Bab 4 Saling Terbuka

****

Eros berjalan menghampiri Melodi dan membukakan pintu mobil nya, lalu Eros mempersilahkan Melodi masuk ke dalam mobil milik nya itu.

" Makasih, " Melodi berterimakasih kepada Eros karena Eros sudah membukakan pintu mobil untuk Melodi.

" Semoga dia bener-bener baik, tidak seperti laki-laki yang pernah aku temui sebelum nya. Dan semoga keinginan sederhana ku ini juga bisa terwujud. Aku cuma ingin merasakan kebahagian seperti yang di rasakan orang lain. Tanpa pengkhianatan dan hanya tersisa tangis kebahagiaan. Bisa merasakan kasih sayang yang selalu aku impikan. Semoga saja, I hope God grants. " Batin Melodi

Eros melajukan mobil nya, dan supaya tidak terasa terlalu canggung, Eros menyalakan sebuah lagu agar bisa mencairkan suasana. Selama 15 menit perjalanan Melodi dan Eros hanya mendengarkan lagu yang di setel Eros, tanpa sepatah kata pun.

Melodi kehabisan kata-kata, ia bahkan tidak bisa menatap Eros. Melodi juga tidak ingin mengganggu konsen Eros saat mengemudi. Saat suasana nya semakin membosankan, Eros yang dari tadi juga menunggu Melodi untuk berbicara terlebih dahulu itu akhirnya membuka suara.

" Kamu dari tadi diem aja Mel? " Tanya Eros yang mulai mencairkan suasana.

" Aku bingung aja mau ngomong apa, " jawab Melodi sambil menyibakkan rambut nya ke belakang telinga.

" Kenapa bingung? Kamu gugup ya? "Tanya Eros dengan tatapan lembut nya.

" Ya tuhan, apa lagi ini? Tatapan mata nya, aduh makin tambah gugup aja kalo di tatap kayak gini terus, " jantung Melodi terus bergejolak hingga ia hanya bisa bersuara di dalam hati nya.

" Mel? " Tanya Eros kembali yang tidak mendengar jawaban dari Melodi.

" Eh, iya Ros...aku gugup banget, soal nya kan aku mau ketemu sama mama kamu. Siapa coba yang nggak gugup, berasa mau ketemu calon mertua, " jawab Melodi mencoba menutupi kegugupan nya di dekat Eros.

" Apa? Calon mertua? " Tanya Eros diiringi senyum yang menyerupai tawa di bibir nya.

" Cobaan apa lagi ini? Kenapa harus senyum selebar itu, aduh...jantung please dong jangan berisik. Takut my face angle denger nanti. " Jantung Melodi makin tidak karuan melihat senyum Eros yang sangat mempesona. Lagi-lagi dia hanya bisa berbicara di dalam hati nya.

" Emang kamu udah pernah ngerasain ketemu sama calon mertua? " Tanya Eros kali ini dengan wajah yang serius.

" Belum sih, tapi mungkin hari ini aku bakal ngerasain deh, " jawab Melodi dengan melemparkan senyum paksa nya kepada Eros.

Eros pun tersenyum kemudian menggelengkan kepala nya mendengar ucapan Melodi barusan.

" Oh ya, sebenernya ada yang mau aku tanyain sama kamu, " ujar Eros.

" Hm? Apa? "

" Kalau kamu nggak mau jawab juga nggak apa-apa, aku cuma penasaran aja liat kamu kemarin duduk di taman sambil hujan-hujanan. Kamu sengaja atau gimana? " Tanya Eros yang penasaran tentang pertemuan pertamanya dengan Melodi kemarin di taman.

" Oh itu, aku abis putus, konyol ya...jawaban ku? " ujar Melodi yang merasa sangat konyol mengingat kejadian kemarin yang ia lakukan demi menangisi laki-laki pengkhianat itu.

" Oh, maaf...nggak kok, kamu nggak konyol...kalau kamu nggak keberatan, boleh kok cerita atau curhat sama aku, tapi kayak nya aku yang lebih konyol deh Mel, " ucap Eros sambil mengerutkan dahi nya.

" Hah? Kenapa? " Tanya Melodi yang sedikit bingung dengan perkataan Eros.

" Ya, kita kan baru kenal, jadi ya konyol aja gitu kalau aku nyuruh kamu cerita atau curhat sama aku, iya nggak sih? " ujar Eros sambil menggigit bibir bawah nya.

Melodi menatap Eros dan mulai berfikir keras.

" Ya...ini yang terakhir Mel, kamu bisa kasih tau Eros semua nya, coba ambil hati nya dan kalau kali ini percintaan kamu gagal juga, udah jadikan Eros orang yang terakhir dan tutup hati kamu rapat-rapat untuk yang nama nya laki-laki." Batin Melodi.

Akhirnya Melodi memutuskan untuk menceritakan semua nya kepada Eros, bahkan tentang masa lalu nya. Ia mencoba membuka hati untuk kali terakhir nya.

" Jadi gitu ceritanya Ros, sebenernya kalau di bilang takut jatuh cinta lagi atau trauma dan semacam nya. Jujur sih enggak, cuman yang aku rasain adalah, aku capek aja Ros dengan semua pengalaman buruk ku itu. Aku merasa itu semua kesalahan ku, karena aku nggak bisa menjaga hubungan ku biar tetap utuh, bahkan sampai pasangan ku nyaman dengan orang lain. Mungkin titik terbesar nya ada sama diri ku, " ujar Melodi panjang lebar dan membuat Eros kini menatap Melodi dengan tatapan kagum.

" Jujur, aku salut sih sama kamu. Kamu mau tau rahasia terbesar ku? " Tanya Eros dengan tiba-tiba.

Melodi menatap Eros dan mengangguk mengiyakan perkataan Eros.

" Sebenernya...aku sedikit takut jatuh cinta, bahkan aku belum pernah pacaran, " ungkap Eros pada Melodi hingga membuat Melodi terkejut.

" Nggak, nggak, nggak mungkin kamu belum pernah pacaran, kamu bohong pasti. Nggak, aku nggak percaya, " Melodi tidak mempercayai perkataan Eros yang terdengar sangat mustahil itu.

" Serius, itu semua karena aku takut, aku takut nantinya akan berakhir seperti papa ku yang pergi begitu saja meninggalkan aku dan mama ku. Aku nggak mau, dan aku adalah saksi hidup mama, aku tau gimana mama berjuang sendiri buat ngebesarin aku Mel, darah papa mengalir di darah aku, jadi itu alasan aku selama ini nggak mau pacaran. " Jelas Eros yang kini membuat Melodi merasa sedih mendengar cerita nya.

Tanpa terasa Melodi menjatuhkan air mata nya. Ia menatap Eros begitu dalam, baru kali ini Melodi bertemu dengan laki-laki semalang Eros. Melodi selalu berfikir bahwa diri nya lah yang selama ini selalu merasakan rasa sakit. Namun setelah Melodi mendengar kisah hidup Eros, Melodi tau bahwa setiap orang memiliki rasa sakit nya sendiri, dengan cerita mereka sendiri.

" Pendewasaan, " ucap Melodi sambil menyeka air mata nya.

Eros menoleh ke arah Melodi dan melihat Melodi yang sedang menyeka air mata nya.

" Kamu nangis? " Tanya Eros.

" Kamu dewasa karena rasa sakit, setiap orang berhak bahagia, begitupun kamu Ros. Rasa sakit selalu datang saat aku melihat orang yang aku cintai bahagia bersama orang lain. Tapi rasa sakit kamu itu beda, kamu berhak buat mencintai bahkan dicintai Ros. Jadi aku berharap, kelak kamu akan mendapatkan seseorang yang tepat buat kamu, " ucap Melodi dengan melemparkan senyuman ke arah Eros.

Eros menatap Melodi dan membalas senyuman Melodi. Eros merasakan ada yang aneh di dalam diri nya.

" Kamu Mel, aku belum pernah seterbuka ini sama wanita. Baru kamu dan mungkin cuma kamu Mel " Eros berbicara dalam hati nya sambil menatap Melodi penuh dengan arti.

Awal nya Eros berfikir pertemuan nya dengan Melodi hanyalah sebuah kebetulan. Dan ia tidak pernah berfikir untuk menjadikan Melodi orang yang istimewa. Tapi hari ini, Melodi yang baru dua kali bertemu dengan nya itu sudah membuat hati Eros goyah dan mulai memberanikan dirinya untuk menetap kan hati nya kepada Melodi.

Jangan lupa klik tombol Like, Komentar dan Favorit ya... Terimakasih untuk dukungannya... 🙏🙏

Terpopuler

Comments

ngabdann

ngabdann

tatap aku juga dong Eros, biar gantengmu nular ke aku 😱😨😱😨😱😨

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Pertama
2 Bab 2 Penawaran
3 Bab 3 Menerima Penawaran
4 Bab 4 Saling Terbuka
5 Bab 5 Hari Istimewa
6 Bab 6 Seperti Mimpi
7 Bab 7 Tidak Terduga
8 Bab 8 Takdir Dan Pengorbanan
9 Bab 9 Terlalu Sakit
10 Bab 10 Menerima Takdir
11 Bab 11 Menahan Sakit
12 Bab 12 Hari H " Arman dan Dewi "
13 Bab 13 Perjodohan dan Ketidakberdayaan
14 Bab 14 Khawatir
15 Bab 15 Maaf..!! ( Karena telah berbohong )
16 Bab 16 Menerima Perjodohan
17 Bab 17 Hal Yang Tidak Terduga
18 Bab 18 Amarah
19 Bab 19 Lepaskan, namun Menyakitkan
20 Bab 20 Meyakinkan
21 Bab 21 Dengan berpura-pura
22 Bab 22 Perubahan Membawa Luka
23 Bab 23 The Day
24 Bab 24 Penyesuaian
25 Bab 25 Sepasang Mata
26 Bab 26 Menunggu
27 Bab 27 Ceroboh
28 Bab 28 Waktu yang Terlewatkan
29 Bab 29 Kenangan Pahit Terulang
30 Bab 30 Kenyataan yang Menyakitkan
31 Bab 31 Kesedihan yang Mendalam
32 Bab 32 Khawatir
33 Bab 33 Seseorang yang Telah Kembali
34 Bab 34 Sulit Untuk di Jelaskan
35 Bab 35 Lelah
36 Bab 36 Putus Asa
37 Bab 37 Bukan Malam Pertama, Seperti Malam Pertama
38 Bab 38 Penjelasan
39 Bab 39 proposed
40 Bab 40 Keterpaksaan
41 Bab 41 Kembali Rapuh
42 Bab 42 Untuk Siapa Hati Itu?
43 Bab 43 Kehadiran yang Tidak di Harapkan
44 Bab 44 Mencari Kepastian
45 Bab 45 Membuat Pilihan
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Belajar Mencintai
48 Bab 48 Kalut
49 Bab 49 Rumah Baru
50 Bab 50 Berita Baik
51 Bab 51 Sikap yang Berubah
52 Bab 52 Mencarimu
53 Bab 53 Tidak Percaya
54 Bab 54 Tidak Bisa Menerima
55 Bab 55 Berencana
56 Bab 56 Terkuak
57 Bab 57 Menyadari
58 Bab 58 Untuk Menjaga mu
59 Bab 59 Tidak Berperasaan
60 Bab 60 Berlari
61 Bab 61 Berhati-hati
62 Bab 62 Ingin Memiliki
63 Bab 63 Marah dan Kecewa
64 Bab 64 Hancur
65 Bab 65 Frustasi
66 Bab 66 Serba Salah
67 Bab 67 Rencana Lain
68 Bab 68 Menggemaskan
69 Bab 69 Berkat Seorang Sahabat
70 Bab 70 Sudah menjadi Kebiasaan
71 Bab 71 Ingin Memastikan
72 Bab 72 Ungkapan Kekecewaan
73 Bab 73 Perangkap
74 Bab 74 Kepercayaan
75 Bab 75 Menikmati Hari Libur
76 Bab 76 Bersamamu
77 Bab 77 Memaafkan
78 Bab 78 Keyakinan
79 Bab 79 Sakit
80 Bab 80 Merasa Cemburu
81 Bab 81 Bersikap Tegas
82 Bab 82 Keputusan yang Salah
83 Bab 83 Berbohong
84 Bab 84 Menceritakan
85 Bab 85 Berpisah Sementara
86 Bab 86 Perubahan
87 Bab 87 Ada Rasa
88 Bab 88 Mengutarakan
89 Bab 89 Tiba-tiba
90 Bab 90 Terjadi Sesuatu
91 Bab 91 Berusaha Bersama
92 Bab 92 Saling Menguatkan
93 Bab 93 Tertangkap
94 Bab 94 Kebahagian yang Datang
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Pertama
2
Bab 2 Penawaran
3
Bab 3 Menerima Penawaran
4
Bab 4 Saling Terbuka
5
Bab 5 Hari Istimewa
6
Bab 6 Seperti Mimpi
7
Bab 7 Tidak Terduga
8
Bab 8 Takdir Dan Pengorbanan
9
Bab 9 Terlalu Sakit
10
Bab 10 Menerima Takdir
11
Bab 11 Menahan Sakit
12
Bab 12 Hari H " Arman dan Dewi "
13
Bab 13 Perjodohan dan Ketidakberdayaan
14
Bab 14 Khawatir
15
Bab 15 Maaf..!! ( Karena telah berbohong )
16
Bab 16 Menerima Perjodohan
17
Bab 17 Hal Yang Tidak Terduga
18
Bab 18 Amarah
19
Bab 19 Lepaskan, namun Menyakitkan
20
Bab 20 Meyakinkan
21
Bab 21 Dengan berpura-pura
22
Bab 22 Perubahan Membawa Luka
23
Bab 23 The Day
24
Bab 24 Penyesuaian
25
Bab 25 Sepasang Mata
26
Bab 26 Menunggu
27
Bab 27 Ceroboh
28
Bab 28 Waktu yang Terlewatkan
29
Bab 29 Kenangan Pahit Terulang
30
Bab 30 Kenyataan yang Menyakitkan
31
Bab 31 Kesedihan yang Mendalam
32
Bab 32 Khawatir
33
Bab 33 Seseorang yang Telah Kembali
34
Bab 34 Sulit Untuk di Jelaskan
35
Bab 35 Lelah
36
Bab 36 Putus Asa
37
Bab 37 Bukan Malam Pertama, Seperti Malam Pertama
38
Bab 38 Penjelasan
39
Bab 39 proposed
40
Bab 40 Keterpaksaan
41
Bab 41 Kembali Rapuh
42
Bab 42 Untuk Siapa Hati Itu?
43
Bab 43 Kehadiran yang Tidak di Harapkan
44
Bab 44 Mencari Kepastian
45
Bab 45 Membuat Pilihan
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Belajar Mencintai
48
Bab 48 Kalut
49
Bab 49 Rumah Baru
50
Bab 50 Berita Baik
51
Bab 51 Sikap yang Berubah
52
Bab 52 Mencarimu
53
Bab 53 Tidak Percaya
54
Bab 54 Tidak Bisa Menerima
55
Bab 55 Berencana
56
Bab 56 Terkuak
57
Bab 57 Menyadari
58
Bab 58 Untuk Menjaga mu
59
Bab 59 Tidak Berperasaan
60
Bab 60 Berlari
61
Bab 61 Berhati-hati
62
Bab 62 Ingin Memiliki
63
Bab 63 Marah dan Kecewa
64
Bab 64 Hancur
65
Bab 65 Frustasi
66
Bab 66 Serba Salah
67
Bab 67 Rencana Lain
68
Bab 68 Menggemaskan
69
Bab 69 Berkat Seorang Sahabat
70
Bab 70 Sudah menjadi Kebiasaan
71
Bab 71 Ingin Memastikan
72
Bab 72 Ungkapan Kekecewaan
73
Bab 73 Perangkap
74
Bab 74 Kepercayaan
75
Bab 75 Menikmati Hari Libur
76
Bab 76 Bersamamu
77
Bab 77 Memaafkan
78
Bab 78 Keyakinan
79
Bab 79 Sakit
80
Bab 80 Merasa Cemburu
81
Bab 81 Bersikap Tegas
82
Bab 82 Keputusan yang Salah
83
Bab 83 Berbohong
84
Bab 84 Menceritakan
85
Bab 85 Berpisah Sementara
86
Bab 86 Perubahan
87
Bab 87 Ada Rasa
88
Bab 88 Mengutarakan
89
Bab 89 Tiba-tiba
90
Bab 90 Terjadi Sesuatu
91
Bab 91 Berusaha Bersama
92
Bab 92 Saling Menguatkan
93
Bab 93 Tertangkap
94
Bab 94 Kebahagian yang Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!