Bab 2 Penawaran

****

Sesampainya di kedai kopi, Melodi turun dari mobil Eros dan berjalan masuk ke dalam kedai kopi tersebut.

Di tempat lain.

Eros memarkirkan mobil nya di dekat kedai kopi tersebut, lalu ia berjalan ke arah kedai kopi itu. Ia masuk ke dalam dan melihat Melodi yang sudah duduk di sudut ruangan dekat jendela kedai tersebut.

Eros memesan kopi dan camilan lalu membawanya ke meja yang saat ini di tempati oleh melodi. Ia menarik bangku yang ada di hadapan melodi dan mulai duduk berhadap-hadapan dengan Melodi.

" Lho? Kamu?? Ngapain kamu di sini? " Tanya Melodi sambil menaruh cangkir kopi yang hampir ia minum, namun tidak jadi karena kedatangan Eros yang tiba-tiba itu.

" Saya takut kamu kenapa-kenapa, saya malah jadi nggak tenang. Jadi yaudah saya di sini aja ya nemenin kamu, nanti kalo kamu udah mau pulang bilang aja, nanti saya anterin " jawab Eros mencoba menjelaskan kekhawatiran nya kepada Melodi.

Melodi menaikkan kedua alisnya, dan menatap Eros dengan terheran-heran. Lalu ia kembali meminum kopi nya yang tadi belum sempat ia minum itu.

" Oh ya , kayaknya nggak enak deh kalo manggil nya saya, kamu gitu. Gimana kalo kita kenalan aja, nama saya Eros," usul Eros sambil mengulurkan tangan kanannya ke arah Melodi.

" Saya Melodi, salam kenal emmph..," ujar Melodi menjabat tangan kanan Eros.

" Panggil Eros aja Mel," ucap Eros yang membuat Melodi menjadi tersipu, karna ia memanggil nama Melodi.

Melodi mengangguk sambil tersenyum ke arah Eros.

" Mimpi apa aku semalem, ketemu malaikat setampan ini, baik pula " batin Melodi.

Lalu mereka berdua pun melanjutkan obrolan mereka. Dan mereka berdua juga saling bertukar nomor telfon.

Waktu berlalu begitu cepat, langit sore sudah berubah warna menjadi gelap. Karna terlalu asyik mereka mengobrol, bahkan mereka tidak menyadari bahwa langit sudah semakin gelap.

Eros melihat ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya itu. Ia terkejut saat melihat jam yang ada di tangannya menunjukkan pukul 20.30 malam.

" Mel, kayaknya udah malem ini, aku anter pulang ya," ujar Eros kepada Melodi sambil menunjukan jam yang ada di pergelangan tangannya itu.

" Yaudah ayo," ucap Melodi mengiyakan ajakan Eros.

Mereka berjalan keluar dari kedai kopi itu, Melodi berjalan sedikit di belakang Eros. Ia mengikuti langkah kaki Eros sambil sesekali melihat punggung Eros yang bidang itu dari belakang.

" Bidang banget, " batin Melodi.

Lalu tiba-tiba Eros menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Melodi. Saat itu Melodi tidak menyadari langkah kaki Eros yang sudah terhenti, dan seketika itu juga Melodi menabrak tubuh Eros yang bidang itu.

Melodi menutup matanya dan membukanya kembali, lalu ia mendongakkan kepalanya dan betapa terkejut nya Melodi, ketika ia menyadari betapa dekatnya wajah Eros dengan wajahnya.

" Eh, maaf-maaf Ros aku nggak liat kamu, soalnya kamu tiba-tiba berhenti di depan aku," ucap Melodi sambil menjauhkan wajahnya dari Eros.

Eros tersenyum tipis melihat tingkah Melodi, lalu ia membukakan pintu mobilnya untuk Melodi dan mempersilahkan Melodi masuk ke dalam mobil nya.

Setelah masuk ke dalam mobil, Melodi menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Ia merasa begitu malu, dan saat Eros mulai masuk ke dalam mobil nya. Melodi dengan sigap membuka kedua tangan yang menutupi wajah nya itu. Dan mulai sibuk mengenakan sabuk pengamannya.

" Jadi kita ke arah mana ini? " Tanya Eros yang sudah menyalakan mesin mobilnya itu.

" Keluar dari sini belok kiri, nanti lurus aja. Ntar di kanan jalan ada perumahan, nyebrang terus masuk ke dalem," jelas Melodi dengan wajah yang masih terlihat sedikit merona.

Eros pun mengendarai mobilnya dengan sangat berhati-hati.

" Kamu sibuk apa Mel? " Tanya Eros dengan posisi tetap fokus melihat jalan di sekitarnya.

" Aku baru kelar kuliah, pengen cari kerjaan tapi masih belum tau mau ngelamar kerja dimana," jawab Melodi sambil mengeluarkan handphone yang ada di dalam tas miliknya.

" Emang tadi nya kamu kuliah ngambil jurusan apa? " Tanya Eros yang terlihat excited mendengar jawaban Melodi.

" Aku ambil jurusan Fashion Design, " jawab Melodi dengan sangat percaya diri.

" Wah, berarti kamu cukup tau fashion dong Mel? " Eros pun makin semangat bertanya kepada Melodi.

" Yah begitulah, tapi aku masih bingung mau kemana, " ujar Melodi yang terlihat murung.

" Loh? Kenapa emang? Bakat kamu itu tinggal di kembangin aja lho, " Tanya Eros yang penasaran mengapa Melodi terlihat begitu murung.

" Masalah nya, oma sama papa ku tuh sering banget bilang ke aku, ``kamu tuh perempuan, nggak usah sekolah tinggi-tinggi. Toh nanti ujung-ujungnya kamu di dapur, masak buat suami kamu. Biarin suami kamu yang kerja cari uang, kamu duduk manis aja di rumah.`` Mereka selalu bilang begitu. Ehh maaf ya, malah jadi curhat, " jelas Melodi yang tidak sadar malah bercerita tentang kisah nya pada Eros yang baru ia kenal beberapa jam yang lalu itu.

" Emmppp, gak apa-apa Mel, boleh kok curhat sama aku. Tapi ya sangat di sayangkan sih oma sama papa kamu punya pemikiran seperti itu. Padahal, nggak semua perempuan itu harus di dapur lho, buktinya mama ku. Dia bisa bangun perusahaan nya dari nol, berawal dari hobi nya mama ku yang suka banget maskeran, mama ku sampe bikin-bikin sendiri masker herbal gitu, dan sekarang udah punya brand sendiri, " ujar Eros yang kemudian menceritakan tentang Dewi pada Melodi.

" Wah, hebat ya mama kamu, itu nyebrang ke kanan Ros, " ucap Melodi sambil menunjukkan arah kepada Eros.

" Iya, kamu mau aku kenalin ke mama ku? " Tanya Eros dengan tiba-tiba.

" Hah?? Buat apa?? " Tanya Melodi terkejut dengan tawaran Eros.

" Ya nggak apa-apa, kamu kan jurusan Fashion Design, nah kayak nya nggak masalah tuh kalau di gabung sama bisnis kecantikan. Kamu bisa bantu mama aku buat design kemasan produk baru yang bakal mama ku luncurkan, " Eros memberikan tawaran yang cukup menarik kepada Melodi.

Melodi terdiam dan mulai memikirkan tawaran Eros.

" Ini bisa jadi kesempatan emas nih, siapa tau aku bisa nemuin passion aku di sini, " batin Melodi.

" Gimana Mel? " Tanya Eros, yang membuat Melodi tersadar dari lamunan nya.

" Eh, iya...itu belok kiri Ros, berhenti depan pager abu-abu itu ya, " Melodi tersadar dan langsung menunjukan arah rumah nya.

" Ok, jadi gimana Mel tawaran ku barusan? " Eros kembali bertanya sembari menghentikan mobil nya.

" Emphh boleh kan aku jawab nanti? Biar aku pikirin mateng-mateng dulu, nanti aku kabarin kamu deh, " jawab Melodi yang tidak ingin terlalu cepat untuk mengambil sebuah keputusan.

Eros mengangguk, ia mengerti maksud Melodi, kemudian Melodi turun dari mobil Eros. Mereka sama-sama melambaikan tangannya dan Eros melajukan mobil nya. Setelah menunggu mobil Eros pergi hingga sudah tidak terlihat lagi, Melodi pun langsung masuk ke dalam rumah nya.

Jangan lupa klik tombol Like, Komentar dan Favorit ya... Terimakasih untuk dukungannya... 🙏🙏

Terpopuler

Comments

ngabdann

ngabdann

semangat kakak thor 😉🙃💪💪

2021-09-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Pertama
2 Bab 2 Penawaran
3 Bab 3 Menerima Penawaran
4 Bab 4 Saling Terbuka
5 Bab 5 Hari Istimewa
6 Bab 6 Seperti Mimpi
7 Bab 7 Tidak Terduga
8 Bab 8 Takdir Dan Pengorbanan
9 Bab 9 Terlalu Sakit
10 Bab 10 Menerima Takdir
11 Bab 11 Menahan Sakit
12 Bab 12 Hari H " Arman dan Dewi "
13 Bab 13 Perjodohan dan Ketidakberdayaan
14 Bab 14 Khawatir
15 Bab 15 Maaf..!! ( Karena telah berbohong )
16 Bab 16 Menerima Perjodohan
17 Bab 17 Hal Yang Tidak Terduga
18 Bab 18 Amarah
19 Bab 19 Lepaskan, namun Menyakitkan
20 Bab 20 Meyakinkan
21 Bab 21 Dengan berpura-pura
22 Bab 22 Perubahan Membawa Luka
23 Bab 23 The Day
24 Bab 24 Penyesuaian
25 Bab 25 Sepasang Mata
26 Bab 26 Menunggu
27 Bab 27 Ceroboh
28 Bab 28 Waktu yang Terlewatkan
29 Bab 29 Kenangan Pahit Terulang
30 Bab 30 Kenyataan yang Menyakitkan
31 Bab 31 Kesedihan yang Mendalam
32 Bab 32 Khawatir
33 Bab 33 Seseorang yang Telah Kembali
34 Bab 34 Sulit Untuk di Jelaskan
35 Bab 35 Lelah
36 Bab 36 Putus Asa
37 Bab 37 Bukan Malam Pertama, Seperti Malam Pertama
38 Bab 38 Penjelasan
39 Bab 39 proposed
40 Bab 40 Keterpaksaan
41 Bab 41 Kembali Rapuh
42 Bab 42 Untuk Siapa Hati Itu?
43 Bab 43 Kehadiran yang Tidak di Harapkan
44 Bab 44 Mencari Kepastian
45 Bab 45 Membuat Pilihan
46 Bab 46 Keputusan
47 Bab 47 Belajar Mencintai
48 Bab 48 Kalut
49 Bab 49 Rumah Baru
50 Bab 50 Berita Baik
51 Bab 51 Sikap yang Berubah
52 Bab 52 Mencarimu
53 Bab 53 Tidak Percaya
54 Bab 54 Tidak Bisa Menerima
55 Bab 55 Berencana
56 Bab 56 Terkuak
57 Bab 57 Menyadari
58 Bab 58 Untuk Menjaga mu
59 Bab 59 Tidak Berperasaan
60 Bab 60 Berlari
61 Bab 61 Berhati-hati
62 Bab 62 Ingin Memiliki
63 Bab 63 Marah dan Kecewa
64 Bab 64 Hancur
65 Bab 65 Frustasi
66 Bab 66 Serba Salah
67 Bab 67 Rencana Lain
68 Bab 68 Menggemaskan
69 Bab 69 Berkat Seorang Sahabat
70 Bab 70 Sudah menjadi Kebiasaan
71 Bab 71 Ingin Memastikan
72 Bab 72 Ungkapan Kekecewaan
73 Bab 73 Perangkap
74 Bab 74 Kepercayaan
75 Bab 75 Menikmati Hari Libur
76 Bab 76 Bersamamu
77 Bab 77 Memaafkan
78 Bab 78 Keyakinan
79 Bab 79 Sakit
80 Bab 80 Merasa Cemburu
81 Bab 81 Bersikap Tegas
82 Bab 82 Keputusan yang Salah
83 Bab 83 Berbohong
84 Bab 84 Menceritakan
85 Bab 85 Berpisah Sementara
86 Bab 86 Perubahan
87 Bab 87 Ada Rasa
88 Bab 88 Mengutarakan
89 Bab 89 Tiba-tiba
90 Bab 90 Terjadi Sesuatu
91 Bab 91 Berusaha Bersama
92 Bab 92 Saling Menguatkan
93 Bab 93 Tertangkap
94 Bab 94 Kebahagian yang Datang
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Pertama
2
Bab 2 Penawaran
3
Bab 3 Menerima Penawaran
4
Bab 4 Saling Terbuka
5
Bab 5 Hari Istimewa
6
Bab 6 Seperti Mimpi
7
Bab 7 Tidak Terduga
8
Bab 8 Takdir Dan Pengorbanan
9
Bab 9 Terlalu Sakit
10
Bab 10 Menerima Takdir
11
Bab 11 Menahan Sakit
12
Bab 12 Hari H " Arman dan Dewi "
13
Bab 13 Perjodohan dan Ketidakberdayaan
14
Bab 14 Khawatir
15
Bab 15 Maaf..!! ( Karena telah berbohong )
16
Bab 16 Menerima Perjodohan
17
Bab 17 Hal Yang Tidak Terduga
18
Bab 18 Amarah
19
Bab 19 Lepaskan, namun Menyakitkan
20
Bab 20 Meyakinkan
21
Bab 21 Dengan berpura-pura
22
Bab 22 Perubahan Membawa Luka
23
Bab 23 The Day
24
Bab 24 Penyesuaian
25
Bab 25 Sepasang Mata
26
Bab 26 Menunggu
27
Bab 27 Ceroboh
28
Bab 28 Waktu yang Terlewatkan
29
Bab 29 Kenangan Pahit Terulang
30
Bab 30 Kenyataan yang Menyakitkan
31
Bab 31 Kesedihan yang Mendalam
32
Bab 32 Khawatir
33
Bab 33 Seseorang yang Telah Kembali
34
Bab 34 Sulit Untuk di Jelaskan
35
Bab 35 Lelah
36
Bab 36 Putus Asa
37
Bab 37 Bukan Malam Pertama, Seperti Malam Pertama
38
Bab 38 Penjelasan
39
Bab 39 proposed
40
Bab 40 Keterpaksaan
41
Bab 41 Kembali Rapuh
42
Bab 42 Untuk Siapa Hati Itu?
43
Bab 43 Kehadiran yang Tidak di Harapkan
44
Bab 44 Mencari Kepastian
45
Bab 45 Membuat Pilihan
46
Bab 46 Keputusan
47
Bab 47 Belajar Mencintai
48
Bab 48 Kalut
49
Bab 49 Rumah Baru
50
Bab 50 Berita Baik
51
Bab 51 Sikap yang Berubah
52
Bab 52 Mencarimu
53
Bab 53 Tidak Percaya
54
Bab 54 Tidak Bisa Menerima
55
Bab 55 Berencana
56
Bab 56 Terkuak
57
Bab 57 Menyadari
58
Bab 58 Untuk Menjaga mu
59
Bab 59 Tidak Berperasaan
60
Bab 60 Berlari
61
Bab 61 Berhati-hati
62
Bab 62 Ingin Memiliki
63
Bab 63 Marah dan Kecewa
64
Bab 64 Hancur
65
Bab 65 Frustasi
66
Bab 66 Serba Salah
67
Bab 67 Rencana Lain
68
Bab 68 Menggemaskan
69
Bab 69 Berkat Seorang Sahabat
70
Bab 70 Sudah menjadi Kebiasaan
71
Bab 71 Ingin Memastikan
72
Bab 72 Ungkapan Kekecewaan
73
Bab 73 Perangkap
74
Bab 74 Kepercayaan
75
Bab 75 Menikmati Hari Libur
76
Bab 76 Bersamamu
77
Bab 77 Memaafkan
78
Bab 78 Keyakinan
79
Bab 79 Sakit
80
Bab 80 Merasa Cemburu
81
Bab 81 Bersikap Tegas
82
Bab 82 Keputusan yang Salah
83
Bab 83 Berbohong
84
Bab 84 Menceritakan
85
Bab 85 Berpisah Sementara
86
Bab 86 Perubahan
87
Bab 87 Ada Rasa
88
Bab 88 Mengutarakan
89
Bab 89 Tiba-tiba
90
Bab 90 Terjadi Sesuatu
91
Bab 91 Berusaha Bersama
92
Bab 92 Saling Menguatkan
93
Bab 93 Tertangkap
94
Bab 94 Kebahagian yang Datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!