"Jadi ini yang namanya kematian ya, semuanya gelap dan aku tidak dapat melihat apapun, aku tidak dapat merasakan tubuhku, mengeluarkan suara pun aku tidak bisa. Selain itu ditempat ini sangat tenang, tidak ada apapun, tidak terdengar apapun, sangat menenangkan yah..."
*Srakk..
"Hm? rasanya aku seperti mendengar suara lembaran kertas yang dibalik, dan kepalaku mendadak terasa sangat sakit, ada apa ini."
*Srakk..
"Lagi-lagi suara kertas yang dibalik? apa ada seseorang yang membaca buku disekitar sini? dan.. sepertinya disini menjadi sedikit terang, dan di hadapanku ada langit-langit? aku.. dimana aku sekarang? bukankah seharusnya para Dewa itu sudah menghancurkan Bumi?"
*Srakk..
"Oh, kau sudah sadar yah, syukurlah, aku pikir kau tidak akan selamat dengan kondisi yang mengenaskan seperti itu."
Secara tiba-tiba terdengar suara seorang pemuda dari sebelah kanan Zova, itu terasa sangat dekat sehingga Zova ingin menolehkan kepalanya ke sebelah kanan tapi, seluruh tubuhnya tidak dapat ia gerakkan, dan semuanya terasa sakit, ia merasa seperti baru saja mengalami kecelakaan lalulintas.
"Yah, aku benar-benar bersyukur, tetapi para Dewa itu benar-benar merepotkan sungguh, secara tiba-tiba mereka mengerahkan Milyaran pasukan untuk menghancurkan Bumi di setiap dimensi, aku sendiri perlu satu hari hanya untuk pergi sejauh itu, dan pengumuman nya baru dibuat beberapa hari setelah mereka berangkat, mengesalkan sekali yah, hanya karena Ayah tidak ada mereka jadi bertindak sesuka hati."
"Eh?...
"Para Roh juga sama sekali tidak menghentikan mereka, para Dewa itu bertindak sesuka hati seakan seluruh Alam semesta ini milik mereka dasar menyebalkan! cuma karena seluruh alam semesta memuja mereka, mereka malah menjadi semakin angkuh! memangnya mereka pikir mereka itu siapa? padahal hanya pelayan sang pencipta saja dasar makhluk sok suci!"
"Eeh?.."
"Oh iya tubuhmu masih dalam masa pemulihan jadi jangan banyak bergerak dulu ok? tetaplah berbaring di tempat tidur itu agar semua lukamu disembuhkan secara perlahan. Karena kau sudah siuman, maka aku akan pergi ke suatu tempat, untuk sementara waktu kau tinggal disini dulu ok? sampai jumpa."
*Cklak...
"Eeeeehhh?..."
...----------------...
Zova benar-benar terdiam seribu bahasa, pemuda barusan berbicara tanpa henti dengan nada yang sama, Zova dibuat sama sekali tidak dapat membalas perkataannya dan hanya dapat mendengar pemuda tersebut mengoceh kan sesuatu yang sama sekali tidak dapat dimengerti olehnya.
"Para Dewa? milyaran pasukan? bumi di setiap dimensi? pengumuman? Orang itu, apa yang baru saja ia katakan? Dia membicarakan para Dewa dengan mudahnya seperti mengenal mereka saja, selain itu pengumuman? apakah Dewa akan membuat pengumuman disetiap tempat jika ingin melakukan sesuatu? Dia berkata Bumi disetiap dimensi, bukankah itu berarti teori dimensi lain itu benar-benar ada? Dan ia bilang aku cukup tidur disini dan semua lukaku akan di sembukan secara perlahan, apakah maksudnya tempat tidur ini mengandung sihir?" Ucapnya tanpa henti, ia benar-benar syok saat ini.
Dan disaat ia sedang syok seperti itu ia berfikir kalau sekarang ini bukan saatnya untuk panik maupun syok, ia harus tetap berfikir dengan tenang dan positif.
Meskipun hanya Remaja Laki-laki berumur 15 tahun, sebenarnya Zova bahkan lebih dapat mengendalikan diri dari kebanyakan orang yang lebih tua darinya. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa dirinya berada didalam sebuah ruangan yang sangat gelap dan hanya diterangi oleh sebuah lentera saja.
Ada sebuah rak buku di pojok kanan ruangan, serta meja dan juga kursi disebelah rak tersebut, disebelah tempat tidur ada sebuah kursi dan juga sebuah buku yang cukup tebal, ia menebak kalau buku tersebut lah yang mengeluarkan suara lembaran kertas yang ia dengar tadi.
"Seperti yang dikatakannya, aku sama sekali tidak dapat bergerak, bahkan mulutku tidak dapat aku gunakan untuk mengeluarkan suara, apa kondisiku memang separah ini? sepertinya aku hanya dapat tidur saja yah, tidak ada pilihan lain, tidur ah." Kemudian ia menutup kedua matanya dan mulai tertidur.
Sementara itu disebuah ruangan yang tidak jauh dari ruangan Zova beristirahat, terdapat banyak orang yang sedang berkumpul dengan wajah kusut, penampilan mereka tidak seperti manusia karena memiliki tanduk, mata mereka juga memiliki garis tajam seperti seekor predator, sayangnya mereka bukan hewan, karena memiliki akal sehat.
"Apa surat ini benar-benar surat dari Raja Kerajaan Monster?" Tanya seorang pria paruh baya, sambil memegang sebuah lembaran kertas.
"Ya, ada cap, dan juga tanda tangan dari Raja Monster langsung, sepertinya ini bukan sebuah tipuan." Jawab seorang wanita disebelahnya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan dengan ini? Yang Mulia pasti tidak akan menyukai hal ini jika kita melaporkannya." Tanya seorang Pria disudut ruangan.
"Tidak ada pilihan lain, sebelum semuanya terlambat, meskipun Yang Mulia akan sangat marah nantinya, kita harus tetap melaporkan hal ini, Kekaisaran Iblis sedang dipertaruhkan disini!" Tegas pria paruh baya tersebut dengan sorot mata keseriusan.
"Benar, kalau begitu ayo segera menemui beliau di ruang..."
*Cklak...
Perkataan wanita itu terhenti saat melihat seseorang yang masuk kedalam ruangan. Ia beserta semua orang yang ada diruangan segera berlutut saat seseorang tersebut telah memasuki ruangan.
"Yang Mulia!.." Ucap mereka bersamaan.
"Berdirilah, apa yang sedang terjadi? kenapa kalian semua berkumpul diruangan ini tanpa melapor terlebih dahulu?" Ia bertanya sambil melirik ke sekeliling.
"Maaf atas kelancangan saya Yang Mulia, kami semua berkumpul disini karena sebuah alasan yang sangat aneh, sebelumnya kami berencana untuk melapor tapi, karena anda sudah ada disini saya akan langsung mengatakannya." Ucap Pria paruh baya tersebut.
"Alasan aneh? apa itu?"
"Raja Kerajaan Monster, Reigis Veirn The Nightmare Golem, baru saja mengirimkan seorang utusan untuk memberikan surat ini kepada anda, dan juga.."
"Dan juga?"
"Dan juga, utusannya datang ke Gerbang Ibukota dengan tubuh yang sangat kurus, daya hidup nya seperti telah diserap oleh sesuatu, setelah ia menyerahkan suratnya tadi, utusan tersebut langsung bunuh diri ditempat dengan memenggal kepalanya sendiri, kami tidak sempat menghentikannya." Ucapnya dengan berat hati, sambil menyerahkan surat ditangannya.
Yang Mulia mengambil surat tersebut, kemudian membacanya dengan teliti, semakin kebawah ia membacanya, semakin buruk pula ekspresi wajahnya.
"Menyatakan perang? Kerajaan monster terhadap Kekaisaran Iblis? sungguh sebuah Kebodohan, apa yang sebenarnya mereka pikirkan, dari segi kekuatan tempur saja, sudah jelas mereka akan kalah telak..." Kalimatnya terhenti saat mengingat sesuatu.
Ia mengeratkan pegangannya sambil mengerutkan kening kemudian berkata. "Begitu ya, karena setengah pasukan kita, dan juga seluruh komandan, kesatria serta Petapa Agung pergi untuk menaklukkan Ras Naga yang mengamuk, kemungkinan mereka menang menjadi sangat tinggi, yang berarti mereka sudah menunggu saat-saat seperti ini yah, Sialan!"
"Yang Mulia tenangkan diri anda!" Semua orang mulai panik.
"Aku sudah sangat tenang disini! sepertinya mereka terlalu meremehkan kekuatan tempur pasukan kita, entah mereka kekurangan informasi atau memang bodoh, sepertinya mereka tidak mengetahui kalau Misi para Komandan telah selesai kemarin sore, siang ini mereka akan sampai di Kekaisaran, dan waktunya sangat pas saat Kerajaan Monster menyerang." ia merobek-robek surat tersebut menjadi pecahan yang sangat kecil kemudian menginjaknya.
"Tapi Yang Mulia, bukankah mereka baru saja akan kembali? tidak baik bila mereka langsung bertempur saat mereka baru saja.."
"Tidak apa! Lagi pula mereka pasti merasa bosan saat di sarang Naga, jadi langsung bertempur saat baru kembali bukannya membuat mereka semakin lelah, mereka justru akan merasa sangat senang!" Yang Mulia tertawa kecil.
Saat ia sedang berbicara seperti itu, perhatiannya teralihkan oleh sesuatu dari luar jendela, jaraknya sangat jauh sekitar belasan kilometer diatas langit.
"Grifrean? hey hey, sepertinya kita sudah diremehkan sampai ketingkat paling rendah, padahal mereka punya ratusan Griffin di kerajaan mereka, kenapa malah menggunakan Monster burung lemah seperti Grifrean?" Ujarnya dengan nada kesal.
"Grifrean? mohon maaf tapi, apa yang sedang anda bicarakan?" Tanya wanita tersebut keheranan.
"Sekitar dua belas kilometer di timur laut, terlihat ribuan Grifrean yang sedang terbang kearah Kekaisaran Iblis dengan kecepatan tinggi, sepertinya mereka adalah pasukan Kerajaan Monster, dari kecepatannya mereka akan sampai disini siang nanti." Seorang Pria berjubah dengan lambang Perisai tengkorak menjawab pertanyaan wanita tersebut, seperti nya ia juga dapat melihat dari jarak sejauh itu.
"Reyas, segera pergi ke gudang persenjataan, aktifkan setengah kristal pelindung yang kita miliki! Houi, segera pergi ke barak pasukan, perintahkan seluruh prajurit yang tersisa serta para petualang yang bersedia membantu, untuk segera mempersiapkan diri ke Medan pertempuran, jika mereka sudah siap langsung bawa ke Gerbang Ibukota! kalian semua yang berada disini juga harus ikut membantu pasukan!" Ujar Yang Mulia memberi perintah.
"Siap Yang Mulia!" Ucap mereka berdua bersamaan kemudian pergi untuk melaksanakan tugas yang diberikan.
"Bagaimana dengan anda yang mulia?" Tanya pria paruh baya tersebut.
"Aku akan berada disini untuk mengawasi dan juga memulihkan energi sihir ku, kalau masih sempat, aku juga akan mengaktifkan pelindung abadi, karena itu jangan buang-buang waktu cepat pergi!" Tegasnya.
"Baik Yang Mulia!" Mereka pun pergi.
"Huh, aku memang bilang akan mengaktifkan pelindung abadi tapi, apa benar-benar akan sempat?" Ia bertanya pada dirinya sendiri dengan penuh keraguan.
...-----------...
Sementara itu dua belas kilometer di timur laut, ratusan ribu monster kecil hingga raksasa sedang mengarah ke arah kekaisaran Iblis, mereka memakai zirah full plate, dengan persenjataan lengkap.
Di barisan terdepan terlihat seekor Lizardman yang menaiki seekor buaya raksasa, dari penampilannya dapat ditebak bahwa ia adalah pemimpin pasukan tersebut, tubuhnya diselimuti api merah membara, yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang pengendali api yang hebat.
"Komandan!" Seekor GiantGoblin menyaut dari kejauhan, ia berlari menuju barisan terdepan hingga menghasilkan getaran kecil yang cukup mengganggu prajurit disekitar.
"Ada apa?" Lizardman tersebut menjawab tanpa melirik kebelakang.
"Tim pengintai baru saja memberi laporan kalau Kekaisaran Iblis baru saja menutup gerbang masuk kedalam Ibukota, selain itu puluhan ribu iblis berpakaian tempur sedang bersiaga dibalik pintu gerbang." Lapor Giant Goblin tersebut.
"Begitu, jadi mereka sudah menerima surat tersebut yah, karena utusannya bunuh diri, pasti terjadi keributan disana." Ia tertawa sambil membayangkan kejadian yang sedang terjadi di Kekaisaran Iblis.
"Ya, memang sedang terjadi kepanikan di ibukota, dan menurut laporan pengintai juga, Kekaisaran Iblis sedang mempersiapkan kristal pelindung dengan jumlah banyak, serta pelindung abadi yang akan di buat oleh Raja Iblis Elgard secara langsung." Giant Golem tersebut melanjutkan laporannya.
"Apa kirstal pelindung prioritas mereka?" Tanya Lizardman itu.
"Itu.. Kristal pelindung tingkat menengah dan tingkat tinggi."
"Haha... begitu. Semoga saja mereka memberikan sambutan yang menarik"
...—To be continued—...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Eros Hariyadi
Lanjuuuutt Thor 😝😄💪👍🙏
2024-01-29
1
Eros Hariyadi
Like and Favorit...😝😄💪👍👍👍
2024-01-29
0
Jello
dari dewa turun dari langit jadinya sekarang monster vs iblis?
2022-11-15
1