RAJA IBLIS
"Darurat! Sekitar 1.500.000.000 Dewa dan 2.000.000.000 Iblis serta 800.000.000 Roh, lenyap dalam satu serangan barusan! Barisan terdepan orbit Jegra meminta bantuan!" Lapor seorang wanita dengan suara yang terdengar panik kepada pemimpinnya.
"Apa katamu?! Hanya dengan satu serangan singkat itu?! itu tidak mungkin! pasti ada kesalahan!" Balas seorang pria paruh baya dengan raut wajah kusut.
"Meskipun seperti itu kita harus mengirim bantuan, perintahkan Batalion 2417 - 3489, serta squadron 7654 - 8032 agar segera bergerak!" Tegas seorang pemuda yang berada di sebelah pria paruh baya tersebut
"Musuh terlihat dalam jarak 2.870 Juta Kilometer, sekitar 0,00031163 Tahun cahaya di barat! Jumlah mereka..."
"Kenapa kau diam? cepat laporkan berapa jumlah mereka!" Bentak pria paruh baya tersebut.
"Ba-baik, ju-jumlah mereka, jumlah mereka 20.000.000.000 Makhluk biologis dengan 10.000.000.003 Benda mati melayang yang memiliki energi penghancur yang luar biasa besar! tidak diketahui apa itu sebenarnya, tapi, serangan barusan berasal dari benda-benda tersebut!" Lanjut wanita tersebut dengan ekspresi ketakutan diwajahnya.
"Benda? apa yang kau bicarakan?! hanya hal seperti itu dapat menghempaskan energi penghancur yang dapat membunuh Miliaran Kehidupan?! apa kau yakin tidak salah lihat?" Tanya pemuda itu sambil menghampiri wanita tersebut.
"Saya berani bertaruh dengan nyawa saya, itu benar benar benda mati, 2 dari semua benda mati tersebut memiliki ukuran yang lebih besar, dan di barisan depan mereka terdapat 1 yang sepuluh kali lebih besar dari benda mati lainnya, dan dari sepenglihatan saya, setengah dari jumlah musuh berada diatas benda-benda tersebut! mereka bergerak dan beraktivitas didalamnya seperti didalam sebuah bangunan!"
"Yang benar saja." Ujar pemuda tersebut dengan rasa tidak ingin mempercayainya sama sekali, namun karena bawahannya sudah bertaruh dengan nyawa maka ia hanya bisa percaya.
"Siapa diantara musuh yang memiliki energi sihir terbesar? mungkin kita bisa memenangkan peperangan ini dengan membunuhnya terlebih dahulu." Pria paruh baya yang sedari tadi melihat pertempuran mendekat kearah mereka.
"Benar juga, kalau kita melakukannya kemungkinan menang kita tidak sedikit!" Ucap pemuda tersebut yang mulai mendapatkan harapan.
"Pemimpin dan wakil pemimpin, mohon maaf sebesar-besarnya tapi.."
"Tapi kenapa? jangan berbicara terputus-putus seperti itu langsung katakan saja siapa orangnya." Ucap pria paruh baya tersebut.
"-Musuh sama sekali tidak memiliki energi sihir."
Mereka semua terdiam dengan mata menatap kosong kedepan, itu benar-benar keputusasaan yang datang dari sebuah kalimat, didalam hati mereka mulai berfikir "apakah hal seperti itu mungkin?"
"Jadi maksudmu, serangan yang sangat dahsyat tadi tidak mengandung energi sihir sama sekali?" Tanya Pemuda tersebut dengan suara lirih.
"Benar sekali wakil pemimpin, itu benar benar hanya energi super panas berdaya ledak besar, dengan beberapa unsur tidak dikenal dan berbagai zat pelepuh dan pembakar, serta beberapa format yang sama sekali tidak dapat dikenali!" Ucap wanita tersebut sambil memperhatikan serangan musuh.
"Gawat! Musuh kembali mengumpulkan energi panas tersebut! tapi.. ini!!"
"Kenapa? apa yang terjadi?"
"Gawat sekali Pemimpin! Energi ini, jumlah yang sangat besar ini! Serangan berikutnya akan sepuluh kali lebih besar dan lebih dahsyat dari sebelumnya! dengan energi sebanyak ini kemungkinan akan mencapai seluruh pasukan di angkasa!" Teriak gadis tersebut karena sangkin panik dan takutnya.
Mendengar apa yang dikatakan wanita tersebut, pria paruh baya itu langsung membuat sebuah lingkaran sihir putih kecil di telapak tangannya, kemudian menutup kedua matanya.
"Seluruh pasukan mundur! Gunakan Sihir Teleportasi atau sihir perpindahan tercepat apapun yang kalian miliki! Jangan sampai Terkena Serangan Musuh, atau kalian akan Mati sia-sia! "
Perintah tersebut langsung terdengar di kepala setiap orang yang berada di medan perang, kalimat yang singkat dan jelas, namun membuat kepanikan terjadi disetiap tempat hingga menimbulkan kekacauan.
Jelas sama sekali tidak ada yang ingin mati sia-sia, lautan pasukan tersebut langsung kacau hanya dalam satu menit setelah perintah diberikan, dan sudah lebih dari Puluhan miliar orang yang mundur, hanya tersisa ratusan juta lagi hingga semuanya terevakuasi, namun.
Sebuah garis merah terbentang hingga ribuan kilometer jauhnya, kemudian dalam sepersekian detik garis merah tersebut meluas dan melahap semua yang berada di jalurnya.
"AWAS!!"
*Sssshhhh..
*Whoomm..
Semuanya lenyap, dalam lima detik tidak ada yang tersisa dalam jarak ribuan kilometer, puluhan planet, ratusan asteroid, bebatuan bahkan ratusan juta pasukan yang belum sempat mundur menghilang tanpa jejak
"Apa-apaan itu... APA APAAN ITU TADI! Aku bahkan tidak merasakan energi sihir dalam serangan tadi, jadi kenapa mereka bisa melenyapkan segalanya dalam satu serangan?!"
"Pemimpin! Ratusan juta pasukan yang belum sempat berpindah telah lenyap keberadaannya, kami sama sekali tidak dapat merasakan energi mereka dimanapun!"
"Pemimpin! banyak prajurit yang mengalami kejang-kejang dan gila setelah serangan barusan! mental pasukan telah hancur! mereka tidak dapat bertarung lagi!"
"Pemimpin! ada pesan dari Dewa Abadi!"
"Pemimpin! ada pesan dari Raja Iblis Tirani!"
"Pemimpin! terjadi keributan di barak pasukan!"
"Pemimpin ada masalah!"
"Pemimpin!"
...----------------...
...—KING OF DEVIL—...
...----------------...
^^^10.000.047 Tahun kemudian...^^^
Disebuah ruangan yang cukup megah, terlihat sesosok berjubah putih, yang sedang duduk disebuah kursi sambil memandangi sebuah proyeksi dari sebuah planet, ia memperhatikan planet tersebut dengan seksama, bahkan tidak satupun tempat yang ia lewatkan.
"Tunggu sebentar, benda itu terlihat mirip, tidak bukan hanya mirip saja itu benar-benar sama persis, meskipun bentuknya lebih jelek, benda itu benar-benar dibuat lagi!" Ucap sosok itu dengan rasa tidak percaya, ia benar-benar memperhatikan sesuatu di planet itu dengan teliti bahkan sampai rinciannya, seperti pernah melihatnya.
"Padahal kami sudah merubah takdir planet ini berkali-kali, kenapa selalu saja, kenapa manusia di planet ini selalu saja membuat benda itu! apakah menghancurkan ratusan Galaksi masih belum cukup untuk mereka hah?" Keluhnya dengan perasaan kesal, ia pun meminum secangkir teh di meja untuk menenangkan pikirannya.
Secara tiba-tiba dari luar ruangan terdengar keributan yang cukup bising, itu terjadi selama beberapa detik sebelum...
*Bamm!!
"Maafkan kelancangan hamba karena sudah menerobos Yang Mulia! ada sebuah keadaan darurat yang harus segera saya laporkan sehingga saya tidak memiliki pilihan lain!"
Seorang pria berjubah putih, dengan wajah yang terlihat tegas penuh wibawa, menerobos masuk kedalam ruangan tersebut.
"Tidak masalah, apa yang ingin kau laporkan Qei?" Balas sosok itu tanpa menghiraukan perbuatan lancang pria bernama Qei tersebut.
Sesaat akan mengatakan laporannya, perhatian Qei teralihkan oleh proyeksi sebuah planet dihadapan sosok tersebut, segera sikap paniknya barusan berubah menjadi keterkejutan, kemudian ia berkata.
"Anda sudah mengetahuinya tentang benda itu?" Laporan Qei berubah menjadi pertanyaan, sosok itu mengerutkan kening selama beberapa saat sebelum akhirnya mengerti tentang alasan Qei tidak mengatakan laporannya.
"Benda itu yah, apa yang kau maksud itu ini?" Tanya sosok itu sambil menunjukkan proyeksi sebuah benda berbentuk seperti burung tanpa sayap, dengan api bertekanan tinggi dibelakangnya kepada Qei.
"Benar, itu dia, apa yang akan anda lakukan Yang Mulia? kalau dibiarkan saja maka bencana sepuluh juta tahun lalu akan terulang lagi!" Ucap Qei dengan ekspresi risau.
"Mana mungkin aku membiarkan mereka melakukannya, Kali ini kita harus mengatasi semuanya, baik itu dari dimensi ini dan juga dimensi lainnya, karena Raja Iblis Tirani sama sekali tidak ada kabar sejak perang ratusan tahun lalu, kita juga tidak boleh mengusik wilayahnya." Tegas sosok itu dengan sorot mata tajam.
"Tentu saja Tuanku, lalu langkah apa yang sebaiknya kita ambil? sebelum datang kemari saya sudah mempersiapkan milyaran pasukan yang akan ikut invasi kali ini, tinggal menunggu perintah dari anda saja." Ujar Qei sambil membungkuk.
"Ya, tunjukkan jalannya!"
"Baik Yang Mulia!"
...—————...
"Wooaahhh ini adalah komik terbaik yang pernah aku baca sejauh ini! Dewa-Dewi, Roh Suci, jutaan negara manusia, bahkan seluruh kehidupan pun tidak berkutik dihadapannya! Aku tidak sabar untuk membaca kelanjutannya!" Ucap seorang Remaja laki-laki dengan semangat, di dalam kamarnya.
"Zova, makan malam sudah siap! cepat pergi ke dapur untuk makan! kalau dingin nanti tidak enak lagi lho." Saut seorang gadis dari balik pintu kamarnya.
"Ya aku akan segera kesana!" Balasnya dengan singkat.
Kemudian dengan cepat ia segera merapikan kamarnya yang cukup berantakan tersebut, beberapa bungkus keripik kentang tergeletak dilantai bersama dua botol cola yang sudah kosong, buku komiknya berserakan di tempat tidur, dan meja belajarnya sangat berantakan.
Hebatnya ia dapat membereskan semua itu hanya dalam lima menit setelah berdiri, kemudian ia segera bergegas menuju meja makan di dapur, dan menemukan sejumlah ayam goreng di atas meja makan, ia sama sekali tidak menghiraukan adiknya yang duduk tepat dihadapannya, dan terus menatapi ayam goreng tersebut.
"Kakak makan deluan saja, aku akan..."
"Selamat Makan! Haaammmppp! Mmmmnnn, Ayam Goreng benar-benar yang terbaik!" Ucapnya memotong perkataan adiknya barusan.
Beberapa menit kemudian ia sudah menghabiskan 3 potong ayam goreng dengan lahap, cara makannya tersebut membuat adiknya menatap aneh kepada dirinya.
"Oh iya kak, Ibu pulangnya kapan? bukankah seharusnya sudah sampai?" Tanya Zova sehabis meneguk segelas air.
"Ya kau benar, seharusnya Ibu sudah..."
*Ding.. Dong...
"Oh itu Ibu, kakak cepat bukakan pintunya!" Ucap Zova beranjak dari kursinya sambil membawa piring makannya untuk dicuci.
"Tanpa kamu bilang aku juga sudah tahu kok, Tunggu Sebentar!" Teriaknya sambil berlari menuju pintu masuk.
*Tap.. Tap.. Tap..
*Cklak...
Pintu terbuka dan terlihatlah seorang wanita berjas putih dengan beberapa tas belanja di tangan kirinya, dan sebuah koper ditangan kanannya.
"Selamat datang, Ibu pasti lelah bukan? sini aku yang bawa semua barangnya masuk," Kemudian ia mengambil semua tas belanjaan dan juga koper itu dari tangan ibunya setelah meminta ijin. "Ayo masuk Ibu, aku sudah menyiapkan makan malam!" Ucapnya dengan senyuman.
"Terima kasih." Balas Ibunya dengan senyuman hangat juga.
Kemudian Ia dan Ibunya masuk kedalam rumah dan bertemu dengan Zova serta adiknya yang sedang menonton televisi. Saat melihat sang ibu, kedua anak itu segera berlari memeluknya untuk melepas rindu, sementara sang kakak terus berjalan menuju kamar ibunya, sambil tersenyum senang ketika melihat tingkah kedua adiknya.
"Belanjaan ibu lebih banyak dari yang kuduga yah, meskipun tidak terlalu berat sih, mungkin akan aku taruh disini," Ia menaruh semua tas belanjaan tersebut di sebelah lemari. "dan yang ini disini." Kemudian koper tersebut ia letakkan di sebelah tempat tidur.
Seusai meletakkan semua bawaan ibunya, ia segera pergi menuju ruang tengah, disana ia melihat kedua adiknya tengah berbincang-bincang dengan Ibunya, dan saat itu...
*JDAAARRR!!!
"Kyaaahh!! A-ap-apa itu, mengangetkan saja," Ia menarik nafas perlahan untuk menenangkan diri. "Kenapa cuacanya buruk seperti ini? bukankah ramalan cuaca kemarin mengatakan kalau hari ini akan cerah?" Keluhnya dengan kesal.
"Kakak Lily, apa yang kau lakukan di depan jendela? cepat kemari, sepertinya MASA Menayangkan berita yang menarik!" Saut adiknya.
"Ya," Kemudian Lily mendekat ke arah mereka bertiga sambil melirik ke arah televisi, "Oh, lanjutan berita yang kemarin, kalau tidak salah, tentang Pesawat Luar angkasa model terbaru."
"Benar, tapi proyeknya harus ditunda karena cuaca buruk." Ucap Ibunya sambil menghela nafas.
"Jadi karena itu Ibu pulang hari ini?" Tanya Zova.
"Ya, proyeknya dilanjutkan minggu depan, jadi Ibu bisa bersantai satu Minggu ini." Balasnya dengan senyum kecil.
"Benarkah? kalau begitu kita bisa pergi ke pantai besok?"
"Sheira, kau harus membiarkan Ibu beristirahat terlebih dahulu, kita bisa pergi lusa bukan?" Balas Zova menatap adiknya.
"Tidak apa Zova, berlibur ke pantai juga bukan ide yang buruk, Ibu bisa bersantai disana nanti."
"Jadi kita bisa ke pantai besok?" Tanya Sheira lagi dengan mata bersinar.
"Tentu saja kita bisa." Balas Ibunya dengan senyuman.
"Yeayy!! Ke pantai!" Teriaknya sambil berlarian diruang tamu.
"Huh, lebih baik aku pergi ke kamar saja." Zova beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi menuju kamarnya di lantai dua.
Sesampainya di kamarnya, ia menutup pintu kamar kemudian duduk di kursi meja belajarnya, ia menyalakan komputernya dan membuka situs komik online yang sering ia baca.
"Huh? Belum ada update baru karena cuaca buruk? alasan bodoh macam apa itu? bukankah kau menggambar komik mu di dalam ruangan? apa hubungannya cuaca buruk dengan tidak update?" Keluh Zova saat melihat pemberitahuan di layar monitornya.
*JDAARRR!!
Secara tiba-tiba petir menyambar dengan suara yang sangat keras, itu memang tidak mengagetkan Zova tetapi mengangetkan banyak orang diluar sana. Anehnya petir tersebut tidak menyambar hanya sekali melainkan berkali-kali, hal tersebut membuat beberapa orang sangat ketakutan dan berfikir kiamat akan segera terjadi.
"Apa ini, perasaan aneh yang kurasakan ini, apa ini sebenarnya! aku belum pernah merasakan hal seperti ini, ini sangat aneh!"
"Aku juga merasakannya, aku tidak menyukai perasaan ini, sangat mengganggu!"
"Aku juga..."
"Aku juga..."
Dalam beberapa menit saat petir menyambar, semua orang di seluruh belahan bumi merasakan perasaan aneh, risau, takut, tidak nyaman, gundah dan sedih semuanya bercampur aduk, dada mereka terasa sesak, nafas tidak beraturan serta lutut mereka yang mulai melemah, hingga membuat mereka berlutut.
*Whushh!!!
Langit yang sebelumnya sangat gelap karena cuaca buruk, kini berubah menjadi sangat cerah tanpa ada matahari yang menyinari, hal tersebut dapat dibuktikan karena disetiap belahan bumi sama sekali tidak terlihat adanya matahari maupun bulan.
Meskipun seperti itu, perasaan aneh yang semua orang alami masih belum berakhir, dan hal tersebut mulai membuat mereka semua yakin kalau sesuatu yang buruk akan segera terjadi.
*Kraakk!!
*Craakk!!
*Ctass!!
Secara mendadak langit yang cerah tersebut retak kemudian pecah begitu saja seperti kaca tanpa ada satupun pecahan yang jatuh mengenai tanah, dari celah tersebut terlihatlah angkasa yang begitu gelap dengan banyaknya bintang yang menghiasi di kejauhan.
Namun yang menarik perhatian mereka bukanlah angkasa tersebut melainkan makhluk misterius yang keluar secara mendadak dari celah tersebut, jumlah mereka ada seratus dengan ukuran yang sangat besar menutupi seluruh langit bumi.
Saat melihat mereka, yang pertama kali dipikirkan oleh manusia di bumi adalah, bahwa mereka sedang melihat "Dewa".
Bukannya panik, semua orang hanya terdiam seribu bahasa, bukan karena takut ataupun bahagia, mereka benar-benar sama sekali tidak dapat bergerak maupun berbicara ataupun menunjukkan ekspresi, hanya pikiran mereka lah yang masih dapat berfungsi dengan baik.
"Dewa! itu benar-benar mereka! terlihat sama dengan yang aku baca di komik! mereka ada disini, di bumi! sungguh luar biasa!"
Seorang Remaja laki-laki berteriak histeris sambil mengutarakan kalimat tersebut didalam kamarnya, saat menatap keluar jendela.
Benar, ia adalah Zova, satu-satunya orang yang dapat menggerakkan tubuhnya dengan bebas di situasi tersebut, karena perhatiannya di alihkan oleh para Dewa, ia sampai tidak menyadari bahwa hanya dirinya sendiri yang dapat bergerak dalam kejadian tersebut.
"Kamilah Dewa, pelayan setia dari ia sang pencipta, saat ini kami berada di planet kecil ini datang dengan tujuan untuk memusnahkan seluruh hal yang telah kalian para manusia capai dengan pengetahuan kalian."
"Suatu saat pengetahuan kalian akan menjadi bencana yang dapat memusnahkan segalanya di Alam Semesta ini, kami sebagai penyeimbang semesta tidak dapat membiarkan hal tersebut terjadi!"
"Dengan begitu, atas perintah Dewa Kehidupan kami akan menghancurkan planet ini, kemudian menciptakannya kembali dengan kalian yaitu jiwa yang sama sebagai belas kasih, semoga di kehidupan selanjutnya, kalian tidak mengulangi hal yang sama."
Kemudian seratus dewa tersebut secara bersama mengangkat kedua tangan mereka ke atas, sambil mengucapkan kalimat aneh yang sama sekali tidak dapat dipahami oleh manusia di Bumi, meskipun tidak memahami kalimatnya, mereka dapat memahami tindakan mereka.
Karena pada saat yang sama, sebuah cahaya aneh seperti Aurora mulai menyelimuti Bumi, satu persatu bangunan mulai lenyap, pohon, awan, hewan, bahkan Manusia pun menghilang seperti tidak pernah ada sebelumnya.
Mereka benar-benar melaksanakan tujuan mereka yaitu menghancurkan bumi, namun secara perlahan dan bukan dengan meledakkannya.
Sementara itu Zova sang remaja laki-laki berumur 15 tahun saat ini sedang dalam keadaan panik, beberapa saat yang lalu ia berfikir kalau para Dewa tersebut datang untuk membawa mukjizat, namun justru sebaliknya mereka malah membawa bencana.
Ia sudah berkeliling ke seluruh penjuru di rumahnya sedari tadi namun tidak menemukan apapun, benar, ia tidak dapat menemukan keluarganya dimanapun ia mencarinya. Keputusasaan mulai memenuhi pikirannya, dan kesedihan mulai menyelimuti hatinya, ia bertanya "kenapa aku mengalami hal seperti ini?" Ia bertanya dengan putus asa "Padahal aku tidak memiliki kesalahan apapun." Ucapnya lirih.
Berkali-kali ia terus berfikir apa yang sudah ia lakukan hingga hal tersebut terjadi kepadanya, hingga sesaat kemudian ketika ia melihat kearah jendela, diluar sana sudah tidak ada apapun kecuali angkasa yang begitu gelap.
Ia sudah pasrah, Zova kemudian menutup matanya dan mulai menyadari kalau hal tersebut terjadi karena ia hanyalah manusia biasa, karena itulah ia tidak dapat berbuat apapun disaat Dewa melakukan apapun yang mereka inginkan.
"Kalau misalnya aku terlahir kembali, semoga saja aku tidak menjadi manusia yang lemah lagi."
...—To Be Continued—...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😄💪👍🙏
2024-01-28
1
Eros Hariyadi
Awal cerita yang menarik...😝😄💪👍👍👍
2024-01-28
0
Nezuko caaan
Ratatui
2023-12-11
1