4 - Lari sejauh mungkin

..."Airmata yang sudah lama tak ingin lagi ku keluarkan, kini mengalir begitu saja tanpa diminta."...

..._______...

Mata Aleta terbelalak lebar, ketika dua pria tak dikenal itu mendekat dan memaksanya untuk mengikuti mereka. Jelas perlakuan mereka pada Aleta membuatnya melawan keras.

Aleta dengan sekuat tenaga mendorong kedua pria tersebut. Namun tenaga tubuhnya tak sebanding dengan tubuh dua pria yang begitu tegap dan berisi.

Salah satu pria mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan dengan cepat ia menutup mulut Aleta, sebelum wanita yang menjadi incaran mereka berteriak dan lari.

Sapu tangan yang telah diberikan obat bius itu, seketika membuat Aleta tak lagi sadarkan diri, akibat menghirup aromanya. Dua pria itu dengan sigap membopong tubuh Aleta untuk masuk kedalam mobil van.

"Wanita ini sudah berada ditangan kami, Bos!"

Salah satu pria menghubungi seseorang yang di sebutnya sebagai Tuan mereka, untuk melaporkan jika perintahnya sudah dikerjakan dengan baik.

"Bagus."

Sahut seseorang dari sebrang sana sambil menyeringai puas tanpa kalimat yang panjang, sudah dapat dipastikan jika ia begitu senang mendengar kabar dari anak buahnya.

Mobil terus melaju menyusuri jalan Ibu Kota. Tiga pria di dalam mobil tampak sangat senang, bahkan suara tawa mereka begitu keras hingga dapat membangunkan Aleta yang sejak beberapa menit lalu tak sadarkan diri.

Perlahan Aleta membuka mata, ia juga sempat melirik ke kiri dan kanannya, melihat lampu jalan dari dalam jendela mobil. Sekilas ia kembali teringat akan kejadian yang dialaminya sebelum ia pingsan.

Lampu lalu lintas yang berwarnakan merah, menghentikan laju kendaraan. Dengan cepat Aleta mengambil kesempatan untuk dapat kabur dari pria-pria yang saat ini sedang menyekapnya.

Untung saja tangan dan kakinya tidak terikat, sehingga mudahkannya keluar dari pintu belakang mobil dan tak satupun dari mereka yang menyadari, jika Aleta sudah tidak lagi berada di dalam sana.

...•••...

Aleta berlari sejauh yang ia bisa, sebab tidak ingin mendapati mereka mengejarnya dan membawanya lagi. Suasana jalan di tengah malam terlihat begitu lenggang dan hening. Tidak terlihat satupun kendaraan yang terlintas disana.

Langkah Aleta terhenti sejenak, merasakan nafasnya begitu menderu akibat berlari dari beberapa kilometer jauhnya. Ia merogoh saku celananya untuk menemukan benda pipih di dalam sana. Namun sayang tak ditemukannya, sebab benda tersebut telah berada di tangan salah satu pria yang sempat menyekapnya.

Aleta mengedarkan pandangannya sembari mencoba mengatur nafas kembali, tampak ia tengah mencari keberadaan telepon koin. Namun sayang tak jua terlihat, lantas ia pun memilih untuk kembali berjalan.

Hampir satu jam setengah Aleta menyusuri jalan panjang itu hingga membuat kakinya terasa sengal. Akhirnya dewi fortuna berpihak padanya, ia melihat taksi yang tengah berhenti di pinggir trotoar.

.

.

.

.

Kini Aleta berada di dalam taksi. Tubuhnya bersandar malas pada kursi, ia terus berpikir perihal semua yang dialaminya akhir-akhir ini.

"Apa yang mereka inginkan dariku? Kenapa akhir-akhir ini, aku merasa seperti diteror. Lantas apa tujuan mereka mengincarku?" batinnya resah.

Netra mata indahnya memandang jalan sudut Ibu kota, ia meneteskan airmata yang tanpa disadari telah membasahi kedua pipinya. Rasanya baru saat ini ia kembali menangis, setelah 17 tahun lamanya tak pernah lagi menitihkan airmata.

Terakhir seingatnya ia menangis saat usianya 7 tahun. Ketika pengurus panti memukulnya dengan balok kayu pada punggungnya, hingga membuatnya tidak dapat tidur seharian sebab punggungnya memar.

Bahkan pemilik panti dan anak-anak panti disana tak ada yang peduli dengan keadaannya kala itu. Mereka justru memaki dan mengejeknya, kendati Aleta terus menangis.

Semenjak kejadian itu membuat Aleta berjanji untuk tidak lagi mengeluarkan airmatanya, jika bukan karena airmata kebahagiaan.

"Maaf, kita sudah sampai, Nona," ucap sang supir taksi menghentikan tangis dan lamunannya.

Ia pun segera turun dari sana setelah membayar ongkos taksinya dan melangkah masuk kedalam rumah dengan lunglai.

Hari-harinya kini dipenuhi rasa kewaspadaan pada semua orang, ia semakin takut untuk bertemu seseorang yang diyakni dapat melukainya, entah dengan alasan apa, ia sendiripun tak tahu.

...•••...

Kini ketiga pria yang sempat membawa Aleta sedang tertunduk takut di depan seseorang yang tengah menatap tajam sambil memainkan pisau yang baru saja diasah tepat dihadapan pasang mata ketiganya.

Mereka takut untuk membuka suara, sebab jika sedikit saja mulut mereka bergerak maka Bos nya itu tak akan segan-segan memotong lidah ketiganya. Ia memaki bengis akan kinerja anak buahnya yang selalu teledor dan tak becus.

"Membawa satu wanita saja kalian tidak mampu, apa gunanya aku membuang uang untuk membayar kalian!"

Gertaknya kepada anak buahnya, kali ini senyum menyeringainya telah berganti dengan amarah dan emosi yang meluap.

"Aku tidak ingin tahu, bagaimana pun caranya kalian harus bisa membawa wanita itu kehadapanku! Jika tidak, kalian yang akan terima resikonya."

Ancamnya penuh penekanan. Sementara mereka meneguk salivanya kasar, setelah mendengar perkataan Bosnya. Mereka bergidik ngeri dengan ancaman yang dapat dibayangkan.

Pasalnya Bos mereka tak kenal kata ampun. Semua dapat ia lakukan walau hanya sekedar mematahkan leher anak buahnya satu-persatu, baginya itu adalah hal yang mudah.

Mereka pun keluar dari ruang pribadi Bosnya, meninggalkannya yang kini tengah menatap foto Aleta. Sebelum akhirnya foto itu di bakar olehnya hingga menjadi debu di dalam tembikar.

"Kita mulai permainannya sekarang, kau akan membayar semua kesalahan yang dibuat banjingan tua bangka itu!!"

...♡♡♡...

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

aku mampir

2022-06-08

0

Senja Merona🍂

Senja Merona🍂

duuuhhh kasian Aleta

2021-12-06

0

solin

solin

semangat kak, jangan lupa mampir dikarya ku ya kk

2021-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 °Prolog°
2 1 - Aleta Quenby Elvina
3 2 - supir pengganti
4 3 - Teror
5 4 - Lari sejauh mungkin
6 5 - Kantor Polisi
7 6 - Lelucon!
8 7 - Bunuh diri!!
9 8 - Damar Emilio Kyler
10 9 - Bermimpi
11 10 - Berontak
12 11 - Surat Perjanjian
13 12 - Prewedding
14 13 - Whisky
15 14 - Stupid
16 15 - H-1
17 16 - My Wedding
18 17 - Honeymoon
19 18 - Maldives
20 19 - Koper
21 20 - Pria Mesum
22 21 - Kotak makan siang
23 22 - Flashdisk
24 23 - Blue Wizard
25 24 - Tablet
26 25 - Bitter Memories
27 26 - Labirin
28 27 - Demam
29 28 - Piyama
30 29 - Ponsel
31 30 - Rumah Kasih
32 31 - Tenggelam
33 32 - Twenty Four Seven I'm Thinking About You
34 33 - Piknik
35 34 - Es krim
36 35 - Bertemu Ayah
37 36 - Satu Langkah di atas
38 37 - Aroma Candu
39 38 - Terungkap Identitasnya
40 39 - Kecupan gila
41 40 - Ide Brilian
42 41 - Malam yang menyebalkan
43 42 - Pertanyaan Damar
44 43 - Keberanian Damar yang justru dinilai salah
45 44 - Semua Hanya tentangmu
46 45 - Drama Kepalsuannya
47 46 - Tipu Muslihat Yuri
48 47 - Hasrat bercumbu Yuri
49 48 - Şimşir Ormani Rize
50 49- Tertangkap
51 50 - Rasa Kebencian
52 51 - Emir Aleta Andreas
53 52 - Misi Emir
54 53 - Kecelakaan
55 54 - Ketidaktahuannya
56 55 - Mendengar Kabar
57 56 - Damar Siuman
58 57 - Cinta
59 58 - Perubahan sikap Damar
60 59 - Rindu
61 60 - Rasa Curiga Erick
62 61 - Jerit Aleta
63 62 - Damar dan Aleta, Kissing
64 63 - Pesan Dokter
65 64 - Drama Damar
66 65 - Kau menyukaiku kan!
67 66 - Ring Tinju
68 67 - Mengintai
69 68 - Bola tennis
70 69 - Ucapan Damar membuatnya terdiam
71 70 - Kehilangan akal karenamu
72 71 - Rahasia dalam kotak
73 72 - Turunkan Aku!
74 73. - Kemarahan dan Kesedihan
75 74 - Love you, baby I do
76 75 - Rencana Jahat
77 76 - Kepintaran Erick
78 77 - SHOOT!
79 78 - Feel Like Broken
80 79 - Loteng
81 80 - BOOM!
82 81 - Suara Sirine
83 82 - Jam Rolex
84 83 - Saling tuduh
85 84 - Mengelabui Pencuri
86 85 - Kegelisahan Emir
87 86 - Keberadaan Damar & Aleta
88 87 - Bunda Azra
89 88 - Topeng
90 89 - MAAF!
91 90 - Penyesalan
92 91 - Kenyataan yang teramat menyakitkan
93 92 - Rasa Kekecewaan Damar
94 93 - Tertembaknya seseorang
95 94 - Salah Tuduh
96 95 - Bertemu Damar
97 96 - Pencarian Aleta
98 97 - Pertemuan Damar dan Emir
99 98 - Sebuah Pengakuan Kemal
100 99 - Hipotermia
101 100 - Ketegangan di dalam ruangan
102 101 - Akhir dari kisah Aleta dan Damar
103 Extra part - Bunga Tulip
104 Perkenalan Karya terbaru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
°Prolog°
2
1 - Aleta Quenby Elvina
3
2 - supir pengganti
4
3 - Teror
5
4 - Lari sejauh mungkin
6
5 - Kantor Polisi
7
6 - Lelucon!
8
7 - Bunuh diri!!
9
8 - Damar Emilio Kyler
10
9 - Bermimpi
11
10 - Berontak
12
11 - Surat Perjanjian
13
12 - Prewedding
14
13 - Whisky
15
14 - Stupid
16
15 - H-1
17
16 - My Wedding
18
17 - Honeymoon
19
18 - Maldives
20
19 - Koper
21
20 - Pria Mesum
22
21 - Kotak makan siang
23
22 - Flashdisk
24
23 - Blue Wizard
25
24 - Tablet
26
25 - Bitter Memories
27
26 - Labirin
28
27 - Demam
29
28 - Piyama
30
29 - Ponsel
31
30 - Rumah Kasih
32
31 - Tenggelam
33
32 - Twenty Four Seven I'm Thinking About You
34
33 - Piknik
35
34 - Es krim
36
35 - Bertemu Ayah
37
36 - Satu Langkah di atas
38
37 - Aroma Candu
39
38 - Terungkap Identitasnya
40
39 - Kecupan gila
41
40 - Ide Brilian
42
41 - Malam yang menyebalkan
43
42 - Pertanyaan Damar
44
43 - Keberanian Damar yang justru dinilai salah
45
44 - Semua Hanya tentangmu
46
45 - Drama Kepalsuannya
47
46 - Tipu Muslihat Yuri
48
47 - Hasrat bercumbu Yuri
49
48 - Şimşir Ormani Rize
50
49- Tertangkap
51
50 - Rasa Kebencian
52
51 - Emir Aleta Andreas
53
52 - Misi Emir
54
53 - Kecelakaan
55
54 - Ketidaktahuannya
56
55 - Mendengar Kabar
57
56 - Damar Siuman
58
57 - Cinta
59
58 - Perubahan sikap Damar
60
59 - Rindu
61
60 - Rasa Curiga Erick
62
61 - Jerit Aleta
63
62 - Damar dan Aleta, Kissing
64
63 - Pesan Dokter
65
64 - Drama Damar
66
65 - Kau menyukaiku kan!
67
66 - Ring Tinju
68
67 - Mengintai
69
68 - Bola tennis
70
69 - Ucapan Damar membuatnya terdiam
71
70 - Kehilangan akal karenamu
72
71 - Rahasia dalam kotak
73
72 - Turunkan Aku!
74
73. - Kemarahan dan Kesedihan
75
74 - Love you, baby I do
76
75 - Rencana Jahat
77
76 - Kepintaran Erick
78
77 - SHOOT!
79
78 - Feel Like Broken
80
79 - Loteng
81
80 - BOOM!
82
81 - Suara Sirine
83
82 - Jam Rolex
84
83 - Saling tuduh
85
84 - Mengelabui Pencuri
86
85 - Kegelisahan Emir
87
86 - Keberadaan Damar & Aleta
88
87 - Bunda Azra
89
88 - Topeng
90
89 - MAAF!
91
90 - Penyesalan
92
91 - Kenyataan yang teramat menyakitkan
93
92 - Rasa Kekecewaan Damar
94
93 - Tertembaknya seseorang
95
94 - Salah Tuduh
96
95 - Bertemu Damar
97
96 - Pencarian Aleta
98
97 - Pertemuan Damar dan Emir
99
98 - Sebuah Pengakuan Kemal
100
99 - Hipotermia
101
100 - Ketegangan di dalam ruangan
102
101 - Akhir dari kisah Aleta dan Damar
103
Extra part - Bunga Tulip
104
Perkenalan Karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!