Kedatangan dadakan

Perjalanan pulang yang cukup jauh membuat rombongan Raja Hunter harus menempuh waktu sampai dua hari. Tapi itu tidak jadi masalah bagi sang raja yang justru menggunakan kesempatan itu untuk sekalian berkunjung kekota yang di lewatinya.

Dan karena kunjungan mendadaknya itu membuat pihak pemerintahan kota kelabakan dan seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Terlihat dari cara mereka yang buru-buru membereskan berkas di meja dan juga terlihat gugup saat berhadapan dengan raja langsung.

"Si silahkan duduk Yang Mulia" ucap walikota gugup juga berkeringat.

Pada hal hari masih pagi dan sedikit dingin untuk daerah yang sedang musim panas itu.

"Keluarkan semua laporan bulan ini" ucap Sian yang semakin membuat walikota gugup.

"Eh ehm maaf tuan ta tapi laporannya belum selesai, ka kami baru akan merevisi semuanya" ucapnya meremas tangannya takut.

"Aku mau sekarang" titah sang raja dengan suara dingin dan aura yang tidak bersahabat.

"Ba baik Yang Mulia"

Wali Kota memerintahkan beberapa orangnya dan mengarahkan pandangan kearah lemari yang terkunci rapat di pojokan ruangan. Dengan cepat orang suruhan Wali Kota itu bergerak dan membuka kunci lalu mengambil beberapa buku dan lembaran dari dalam lemari.

"I ini Yang Mulia" ucap Wali Kota saat sudah menerima apa yang diberikan bawahannya.

Raja Hunter mengambil buku dan kertas itu kemudian mulai menelitinya. Baru saja melihat beberapa detik sang Raja sudah murka.

"Apa kau bodoh sampai tidak bisa melihat hah?" marahnya yang semakin membuat suasana mencekam.

"Mak maksud anda Yang Mulia? s saya tidak mengerti" ucap Wali Kota, keringat semakin bercucuran di wajah dan tubuhnya akibat sudah sangat ketakutan.

"Bulan juga tahun dalam buku itu sudah sangat lama, dan itu pembukuan 10 tahun lalu, apa kau ingin menipuku HAH!"

Raja Hunter yang marah langsung melemparkan seluruh buku dan kertas di tangannya kearah wajah Wali Kota itu.

"M ma af Yang Mu lia, sepertinya ba wahan sa ya salah mengam bil, ijinkan sa ya mengambil yang baru" suara si Wali Kota itu terdengar bergetar juga sarat dengan ketakutan yang besar.

"Pastikan tidak ada kesalahan atau kepalamu taruhannya" ucap Raja Hunter tajam.

Wali Kota itu menunduk sejenak lalu pergi menuju meja kerjanya. Di sana Wali Kota itu terlihat membuka laci meja dan mengambil sesuatu dari dalamnya.

"Ini Yang Mulia, saya sendiri yang mengerjakan semuanya" ucap Wali Kota kembali menyerahkan buku yang lebih tebal lagi.

Raja Hunter membukanya setelah menerima, mata tajamnya meneliti satu persatu huruf dan angka yang ada di dalam sana dengan cermat dan cepat.

"Periksa seluruh ruangan ini dan ambil apapun yang kalian temukan, bawa kehadapanku segera" ucap Raja Hunter membuat Wali Kota gelagapan dan ketakutan.

"Ke kenapa begitu Ya.."

"Bawa keluar mereka semua dan awasi" ucap Sian yang tidak ingin semakin membuat rajanya marah.

Karena saat inipun Raja Hunter sudah terlihat mengeraskan rahangnya dengan wajah yang begitu dingin juga datarnya. Belum lagi tatapan tajamnya pada buku itu yang bahkan bisa mengoyak buku tebal itu.

"Lapor Yang Mulia, peeintah anda sudah terlaksana, semua ini kami kumpulkan dari ruangan ini" lapor kepala prajurit.

"Sian, Buya"

"Baik Tuanku" sahut kedua pemilik nama itu.

Sian dan Buya memang memanggil Raja Hunter dengan sebutan tuanku, semua itu karena kedua pria itu merupakan orang-orang pilihan sang Raja langsung dan menjadi pengikut pribadi raja yang melayani langsung pula.

Keduanya langsung mendekati semua barang yang kebanyakan buku dan terdapat satu peti berisi uang dan satu berisi perhiasan. Meneliti begitu banyaknya buku dan kertas tidak membuat Sian dan Buya kesulitan.

"Apa yang kalian dapatkan?" tanya Raja Hunter mendekati tumpukan di hadapannya.

"Tuanku, sepertinya ada konspirasi di derah ini" ucap Sian.

"Benar tuan, bahkan pengeluaran di masing-masing catatan berbeda, pemasukan, pendapatan daerah juga berbeda jauh" sahut Buya pula.

"Panggil mereka semua"

"Baik Yang Mulia" sahut kepala prajurit.

Raja Hunter membuka kedua peti yang ada di sana dan membiarkannya terbuka begitu saja. Satu amplop berwarna cokelat menarik perhatian Raja Hunter yang langsung mengambil dan membukanya.

Tiga lembar kertas ada di dalamnya lengkap dengan tulisan yang membuat Raja semakin meradang di buatnya.

"Yang Mulia, saya sudah membawa mereka masuk" ucap kepala prajurit.

Raja Hunter berbalik badan dan langsung menatap tajam dan membunuh pada Wali Kota yang menunduk takut tapi masih curi pandang pada atasannya itu.

"Katakan apa kesalahnmu" ucapnya.

"Kesalahan apa Yang Mulia?" tanya Wali Kota pura-pura tidak tahu sembari mengusap keringat di dahinya.

Tanpa berkata lagi Raja Hunter maju dan menendang perut Wali Kota hingga pria paruh baya itu terpental menabrak pintu keluar. Akibat tendangan keras dari raja itu membuat Wali Kota mengeluarkan darah dari mulut dan hidungnya.

"A apa salah saya Yang Mulia?" tanyanya lagi sembari mengelap mulutnya.

Raja Hunter menatap marah dan tajam pada Wali Kota yang terkulai lemah itu, tapi tidak ada yang berani menolongnya karena takut dengan raja mereka.

"Sian" ucap Raja Hunter.

Sian mengangguk dan maju di samping raja.

"Sebelum anda menerima jabatan Wali Kota, tentu anda sudah menerima semua mandat dari Yang Mulia untuk bekerja jujur dan baik serta memperhatikan rakyat bukan!" ucap Sian.

"Kami menemukan banyak kejanggalan dalam semua laporan keuangan di pimpinanmu, bahkan gaji pejabat yang jabatannya sama berbeda, pemasukan daerah juga rendah padahal potensi perdagangan di kota ini cukup besar, selain itu dana yang seharusnya di salurkan kepedesaan di sekitar juga tidak sesuai yang di keluarkan dari kerajaan" jelas Sian.

"Katakan atau mati" ucap Raja Hunter yang seakan sudah tidak sabar untuk menguliti Wali Kota yang bertubuh gemuk itu.

"Maafkan saya Yang Mulia, tapi saya memang tidak tahu apapun, semua yang tertulis disitu adalah sama dengan yang selama ini saya jalankan" ucap Wali Kota dengan suara lemah dan terus memegangi dadanya yang sesak akibat benturan tadi.

"Ada yang bisa menjelaskan?" tanya Sian yang selalu tahu kalau tuannya ingin penjelasan dari yang lainnya.

"Jangan takut jika tidak salah" ucap Buya membuat beberapa pejabat saling pandang sejenak.

"Yang Mulia, maaf sebelumnya tapi memang di pemerintahan ini telah terjadi banyak masalah sejak Wali Kota baru menjabat" ucap seorang pejabat pria.

"Benar Yang Mulia, gaji kami yang biasanya tiga puluh lembar tael sekarang hanya lima belas lembar tael saja" sahut yang satunya.

"Kami harus menghidupi keluarga dan orang tua yang sakit, dengaan gaji yang di kurangi 50% itu membuat kami harus pandai-pandai mencari pemasukan"

Raja Hunter memandang keduanya tajam seakan menilai kejujuran keduanya.

"Apa yang kalian lakukan untuk mencari pemasukan?" tanya Sian.

"Kami mencari ikan ke sungai di pinggiran lota untuk di jual tuan"

"Kenapa hanya kalian berdua saja yang mendapat pengurangan gaji?" tanya Sian lagi.

"Karena kami selalu menentang kebijakan Wali Kota yang selalu mempermainkan buku pemasukan dan segala sesuatunya, meskipun pangkat kami baik tapi sebenarnya pekerjaan kami di sini hanya sebagai pelayan mereka tuan"

"Mohon keadilan Yang Mulia, sudah lama kami menderita tapi tidak bisa berbuat banyak karena keluarga kami taruhannya" ucap kedua pejabat itu mengadu, kesempatan tidak boleh di lewatkan begitu saja pikir mereka yang memang sudah lama ingin bicara pada pihak kerajaan langsung.

"Ada yang mengancam keluargamu?" tanya Buya.

"Ada Panglima, seorang yang memiliki kedudukan di kerajaan, dia yang bekerja sama dengan Wali Kota dan beberapa pejabat desa juga"

"Kurung mereka semuaa sampai masalah ini memiliki selesai di selidiki" ucap Sian yang tidak ingin kecolongan jika info yang diberikan kedua pejabat itu palsu.

Bisa saja orang yang memiliki jabatan di kerajaan itu mengetahui hal yang terjadi pada sekutunya dan menghilangkan bukti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!