Permintaan terakhir

Oma Sarah yang berniat untuk menemui kembali Safira pagi ini ia urungkan, karena harus menemani cucu perempuannya, menonton film kartun kesukaannya, si kembar botak pemangsa ayam goreng.

Sedangkan Nada, harus mengikuti rapat orang tua murid, disekolah anak bungsunya, Emily Cantika putri, yang kini berusia 10 tahun itu.

Bibi yang biasa bekerja dirumah nya sedang cuti, karena orang tuanya sedang sakit keras.

"Oma, pacaran itu apa sih?" tanya Cantika tiba-tiba dengan polosnya.

"Apa sih sayang, masih kecil nggak boleh ngomong pacar-pacaran ah, pamali!" oma Sarah mengelus kepala cucu kecil nya itu.

"Lagian siapa sih yang bilang begitu, hm?"

"Bang Satria yang bilang, katanya pacaran itu enak, Tika kan jadi penasaran pengen nyobain Oma, bang Satria pelit nggak pernah ngasih tika." ujar gadis itu dengan bibir mengerucut.

Sontak Oma Sarah pun membelalakan mata, kekacauan apa lagi yang di buat si Satria batinnya menggerutu. "Tika sayang dengar Oma nak, Pacaran itu hanya untuk orang dewasa, anak kecil seperti Tika ini belum di perbolehkan."

"Begitu ya Oma?" tanyanya kembali dengan polosnya.

"Betul sayang."

..

"Abanggg!" Cantika Berlari memeluk sang abang yang baru saja menyembul dari balik pintu.

"Etdah napa tu bocah!" ucap Satya yang berjalan di belakang Satria.

"Kenapa sih lu dek, peluk-peluk abang segala, abang tahu nih, pasti ada mau nya kan?" karena biasanya sang adik tidak mau berdekatan dengannya kecuali dengan El, kakak tertuanya.

Satria kemudian menunduk, mensejajarkan tubuhnya dengan sang adik, yang porsi tubuhnya sangat jauh berbeda.

"Ihs, apaan sih abang, suudzon deh," menepis tangan sang abang yang berada dikedua pundak nya.

"Terus apa, halaahh.. ngaku aja deh!" Satria bersikukuh.

"Ihs abang kaya bocah!" Cantika mengerucut kan bibir nya, kesal pada sang abang.

"Dih, bocah ngatain bocah, abang udah gede kali dek, udah punya pacar!" balas Satria sembari melangkahkan kakinya menuju sofa, lalu mendudukan dirinya Disana.

Sedangkan Satya sudah terlebih dulu pergi entah ke Mana?

"Abang, kata Oma masih kecil itu nggak boleh pacaran, nanti aja kalau udah dewasa." Cantika ikut mendudukan diri Disamping sang kakak.

"Iyalah bocil ngapain pacaran, kalau abang emang udah gede, Dan udah boleh pacaran."

"Masa sih, bang El aja belum pernah pacaran?" gadis kecil itu memutar bola mata, layaknya sedang berpikir keras.

"Nggak usah dipikirin bocil, kalau soal bang El, itu sih dia jomblo!" Satria mencubit pipi sang adik gemas.

"Jomblo itu apa sih bang?"

"Udah ya dek, abang lagi males ngobrol, entar kalau Tika udah dewasa juga tahu kok."

bersamaan dengan pintu yang kembali terbuka, menampilkan sosok sang kakak yang baru saja pulang sekolah.

"Abang udah pulang?" dengan mata berbinar, cantika memeluk sang kakak dengan erat, sedangkan Satria mulai asik dengan benda pipih ditangannya.

Laki-laki yang sering di sapa El itu Mengusap pelan rambut sang adik, lalu mengangkat tubuhnya tinggi-tinggi, hingga membuat sang adik tertawa Riang.

"Bunda kemana dek?"

"Lagi masak bang."

"Yaudah abang nemuin bunda dulu ya!" mencolek hidung sang adik menggunakan telunjuknya, lalu berjalan kearah dapur.

..

..

Sore kembali menyapa, Kinar pun segera bersiap-siap untuk pulang Dan menemui ibunya di Rumah sakit.

Sepanjang melewati koridor Rumah sakit ia tak berhenti untuk tersenyum, sembari menenteng sebuah plastik yang berisi kelopak mawar pesanan sang ibu.

"Ibu Kinar Dat_"

Seketika ucapannya terhenti, kala mendapati ruang inap sang ibu telah kosong.

Namun, tak ingin putus asa ia pun bergegas membuka kamar mandi yang berada di ruangan tersebut, akan tetapi hasilnya nihil, semuanya kosong!

Dengan perasaan yang berkecamuk, Kinar pun berlari untuk mencari keberadaan suster yang mengecek Keadaan ibunya tadi pagi.

"S-sus, ibu saya di pindah kemana?" tanyanya dengan tubuh bergetar.

Sedangkan suster itu menatap iba pada gadis yang berdiri di hadapannya kini, ada rasa tak tega untuk memberitahunya, namun cepat atau lambat ia pun harus segera memberitahunya.

"Mari ikut saya!"

Dengan sedikit ragu, Kinar pun mengikuti langkah sang suster, dan ia terus berdoa dalam hati, berharap saat ini ibunya sedang dalam Keadaan baik-baik saja.

Kamar Jenazah

Begitulah tulisan yang terpampang jelas di atas pintu di hadapannya, ketika suster itu menghentikan langkahnya Disana.

Kinar menggeleng lemah, tidak mungkin, pasti ia salah lihat batinnya.

"Ayo dek, silahkan!" suster itu menggiring tubuh Kinar yang sudah mulai gontai, dengan kedua kakinya yang mulai lemas.

Perlahan sang suster mulai membuka penutup kain putih yang terbentang di atas salah satu brankar yang berjejer di ruangan tersebut.

"Maaf dek, ibu anda sudah meninggal 3 jam yang lalu, pihak kami sudah berusaha menghubungi tadi, tapi sepertinya nomor ponsel anda sedang tidak aktif." terang suster.

Kinar menutup mulutnya tak percaya, ketika mendapati sosok yang begitu ia cintai telah terbujur kaku, dengan wajah yang pucat pasi.

"Tidak, dia bukan ibu, itu tidak mungkin ibu!" ucapnya lirih, bersamaan dengan air matanya yang berjatuhan membanjiri pipi putihnya.

Tubuhnya luruh seketika, Terduduk lemas diatas lantai dengan wajah menunduk, hatinya kini menjerit sakit yang tiada duanya.

"Tidak ibu," gadis itu berdiri sekuat tenaga, memandang kembali wajah pucat pasi yang terlentang diatas brankar.

Tangisnya seketika pecah, lalu mengguncang-guncang tubuh sang ibu, berharap bisa terbangun kembali, lalu memeluknya seperti biasa.

Ia terus menangis, hingga hal yang terakhir ia rasakan adalah kepalanya pening Dan terasa berputar.

.

Kinar mengerjap, sembari memegangi sisi kepalanya yang Berdenyut nyeri, lalu ia menatap sekeliling memperhatikan ruangan yang ber cat putih, serta melihat adanya beberapa peralatan medis disana.

Ia yakin saat ini Ia sedang berada di sebuah rumah sakit, Ia meringis kembali memegangi kepalanya, mengingat mimpi yang terasa begitu nyata.

Tiba-tiba seseorang datang Dan membuka pintu, Ia tersenyum Ramah kearahnya.

"Kinar sudah bangun nak?"

Kinar mengangguk, "Oma kok disini?"

Oma Sarah menggeser kursi plastik yang berada Disamping Kinar, lalu mendudukan diri Disana.

"Kata suster tadi Kinar pingsan,"

Oma Sarah terdiam, menjeda ucapannya sebentar.

"Oma turut berduka ya nak, Kinar yang ikhlas yang sabar ya nak, doakan ibumu agar mendapatkan tempat terbaik di sisiNya."

Seketika tubuh Kinar kembali membeku, benarkah ternyata bayangan yang melekat dalam ingatannya itu bukanlah sebuah mimpi, melainkan kenyataan yang sebenarnya.

Ia pun kembali menangis dalam pelukan Oma Sarah yang juga ikut menangisinya.

..

Awan hitam yang menggantung di langit, menambah suasana duka semakin terasa, Dan suasana mendung itu terus mengiringi prosesi pemakaman Safira hingga selesai di kebumikan.

Kinar menatap nanar pada tumpukan tanah merah, yang berhiaskan kelopak mawar yang dibelinya kemarin sore atas pesanan ibunya.

Ia semakin terisak di pelukan sang Oma yang terus menemani Dan menyemangatinya.

Tak menyangka jika itu adalah sebuah permintaan terakhir dari sang ibu.

.

.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

# typo bukan zian tapi El-Syahki Nada dan Ando manggil waktu lahirnya Syahki..

2023-01-11

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Nah lan waktu lahir dia dipanggil Zian tapi aku suka di panggil El aja,,jadi nya emang bener nih di panggil El👏🏻👏🏻👏🏻😂😂

2023-01-11

0

Ney Maniez

Ney Maniez

😔☹️☹️😭

2022-06-19

0

lihat semua
Episodes
1 Prisa Kinara Prameswari
2 Sebuah permintaan
3 Permintaan terakhir
4 Rencana Oma Sarah
5 Emily Cantika Putri
6 Pertemuan pertama
7 Keputusan El
8 Sepasang suami istri
9 Drama di pagi hari
10 Kegalauan sikembar S
11 Bos Pemilik Cafe
12 Pergi Berdua
13 Perhatian kecil
14 Kedatangan bos lagi
15 Merasa bersalah
16 Sebuah syarat
17 Danau hijau
18 Kedatangan bos lagi part 2
19 Mengunjungi panti asuhan
20 Pergi ke pesta part 1
21 Pergi ke pesta part 2
22 Obrolan suami istri
23 Sayang
24 Ajakan ayah mertua
25 Surya Aditama
26 Nasihat untuk El
27 Apartemen
28 Pindah kerumah baru
29 El dan Kinar
30 Gagal fokus
31 PT. Cinta Karena Cinta
32 Beralasan
33 Terlambat menjemput
34 Bi Rumi
35 Reuni TheArcturus
36 Keinginan El
37 Masakan menantu
38 Pil Kontrasepsi
39 Pil kontrasepsi part 2
40 Janji
41 Berkunjung ke rumah Oma indri
42 Surya Aditama part 2
43 Sebuah Kalung
44 Kejahatan yang sama
45 Kita E & k
46 Meninggalkan semuanya
47 Salah paham
48 Masa lalu
49 Masa lalu part 2
50 Masa lalu part 3
51 Birthday Satria dan Satya
52 Birthday Satria dan Satya part 2
53 Kontrakan lama
54 Hilang
55 Menemukan kembali
56 Galau bersama
57 Nasihat untuk Satria
58 I love you bidadari
59 Bertemu lagi
60 Penyesalan
61 Kencan di pasar malam
62 Ayah
63 Oma Anita
64 Pergi bareng Oma
65 Kecelakaan
66 Kesedihan El
67 Takut kehilangan
68 Birthday Kinar
69 Berubah
70 Maaf
71 Saling merindukan
72 Kedatangan si kembar
73 Sebuah fakta
74 Bersaudara
75 Liburan pasutri
76 Gagal liburan
77 Bertemu Frans
78 Ungkapan Kinar
79 Mangga muda
80 Testpack
81 Tangis bahagia
82 Andra dan Jihan
83 Ultrasonografi (USG)
84 Ikan mas bule
85 Perjuangan calon Om
86 Ultrasonografi (USG) 2
87 Andra Alvaro
88 Kejujuran Jihan
89 Status baru
90 Sebuah Komitmen
91 Permintaan maaf Jihan
92 Ikan mas bule 2
93 Orang yang sama
94 Drama twins S
95 Salah paham 2
96 Rencana resepsi
97 Fitting baju
98 Hari kelulusan
99 Resepsi Pernikahan
100 Resepsi Pernikahan 2
101 Resepsi pernikahan 3
102 Rencana kuliah
103 Ujian berumah tangga
104 Rumah sakit
105 Galaksi Melvin Arsenio
106 Final episode (End)
107 Novel Pesona Twins S
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prisa Kinara Prameswari
2
Sebuah permintaan
3
Permintaan terakhir
4
Rencana Oma Sarah
5
Emily Cantika Putri
6
Pertemuan pertama
7
Keputusan El
8
Sepasang suami istri
9
Drama di pagi hari
10
Kegalauan sikembar S
11
Bos Pemilik Cafe
12
Pergi Berdua
13
Perhatian kecil
14
Kedatangan bos lagi
15
Merasa bersalah
16
Sebuah syarat
17
Danau hijau
18
Kedatangan bos lagi part 2
19
Mengunjungi panti asuhan
20
Pergi ke pesta part 1
21
Pergi ke pesta part 2
22
Obrolan suami istri
23
Sayang
24
Ajakan ayah mertua
25
Surya Aditama
26
Nasihat untuk El
27
Apartemen
28
Pindah kerumah baru
29
El dan Kinar
30
Gagal fokus
31
PT. Cinta Karena Cinta
32
Beralasan
33
Terlambat menjemput
34
Bi Rumi
35
Reuni TheArcturus
36
Keinginan El
37
Masakan menantu
38
Pil Kontrasepsi
39
Pil kontrasepsi part 2
40
Janji
41
Berkunjung ke rumah Oma indri
42
Surya Aditama part 2
43
Sebuah Kalung
44
Kejahatan yang sama
45
Kita E & k
46
Meninggalkan semuanya
47
Salah paham
48
Masa lalu
49
Masa lalu part 2
50
Masa lalu part 3
51
Birthday Satria dan Satya
52
Birthday Satria dan Satya part 2
53
Kontrakan lama
54
Hilang
55
Menemukan kembali
56
Galau bersama
57
Nasihat untuk Satria
58
I love you bidadari
59
Bertemu lagi
60
Penyesalan
61
Kencan di pasar malam
62
Ayah
63
Oma Anita
64
Pergi bareng Oma
65
Kecelakaan
66
Kesedihan El
67
Takut kehilangan
68
Birthday Kinar
69
Berubah
70
Maaf
71
Saling merindukan
72
Kedatangan si kembar
73
Sebuah fakta
74
Bersaudara
75
Liburan pasutri
76
Gagal liburan
77
Bertemu Frans
78
Ungkapan Kinar
79
Mangga muda
80
Testpack
81
Tangis bahagia
82
Andra dan Jihan
83
Ultrasonografi (USG)
84
Ikan mas bule
85
Perjuangan calon Om
86
Ultrasonografi (USG) 2
87
Andra Alvaro
88
Kejujuran Jihan
89
Status baru
90
Sebuah Komitmen
91
Permintaan maaf Jihan
92
Ikan mas bule 2
93
Orang yang sama
94
Drama twins S
95
Salah paham 2
96
Rencana resepsi
97
Fitting baju
98
Hari kelulusan
99
Resepsi Pernikahan
100
Resepsi Pernikahan 2
101
Resepsi pernikahan 3
102
Rencana kuliah
103
Ujian berumah tangga
104
Rumah sakit
105
Galaksi Melvin Arsenio
106
Final episode (End)
107
Novel Pesona Twins S

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!