Semua mataa terbelalak kaget dengan apa yang terjadi di depaan mata mereka. Dua orang yang menjadi dalang dari kasus korupsi ambruk begitu saja di lantai dengan sesuatu menancap di kening mereka.
Dan yang lebih menakutkan lagi adalah, benda itu ternyata milik sang raja yang sudah berdiri dari duduknya dan baru saja menurunkan tangannya. Ya senjata rahasia yang tidak di ketahui oleh siapapun termasuk Sian san Buya sekalipun.
Tapi kedua bawahan raja itu punya senjata rahasia juga yang pastinya hanya raja saja yang mengetahuinya.
Suasana semakin mencekam karena wajah raja Hunter yang jadi lebih marah dari sebelumnya.
"Tidak ada alasan apapun untuk korupsi apa lagi iseng yang sudah menghabiskan uang sepuluh peti besar, selain merugikan rakyat yang semakin kesulitan mengembangkan daerah mereka, juga merugikan negara demi kepuasan pribadi"
"Hukum pancung sisanya dan kuburkan mereka di daerah terbuang" tegas raja Hunter yang tidak ingin menoleransi kesalahan pejabatnya.
Pejabat yang tidak bersalah saja sudah ketakutan apa lagi yang bersalah. Mereka berlutut dan memohon ampun pada raja Hunter agar di beri keringanan hukuman.
"Mohon ampuni kami Yang Mulia berilah kami keringanan hukuman, kami sudah lama mengapdi di kerajaan ini sejak Raja sebelumnya memimpin hingga ratu dan anda Yang Mulia" ucap mereka sedih.
"Aku bisa saja meringankan hukuman kalian tapi sebagai gantinya keluarga kaliaan akan jadi gelandangan karena semua aset milik kalian akan ku ambil sebagai ganti tanpa sisa, dan kalian tahi pasti di kerajaan ini tidak ada gelandangan jadi bisa di pastikan mereka akan terusir dari kerajaan" jelas raja Hunter yang membuat mereka menangis.
Bagaimana tidak menangis kalau mereka harus memilih nyawa mereka atau kehidupan keluarga.
"Tolong Yang Mulia ampuni kami" ucap mereka.
"Yang Mulia raja ampuni saya, saya hanya mengikuti perintah menteri Beno saja, dan ibu suri merupakan dalang utama dari perbuatan kami, saya berani melakukan itu karena menurut menteri Beno ibu suri akan melindungi kami" jelas wali kota itu menangis dan mengatakan apa yang pernah di katakan oleh sekutunya itu.
Semua yang ada di ruangan itu menatap tidak percaya pada orang itu yang berani mengatakan hal demikian. Dan lebih tidak percaya lagi kalau ibu suri bisa melakukan itu, meskipun waktu memerintah memang tidak baik pada rakyatnya.
Ibu suri yang di sebut-sebut melotot tidak percaya dan menjadi sangat marah pada wali kota itu.
"Dasar penghianat busuk! beraninya kau memfitnahku, pengawal! bunuh dia" tunjuk ibu suri dengan tubuh yang gemetaran karena sudah ikut di sebut. Dasar menteri bodoh umpat ibu suri yang geram pada mentri Beno yang sudah membawa namanya pada wali kota itu.
"Saya tidak memfitnah, menteri Beno memang mengatakan hal demikian pada saya sewaktu mengajak bekerja sama dulu karena daerah saya yang mendapatkan dana paling besar sebagai daerah paling luas, itulah sebabnya saya berani ikut bekerja sama memanipulasi uang daerah" ucap wali kota itu ngotot.
Raja Hunter tersenyum smirk mendengar keributan di hadapannya.
"Apapun alasannya, kesalahan tetap kesalahan, bawa mereka semua dan lakukan eksekusi sore ini juga, katakan itu pada hakim Sha" ujar Raja Hunter.
Semakin panik dan takutlah semua koruptor itu mendengar keputusan raja Hunter.
"Tidak! Yang Mulia anda harus memberi kami keadilan, ibu suri juga bersalah"
"Ampuni kami Yang Mulia"
Teriakan itu semakin menjauh seiring menjauhnya orang-orang itu dari ruangan rapat. Setelah semua koruptor itu pergi Raja Hunter duduk lagi di singgasananya dan menatap kedepan dengan tatapan nyalang yang hanya memberinya pemandangan tunduk dari pada pejabatnya.
"Sian! pastikan keluarga mereka tidak menerima lagi uang tunjangan dari kerajaan dalam bentuk apapun, dan sita setiap aset mereka yang bernilai lebih dari 2000 lembar tael dalam bentuk apapun, bagikan semua pada yang membutuhkan" ucap Raja Hunter lagi.
"Baik Yang Mulia" sahut Sian karena mereka ada di ruang rapat jadi harus memanggil seperti itu.
"Bawa ibu suri ke hadapanku" ucap raja Hunter dengan nada suara arogannya.
Ya, Raja Hunter akan menunjukkan jiwa arogan dan berkuasanya di hadapan wanita tua itu yang sudah berani melakukan kesalahan dalam diamnya.
"Apa yang akan kau lakukan Hunter? aku ini ibu suri ingat itu, dan tidak seorangpun bisa menghukumku" ucap ibu suri datar yang sebenarnya ia sedang merasa waspada.
Raja muda itu tersenyum smirk yang sangat mengerikan dengan tatapan dingin juga tajamnya pada ibu suri yang sepertinya melakukan perlawanan melalui tatapannya.
"Siapapun dirimu tidak berlaku di mataku, karena akulah penguasanya, aku raja di sini dan kau bukanlah ibu suri yang sebenarnya meskipun kau peenah menjadi ratu" ucap raja Hunter berdiri dari duduknya dan menatap ibu suri yang ada di bawah.
Karena posisi singgasana yang lebih tinggi membuat raja Hunter harus menunduk jika melihat pada yang lainnya di ruangan itu.
"Apa maksudmu? apa kau tidak membaca peraturan kerajaan yang mengatakan kalau ibu suri berhak mengatur kerajaan dan menghukum raja jika bersalah, apa kau ingin ku hukum atas mulut culasmu itu yang tidak menghormatiku" geram ibu suri marah.
"Untuk apa menghormati orang sepertimu, jadi otak korupsi yang merugikan rakyat, sewenang-wenang sewaktu kau memimpin dan peecobaan pembunuhan padaku pewaris sah kerajaan" tantang raja Hunter.
"Bahkan aturan itu tidak berguna padaku karena aku pewaris sah kerajaan ini jadi aku bisa mengubahnya kapanpun yang aku mau sesuai peraturan pemerintahanku" ejek raja Hunter yaang membuat ibu suri semakin meradang.
"Itu artinya kau tidak lagi mematuhi peraturan lama yang sudah di buat raja pendahulu, kau sama sekali tidak layak menjadi raja dengan perangaimu itu"
"Kalau bukan aku lalu siapa ibu suri? dirimu?" tunjuk raja Hunter pada wanita berkursi roda di bawahnya.
"Bahkan mengurus dirimu sendiripun kau tidak mampu masih bermimpi ingin memimpin kerajaan besar ini, kerajaan inipun tidak akan sebesar dan sejaya ini kalau masih di tanganmu yang gila kekuasaan dan kesenangan itu" pandangan raja Hunter jadi lebih suram dari sebelumnya.
"Jangan kau kira aku tidak tahu semua yang sudah kau lakukan padaku sejak dulu ibu suri, juga pada ibuku, kau sudah memberi sesuatu pada minumannya untuk memicu penyakitnya kambuh hingga akhirnya ibuku meninggal, bahkan ayahpun kau racuni pelan-pelan demi bisa berkuasa karena ayah sudah tidak perduli denganmu sejak kematian ibuku" ucap raja Hunter.
"Mungkin kau kira aku diam selama ini dan lebih fokus pada kerajaan yang hampir hancur akibat ulahmu dulu, ya ada benarnya memang tapi hal yang tidak kau adalah kalau tubuh lumpuhmu itu karena ulahku"
Ibu suri kaget mendengar hal itu, bagaimana bisa ia tidak tahu akan hal itu dan menganggap semuanya karena ia yang sempat jatuh.
"Kebenaran yang sesungguhnya adalah kau jatuh dari tangga yang licin karena habis hujan lalu obat yang selalu kau konsumsi adalah obat lumpuh yang mengandung racun mematikan walau perlahan, apa kau ingat dengan racun yang kau berikan pada ibuku? itu juga ada di dalam obatmu, kau pasti tahu bagaimana reaksi obat itu"
Ibu suri sangat shok mendengar itu, apa lagi para pejabat yang ada di sana. Tapi mereka bisa apa kalau sang raja yang melakukan itu, bahkan peraturan bisa di ubahnya sesuka hati karena dia penguasa yang sah.
"Kau tidak pantas di sebut raja" teriak ibu suri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
復Reeenn
Andaikan PEMIMPIN kita seperti HUNTER...
2021-11-16
5