Ditembak Candra

Ku ambil ponsel di dalam tas ranselku sambil menunggu pesanan datang. Ku lirik Rini yang terus memandangi Candra dengan tersenyum.

Sementara orang yang di pandangi justru memandang kearah ku. Seketika itu kutundukkan pandanganku ketika pandangan mata kami bertemu.

Gemes lihat tingkah Rini hari ini tidak seperti biasanya. Ada apa dengan hatiku kenapa hatiku gelisah melihat Rini seperti suka dengan Candra. Apa aku juga sudah menaruh hati kepada Candra. Mana mungkin, kugelengkan kepalaku membuang pikiranku jauh-jauh.

"Pesanannya mbak selamat menikmati ". ucap pelayan setelah meletakkan pesanan kami.

"Terima kasih mbak," ucapku ramah.

Kami makan dalam diam hanya dentingan suara sendok yang terdengar. Sesekali kulihat Candra melirik ke arahku dan ketika itu juga pandangan kami bertemu. Aku malu karena bertepatan dia juga melihatku dengan tersenyum.

Aku terkejut sebuah tisu sudah disapukan ke bibirku. Membersihkan sisa nasi yang menempel di sudut bibir membuat wajahku memerah seperti kepiting rebus.

Kenapa juga si Candra mengumbar kemesraan di depanku, apa sih yang dilihat dari si Zaki? Cantik juga gak, gaya seperti laki-laki aja diperjuangi. Cantikkan juga aku, batin Rini

dengan melirik terus ke arahku dan juga candra

" Candra coba deh rasai nasi gorengku. Rasanya lebih enak lho, aku suapi ya...?" senyum Rini ingin menyuapkan nasi goreng ke mulut Candra tetapi segera di tepis Candra.

Klenteeeng , suara sendok jatuh ke lantai.

Ku lihat sendok Rini sudah jatuh. Bahkan pengunjung yang makan di sebelah kami juga terkejut melihat kami.

"Apa-apaan si Rin, kamu apa gak lihat kalau aku makan nasi goreng yang sama " bentak Candra dan langsung berdiri.

"Maaf Nisa aku duluan ya, aku gak bisa lama-lama di sini. Hawa di ruangan ini sudah mulai panas, aku tunggu kamu di tempat latihan ". ucap Candra melirik Rini dengan raut wajah yang tidak senang.

Aku terkejut dengan sikap Candra hari ini. Untuk pertama kalinya aku melihat dia marah. Aku pun juga sudah tidak berselera makan. Ku hentikan makanku dan ku habiskan minumku.

Baru beberapa langkah candra meninggalkan meja kami, dia berbalik badan kembali dan berjalan mendekatiku. Diulurkan tangannya diatas tanganku, aku seperti terkena hipnotis terdiam tak sanggup menarik tanganku kembali.

" Hati-hati di jalan ya Nis, jangan ngebut kalau naik sepeda motor " ucap Candra sambil meletakkan dua lembar uang berwarna merah dan berlalu pergi meninggalkan meja kami.

"Jawab Zak sejak kapan kalian jadian ? kamu gak benarkan jadian sama Candra??" tanya Rini sambil menarik- narik tanganku sampai keluar dari kantin.

"Sakit Rin, lepaskan tanganku! kalau ku balas kepadamu tanganmu bisa lebih sakit dari ini "

ku tarik tanganku dari genggaman tangan Rini dan menghempaskan tangannya.

Sebenarnya aku bisa saja membalas perbuatan Rini kepadaku tadi, tetapi sungguh tidak mungkin aku lakukan kepadanya karena Rini adalah sahabatku dari kecil.

"Maaf Zak, aku itu gak bermaksud menyakitimu " bujuk Rini sambil meminta maaf.

"Kamu kenapa sih Rin..., kamu bukan Rini yang selama ini aku kenal. kamu berubah... , aku tau kamu suka sama Candra kan...? . Tapi asal kamu tau Rin, aku sama candra hanya temanan. Maaf ..., aku gak bisa menemani kamu pergi. Kalau kamu tetap mau jalan-jalan, aku harap kamu bisa pergi sendiri ," kulangkahkan kaki meninggalkan Rini didepan kantin lalu menuju parkiran sepeda motor.

Rini tersenyum melihat kepergianku, seringai licik diwajahnya. "Bagus deh kalau mereka belum jadian, akan aku buat kamu jatuh cintaku kepada ku Candra Wiguna, " gumam Rini berjalan menuju gerbang sekolah karena sudah ada mobil jemputan yang menunggunya.

* * * * *

Satu jam kemudian ditempat latihan karate.

"Kemana sih si Nisa sudah jam segini belum datang-datang, apa dia marah denganku tentang kejadian tadi ya? lebih baik ketelpon aja deh " gumam Candra sambil menghubungi annisa berulang-ulang.

"Kok gak diangkat-angkat sih, kemana kamu Nisa...,angkat dong " gumam Candra terus gelisah memandangi layar ponselnya.

Terasa ada yang menepuk pundakku dari belakang. Ku balikkan badanku melihat siapa gerangan yang menepuk pundakku.

"Kemana Nisa Can, hari gini belum kelihatan juga ,sudah jam berapa ini ".ucap Pelatih menanyakan cewek tomboi cantik seakan memberi semangat ketika melatih.

" Iya kak, mungkin lagi di jalan " jawab Candra sambil menggaruk kepalanya.

Sementara di jalan suara ponselku terus berdering di dalam tas. Ku lajukan sepeda motor besarku membelah jalan raya yang ramai dengan kendaraan lalu lalang. Kalau sudah sore begini jalanan pasti macat. Ku kebut sepeda motorku agar segera sampai ke tempat latihan.

Tiga puluh menit kemudian.

" Nisa, kamu dari mana aja sih... kamu gak apa-apakan, aku khawatir lho Nis, " ucap Candra dengan muka khawatir menghampiriku.

"Aku lagi sebel sama Rini hari ini Can, kamu merasa gak hari ini si Rini berubah. Seperti bukan Rini yang aku kenal, lebih agresif gitu, kecentilan " jawabku meyakinkan Candra.

" Iyasih, tapi sudahlah ngapain kita mikirin si Rini, lebih baik yang kita pikirkan tentang kita berdua " ucap Candra sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kamunya aja Nisa yang gak nyadar kalu si Rini itu emang kegatelan, di depan kamu aja dia baik, tetapi di belakang mu dia busuk, gumam Candra tapi hampir terdengar oleh ku.

"Apa maksudmu ?" tanyaku curiga menatap ke wajah candra.

"Gak apa-apa Nisa, oh ya bagaimana jawabanmu, apakah kamu nerima aku jadi pacarmu? tanya Candra berharap.

"Harus di jawab sekarang ya Can, "ucapku dingin.

"Iyalah, kapan lagi, keburu aku dikejar-kejar orang" jawab Candra kepedean.

"Perasaaan..., siapa juga yang mau ngejar-ngejar kamu" ucapku dengan ketus.

" Nisa..., terima ya Nisa " ucap Candra memohon.

"Apaan sih ,lebay deh..." menahan tawa melihat tingkah si candra.

" Nisa...,nangis aku lho," ucap Candra merengek seperti anak kecil.

"Nangis aja gak ada pengaruhnya juga sama aku " ucapku berpaling menahan tawa melihat tingkah Candra.

" Perhatian teman-teman semua, hari ini ditempat ini aku Candra Wiguna akan menyatakan perasaan ku kepada seorang wanita, wanita cantik yang ku suka sudah lama sekali. Wanita yang membuatku tidak bisa tidur dan selalu membuatku khawatir memikirkannya. Dia adalah Annisa Zakira syahputri. Annisa..., maukah kau menjadi pacarku, aku cinta sama kamu ," ucap Candra berlutut di depanku sambil menyerahkan setangkai bunga mawar berwarna merah.

" Terima....terima.... terima..., jawab anak-anak latihan sambil bertepuk tangan.

Untuk pertama kalinya aku di tembak dengan seorang cowok di depan orang banyak. Semua temanku bersorak-sorak memintaku menerima cinta si Candra. Aku gugup, pipiku memerah seperti tomat.

"Can, apa kamu gak malu bila pacaran sama aku .Aku bukan kriteria kamu Can, masih banyak wanita cantik yang suka sama kamu. aku kampungan Can " ucapku meyakinkan candra.

" Tapi aku suka sama kamu Sa, aku tidak mau yang lain" jawab candra dengan muka sendunya.

" Terima aja Zak, kita mau latihan lagi " . ucap arif .

" Terima ...terima...terima...,sorak- sorak teman kembali.

Sepasang bola mata dari kejauhan tampak tidak senang menatap kami.

Kupejamkan mataku, sambil membaca

Bismillahirrahmanirrahim

" Ya aku terima " kuambil setangkai bunga dan riuh tepuk tangan dari teman-temanku.

" Yes...," teriak Candra kegirangan hampir memeluk tubuhku .

" No, no, no...," mencegah tangan Candra agar tidak memelukku.

"Tapi ada syaratnya, ketika kita pacaran tidak ada kontak fisik sekalipun. Jika salah satu dari kita ada yang berkhianat pada saat itu juga hubungan kita dinyatakan putus, bagaimana " ucapku dengan tegas.

"Oke, aku setuju, aku akan setia kepadamu " ucap Candra dengan senyum di wajahnya.

" Selamat ya Can, bisa juga akhirnya si Zaki jinak, gak nyangka harus pakai drama. Bisa dong traktir kita makan bakso, iya kan Don..." ucap Arif sambil melirik Doni.

" Siapa takut, " ucap Candra semringah.

" Sudah bubar semua, kita latihan lagi," ucap pelatih dengan muka masamnya.

Terpopuler

Comments

momy akifa

momy akifa

Rini serigala 🐺 berbulu domba 🐑😤

2022-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Zaki
2 Pendekatan Candra
3 Ditembak Candra
4 Gilang Prayuda
5 Ayah Masuk Rumah Sakit
6 Perjodohan
7 Ayah siuman
8 Rontok Jantungku
9 Malam Minggu
10 Hati Yang Tersakiti
11 Perhatian Gilang
12 Mendekati Annisa
13 Kegalauan Gilang
14 Bubur Ayam Untuk Calon Mertua
15 Bubur Ayam Untuk Calon Mertua 2
16 Kebahagiaan Nenek
17 Kejujuran Gilang Prayuda
18 Teror
19 Kecurigaan Gilang
20 Bau Gosong
21 Masa Depanku hancur
22 Teman berasa Iblis
23 Nasib keluarga Annisa
24 Kembali Ke Kampung Halaman
25 Terbongkarnya Rahasia Rini
26 Kebahagiaan Keluarga Annisa
27 Kembalinya Annisa Yang Dulu
28 Tamu Spesial Annisa
29 Gilang VS Bima
30 Penyesalan Rini
31 Kejailan Citra Kepada Bima
32 Tragedi Kejar-Kejaran
33 Arif Kecelakaan
34 Keposesifan Gilang
35 Perhatian Gilang kepada Annisa
36 Puteri Barbie
37 Kesedihan Annisa
38 Annisa Sakit
39 Tertangkapnya Dalang peneroran
40 Jawaban Mimpi Annisa
41 Surat Dari Rini
42 Menerima lamaran
43 Mimin VS Gita
44 Cincin yang Indah
45 Hari Pertunangan
46 Calon Istri
47 Polisi Ganteng
48 Kejutan
49 Kedatangan Arif
50 Hadiah Unik
51 Hari wisuda
52 Wanita Munafik
53 Wanita Multi Peran
54 Rayuan Gombal
55 Berita mengejutkan
56 Acara Barbeque
57 Atm Black Card
58 Kepergian Kak Gilang
59 Jalan-jalan
60 Jalan-jalan 2
61 Kangen
62 Rindu Itu Berat
63 Balapan
64 Teman wanita
65 Ketenangan Diri
66 Rangga Dwi Putra
67 Pulang ke Rumah
68 Kejailan Tante Devi
69 Manusia Batu
70 Kecelakaan Beruntun
71 Rasa Pedas
72 Sakit Perut
73 Perasaan Andre
74 Kekepoan Andre
75 Menghilangkan Bosan Dengan Balapan
76 Seperti Bidadari
77 Annisa Cedera
78 Kedekatan Andre dan Nisa
79 Terbongkarnya Dalang Masalah
80 Hati yang Terluka
81 Perasaan Yang Aneh
82 Bebasnya Rini
83 Serigala Berbulu Domba
84 Rencana Dirga di balas kelicikan Yuda
85 Permainan di mulai
86 Patah Hati
87 Hancurnya masa Depan Rini
88 Pernikahan Dadakan
89 Ulang Tahunku
90 Pejuang Dolar
91 Kejutan Terindah
92 Pemuda Tampan
93 Perdebatan
94 Ketularan Bucin
95 Cemburu
96 Banyak Ikhtiar Kepada Allah
97 Lebay
98 Keresahan Papa Gilang
99 Pengacau
100 Wanita Sombong
101 Wanita Sombong 2
102 Mata Duitan
103 Emosi Toni
104 Resepsi Pernikahan
105 Keputusan Annisa
106 Suratan Takdir
107 Ciuman Pertama
108 Pemuda Misterius
109 Takut
110 Pemuda Buas
111 Pulau Papua
112 Gaun Yang Sangat Indah
113 Bocah Edan
114 Wanita Penggoda
115 Dasar Cebol
116 Film Romantis
117 Dasar Murahan
118 Manusia tidak tahu malu
119 Malu-malu Kucing
120 Hantu
121 Hantu 2
122 Pahit Menjadi Manis
123 Pahit menjadi Manis 2
124 Buat Adek lagi
125 Jadi Tukang Foto
126 Cemburu
127 Cemburu 2
128 Agresif
129 Pemuda yang seram
Episodes

Updated 129 Episodes

1
Zaki
2
Pendekatan Candra
3
Ditembak Candra
4
Gilang Prayuda
5
Ayah Masuk Rumah Sakit
6
Perjodohan
7
Ayah siuman
8
Rontok Jantungku
9
Malam Minggu
10
Hati Yang Tersakiti
11
Perhatian Gilang
12
Mendekati Annisa
13
Kegalauan Gilang
14
Bubur Ayam Untuk Calon Mertua
15
Bubur Ayam Untuk Calon Mertua 2
16
Kebahagiaan Nenek
17
Kejujuran Gilang Prayuda
18
Teror
19
Kecurigaan Gilang
20
Bau Gosong
21
Masa Depanku hancur
22
Teman berasa Iblis
23
Nasib keluarga Annisa
24
Kembali Ke Kampung Halaman
25
Terbongkarnya Rahasia Rini
26
Kebahagiaan Keluarga Annisa
27
Kembalinya Annisa Yang Dulu
28
Tamu Spesial Annisa
29
Gilang VS Bima
30
Penyesalan Rini
31
Kejailan Citra Kepada Bima
32
Tragedi Kejar-Kejaran
33
Arif Kecelakaan
34
Keposesifan Gilang
35
Perhatian Gilang kepada Annisa
36
Puteri Barbie
37
Kesedihan Annisa
38
Annisa Sakit
39
Tertangkapnya Dalang peneroran
40
Jawaban Mimpi Annisa
41
Surat Dari Rini
42
Menerima lamaran
43
Mimin VS Gita
44
Cincin yang Indah
45
Hari Pertunangan
46
Calon Istri
47
Polisi Ganteng
48
Kejutan
49
Kedatangan Arif
50
Hadiah Unik
51
Hari wisuda
52
Wanita Munafik
53
Wanita Multi Peran
54
Rayuan Gombal
55
Berita mengejutkan
56
Acara Barbeque
57
Atm Black Card
58
Kepergian Kak Gilang
59
Jalan-jalan
60
Jalan-jalan 2
61
Kangen
62
Rindu Itu Berat
63
Balapan
64
Teman wanita
65
Ketenangan Diri
66
Rangga Dwi Putra
67
Pulang ke Rumah
68
Kejailan Tante Devi
69
Manusia Batu
70
Kecelakaan Beruntun
71
Rasa Pedas
72
Sakit Perut
73
Perasaan Andre
74
Kekepoan Andre
75
Menghilangkan Bosan Dengan Balapan
76
Seperti Bidadari
77
Annisa Cedera
78
Kedekatan Andre dan Nisa
79
Terbongkarnya Dalang Masalah
80
Hati yang Terluka
81
Perasaan Yang Aneh
82
Bebasnya Rini
83
Serigala Berbulu Domba
84
Rencana Dirga di balas kelicikan Yuda
85
Permainan di mulai
86
Patah Hati
87
Hancurnya masa Depan Rini
88
Pernikahan Dadakan
89
Ulang Tahunku
90
Pejuang Dolar
91
Kejutan Terindah
92
Pemuda Tampan
93
Perdebatan
94
Ketularan Bucin
95
Cemburu
96
Banyak Ikhtiar Kepada Allah
97
Lebay
98
Keresahan Papa Gilang
99
Pengacau
100
Wanita Sombong
101
Wanita Sombong 2
102
Mata Duitan
103
Emosi Toni
104
Resepsi Pernikahan
105
Keputusan Annisa
106
Suratan Takdir
107
Ciuman Pertama
108
Pemuda Misterius
109
Takut
110
Pemuda Buas
111
Pulau Papua
112
Gaun Yang Sangat Indah
113
Bocah Edan
114
Wanita Penggoda
115
Dasar Cebol
116
Film Romantis
117
Dasar Murahan
118
Manusia tidak tahu malu
119
Malu-malu Kucing
120
Hantu
121
Hantu 2
122
Pahit Menjadi Manis
123
Pahit menjadi Manis 2
124
Buat Adek lagi
125
Jadi Tukang Foto
126
Cemburu
127
Cemburu 2
128
Agresif
129
Pemuda yang seram

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!