kami.
Mulanya dari sering makan bersama, pergi latihan selalu berdua dan sering chattingan kita tidak bertemu membuat benih- benih cinta mulai tumbuh didalam hatiku telah bersemi. Bahkan ketika mau tidur harus Video Call dulu sampai mataku terpejam.
Senang rasanya ada penyemangat hari-hariku sebelum menghadapi Ujian Nasional. Hubungan kami berdua juga sudah diketahui sahabatku Rini. Tetapi ternyata Rini diam-diam sering mengajak Candra ketemuan tanpa sepengetahuanku.
Arif teman sekelasku selalu memergoki mereka ketika sering makan berdua di cafe. Tapi sering ku tepiskan hal negatif yang belum tentu seratus persen kebenarannya. Hal itu membuatku pusing, aku lebih fokus belajar menghadapi Ujian Nasional seminggu lagi.
Hari sabtu ini, Rini mengajakku datang ke rumahnya, Aku tidak tahu dalam rangka apa dia mengajakku datang ke rumahnya. Sehingga dia kemarin sibuk mengajakku berbelanja gaun yang indah untuk acara di rumahnya. Satu pasang gaun dibelikannya untukku agar aku kenakan di hari sabtu ini.
Dret...
Kulirik ponselku satu chat dari Rini menanyakan jam berapa aku datang dan dandan yang cantik. Bagaimana aku mau dandan, baju yang di belikan Rini aja modelnya membuat aku geli, terlalu terbuka di bagian bahunya.
Sudah lama aku tidak memakai gaun seperti itu. ku ambil bajuku dari lemari. Ku pakai setelan baju kemeja, celana kain dan jilbab pasmina yang serasi warnany, perfect...
Kubalas chat Rini dan mengirim pesan bahwa aku sudah bersiap-siap dan akan berangkat menuju rumahnya. Ku coba berhias di depan cermin tapi seakan cermin sudah menertawaiku melihat polesan di wajahku.
Baru pertama kalinya di hari ini aku memakai liptint .Aku merasa tidak percaya diri, ku hapus kembali pewarna di bibirku. Aku merasa inilah aku yang natural tidak ada polesan dan permak di pipiku.
Teringat sudah terlalu lama aku berdiri di depan cermin, segera ku ambil tas selempang dan keluar dari kamar melangkah mencari ibu di depan.
Dret...dret...dret...dret...
Kuambil ponselku didalam tas, ku lihat panggilan atas nama Bang Raga. segera kutekan tombol berwarna hijau.
"Hallo Assalamualaikum, ada apa Bang???".
"Waalaikumsalam Dek, Dek ayah kecelakaan, ini sudah di bawa ke rumah sakit, dari tadi Ayah belum juga sadar. cepat kemari ajak Ibu Dek ..."
" Rumah sakit mana Bang??"
" Rumah sakit Medika Cipta, bawakan baju ganti Ayah Dek..., tadi baju Ayah kotor terkena darah. Kalau kemari hati-hati di jalan ya, jangan ngebut ya Dek ".
"Iya Bang, "
"Assalamualaikum, "
"waalaikumsalam, "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 129 Episodes
Comments