🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
" Aku ingin kau menikahi calon istriku sekarang juga sebelum aku pergi dengan tenang." pinta Wildan dengan napas tersengal dan berat.
Semua yang ada didalam ruangan tentu tercengang dan tak percaya dengan permintaan terakhir Wildan yang aneh dan tak masuk akal.
"Jangan bercanda, kamu yang harus menikahinya" seru ibu yang semakin histeris.
"Aku tak kuat, aku ingin ada yang menjaganya setelah aku tiada" jawab Wildan yang kini mulai meredup indera penglihatannya.
"Anggap ini permintaan terakhirku, ku mohon"
Gadis cantik yang sedari tadi hanya terisak sedih itu semakin menundukkan pandangannya,
"Bagaimana ini" tanya pak Wanto.
"Apa kakak yakin jika aku akan bahagia nantinya"
"Kakak yakin, kamu pasti jauh lebih bahagia jika hidup bersama dengan orang yang bertanggung jawab"
"Bagaimana, Tuan?"
"Panggil penghulu cepat! aku akan menikahinya" jawab Sam yang panik dan takut saat melihat kondisi Wildan semakin kritis.
Dua puluh menit kemudian pak Wanto datang bersama tiga pria baya yang memperkenalkan dirinya sebagai penghulu dan saksi untuk si pengantin wanita.
Di dampingi team dokter dan suster, kini Samudera bersiap melakukan ijab kabul di hadapan Wildan yang sedang berjuang di sisa napas terakhirnya yang semakin berat dan sulit.
"Apa mas kawinnya?" tanya pak wanto yang sedang sibuk menulis sesuatu di kertas kecil setalah meminta kartu Tanda penduduk Sam.
"Mas kawin?" ucap Sam bingung.
"Bagaimana dengan ini?" sambungnya lagi setelah sekian detik ia mencari-cari apa yang bisa ia berikan sebagai mahar.
Sam menyerahkan sebuah cincin yang ia pakai di jari kelingkingnya, sebulan lalu ia melihat benda itu di salah satu toko dalam Mallnya, sebuah benda berbentuk lingkaran kecil polos tapi terlihat begitu cantik. Namun sayang cincin itu tak muat di jari manisnya tapi karna Sam sudah jatuh cinta dan ingin memilikinya ia tetap membeli dan memakainya di jari kelingking.
"Ya sudah, asal kamu ikhlas dan tak keberatan" jawab pak Wanto.
"Baiklah kita mulai sekarang ya" ucap pak penghulu saat melihat keringat sudah sangat membanjiri wajah Wildan.
"Ini kertasnya, Tuan baca saja semua sudah saya tulis disini" titah pak Wanto sambil menyodorkan secarcik kertas kalimat ijab kabul untuk Samudera dan pak penghulu.
"Baiklah, terima kasih"
Pak penghulu langsung mengulurkan tangannya di hadapan Samudera yang tentu di sambut baik meski dengan perasaan yang sulit di artikan serta debaran jantung yang degupannya berdetak luar biasa dahsyatnya.
"Saya nikahkan dan kawinnya engkau Samudera ErRainly Rahardian Wijaya Bin Air Rameza Rahardian Wijaya dengan Berliana Biru binti Alamarhum Setyadi dengan Mas kawin sebuah Cincin dibayar Tunai"
"Saya terima nikah dan kawinnya Berliana Biru binti Almarhum Setyadi dengan mas kawin tersebut di bayar TUNAI" ucap Sam dengan sekali tarikan napas.
"Bagaimana saksi, sah?"
Sah... Alhamdulillah.
Samudera melirik kearah seorang gadis yang kini telah resmi menjadi istrinya meski keduanya terpaksa melakukan ini.
Semua orang menadahkan tangan saat pak penghulu melantunkan doa untuk si pengantin baru.
"Cium panggung tangan suamimu. Mintalah ridha nya, Nak" titah Ibu meski belum sepenuhnya ikhlas saat calon menantunya itu malah menjadi istri dari orang yang membuat anaknya celaka.
"Namamu Berliana Biru" tanya Sam.
"Iya, panggil aku Biru, Tuan" jawabnya masih menunduk dengan suara parau karna masih terisak usai mencium takzim punggung tangan Samudera.
Kini fokus kembali pada Wildan, pria malang itu melambaikan tangannya pada Samudera dan Biru.
"Kak, ku mohon untuk kuat" pinta Biru mulai histeris.
"Berbahagialah, kamu harus selalu tersenyum jadikan ini air mata terakhir untukmu, ya Dek" pesan Wildan.
"Jangan katakan itu, kakak akan baik baik saja"
Wildan tersenyum kearah Samudera, dengan napas yang sangat berat ia rasakan Wildan tetap berusaha untuk berbicara.
"Aku titip gadisku, jangan sia siakan dia. Bahagia kan dia melebihi aku yang pernah bersamanya" kali ini Wildan berpesan pada Sam, seorang pria yang resmi menjadi suami dari wanita yang amat di cintai hingga akhir hidupnya.
"Aku akan menjaganya, kamu tenang saja."
"Terima kasih"
Genggaman tangan Wildan semakin lama semakin lemah dan hangat, bahkan sorot matanya saat menatap satu persatu orang di sekelilingnya pun kian memudar dan akhirnya hilang lalu gelap.
TIIIIIIIIIIIIIT...
.
.
.
.
.
.
.
Innalillahi wainnailaihi raji'un.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Lulu embul
Tutut nya jajah dah nikah oeyyyy... Appa Amma Papay sama Mimoy kaget pasti oeyyy...
2024-03-22
0
Sonia
ya elaaahhh...baru baca udah mewek aku
😭😭😭😭
2024-02-01
1
🌻
inalillahi wa innailaihi rojiun,,semoga amal ibadah Wildan dterimah dsisih nya aaminn,turut berduka cita ya mbak biru😭😭😭😭
2023-08-31
1