1 - Aleta Quenby Elvina

..."Aku tidak ingin dilahirkan, jika akhirnya aku tidak diinginkan. Kalian membuang dan meninggalkanku, hingga membuatku mati dalam kesengsaraan."...

...________________...

Istanbul, 08.00am

Seorang wanita bergegas melangkahkan kakinya sebelum lampu penyebrangan jalan berganti. Terlihat pagi ini cukup ramai dengan pejalan kaki yang turut menyebrang bersama dengannya di jalur zebra cross.

Wanita itu menilik sekilas jam tangan yang menggantung di pergelangan tangan sebelum akhirnya, ia benar-benar berlari menyusuri jalan menuju kedai coffee tempat dimana ia bekerja.

"Sial!" umpat wanita itu saat jarum jam menunjukkan waktu keterlambatannya.

Ia tidak ingin lagi menerima teguran dari sang pemilik kedai sebab selalu mendapati dirinya telat masuk kerja.

Wanita itu bernama Aleta Quenby Elvina yang sekarang di kenal dengan nama Bora, sosok wanita pemberani dan mandiri. Ia bekerja di sebuah kedai coffee kecil di pusat kota dan ini bukan kali pertama Aleta terlambat dalam bekerja, ia sudah acap kali melakukan keteledorannya itu.

Tempat tinggal yang terbilang cukup jauh dan hanya menaiki kendaraan umum yang harus berdesak-desakkan dengan penumpang yang lain, membuat dirinya sulit untuk tiba tepat waktu.

Aleta membuka pelan pintu belakang kedai. Ia memantau untuk menghindari sang pemilik. Begitu dirasa aman, ia mengendap masuk kedalam. Langkahnya sangat hati-hati agar tidak menimbulkan efek suara sepatu, sebab pemilik kedai tersebut memiliki pendengaran yang cukup tajam.

"Ehemm"

Suara berdehem pria terdengar jelas di telinga Aleta, sehingga membuatnya bergeming. Menoleh kebelakang dan melihat sang pemilik kedai tengah berkacak pinggang sembari memasang raut wajah beringas.

Kali ini tamat riwayat Aleta, ia tidak bisa menghindar dari kemarahan bosnya itu. Ia juga sudah pasrah, bila mendapatkan hukuman darinya, lagi!

"Harus saya katakan berapa kali padamu! Saya sudah lelah memberikan hukuman untukmu. Kau bahkan tidak pernah takut dengan semua hukuman yang diberikan," tegurnya tegas.

"Saya sudah tidak tahan lagi, sebaiknya kau tidak lagi bekerja disini!" imbuhnya jenuh.

Aleta yang sejak tadi tertunduk mendengar kemarahannya, kini mengangkat wajahnya. Ucapan bosnya itu berhasil membuatnya terbelalak hebat, ia juga tak menyangka akan dipecat dari pekerjaannya, setelah berbulan-bulan lamanya bekerja disana.

"Pak, tolong jangan pecat saya! Saya janji tidak akan terlambat lagi!" Aleta memohon, meminta bosnya untuk mengurungkan niatnya.

"Saya sudah mendengar kalimat itu ratusan kali dari mulutmu," sanggahnya acuh.

"Pak, saya mohon Pak! Kali ini saja, beri saya kesempatan lagi," pinta Aleta memelas sembari mencoba menarik tangan bosnya, sebelum akhirnya ditepis kasar oleh sang empunya.

...•••...

Aleta mengedarkan pandangannya, menatap nyalang hamparan taman luas yang justru tampak sepi dan kosong, persis dengan suasana hati dan pikirannya saat ini.

Ia menghentakkan kakinya yang diikuti dengan suara gerutunya. Saking kesalnya, Aleta mengumpati sang pemilik kedai yang dinilainya tidak selektif.

"Dipikirnya aku senang bekerja di kedai itu. Cih! asal tahu saja, aku juga tak ingin bekerja di tempatnya. Aku juga tidak suka bekerja dengan bos yang tidak adil pada pekerjanya."

Aleta terduduk di rerumputan, setelah lelah menggerutu yang tak akan pernah ada habisnya. Ia menagkup wajah di atas lengannya yang sejak tadi bertengger di kedua lututnya.

Diam, itu yang dilakukannya saat ini. Namun pikirannya terus berputar, mengenai kehidupan yang akan dilaluinya setelah ini. Berpikir bagaimana ia bisa bertahan hidup di dunia ini, sementara pekerjaannya baru saja hilang dan tabungannya juga telah menipis karena membayar sewa tempat tinggalnya, bulan lalu.

Hanya berharap, jika suatu hari nanti akan ada keajaiban yang datang menghampirinya. Sebab ia tidak pernah mendapatkan semua itu, alasannya karena tidak pernah sedikit pun merasakannya.

Sejak kecil Aleta hanya tinggal di panti asuhan bersama anak-anak lainnya. Tidak sekalipun merasakan dekapan hangat kedua orangtuanya, bahkan sang pemilik panti asuhan dan penjaga panti tak pernah mengurusnya dengan baik. Ia benar-benar melakukan semuanya sendiri.

Sampai akhirnya Aleta bosan dan memilih kabur dari rumah panti, yang dianggapnya sebagai rumah neraka. Tidak tahu harus kemana ia melangkahkan kakinya, hanya membiarkan dirinya tinggal dipinggir jalan.

Kisah hidup semasa kecilnya yang cukup kelam, sudah tak ingin lagi diingatnya. Sangat sakit rasanya, jika harus mengulang kenangan yang sama sekali tak pernah diharapkannya.

Aleta juga tidak meminta dilahirkan jika hidupnya berakhir seperti ini, menyedihkan dan hancur.

...•••...

Aleta mempercepat langkahnya ketika hendak melewati gang kecil di kawasan padat penduduk. Lampu jalan yang minim penerangan membuat daerah tersebut rawan dari kejahatan.

Terlebih Aleta, seorang wanita yang berjalan sendirian di malam yang telah larut. Ia sendiri pun merasa was-was, jika mendapati sekelompok penjahat yang mencoba membahayakan dirinya.

Seperti saat ini, Aleta merasakan saat seseorang sedang menguntitnya sejak tadi, namun ia tak begitu menghawatirkannya, sebab selalu membawa senjata yang diyakininya ampuh.Bubuk cabe, itu menjadi senjata yang selalu berada di dalam saku jaketnya.

Merasa terganggu dengan penguntit itu, Aleta pun menghentikan langkah dan segera berbalik. Mengedarkan pandangan untuk mencari sang penguntit yang ternyata berhasil bersembunyi sebelum diketahui olehnya.

"Jangan bersembunyi! Keluar kalau kau berani. Cara itu sudah kuno, tidak ada gunanya bersembunyi!!"

Pekiknya yang terdengar jelas dari si penguntit. Bukannya keluar dari persembunyian, sang penguntit justru kabur dan segera pergi dari sana sebelum Aleta benar-benar akan menghabisi dirinya.

"Dasar pengecut!"

Cibirnya sebelum melangkahkan kembali kakinya, ia ingin segera sampai di rumah dan merebahkan tubuhnya di kasur. Seharian Aleta hanya berada di taman kota tanpa teman bicara, cukup sekaleng minuman dingin dan sebungkus kebab sapi yang menjadi teman bicaranya sore tadi.

Rasanya waktu berjalan begitu lambat, pikirnya. Jika saja ia bekerja hari ini, mungkin waktu tidak akan begitu lama berjalan.

Aleta merebahkan tubuhnya di kasur kecil miliknya, sederhana namun cukup membuatnya nyaman. Malam ini, ia tidak ingin lagi memikirkan hal apapun yang membuat kepalanya pening. Ia ingin mengistirahatkan otaknya dari perasaan sendu yang selalu mengganggu.

Aleta mematikan lampu kamar dan segera memejamkan mata, berharap masalahnya hari ini hanya sekedar batu kerikil yang sedang dilaluinya.

...♡♡♡...

Terpopuler

Comments

el_$@

el_$@

😂😂😂

2022-06-09

0

Aris Pujiono

Aris Pujiono

semangat aletta

2022-05-24

0

nera

nera

next

2022-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 °Prolog°
2 1 - Aleta Quenby Elvina
3 2 - supir pengganti
4 3 - Teror
5 4 - Lari sejauh mungkin
6 5 - Kantor Polisi
7 6 - Lelucon!
8 7 - Bunuh diri!!
9 8 - Damar Emilio Kyler
10 9 - Bermimpi
11 10 - Berontak
12 11 - Surat Perjanjian
13 12 - Prewedding
14 13 - Whisky
15 14 - Stupid
16 15 - H-1
17 16 - My Wedding
18 17 - Honeymoon
19 18 - Maldives
20 19 - Koper
21 20 - Pria Mesum
22 21 - Kotak makan siang
23 22 - Flashdisk
24 23 - Blue Wizard
25 24 - Tablet
26 25 - Bitter Memories
27 26 - Labirin
28 27 - Demam
29 28 - Piyama
30 29 - Ponsel
31 30 - Rumah Kasih
32 31 - Tenggelam
33 32 - Twenty Four Seven I'm Thinking About You
34 33 - Piknik
35 34 - Es krim
36 35 - Bertemu Ayah
37 36 - Satu Langkah di atas
38 37 - Aroma Candu
39 38 - Terungkap Identitasnya
40 39 - Kecupan gila
41 40 - Ide Brilian
42 41 - Malam yang menyebalkan
43 42 - Pertanyaan Damar
44 43 - Keberanian Damar yang justru dinilai salah
45 44 - Semua Hanya tentangmu
46 45 - Drama Kepalsuannya
47 46 - Tipu Muslihat Yuri
48 47 - Hasrat bercumbu Yuri
49 48 - Şimşir Ormani Rize
50 49- Tertangkap
51 50 - Rasa Kebencian
52 51 - Emir Aleta Andreas
53 52 - Misi Emir
54 53 - Kecelakaan
55 54 - Ketidaktahuannya
56 55 - Mendengar Kabar
57 56 - Damar Siuman
58 57 - Cinta
59 58 - Perubahan sikap Damar
60 59 - Rindu
61 60 - Rasa Curiga Erick
62 61 - Jerit Aleta
63 62 - Damar dan Aleta, Kissing
64 63 - Pesan Dokter
65 64 - Drama Damar
66 65 - Kau menyukaiku kan!
67 66 - Ring Tinju
68 67 - Mengintai
69 68 - Bola tennis
70 69 - Ucapan Damar membuatnya terdiam
71 70 - Kehilangan akal karenamu
72 71 - Rahasia dalam kotak
73 72 - Turunkan Aku!
74 73. - Kemarahan dan Kesedihan
75 74 - Love you, baby I do
76 75 - Rencana Jahat
77 76 - Kepintaran Erick
78 77 - SHOOT!
79 78 - Feel Like Broken
80 79 - Loteng
81 80 - BOOM!
82 81 - Suara Sirine
83 82 - Jam Rolex
84 83 - Saling tuduh
85 84 - Mengelabui Pencuri
86 85 - Kegelisahan Emir
87 86 - Keberadaan Damar & Aleta
88 87 - Bunda Azra
89 88 - Topeng
90 89 - MAAF!
91 90 - Penyesalan
92 91 - Kenyataan yang teramat menyakitkan
93 92 - Rasa Kekecewaan Damar
94 93 - Tertembaknya seseorang
95 94 - Salah Tuduh
96 95 - Bertemu Damar
97 96 - Pencarian Aleta
98 97 - Pertemuan Damar dan Emir
99 98 - Sebuah Pengakuan Kemal
100 99 - Hipotermia
101 100 - Ketegangan di dalam ruangan
102 101 - Akhir dari kisah Aleta dan Damar
103 Extra part - Bunga Tulip
104 Perkenalan Karya terbaru
Episodes

Updated 104 Episodes

1
°Prolog°
2
1 - Aleta Quenby Elvina
3
2 - supir pengganti
4
3 - Teror
5
4 - Lari sejauh mungkin
6
5 - Kantor Polisi
7
6 - Lelucon!
8
7 - Bunuh diri!!
9
8 - Damar Emilio Kyler
10
9 - Bermimpi
11
10 - Berontak
12
11 - Surat Perjanjian
13
12 - Prewedding
14
13 - Whisky
15
14 - Stupid
16
15 - H-1
17
16 - My Wedding
18
17 - Honeymoon
19
18 - Maldives
20
19 - Koper
21
20 - Pria Mesum
22
21 - Kotak makan siang
23
22 - Flashdisk
24
23 - Blue Wizard
25
24 - Tablet
26
25 - Bitter Memories
27
26 - Labirin
28
27 - Demam
29
28 - Piyama
30
29 - Ponsel
31
30 - Rumah Kasih
32
31 - Tenggelam
33
32 - Twenty Four Seven I'm Thinking About You
34
33 - Piknik
35
34 - Es krim
36
35 - Bertemu Ayah
37
36 - Satu Langkah di atas
38
37 - Aroma Candu
39
38 - Terungkap Identitasnya
40
39 - Kecupan gila
41
40 - Ide Brilian
42
41 - Malam yang menyebalkan
43
42 - Pertanyaan Damar
44
43 - Keberanian Damar yang justru dinilai salah
45
44 - Semua Hanya tentangmu
46
45 - Drama Kepalsuannya
47
46 - Tipu Muslihat Yuri
48
47 - Hasrat bercumbu Yuri
49
48 - Şimşir Ormani Rize
50
49- Tertangkap
51
50 - Rasa Kebencian
52
51 - Emir Aleta Andreas
53
52 - Misi Emir
54
53 - Kecelakaan
55
54 - Ketidaktahuannya
56
55 - Mendengar Kabar
57
56 - Damar Siuman
58
57 - Cinta
59
58 - Perubahan sikap Damar
60
59 - Rindu
61
60 - Rasa Curiga Erick
62
61 - Jerit Aleta
63
62 - Damar dan Aleta, Kissing
64
63 - Pesan Dokter
65
64 - Drama Damar
66
65 - Kau menyukaiku kan!
67
66 - Ring Tinju
68
67 - Mengintai
69
68 - Bola tennis
70
69 - Ucapan Damar membuatnya terdiam
71
70 - Kehilangan akal karenamu
72
71 - Rahasia dalam kotak
73
72 - Turunkan Aku!
74
73. - Kemarahan dan Kesedihan
75
74 - Love you, baby I do
76
75 - Rencana Jahat
77
76 - Kepintaran Erick
78
77 - SHOOT!
79
78 - Feel Like Broken
80
79 - Loteng
81
80 - BOOM!
82
81 - Suara Sirine
83
82 - Jam Rolex
84
83 - Saling tuduh
85
84 - Mengelabui Pencuri
86
85 - Kegelisahan Emir
87
86 - Keberadaan Damar & Aleta
88
87 - Bunda Azra
89
88 - Topeng
90
89 - MAAF!
91
90 - Penyesalan
92
91 - Kenyataan yang teramat menyakitkan
93
92 - Rasa Kekecewaan Damar
94
93 - Tertembaknya seseorang
95
94 - Salah Tuduh
96
95 - Bertemu Damar
97
96 - Pencarian Aleta
98
97 - Pertemuan Damar dan Emir
99
98 - Sebuah Pengakuan Kemal
100
99 - Hipotermia
101
100 - Ketegangan di dalam ruangan
102
101 - Akhir dari kisah Aleta dan Damar
103
Extra part - Bunga Tulip
104
Perkenalan Karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!