🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Innalillahi WA innalillahi raji'un.
Semua mengatakan kalimat tersebut saat monitor detak jantung terhenti pertanda jika pasien kini telah tiada.
Ibu yang tahu kabar kepergian sang putra tentu langsung tak sadarkan diri, begitu pun dengan Biru. Dua wanita itu jelas yang paling terpukul atas meninggalnya Wildan.
Pak wanto dan keluarga segera mengurus kepulangan Jenazah Wildan, tapi Sam tetap tinggal di rumah sakit untuk menemani Biru, istrinya. Ia tak beranjak sedikitpun dari sisi gadis yang kini wajahnya sudah sangat terlihat pucat.
"Kak.... "
"Kamu sudah sadar?" ucap Sam sambil meraih jemari Biru yang terdapat selang infusan di punggung tangannya.
"Kakak, mana kak Wildan, ?" tanyanya kembali terisak.
"Maaf, aku benar-benar minta maaf dengan kejadian yang menimpa kalian"
Biru menarik tangannya dari genggaman Sam, seumur hidupnya ia tak pernah di sentuh oleh siapapun termasuk Wildan meski keduanya hampir saja menikah.
"Apa ini nyata, ini bukan mimpi?" gumamnya pelan dengan keluarnya lagi lelehan cairan bening di sudut mata.
"Jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab atas hidupmu, dengan membiayai semua kebutuhanmu" jelas Sam meyakinkan.
"Kamu kuliah atau sudah bekerja?" tanya Sam lagi karna di rasa istrinya itu masih sangat muda.
"Aku baru lulus sekolah tiga bulan lalu, Tuan" jawab Biru di sela isak tangisnya.
"Semuda itu? kalian akan menikah."
Samudera kembali tercengang, hari ini jantungnya sedang benar-benar di uji, begitu banyak rentetan kejadian sedari pagi yang membuat dirinya bagai menaiki roll coaster.
"Apa kalian di jodohkan?"
Biru menggeleng lalu mengangguk membuat Sam mengernyitkan dahinya bingung dan tak paham dengan maksud jawaban Biru.
"Aku anak angkat Ayah dan ibu sejak sepuluh tahun lalu, tapi saat lulus sekolah kemarin aku di minta ayah untuk mau menikah dengan kak Wildan" jelasnya sambil menunduk.
"Oh, kalian di jodohkan?" seru Pria tampan tinggi pitih tersebut.
Biru hanya mengangguk, sebagai anak yatim piatu korban Gempa Bumi di kotanya, tentu ia tak bisa menolak keinginan pasangan suami istri yang sudah merawat dan membesarkannya selama sepuluh tahun. Biru tak memiliki siapapun saat Tragedi yang menewaskan kedua orang tuanya itu. Ia langsung diangkat anak dan di bawa pulang oleh Ayah yang saat itu bertugas sebagai pengantar barang-barang dari para donatur di berbagai kota.
Tak ada lagi obrolan di antara mereka karna Sam mendapat telepon dari asistennya yang menanyakan keberadaan sang Direktur Utama yang tak kunjung datang.
Samudera memberi alasan yang membuat para anak buahnya itu semakin dibuat pusing.
"Kamu sudah baikan? apa kita bisa pulang?" tanya Sam saat ia menghampiri Biru yang duduk bersandar di punggung ranjang pasien dengan memainkan jari jarinya.
"Pulang?"
"Ya, aku akan mengantarmu pulang, karna aku pun harus ke kembali ke kota" ucap Sam yang sepertinya belum paham apa yang di rasakan istri kecilnya itu.
"Aku pulang ke rumah ibu sebagai apa? apa mereka masih mau menerima ku?" tanya Biru pelan bahkan nyaris tak terdengar.
"Maaf, sepertinya aku lupa akan hal ini. Bersiaplah karna kamu akan ikut denganku ke kota." tegas Sam.
Biru yang mendongakkan wajahnya nampak sedikit bingung, ada gurat takut, tak percaya dan binaran bahagia yang bercampur menjadi satu.
.
.
.
.
.
Ya ampun... kenapa kamu selucu Itu?
Berhubung ini tutut Jajah..
Jadi pake Visual Gajah lagi ya.
Ya kali gak dapat cium Appanya dapat cucunya, 🤣🤣
Masih ngarep ya Allah gak akan di matiin tuh si Gajah klo blm dapet cium 😘😘😘😘
Like komenan yuk di tiap bab ya👍👍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 365 Episodes
Comments
Lulu embul
Yeahhhh... Tutut jajah dah ada pawangnya sekarang oeyyy... 🤣🤣🤣
2024-03-22
0
zi_hafs
ya ampyun dek ca uno/Kiss/
2024-03-11
0
Herlina Wolo Malie
ganteng nya yg visualnya
2023-10-29
0