🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
CEKLEK
Sam membuka pintu apartemen yang di tingali Biru dengan cukup pelan karna hari beranjak malam ia takut mengganggu istri kecilnya yang mungkin saja sedang beristirahat.
"Kok gelap" gumam Samudera saat baru saja melangkah masuk kedalam.
Sam meraih remote kecil yang berada di laci Buffet ruang tamu, ia menekannya sekali dan teranglah semua ruangan termasuk area dapur yang bersebelahan dengan ruang tengah.
"Biru kemana?"
Rasa panik dan khawatir mulai merambat hati Sam yang tak juga menemukan Biru di tiga ruangan dalam apartemennya.
Sampai Sam melanjutkan lagi langkahnya menuju sebuah kamar, entah apa yang akan ia perbuat jika gadis cantik itu tak ada disana.
BRAAAAKK..
Samudera tak lagi mengetuk pintu tapi ia langsung membukanya dengan sedikit keras sampai terdengar ada jeritan suara kaget perempuan di dalam sana.
BLAAARRR...
Lampu kamar Biru kini terang menderang, Samudera tersentak kaget saat melihat istrinya sedang duduk memeluk lutut sambil menunduk menenggelamkan wajahnya.
"Biru... kamu gak apa-apa?" tanya Sam yang duduk di sisi istrinya yang terisak lirih.
"Biru, ini aku." Sam dengan ragu mengusap kepala sang istri yang belum juga mendongakkan wajah.
"JANGAN! JANGAN SENTUH!" teriak Biru cukup kencang sampai membuat Sam kebingungan.
"Ini aku, buka matamu dulu"
Biru perlahan mendongakkan wajahnya walau ragu, bekas lelehan cairan bening seakan membuatnya begitu berat membuka mata yang sudah sedikit bengkak.
"Kamu baik baik saja?" tanya Sam yang ikut takut saat melihat Biru sangat berantakan.
"Jangan pergi! aku takut sendiri" ucapnya dengan sangat pelan tapi masih bisa di dengar oleh Sam.
Entah dapat dorongan darimana pemuda tampan yang masih memakai stelan jas itu langsung memeluk Biru dengan erat untuk memberikan rasa nyaman pada si gadis yatim piatu.
Biru yang membalas pelukan Samudera membuat pasangan suami istri baru itu pun saling mendekap diatas ranjang.
"Aku takut, aku takut sendiri, aku takut gelap, Tuan"
"Tuan?!" ulangnya sedikit terbata.
"Maaf... aku minta maaf" Biru mengurai pelukannya dengan cepat saat ia sadar siapa yang kini sedang mendekap nya tapi Samudera menarik tubuh Biru lagi untuk kembali masik kedalam pelukannya, ada perasaan lain saat kedua tubuh mereka begitu dekat.
"Tuan"
"Kenapa? sudah lebih baik?" tanya Sam yang di balas anggukan Kepala sembari menghapus air matanya juga.
Dirasa Biru tak setakut tadi, Sam melepas dekapannya sampai akhirnya mereka duduk saling berhadapan di atas ranjang.
"Kenapa gelap?"
"Aku gak tahu nyalainnya gimana? aku liat di dinding gak ada cetrekannya" jawab Biru dengan suara parau karna usai menangis.
"Cetrekan apa? Hem... saklar mungkin maksudmu?" tebak Samudera yang sedikit paham apa yang dimaksud Biru.
"Iya itu, yang menempel di dinding, Tuan"
Samudera terkekeh gemas denga ke polosan gadis di depannya itu ia juga merasa bersalah karna meninggalkannya begitu saja.
"Maaf, aku tak memberitahu apapun padamu. Untuk lampu disini memakai Remote, ada saklar lampu tapi di balik kotak obat disana" tunjuk Sam pada lemari kecil yang menggantung dekat pintu kamar mandi.
"Aku tak tahu, aku hanya panik saat hanya lampu kecil yang menyala" ujar Biru, masih tersisa rasa takut dalam hatinya.
"Kamu sudah makan?" tanya Sam lagi karna perutnya mendadak lapar.
"Belum, Tuan" jawabnya pelan sedikit menekan perutnya sendiri.
Samudra mengusap wajahnya dengan kasar, lagi dan lagi ia merutuk kebodohannya sendiri.
"Maaf, sekali lagi aku minta maaf ya. Sekarang bersihkan dirimu, kita makan malam bersama" titah Sam sambil bangun dari duduk.
"Baik, Tuan".
Samudera keluar dari kamar Biru menuju kamarnya Sendiri, ia juga akan melakukan hal yang sama seperti Biru yaitu membersihkan dirinya yang seharian ini begitu sibuk.
Dan selang beberapa menit keduanya keluar dari kamar mereka masing setelah rapih dengan baju santai rumahan.
"Hanya ada mie instan, mau bikin?" ujar Sam saat membuka kitchen set bagian atas.
"Kalau ku tahu ada mie disana, aku sudah makan dari tadi." gumam Biru sedikit kesal.
Samudera hanya bisa menahan tawa, gadis yang hanya memiliki tinggi badan yang tak lebih dari 160cm itu terlihat begitu mungil bagi Samudera yang bertubuh tinggi bagai tiang listrik.
"Kamu tahu gak caranya nyalain kompor?" goda Sam pada Biru yang malah duduk berpangku wajah dengan tangannya.
"Tahu, tinggal di puter, kan?" jawabnya lemas, perut yang keroncongan membuat Biru nampak pasrah.
Samudera tak menjawab, ia sibuk memasak mie instan tanpa toping apapun termasuk nasi karna memang tak ada apa-apa di apartemennya yang jarang ia tinggali.
.
.
.
.
.
Selamat menikmati semangkuk Mie instan buatanku ya...
Atiku cenut cenut Tuuuut...
Makin gk bisa move on aelah 😘😘😘
Like komennya yuk ramaikan gaes.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Mamath Kay
visual istrinya dong
2023-10-28
0
Kusmia Mia
visual ceweknya dong kaa
2023-08-01
0
Win wina
Thor ganteng nya itu lho ga ketulungan ☺️
2023-06-28
0