"Sudah selesai Kin, yakin nggak ada yang tertinggal?" ucap Oma Sarah, ketika melihat Kinar keluar dengan membawa satu koper besar ditangannya.
Setelah membujuk Kinar dengan berbagai macam cara, akhirnya gadis itu mau untuk ikut dengannya.
Kini Oma Sarah segera membawa gadis itu untuk dibawa kerumah nya.
"Dulu kamar ini ditempati Nada anak kedua Oma, semoga Kinar betah ya?" ujar Oma Sarah memperlihatkan isi kamar milik putrinya dulu.
"Jangan sungkan, beritahu Oma kalau ada apa-apa."
"Baik Oma, terimakasih banyak!"
Oma Sarah pun mengangguk, lalu meninggalkannya sendiri, agar beristirahat.
..
"Yeeee.. Bunda, Oma datang!" teriak Cantika girang.
"Hallo, cucu oma yang cantik,?"
"Bunda sama ayah ada nak?" tanyanya, sembari mengangsurkan satu papper bag penuh, dodol garut kesukaan cucu nya itu.
"Ada Oma, Bunda sama ayah lagi di kamar!"
"Ck, anak itu masih sore begini udah ngamar aja!" gerutu Oma Sarah, sembari berjalan menuju kamar anaknya.
Sedangkan Cantika, Ia berjalan dengan berjingkrak-jingkrak menuju kamar sang kakak.
Tok.. tok.. tok..
"Nad, Ando, buka pintunya mama mau bicara, penting!" teriak Mama di depan pintu.
Sedangkan Ando yang baru saja keluar dari kamar mandi bergegas memakai pakaiannya.
"Mama, tumben kesini sore-sore begini?" ucap Nada, setelah membuka dan menutup kembali pintu kamar nya.
"Kenapa, mama ganggu ya?" ujarnya, pura-pura sedih.
"Eh nggak, nggak sama sekali ma, Ayo kita duduk diruang tamu aja, biar enak ngobrolnya, tadi kan mama bilang mau ngobrolin sesuatu yang penting."
"Iya, ayo!"
Oma Sarah berjalan terlebih dulu ke ruang tamu, sedangkan Nada pergi ke dapur untuk mengambil minuman.
"Si El, udah punya pacar belum sih Nad?" ucap Oma Sarah ketika Nada baru saja datang dengan membawa segelas teh hangat ditangannya.
"Mama kaya yang nggak tahu aja El kaya gimana, dia itu tipe anak yang paling susah didekati sama perempuan, buktinya si Mytha sama si Vanya anak tetangga sebelah aja, selalu Ia tolak, jadi kayanya nggak mungkin deh kalau dia udah punya pacar."
"Bagus dong, dengan begitu dia tidak punya alasan untuk menolak permintaan Oma."
Nada menggerenyit, menatap wanita yang kini memasuki usia 60 tahunan itu, sama sekali tidak mengerti dengan maksud ucapannya tersebut.
"Begini Nad, kemarin kan mama sempat cerita sama kamu, tentang anak nya temen mama, Safira."
"Kemarin dia meninggal." ucap Oma Sarah sendu.
"Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, mama serius?" Nada menutup mulutnya tak percaya.
Oma Sarah mengangguk lesu, "Kasian anaknya Nad, dia tidak di akui oleh keluarga ayahnya."
"Sebelum meninggal, Safira menitipkan Kinar putrinya pada Mama, dia meminta agar mama merawat dan menyayanginya Nad."
"Ya udah, bawa aja kesini ma, biar Cantika ada temennya, pasti dia seneng banget, mama tahu sendiri kan, kalau Cantika ingin sekali punya kakak perempuan."
"Gimana kalau Kinar kita nikahkan saja dengan si El."
"Hah?"
"Iya, biar Kinar menjadi keluarga utuh kita, dan janji mama sama almarhumah Safira bisa mama tepati."
"Hah?" lagi-lagi Nada terlihat seperti orang bo doh!
"Ihs ini anak, mama getok juga kepalanya, dari tadi hah huh hah huh terus, nggak ngerti-ngerti, bikin orang tua darah tinggi aja." Oma Sarah mendengus kesal.
"M-maaf ma, Nada cuma syock aja, lagian si El kan masih sekolah, lagian mana mau dia, mama tahu sendiri dia paling anti perempuan, Eh tiba-tiba mau dinikahin, bisa jantungan mendadak dia ma!"
"Belum juga di coba kamu ini, pikirannya udah negative duluan, payah!"
"Maksud Nada bukan gitu."
"Kamu inget nggak, dulu suamimu itu waktu nikah masih SMA juga kan, lalu salahnya dimana?"
"Dulu sama sekarang itu beda ma."
"Beda apanya Nad, dulu kamu keperegok berduaan di dalam hotel gitu, jadi terpaksa harus di nikahkan, begitu?"
Nada meringis, meski kejadian itu sudah terlewati selama belasan tahun, rupanya sang mama masih mengingat nya dengan jelas.
"Kinar anaknya baik lho Nad, pekerja keras, mandiri, cantik lagi."
"Kamu tahu Nad, kalau mama hanya sekedar merawat, ikatan itu hanya bertahan sebentar, karena setelah Kinar menemukan seseorang yang akan menikahinya, otomatis dia akan di bawa oleh suaminya."
Nada terdiam mencerna kata demi kata, yang di ucapkan oleh sang mama, kemudian Ia mengangguk membenarkan.
"Yaudah ma, Nada nggak masalah dengan keputusan mama, karena Nada tahu keputusan mama selalu yang terbaik." ucap Nada sambil tersenyum.
"Nah kan, kalau begini Mama seneng banget dengernya."
Oma Sarah bergegas memeluk putrinya.
"Ya sudah kalau kamu sudah setuju, tolong beritahu Ando, karena bagai mana pun dia adalah ayahnya, sekaligus kepala keluarga, Oma mau bertemu si El dulu kekamarnya."
"Iya ma!"
...
"El, kamu sedang apa, Oma masuk ya!"
Hening..
Tok.. tok.. tok..
Hening..
Dengan perasaan kesal, ia pun menerobos masuk Kedalam kamar cucunya itu, dilihatnya El sedang duduk dikursi meja belajar dengan posisi membelakanginya.
"Ihs anak bandel!" Oma Sarah menarik headset yang menutupi kedua kuping cucunya tersebut, membuat sang empunya terperanjat kaget.
"Eh Oma, bikin kaget aja!" ucapnya sembari memegangi dadanya.
"Dasar, cucu durhaka, dipanggil-panggil nggak denger!" Oma Sarah memukuli paha sang cucu menggunakan tasnya.
"Eh, ampun oma ampun!" El berlari melompati kursi menuju ranjangnya, namun sang oma tetap mengejarnya.
"M-mhaaf Om-ha mhaaf." ucapnya dengan nafas tersengal, setelah Oma Sarah berhenti memukuli nya.
"Oma mau ngomong apa sih emangnya?" lanjutnya yang melihat wajah sang oma tak bersahabat.
"Nggak jadi, kamu udah bikin mood Oma buruk, Oma mau pulang aja!" ucapnya ketus, lalu membuka dan menutup pintu dengan keras.
"Dih, ngambek!"
..
Nada kembali memasuki kamarnya, ia berjalan mendekati Ando yang sedang duduk memangku laptop dengan wajah serius.
"Ngerjain apa sih bang?" tanyaya, lalu ikut duduk disamping suaminya.
"Biasa yang, ada pekerjaan sedikit, mama dimana, kok kamu udah balik kekamar?"
"Udah pulang, ngambek dia sama si El."
"Kok bisa?" tanyanya, dengan mata yang masih terfokus pada benda segi empat dipangkuannya.
"Biasalah, udah tua gampang marah."
"Yaudah, maklumin aja!"
Nada terdiam, memperhatikan wajah serius suaminya, di usianya yang ke 38 tahun, laki-laki itu masih terlihat muda dan tampan, bahkan seringkali teman-teman El menganggap Ando adalah kakaknya.
Namun, selama hampir 19 tahun pernikahannya dengan Ando, tak pernah sekalipun laki-laki itu berpaling darinya.
bahkan hingga ia memiliki empat anak pun, Ando tidak mengubah panggilan sayangnya pada Nada.
Nada begitu bersyukur memiliki suami yang begitu mencintainya, bersyukur pula karena Ando adalah ayah yang begitu perhatian dan bertanggung jawab terhadap keempat anak nya.
.
.
Arsha El-syahki Arsenio,
anak pertama Ando dan Nada, yang sering di sapa El.
Satria Aji Arsenio
dan
Satya Adi Arsenio,
anak kembar Ando dan Nada.
Emily Cantika Putri
Anak bungsu Ando dan Nada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Akulebih suka manggil nya baby El sejak lahir,daripada Syahki,,😂😂😂Akhirnya di season 2 di panggil juga El👏🏻👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻😁 guaantteeeng banget putra sulungnya Ando😍😍😍😍
2023-01-11
1
Qaisaa Nazarudin
Nah tuh kan si Kinar di jodohin sama si El-syahki👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻
2023-01-11
0
Yullie Kasih
Dulu panggilan nya baby syakhi skrng El, jadi ngabugeg aing 😂
2022-12-26
1